%2811%29_SUMARGO

download %2811%29_SUMARGO

If you can't read please download the document

Transcript of %2811%29_SUMARGO

ANALISIS PENGEMBANGAN UP-DOWN MENJADI SEMI UP-DOWN CONSTRUCTION METHOD PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG PUSAT RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG Analysis of UP-DOWN into SEMI UP-DOWN CONSTRUCTION METHOD Development On Construction Project of Santo Borromeus Central Hospital Building, BandungSumargo 1) , Ahmad Sofyan 1), Asep Budiana 2), Dwijo Agus Utomo 3) Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung, email: [email protected] 2) Staf PT. Pembangunan Perumahan (PT. PP) 3) Alumni Jurusan Teknik Sipil UNJANI

1)

ABSTRACTConstruction method sometimes is neglected resource in a project of construction. In general the contractor conduct the thrift at the transportation cost added by materials wich tend to decrease the quality, in fact it could be avoided if there is an innovation in construction method. This matter requires the existence of a modification from an execution method by reviewing the design in order to maximize the performace of construction. So that development of a project construction can be executed effectively and efficiently. One of the innovation is Semi Up-down construction method, that is innovated by PT. PP (Persero) Branch IV West Java. Wich is the development of the Up-down method. Int this method, the sub structure and upper structure were constructed simultaneously with some modifications for several work, such as soil cutting, retaining wall and some other conditional work that could be modified for effective and efficiently. This method has been applied at the development of Building Center of Santo Borromeus Hospital Bandung, and resulted in cost effectiveness about 7 % for structural construction with 50 % time construction faster than conventional method. Structural construction cost was Rp. 12.043.356.867,00 and Rp. 11.171.640.502,00 for conventional and semi up-down method, respectively. Construction time with semi up-down method was about 1 year and could double with conventional method. Keywords : open cut, up-down construction, semi up-down construction, efficiency

PENDAHULUANProyek Kontruksi merupakan rangkaian kegiatan untuk menghasilkan suatu fasilitas fisik (Bangunan) dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki, yaitu Man (Tenaga Kerja), Machines (Peralatan), Materials (Bahan), Methods (Metode), Money (Dana), yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu dengan rancangan dan spesifikasi yang telah disepakati sebelumnya. Keberhasilan suatu proyek konstruksi, salah satunya ditentukan oleh kemampuan manajemen dalam mengolah sumber daya yang tersedia dengan baik. Dalam pembangunan gedung bertingkat, selain ditinjau dari segi fungsional juga perlu diperhatikan dari segi estetika, struktural dan ekonomis. Tentunya harus direncanakan dan dibuat dengan berbagai alternatif untuk menentukan bentuk struktural yang akan dibangun, supaya memenuhi unsur kekuatan struktur, keindahan bangunan dapat memberikan kenikmatan, kenyamanan, efisiensi biaya, efisiensi waktu dan kemudahan dalam pelaksanaan.

Kontraktor dituntut untuk bisa melaksanakan proyek dan mengambil keuntungan dengan biaya yang hemat dan waktu yang relatif singkat sedangkan sumber daya Man (Tenaga Kerja), Machines (Peralatan), Materials (Bahan) dan Money (Dana) yang tersedia telah merata dan hampir sama. Sebagai dampak dari tuntutan akan kebutuhan bangunan seperti disebutkan diatas maka timbulah tuntutan kemajuan teknologi sehingga muncul berbagai inovasi demi mencapai suatu hasil yang maksimal dengan biaya yang relatif hemat, inovasi tersebut meliputi perencanaan struktur dan pelaksanaan konstruksi/metode pelaksanaan yang juga merupakan sumber daya yang terkadang terabaikan dalam suatu poyek konstruksi. Banyak alternatif yang bisa diambil untuk melaksanakan proyek di lapangan diantaranya pelaksanaan dengan metode konvensional (open cut), metode cut and cover, metode up down yang tentunya disesuaikan dengan kondisi medan yang ada. Meskipun demikian tidak ada desain yang sempurna karena dalam pelaksanaan di lapangan selalu timbul permasalahan yang sebelumnya tidak

176

Analisis Pengembangan Up-down Menjadi Semi Up-down (Sumargo, dkk)

terprediksikan dalam perencanaan. Hal ini menuntut adanya suatu modifikasi dari suatu metode dengan mereview design untuk kepentingan pemilik sehingga dapat memaksimalkan performance dari gedung itu sendiri dan pembangunan proyek dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Salah satunya pada pembangunan Gedung Pusat Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung yang merupakan salah satu proyek bangunan gedung bertingkat guna memenuhi kebutuhan masyarakat kota Bandung secara cepat akan sarana kesehatan yang memadai. Proyek tersebut dilaksanakan dengan sistem Semi Up-Down Construction Method yang merupakan modifikasi/pengembangan dari sistem Up-Down Construction Method yang diharapkan proyek selesai tepat pada waktunya dengan biaya yang lebih efisien. Studi ini dimaksudkan untuk mengevaluasi Metode konstruksi Semi Up-Down yang diterapkan pada proyek Gedung Pusat RS. Santo Borromeus Bandung sehingga dapat diketahui seberapa jauh efisiensi waktu dan biaya pelaksanaan jika dibandingkan dengan metode up-down dan konvensional (open cut), mengingat metode tersebut merupakan hasil inovasi dan pelaksanaannya masih jarang dilaksanakan di Indonesia.

permukaan sampai dengan tanah dasar basement. Pekerjaan konstruksi dilakukan mulai dari tanah dasar dilanjutkan ke atas. Biasanya metode ini diterapkan pada konstruksi terowongan (Tunnel Construction), misalnya konstruksi rel kereta api bawah tanah, saluran air bawah tanah pada daerah perkotaan yang padat. Metode ini cocok diterapkan pada lahan yang sempit atau kondisi tanah jelek/sedang. c) Metode Konstruksi Up-down Pada prinsipnya pelaksanaan metode ini dimulai dari lantai dasar (ground floor) dan berakhir pada lantai basement. Sebelum penggalian dilakukan pemasangan dinding penahan tanah berupa dinding diafragma terlebih dahulu. Pada metode ini diperlukan teknik pelaksanaan yang khusus karena pekerjaannya berbeda tidak seperti pada metode konvensional.

Metode Konstruksi Up-Down dan Konsep DasarDalam pelaksanaan metode konstruksi Updown struktur bawah atau basement dilakukan secara bersamaan dengan struktur atas (upper Structure) sehingga berbeda dengan metode yang diterapkan dalam sistem konvensional dimana struktur atas dapat dikerjakan setelah struktur bawah telah benarbenar selesai dikerjakan. Ketika pelaksanaan pada struktur bawah berlangsung pada struktur atas pun kegiatan pembangunan berlangsung pula. Karena urutan pekerjaan yang berbeda dengan urutan pekerjaan yang umum dilakukan, maka diperlukan beberapa teknik khusus dan peralatan yang pengendalian prosesnya dalam proyek secara umum berbeda dengan yang dilakukan pada metode konvensional. Untuk mempercepat bangunan bagian atas dalam Up-down Construction Method sebaiknya struktur bagian bawah dibuat dari baja. Pada metode ini tiang pondasi dipasang kemudian struktur bagian atas didirikan bersamaan dengan penggalian ruangan dari lantai dasar ke bawah. Metode ini memungkinkan upper structure dimulai lebih awal. Pendorong utama dalam menggunakan metode ini dalam suatu proyek adalah apabila jadwal waktu pelaksanaan sebagai faktor utama dibandingkan dengan biaya, misalnya bangunan untuk penyewa yang harus beroperasi pada waktu tertentu. Metode Up-down pada proyek konstruksi lebih efektif apabila diterapkan pada proyek yang memiliki setidaknya 3 (tiga) tingkat bangunan ke bawah basement atau 10 m [Nova, 2002]. Adapun faktor penting lainnya yang harus dipertimbangkan termasuk kondisi tanah, susunan tempat dan garasi. Metode ini cocok untuk diterapkan pada proyek

TINJAUAN PUSTAKA Metode KonstruksiUntuk menunjang efisiensi dan efektifitas dalam pembangunan perlu dipertimbangkan metode konstruksi yang diterapkan. Ada beberapa metode pelaksanaan konstruksi, antara lain: [Nova, 2002; Kunawatsatit, 1974] a) Metode Bottom Up (Konvensional) Pada metode ini dapat dilaksanakan dengan metode Open Cut. Metode ini merupakan yang paling sederhana yaitu dengan melakukan penggalian dari level permukaan tanah (ground level) sampai pada level kedalaman tanah dasar (base level). Pekerjaan konstruksi dimulai dari level kedalaman tanah dasar berlanjut ke atas sehingga metode ini dikenal dengan metode Bottom-Up. Kemudian lubang galian disekeliling basement diurug. metode ini biasanya digunakan pada proyek yang mempunyai lahan cukup luas dengan kondisi tanah sedang/baik dan jumlah lantai basement kurang dari dua lantai.

b) Metode Cut and Cover Pada metode ini, dilakukan pemasangan dinding penahan tanah berupa Sheet Pile Walls atau Continues Bored Pile Walls. Terlebih dahulu dilakukan penggalian dimulai dari tanah

dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 8, Nomor 2, Juli 2008 : 176 - 188

177

Tabel 1. Pendekatan tipe penahan tanah pada metode Cut & Cover / metode Up-Down [Nunally, 2004]Penahan tanah Soldier Pile Secant Pile Continues Pile Dinding Diafragma Sheet Pile Keadaan tanah Labil berlumpur SPT 0-10 Normal SPT 10 - 15 Jelek Sedang (relatif baik) Berpasir atau clay, kedalaman tanah keras relatif dalam MAT Dangkal Sedang Dalam Dalam Dangkal Steel Dalam Concrete Biaya Middle price Relatif murah Relatif mahal Mahal Relatif murah jika sheet pile dicabut kembali

dengan spesifikasi tanah diberikan pada Tabel 2. Tabel 2. Karakteristik umum tanah lempung [Nunally, 2004]Consistency Hard Very Stiff Stiff Medium (firm) Soft Very Soft N > 30 15 30 8 15 4 8 2 4 2,00 2,08 2,24 1,92 2,08 1,76 1,92 1,60 1,76 1,44 1,60

Strength (kg/cm2) > 4,00 2,0 4,0 1,0 2,0 0,5 1,0 0,25 0,5 0 0,25

ASPEK EKONOMIS DALAM PELAKSANAN KONSTRUKSI SISTEM UP-DOWNFaktor-faktor ekonomis yang mempengaruhi sistem ini adalah : 1. Faktor Biaya, yaitu biaya yang dibutuhkan untuk mewujudkan rencana bangunan tersebut. 2. Faktor Waktu, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pelaksanaan konstruksi bangunan sampai dengan bangunan tersebut dapat berfungsi sesuai dengan rencana penggunanya.

terutama masalah transportasi material ke lokasi proyek. Jika material yang diangkut berada sangat jauh dari lokasi proyek, biaya yang dibutuhkan akan semakin mahal. Untuk lokasi yang terletak berdekatan dengan kawasan pemukiman perlu mendapat perhatian tersendiri. Hal ini disebabkan pemakaian peralatan maupun kendaraan yang diperlukan untuk mengangkut material. 2) Pemilihan Metode Pelaksanaan dan Bahan Untuk membuat bangunan gedung tertentu umumnya terdapat beberapa alternatif cara pelaksanaan dan bahan yang akan dipergunakan. Dengan pemilihan alternatif tersebut masing-masing metode dan bahan mempunyai kelebihan dan kekurangan baik dari segi waktu pelaksanan, biaya maupun ketahanan. Setelah pekerjaan suatu struktur selesai pekerjaan akhir atau finishing juga mempengaruhi biaya, hal ini mengingat tuntutan dari segi estetika dianggap lebih penting khususnya untuk gedunggedung komersil sehingga pemilik memilih dengan mutu yang baik dan mahal. 3) Bentuk Gedung Bangunan gedung yang memiliki bentuk yang tidak beraturan atau mempunyai bentuk yang unik akan memerlukan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan bentuk bangunan gedung sederhana seperti bentuk segi empat. Bentuk bangunan gedung yang tidak beraturan atau unik dilihat dari segi arsitektur mempunyai kelebihan dari segi estetika dibandingkan bentuk sederhana. Dan jika ditinjau dari segi ekonomis bangunan gedung yang tidak beraturan atau unik akan memerlukan biaya yang lebih besar, ini disebabkan perubahan bentuk mempunyai pengaruh yang besar pada penambahan biaya material dan tingkat kesulitan pekerjaan. Dalam kaitannya dengan pengaruh bentuk struktur terdapat 2 faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perkiraan biaya yaitu luas lantai dan jumlah lantai. 4) Jenis Gedung Jenis gedung mempunyai pengaruh terhadap perkiraan biaya yang disebabkan karena muatanmuatan hidup yang bekerja pada masing-masing jenis gedung tersebut berbeda. 5) Faktor Peralatan Pada umumnya pembangunan gedung -gedung dengan ketinggian yang besar akan menggunakan peralatan yang dapat menunjang kelancaran pelaksanaan proyek. Kebutuhan akan peralatan ini disebabkan oleh pengaruh peningkatan ukuran

Faktor BiayaFaktor-faktor yang mempengaruhi biaya pelaksanaan pada konstruksi gedung adalah: [Hartono, 2001; PT.Pembangunan Perumahan, 2004] 1) Lokasi Proyek Akibat lokasi proyek yang berbeda, biaya suatu proyek yang satu dapat berbeda dengan biaya proyek yang lain walaupun bentuk dan ukuran bangunan gedung sama. Maka dalam merencanakan biaya perhitungan dipertimbangkan faktor-faktor kondisi setempat seperti kondisi tanah, kondisi lingkungan dan sebagainya. a. Kondisi Tanah Daya dukung dan kondisi tanah sangat besar pengaruhnya terhadap biaya proyek. Membangun suatu bangunan gedung bertingkat diatas tanah yang mempunyai daya dukung rendah akan memerlukan biaya yang besar untuk membangun pondasi, selain itu pelaksanaannya tidak semudah jika bangunan gedung tersebut dibangun pada lokasi yang memiliki daya dukung tanah yang keras. Keadaan tinggi rendahnya permukaan tanah juga mempengaruhi biaya dari bangunan gedung terutama dalam pekerjaan tanah. Pemanfaatan secara maksimum dari tinggi rendahnya permukaan tanah dapat mengurangi biaya galian dan timbunan. b. Kondisi Lingkungan Kondisi lingkungan dari suatu proyek yang dipilih dapat mempengaruhi besarnya biaya dilihat dari situasi dan kelancaran pelaksanaan proyek. Jika bangunan gedung yang akan dibangun terletak diantara gedung-gedung tinggi akan menyulitkan dalam pelaksanaan pekerjaan misalnya untuk penempatan peralatan seperti tower crane atau dalam pelaksanaan pekerjaan pondasi untuk bangunan gedung yang dibangun dipusat perkotaan perlu diperhatikan kelancaran dari pelaksanaan proyek

dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 8, Nomor 2, Juli 2008 : 176 - 188

179

pekerjaan, kompleksitas pekerjaan yang disertai keinginan penyelesaian pekerjaan secepatnya. tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi ekonomis tidaknya teknologi pelaksanaan bangunan dengan metode Up-down adalah : 1) Kebutuhan material untuk seluruh bangunan. 2) Biaya pelaksanaan konstruksi yang ditentukan oleh waktu pelaksanaan, serta investasi peralatan yang diperlukan. 3) Biaya yang dibutuhkan untuk penyelesaian.

Sebagai akibat adanya faktor-faktor diatas terlihat banyak hubungan dan keterkaitan antara faktor 2) Jumlah dan luas lantai Pembangunan Gedung Kantor Pusat Rumah Sakit Santo Borromeus ini terdiri dari 7 lantai upper ground dan 3 lantai under ground dengan total luas bangunan 15.840 m2 (Gambar 3).

AT AP

LT .7

Faktor WaktuDari segi waktu pelaksanaan, metode Up-down Construction akan lebih memerlukan waktu yang lebih singkat bila dibandingkan dengan metode konvensional. Oleh karenanya akan terdapat selisih waktu pelaksanaan antara metode Up-down dengan metode konvensional yang didapatkan dari penggunaan sistem ini. Bila waktu pelaksanaan dari tiap item pekerjaan dapat dimunculkan maka akan dapat diketahui dengan pasti berapa banyak waktu yang dapat dihemat atau dipercepat dengan metode tersebut.11.340 m2

LT .6

DIREKSI

LT .5

RANAP

LT .4

LT .3

M AR IA EXIST ING BUILDING

LT .2

LT . DASAR

SEMI BAS.

4.500 m2

BASEMENT 1

BASEMENT 2

Gambar 3. Luas Lantai GedungRS. Santo Borromeus

METODOLOGI Data Teknis Dan Lingkup Pekerjaan 1. Data Teknis Proyek pembangunan Gedung Kantor Pusat Rumah Sakit Santo Borromeus terletak di jalan Jl. Ir. H. Juanda No. 100 Bandung (Gambar 2). 1) Lokasi proyek Sebelah timur : Jl. Surya Kencana Sebelah barat : Jl. Ir. H Juanda Sebelah selatan : Jl. Hasanudin Sebelah utara : Dan kondisi fisik bangunannya : Sebelah timur : Kapel (Heritage 1928) Sebelah barat : Gedung Ex. dministrasi (Heritage 1928) Sebelah selatan : Gedung Yosef Sebelah utara : Gedung Maria

Adapun fungsi dari lantai-lantai tersebut yaitu:Nama Lantai Basement 2 Basement 1 Semi Basement Lantai Dasar Lantai 2 Lantai 3 Lantai 4 Lantai 5 Lantai 6 Lantai 7 Atap Fungsi Ruang Genset, Trafo dan Parkir Ruang Kontrol dan Parkir Rekam Medik dan Keuangan Food Court, Ruang Tunggu, Bank Poliklinik, Pendaftaran Rawat Inap Hermodialisa, Stroke Unit, One Day Surgery Rawat Inap Kantor dan Sistem Informasi Meeting Room Ruang Lift, Pompa dan Reservoir

UJL. Surya kencanaL O R A A D M I N R P A G M P R O N A I K K R E I A A R R U C N K D A TU D

LOKASI

2. Lingkup Pelaksanaan Pekerjaan Lingkup pekerjaan pembangunan Gedung Kantor Pusat RS. Santo Borromeus meliputi : a) Pekerjaan Persiapan b) Pekerjaan Tanah c) Pekerjaan Struktur d) Pekerjaan Arsitektur e) Pekerjaan Finishing f) Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal g) Pekerjaan Provisional Sum

PARKIR

JL Ir. H. Juanda

180

Gambar 2. Peta lokasi proyek Gedung Kantor Pusat Analisis Pengembangan Up-down Menjadi Semi Up-down .(Sumargo, dkk)

EMO ST RO KE

RANAP

P0LIKLINIK

YO SEF EXIST ING BUILDING

LO BBY-KO NSES

LO CKER PARKIR

PARKIR

PARKIR

E

K A PELR . K . K R . K R R . K O N S T R E S I O N S E S I O N S E S I O N S E S I

R E

A A U ML P L U A ANRO R . 4

JL

L O B B Y Y O S E F

L O B B Y F FL 0 . 0 0 A FE TA R I A L C

M A R IAR . D I S P L A Y

YO SEF

O B B Y

R . TU N G G U

E L O B B Y R E - L O B B Y N T R A N C E P

R A D IO L O G I

JL.

Cara Penelitian1. Melakukan pengamatan langsung pelaksanaan pekerjaan di lapangan. 2. Mengadakan wawancara langsung dengan pihak pengelola proyek. 3. Mempelajari data-data administrasi, data teknis dan data yang sekiranya diperlukan. 4. Melakukan studi kepustakaan.

PEMBAHASAN DAN ANALISA DATA Perbedaan Mendasar Metode SEMI UP-DOWN Dengan Metode UP-DOWN Dan KonvensionalMetode konstruksi Semi Up-down merupakan pengembangan dari metode up-down karena konsep dasarnya berasal dari metode up-down yaitu pekerjaan struktur bawah dikerjakan bersamaan dengan struktur di atasnya dengan modifikasi pada beberapa pekerjaan, diantaranya: Pekerjaan galian, pada metode up-down dilaksanakan satu tahap per level basement seluas area basement dimodifikasi menjadi 2 tahap dimana tahap pertama galian bagian tengah kemudian dilanjutkan tahap dua ke bagian samping per level basement. Hal ini dilakukan untuk lebih menghemat biaya dengan meniadakan pekerjaan penahan t nah a sekeliling basement, tetapi fungsinyaOpen CutA T A PP A TA A TA P P A TA

digantikan dengan memasang bored piles dengan jarak tidak rapat yang cenderung per as kolom (sebelumnya pada metode up-down dipasang rapat) dan galian bagian tengah dimiringkan 700 serta menunda pekerjaan galian bagian samping untuk membantu bored piles menahan tanah pada saat pekerjaan basement bagian tengah dilaksanakan. Pekerjaan DPT, pada metode up-down dikerjakan dari bawah ke atas dimodifikasi menjadi dikerjakan dari atas kebawah dan dijadikan dinding basement (permanen) sehingga dapat menghemat biaya sedangkan pada metode up-down tidak (ada tambahan pekerjaan dinding basement). Pekerjaan DPT pada metode semi up-down ini sebagai penahan tanah pada saat galian bagian samping. Pekerjaan lain yang kondisional yang juga memungkinkan adanya modifikasi pada elemen struktur bangunan. Untuk lebih jelasnya proses modifikasi dari metode up-down menjadi metode semi up-down dapat dilihat pada Gambar 4. Dari analisa diatas berikut ini adalah perbedaan yang mendasar dari metode konstruksi semi up-down yang diterapkan di lapangan, metode up-down pada umumnya dan metode konstruksi konvensional (Tabel 3).

Up-Down 1. Pengeboran dan pengecoran pondasi bored pile, yang sekaligus berfungsi menjadi kolom basementL T .7 L T .6 D IR E K S I I D IR E K S LT. LT. LT.

Semi Up-Down 1. Pengeboran dan pengecoran pondasi bored pile, yang sekaligus berfungsi menjadi kolom basement (disekeliling basement saja)A T A PP A TA L T .7 L T .6 D IR E K S I I D IR E K S L T .5 R A N A PP RANA L T .4 H E M O S TT R O K E H E M O S R O KE L T .3 R A N A PP RANA

1. Galian tanah semi basementL T. T. L L T. T. L L T. T. L

RA NA P P RA NA

L T. T. L

H E MM O TR O O E E H O S T KK

L L T. T.

RA NA P

M M R I AI A E X IS TIN G I TI

I L D IN G I I

L T. T. L

P 0 L IKI L IN IKI I

M A R IA M A E X IS T IN G B U IL D IN G E X T IN G B U IL D IN G YY S E O E X ISI TIN G TI I LID IN G I

L T .. LT

P 0 L IK L IN IK P 0 L IK L IN IK

YY O SS EE O EEXX IS T IN G U IL IL D IN G IS T IN G B B U D IN G M A R IA M A E X IS T IN G B U IL D IN G E X T IN G B U IL D IN G YY O SS EEF F O EEXX IS T IN G U U IL D IN G IS T IN G B B IL D IN G

L T . D ASAR SAR

L O B B Y - - KO N SS E S L O B B Y K O N ES

L T. T . A S A R R D DA S A

L O B B Y -K-O N S E S Y

S E M I I B AA S . S E M B S.

L O C K E R P AA R K IR L O C K E R P R K IR

S E M MB A S .S . SEI I A

L O C K E R P A R K IR I

B A S EEM EE N T BAS M NT

B A S E M MN T T ASEE EN

P A R K IR I

1

B A S EEM EE N T BAS M NT

B A S E M E NT T ASEMEN

P A R K IR I

2. Galian tanah basement 1 dan 2A TA P P A TA L T.7 L T.7 L T.6 L T.6 D D IR E S S I IR E K K I

L T .6

D IR E K S I I D IR E K S

.7 LT.

L T .5 L T.5 L T.5 RRA NP P A NA A

R A N A PP RANA

LT. .6

L T .4 L T.4 L T.4 H H E M O S TR O K E E M O S TR O K E

H E M O S TT R O K E H E M O S R O KE

LT.

L T .3 L T.3 L T.3 RRA NP P A NA A

R A N A PP RANA

LT.

M M A RAI A A R I E X IS TIN G G U IL D IN IN G E X IS TIN B B U IL D G

L T.2 L T.2

P PL IKIKIN IKIK 0 0 L L L IN

M A R IA M A Y YEOXS E IN G B U IL D IN G O S IS T IN G B U IL D IN G F EX E T F E E X IS TIN G B U IL D IN G X IS TIN G B U IL D IN G

L T .2 L T .2

P 0 L IK L IN IK P 0 L IK L IN IK

YY O SS EEF F O EEXX IS T IN G U U IL D IN G IS T IN G B B IL D IN G

LT.

L T. T. A S A R R L D DA S A

L O O B Y Y -K O S S E S L B B -K O N N E S

L T . D ASAR SAR

2

L O B B Y - KKO N SS E S L O B B Y - O N ES

3

M A R IA M A E X IS T IN G B U IL D IN G E X T IN G B U IL D IN G

L T .. LT

P 0 L IK L IN IK P 0 L IK L IN IK

YY O SS EE O EEXX IS T IN G U IL IL D IN G IS T IN G B B U D IN G

S E M I I B AA S . S E M B S. S E M MB A S .S . SEI I BA L O O C K E R P A R K IR L C K E R P A R K IR

L O C K E R P AA R K IR L O C K E R P R K IR L T . D ASAR SAR

L O B B Y - KKO N SS E S L O B B Y - O N ES

B A S E M MN T T 1 B A S E E E N1

P P A R K IR A R K IR

B A S E M MN T T 2 B A S E E E N2

P P A R K IR A R K IR

2

B A S EEM EE N T2 2 BAS M NT

P A R KK IR P A R IR

Dapat terjadi longsor

Bored Pile Sampai kedalaman tanah keras

7600 70 LT. BASEMENT 2 L. -10.15 Bored Pile Sampai kedalaman tanah kerasB A S EEM EE N T BAS M NT

Gambar 1. Metode Pelaksanaan Open Cut, Up-Down dan Semi Up-Down (bersambung)

dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 8, Nomor 2, Juli 2008 : 176 - 188

'&

B A S EEM EE N T1 1 BAS M NT

P A R KK IR P A R IR

00

S E M I I B AA S . S E M B S.

L O C K E R P AA R K IR L O C K E R P R K IR

2

B A S EEM EE N T BAS M NT

P A R KK IR P A R IR

P A R KK IR P A R IR

!! "" # $ %

2. Pembuatan kolom struktur lantai dasar kemudian diteruskan dengan struktur balok dan pelat lantai 1.A T A PP A TA L T .7

) 00

1

P A R KK IR P A R IR

P A R KK IR P A R IR

Bored Pile Sampai kedalaman tanah keras

((

)

1 2 3

!! "" ## $$ %%

D IR E K S I I D IR E K S

R A N A PP RANA

H E M O S TT R O K E H E M O S R O KE

R A N A PP RANA

L T .2 L T .2

P 0 L IK L IN IK P 0 L IK L IN IK

L T . D ASAR SAR

L O B B Y - - KO N SS E S L O B B Y K O N ES

S E M I I B AA S . S E M B S.

L O C K E R P AA R K IR L O C K E R P R K IR

B A S EEM EE N T1 1 BAS M NT

P A R KK IR P A R IR

1B A S EEM EE N T2 2 BAS M NT P A R KK IR P A R IR

Bored Pile Sampai kedalaman tanah keras

2.

Penggalian tahap pertama sedalam 2.5 m sampai dengan level semi basement pada bagian tepi bangunan. Bagian tengah bangunan bisa digali sampai dengan level lantai basement 2 dengan kemiringan level 70A T A PP A TA D IR E K S I I D IR E K S R A N A PP RANA H E M O S TT R O K E H E M O S R O KE R A N A PP RANA

181

A TA P

A T AT A P A P

A TA P A TA PL TL 7 . 7 .T

L T .7

L T .7 L T .7

L T .6

D IR E K S II D IR E K S

3. Pekerjaan pondasi telapak, Sloof dan plat basement 2L TL 5 . 5 .T RANAP P RANA L TL 4 . 4 .T H E M M O TR O K E E H E O S S TR O K L TL 3 . 3 .T RANAP P RANA M M R IRA I A A A E XE S TSN GN B UB L D L N GN G I X I I TI G I U I I D I L T .T .2 L2 P 0 L0I L IL I L IIN I K P K KN K

L TL 6 . 6 .T

D ID IE K S IS I R REK

3. Pembuatan kolom struktur lantai 1 kemudian diteruskan dengan struktur balok dan pelat lantai 2.L T .6 L T .6 D IR E K S I I D IR E K S L T .5 L T .5 RANAP RANAP L T .4 L T .4 HE M O S TROK E HE M O S TROK EY Y OS S E F O E F E E X I S IT I N GB B U ID D I N G X IS T N G U IL L IN G

3.

Pemasangan DPTL T .5 L T .4 L T .3

RANAP RANAP

HE M O S TROK E HE M O S TROK E

RANAP RANAP

L T .3 L T .3

RANAP RANAP

M A R II A M A R A E X IS T IN G B U IL D IN G E X IS T IN G B U IL D IN G

L T .2 L T .2

P 0 L IK L IN IK P 0 L IK L IN IK

Y O S E F Y O S E F E X IS T IN G B U IL D IN G E X IS T IN G B U IL D IN G

L TL T . A S A R R . D DASA

L O B B Y -K -K N S E S S LO B B Y O O NS E

M A R IA E X IS T IN G B U IL D IN G

L T .2 L T .2

3

P 0 L IK L IN IK P 0 L IK L IN IK

3 3

YY O SS EE FF O EEXXIS TT IN G BBU IL D IN G IS IN G U IL D IN G LT. DA S A R L O B B Y --K O N S E S LOB B Y K ONS E S

S E M IM I A S . S . SE B BA

L O C K E R R A R K IK I R LO CK E P P A R R

L T .. D A S A R LT DASARBASEM ENT 1 1 BASEM ENT P A R K IK I R PAR R

L O B B Y --K O N S E S LOB B Y K ONS E S

3

SEMIBAS.

L O C K E R P A R K IR L O C K E R P A R K IR

BASEM ENT 2 2 BASEM ENT

BASEMENT 1 BASEMENT 1

P A R K IR P A R K IR

BASEMENT 2 BASEMENT 2

P A R K IR P A R K IR

Dapat terjadi longsorA TATA P A P

Bored Pile Sampai kedalaman tanah keras

Bored Pile Sampai kedalaman tanah keras

4. Pembesian kolom dan DPT basement 2L TL T.6 .6 D IRIRK S IS I D E EK L TL T.5 .5 RA NA P P RA NA L TL T.4 .4 H E M M O T R OO K E H E O S S TR K E L TL T.3 .3 RA NA P P RA NA

L TL T.7 .7

4. Melanjutkan kolom struktur lantai 1 dan balok pelat lantai 2 5. Pembongkaran perancah lantai dasar setelah beton cukup umur dan disetujui konsultan pengawas strukturA TA P L T .7 L T .6 D IR E K S II D IR E K S YY O S E F O S E F E E X IS TIN GBB U IL D IN G X IS T IN G U IL D IN G L T .5 RANAP RANAP L T .4 HE M O S TROK E HE M O S TROK E L T .3

4.

M M R IR I A A A A E XE XT IN G G U IL D IN IN G IS IS TIN B B U IL D G

L TL T.2 .2

P 0 L IKIKININ IK P 0 L L L IK

5.Y O S E F Y O S E F E X IS T IN G B U IL D IN G E X IS T IN G B U IL D IN G M A R II A M A R A E X IS T IN G B U IL D IN G E X IS T IN G B U IL D IN G

Galian dan pengecoran pondasi telapak, tie beam, dan pelat bagian tengah dapat dikerjakan terlebih dahulu dengan metode pengecoran seperti biasa sehingga kolom bagian tengah dapat berdiri Galian pada daerah as kolomA TA P L T .7 L T .6 D IR E K S II D IR E K S L T .5 RANAP RANAP L T .4 HE M O S TROK E HE M O S TROK E L T .3 RANAP RANAP

L T. T. A S A R R L D DA S A

L O B B Y -K-K N S E S S LO B B Y O O NS E

4L T .2 L T .2

RANAP RANAP

S E M IM I A S . S . SE B BA

L O C K E R R A R K IRIR LO CK E P P A RK

3 3

B A S E M E NT 1 1 B A S E M E NT

P A R K IRIR P A RK

M A R II A M A R A E X IS T IN G B U IL D IN G E X IS T IN G B U IL D IN G

P 0 L IK L IN IK P 0 L IK L IN IK

L T .2 L T .2

P 0 L IK L IN IK P 0 L IK L IN IK

B A S E M E NT 2 2 B A S E M E NT

4

P A R K IRIR P A RK LT. DA S A R L O B B Y --K O N S E S LOB B Y K ONS E S

5

LT. DA S A R

L O B B Y --K O N S E S LOB B Y K ONS E S

SEMIBAS.

L O C K E R P A R K IR L O C K E R P A R K IR SEMIBAS. L O C K E R P A R K IR L O C K E R P A R K IR

BASEMENT 1

P A R K IR P A R K IR BASEMENT 1

Dapat terjadi longsor

5

P A R K IR P A R K IR

BASEMENT 2

P A R K IR P A R K IR BASEMENT 2

LT. BASEM ENT 2 L. -10.15P A R K IR P A R K IR

4

Bored Pile Sampai kedalaman tanah keras

Bored Pile Sampai kedalaman tanah keras

5. Balok dan plat basement 1

A TATA P A P

L TL T.7 .7

L TL T.6 .6

D IRIRK S IS I D E EK

L TL T. .

RA NA P P RA NA

L TL T. .

H E M O O T R OO E E H E M S S TR K K

6. Pasang terlebih dahulu balok baja dengan dilas pada tiang bor baja yang telah disediakan pada keliling lantai semi basement sebagai pengikat bangunan, kecuali pada area tengah bangunan (rencana akan dilewati excavator) dan pada area jalur pekerjaan galian dan buangan tanah yang sudah direncanakan.AT AP TA P L T .7 L T .7 L T .6 L T .6 D IR E K S I I D IR E K S L T .5 L T .5 R A N A PP RANA L T .4 L T .4 H E M O S TT R O K E H E M O S R O KE YY O S E O S E E E ISIS TIN GBB U IL D IN G X X T IN G U IL D IN G

6. 7.

Pembuatan dan pengecoran kolom bagian tengah Pembuatan balok untuk menghubungkan kolom dan pembuatan balok pada elevasi lantai dasar sehingga keadaan tanah dan bored piles tetap stabilA TA P L T .7 L T .6 D IR E K S II D IR E K S L T .5 RANAP RANAP L T .4 HE M O S TROK E HE M O S TROK E L T .3 RANAP RANAP

L TL T. .

RA NA P P RA NA

M M R IR I A A A A E XE XT IN G G U IL D IN G G IS IS TIN B B U IL D IN

L TL T. .

P 0 L IKIKININ IK P 0 L L L IK

L T .3 L T .3

R A N A PP RANA

M A R II A M A R A L O O B Y -K-K O S E S S LB B B Y O N NS E E X IS T IN G B U IL D IN G E X IS U IL D IN G L T .2

P 0 L IK L IN IK P 0 L IK L IN IK

L T. T. A S A R R L D DA S A

3 3

M A R II A M A R A E X IS T IN G B U IL D IN G E X IS T IN G B U IL D IN G

L T .2 L T .2

P 0 L IK L IN IK P 0 L IK L IN IK

YY O SS EEF F O EEXX IS T IN G U U IL D IN G IS T IN G B B IL D IN G

7

LT. DA S A R

L O B B Y --K O N S E S LOB B Y K ONS E S

S E M IM I A S . S . SE B BA

L O O K E R R A R K IRIR LC CK E P P A RK L T .. D A S A R LT DA AR L O B B Y - KKO N SS E S L O B B Y - O N ES

SEMIBAS.

L O C K E R P A R K IR L O C K E R P A R K IR

6BASEMENT 1

B A S E M E NT T BASEMEN

5

P A R K IRIR P A RK S E M II B A SS . M BA . L O C K E R P AA R K IR L O C K E R P R K IR

7

P A R K IR P A R K IR

B A S E M E NT T BASEMEN

P A R K IRIR P A RK B A S E M E N TT 11 SEMEN P A R K IR P A R K IR

BASEMENT 2

6

BASEMENT 2

P A R K IR P A R K IR

B A S E M E N TT 22 SEMEN

P A R K IR P A R K IR

Dapat terjadi longsorA TA P P A TA

Bored Pile Sampai kedalaman tanah keras

Bored Pile Sampai kedalaman tanah keras

6. Pekerjaan kolom dan DPT basement 1L T.7 L T.7 L T.6 L T.6 D D IR E K S I IR E K S I L T.5 L T.5 RA A A A P RNNP L T. T. L L T. T. L

H H E M O S TR O K E E M O S TR O K E

7. Pembuatan jalur pekerjaan tanah untuk galian basement oleh excavator sehingga memudahkan untuk pekerjaan galian maupun buangan tanahA TA P L T .7 L T .6 D IR E K S II D IR E K S YY O S E O S E E E ISIS TIN G B ILIL D IN G X X TIN G B U U D IN G

RA A A A P RNNP

M M R RAI A A A I E X IS TIN G G U IL D IN G G E X IS TIN B B U IL D IN

L T. T. L

P PL IKIKIN IKIK 0 0 L L L IN

L T .5

RANAP RANAP

L T .4 L O O B Y Y -K O S S E S L B B -K O N N E S

HE M O S TROK E HE M O S TROK E

L T. T. A S A R R L D DA S A

Penggalian tahap ke dua dilakukan sepanjang keliling bangunan sampai kedalaman semi basement 9. Pembuatan dan pengecoran kolom bagian tengah dari basement 1 semi basement 10. Pembuatan dan pengecoran balok penghubungA TA P L T .7 L T .6 D IR E K S II D IR E K S L T .5 RANAP RANAP L T .4 HE M O S TROK E HE M O S TROK E L T .3 RANAP RANAP M A R II A M A R A E X IS T IN G B U IL D IN G E X IS T IN G B U IL D IN G

8.

L T .3 S E M MB A S .S . SEI I BA L O O K K E R P A K K IR L C C E R P A R R IR

RANAP RANAP

6P P A K K IR A R R IR P P A K K IR A R R IR

B A S E M MN T T BASEE EN

M A R II A M A R A E X IS T IN G B U IL D IN G E X IS T IN G B U IL D IN G

L T .2 L T .2

P 0 L IK L IN IK P 0 L IK L IN IK

Y O S E F Y O S E F E X IS T IN G B U IL D IN G E X IS T IN G B U IL D IN G

B A S E M E NT T BASEMEN

L T .2 L T .2

P 0 L IK L IN IK P 0 L IK L IN IK

LT. DA S A R

L O B B Y --K O N S E S LOB B Y K ONS E S

SEMIBAS.

7

L O C K E R P A R K IR L O C K E R P A R K IR

LT. DA S A R

L O B B Y --K O N S E S LOB B Y K ONS E S

Dapat terjadi longsor

BASEMENT 1

P A R K IR P A R K IR

8

SEMIBAS.

L O C K E R P A R K IR L O C K E R P A R K IR

BASEMENT 2

P A R K IR P A R K IR

BASEMENT 1

9

P A R K IR P A R K IR

10

BASEMENT 2

BASEMENT 2

P A R K IR P A R K IR

Bored Pile Sampai kedalaman tanah keras

Bored Pile Sampai kedalaman tanah keras

Gambar 1. Metode Pelaksanaan Open Cut, Up-Down dan Semi Up-Down (bersambung)

182

Analisis Pengembangan Up-down Menjadi Semi Up-down .(Sumargo, dkk)

5

3

S E M II B A S .. SEM BASP A R K IK I R PAR R

L O C K E R P A R K IR L O C K E R P A R K IR

BASEMENT 1

P A R K IR P A R K IR

70 LT. BASEMENT 2 L . -10.15BASEMENT 2 P A R K IR P A R K IR

Y O S E F Y O S E F E X IS T IN G B U IL D IN G E X IS T IN G B U IL D IN G

4

6

77

CC

88

DD

88 99

DD EE

@@ AA BB

Y O S E F Y O S E F E X IS T IN G B U IL D IN G E X IS T IN G B U IL D IN G

FF GG

Y O S E F Y O S E F E X IS T IN G B U IL D IN G E X IS T IN G B U IL D IN G

8

A TATA P A P

7. Balok dan plat semi basementL TL T.7 .7 L TL T.6 .6 D IRIRK S IS I D E EK L TL T.5 .5 RA NA P P RA NA

L TL T.4 .4

H E M M O T R OO K E H E O S S TR K E

L TL T.3 .3

RA NA P P RA NA

M M R IR I A A A A E XE XT IN G G U IL D IN IN G IS IS TIN B B U IL D G

L TL T.2 .2

P 0 L IKIKININ IK P 0 L L L IK

YY O S E F O S E F E E X IS TIN GBB U IL D IN G X IS T IN G U IL D IN G

L T. T. A S A R R L D DA S A

L O B B Y -K-K N S E S S LO B B Y O O NS E

S E M IM I A S . S . SE B BA

L O C K E R R A R K IRIR LO CK E P P A RK

8. Pekerjaan awal galian menggunakan buldozer, sehingga excavator dapat masuk kebawah struktur semi basement dan bekerja dengan aman pada saat penggalian tanah 9. Tumpukan tanah dari dalam diteruskan oleh excavator yang kemudian dibuang keluar lokasi dengan dump truck yang sudah siap (Stand by)A T A PP A TA L T .7 L T .6 D IR E K S I I D IR E K S L T .5 R A N A PP RANA LT. LT.

11. Pada lantai semi basement hubungkan balok antara kolom tepi dengan kolom tengah sehingga ada ikatan untuk mengurangi gaya geser pada kolom tepi 12. Penggalian tahap ke dua dilakukan sepanjang keliling bangunan sampai kedalaman basement 1A T A PP A TA L T .7 L T .6 D IR E K S I I D IR E K S L T .5 R A N A PP RANA L T .4 H E M O S TT R O K E H E M O S R O KE L T .3 R A N A PP RANA

7

B A S E M E NT 1 1 B A S E M E NT

P A R K IRIR P A RK

B A S E M E NT 2 2 B A S E M E NT

P A R K IRIR P A RK

M A R IA M A E X IS T IN G B U IL D IN G E X T IN G B U IL D IN G

L T .. LT

P 0 L IK L IN IK P 0 L IK L IN IK

L T . D ASAR SAR

L O B B Y - - KO N SS E S L O B B Y K O N ES S E M I I B AA S . S E M B S. L O C K E R P AA R K IR L O C K E R P R K IR

S E M I I B AA S . S E M B S.

L O C K E R P AA R K IR L O C K E R P R K IR

B A S EEM EE N T BAS M NT

8

P A R KK IR P A R IR

9

B A S EEM EE N T BAS M NT

P A R KK IR P A R IR

Bored Pile Sampai kedalaman tanah keras

L TL T.7 .7

L TL T.6 .6

D IRIRK S IS I D E EK

A T A PP A TA

L TL T.5 .5

RA NA P P RA NA

L T .7

L TL T.4 .4

H E M M O T R OO K E H E O S S TR K E

L TL T.3 .3

RA NA P P RA NA

L T .6

D IR E K S I I D IR E K S

A T A PP A TA

L T .5 M M R IR I A A A A E XE XT IN G G U IL D IN IN G IS IS TIN B B U IL D G L T .2 L T.2 P 0 L IKIKININ IK P 0 L L L IK YYOOSSEEF F EE X IS TIN G BB U IL D IN G X IS T IN G U IL D IN G

R A N A PP RANA

LT.

L T. T. A S A R R L D DA S A

L O B B Y -K-K N S E S S LO B B Y O O NS E

B A S E M E NT 1 1 B A S E M E NT

P A R K IRIR P A RK

M A R IA M A E X IS T IN G B U IL D IN G E X T IN G B U IL D IN G

L T .. LT

P 0 L IK L IN IK P 0 L IK L IN IK

YY O SS EE O EEXX IS T IN G U IL IL D IN G IS T IN G B B U D IN G

L T.

L T.

B A S E M E NT 2 2 B A S E M E NT

P A R K IRIR P A RK L T . D ASAR SAR

L O B B Y - - KO N SS E S L O B B Y K O N ES

M A R I A M A

YY OO SS EE P 0 L IIK L IIN IIK P 0 L K L N K

S E M I I B AA S . S E M B S.

L O C K E R P AA R K IR L O C K E R P R K IR

E X I S T IIN G B U I I L D I I N G E X T N G B U L D N G

L T .. L T

EEXX S S T I N GB U I L ID D I G G I I T IN G B U L IN N

B A S EEM EE N T BAS M NT

P A R KK IR P A R IR

11

10L T . D A S A RR S A S E M I I B AA S . S E M B S.

L O B B Y - KKOONNSS E S L O B B Y ES

B A S EEM EE N T BAS M NT

P A R KK IR P A R IR

13

L O C K E R P AA R KRI R L O C K E R P R KI

Bored Pile Sampai kedalaman tanah keras

14

B A S EEM EE N T B A S M N T

P A RRKK R R P A I I

B A S EEM EE N T B A S M N T

P A RRKK R R P A I I

SB B1 B2

14

9. Pekerjaan kolom groundA TATA P A P

L TL T.7 .7

L TL T.6 .6

D IRIRK S IS I D E EK

L TL T.5 .5

RA NA P P RA NA

12. Pekerjaan galian tanah lantai basement 1 13. Pasang balok arah melintang ataupun memanjang 14. Pekerjaan galian untuk DPT untuk menjaga kestabilan lereng (tanah tidak longsor pada galian tegak)A TA P L T .7 L T .6 D IR E K S II D IR E K S L T .5 RANAP RANAP L T .4 HE M O S TROK E HE M O S TROK E

L TL T.4 .4

H E M M O T R OO K E H E O S S TR K E

16. Penggalian tahap ke tiga dilakukan sepanjang keliling bangunan sampai kedalaman basement 2 17. Hubungkan balok antara kolom tepi dengan kolom tengah sehingga ada ikatan untuk mengurangi gaya geser pada kolom tepiAT AP TA P L T .7 L T .7 L T .6 L T .6 D IR E K S I I D IR E K S L T .5 L T .5 R A N A PP RANA L T .4 L T .4 H E M O S TT R O K E H E M O S R O KE L T .3 L T .3 R A N A PP RANA

L TL T.3 .3

RA NA P P RA NA

L T .3 M M R IR I A A A A E XE XT IN G G U IL D IN IN G IS IS TIN B B U IL D G L TL T.2 .2 P 0 L IKIKININ IK P 0 L L L IK YY O S E F O S E F E E X IS TIN GBB U IL D IN G X IS T IN G U IL D IN G

RANAP RANAP

M A R II A M A R A E X IS T IN G B U IL D IN G E X IS T IN G B U IL D IN G L T. T. A S A R R L D DA S A L O B B Y -K-K N S E S S LO B B Y O O NS E

L T .2 L T .2

P 0 L IK L IN IK P 0 L IK L IN IK

Y O S E F M A R II A Y O S E F M A R A E X IS T IN G BEXIL D IN G B U IL D IN G E X IS T IN G EUXIS D IN G B U IL T IS U IL D IN G

L T .2

P 0 L IK L IN IK P 0 L IK L IN IK

YY O SS EEF F O EEXX IS T IN G B U IL D IN G IS T IN G B U IL D IN G

9

S E M IM I A S . S . SE B BA

L O C K E R R A R K IRIR LO CK E P P A RK

LT. DA S A R

L O B B Y --K O N S E S LOB B Y K ONS E S

L T .. D A S A R LT DA AR

L O B B Y - - KO N SS E S L O B B Y K O N ES

B A S E M E NT 1 1 B A S E M E NT

P A R K IRIR P A RK

13

SEMIBAS.

L O C K E R P A R K IR L O C K E R P A R K IR

14 16

S E M II B A SS . M BA .

17

L.DSR SB B1 B2

L O C K E R P AA R K IR L O C K E R P R K IR

B A S E M E NT 2 2 B A S E M E NT

P A R K IRIR P A RK

BASEMENT 1

P A R K IR P A R K IR

B A S E M E N TT 11 SEMEN

P A R K IR P A R K IR

BASEMENT 2

P A R K IR P A R K IR

12

B A S E M E N TT 22 SEMEN

P A R K IR P A R K IR

Bored Pile Sampai kedalaman tanah kerasA TATA P AP L T L T.7 .7

Bored Pile Sampai kedalaman tanah keras

10. Balok dan plat GroundL T L T.6 .6 D IR E K S I S I D IR E K L T L T.5 .5 RA NA P P RA NA L T L T. .

H E M O O T R O OE E H E M S S TR K K

L T L T. .

RA NA P P RA NA

M A R IR I A M A A E XE XT IN G G U IL D IN G G IS IS TIN B B U IL D IN

L T L T.2 .2

P 0 L0 L IK L IN IK P IK L IN IK

YY O S E O S E E X ISISIN G G B U IL D IN G E X T TIN B U IL D IN G

10L T. T.AD A S A R LD S A R L O B B Y -K -KN S E S S LO B B Y O O NS E S ES EI M IAB A S . M B S. L O C K E R R A R K IR IR LO CK E P P A RK

LT. B AB A S EE N TN T 2 SEM ME 2 P A R K IR IR P A RK

LT.

M A R IA M A E X IS T IN G B U IL D IN G E X T IN G B U IL D IN G

L T .. LT

P 0 L IK L IN IK P 0 L IK L IN IK

YY O SS EE O EEXX IS T IN G B U IL D IN G IS T IN G B U IL D IN G

L T . D ASAR SAR

L O B B Y - - KO N SS E S L O B B Y K O N ES

S E M I I B AA S . S E M B S.

L O C K E R P AA R K IR L O C K E R P R K IR

15 18

B A S EEM EE N T BAS M NT

P A R KK IR P A R IR

16

B A S EEM EE N T BAS M NT

P A R KK IR P A R IR

17

Bored Pile Sampai kedalaman tanah keras

Gambar 1. Metode Pelaksanaan Open Cut, Up-Down dan Semi Up-Down (bersambung)

dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 8, Nomor 2, Juli 2008 : 176 - 188

Y

``

`` a

bb cc

B AB A S EE N TN T 1 SEM ME 1

P A R K IR IR P A RK

15. Pekerjaan HCS pada lantai dasar bisa mulai dilaksanakan 16. Pemasangan balok pada lantai basement 1 17. Galian tanah lantai basement 2 (untuk galian area pinggir dilaksanakan oleh tenaga manusia) 18. Galian untuk DPT dari lantai basement 1 basement 2L T .6 D IR E K S I I D IR E K S L T .5 R A N A PP RANA H E M O S TT R O K E H E M O S R O KE R A N A PP RANA

A T A PP A TA

L T .7

18. Pengecoran kolom lantai dasar pada daerah tengah 19. Pengecoran tie beam dan pelat lantai basement 2 dari arah tengah ke tepi 20. Buat balok tepi keliling bangunan dan DPT dari lantai semi basement ke lantai dasarA T A PP A TA L T .7 L T .6 D IR E K S I I D IR E K S L T .5 R A N A PP RANA L T .4 H E M O S TT R O K E H E M O S R O KE L T .3 R A N A PP RANA M A R IA M A E X IS T IN G B U IL D IN G EX T IN G B U IL D IN G YY O SS EEF F O EEXX IS T IN G B U IL ININ G IS T IN G B U IL D D G

L T .2 L T .2

P 0 L IK L IN IK P 0 L IK L IN IK

L T . D ASAR SAR

18

L O B B Y - - KO N SS E S L O B B Y K O N ES

L.DSR DPT SB B1 B2 20

S E M I I B AA S . S E M B S.

L O C K E R P AA R K IR L O C K E R P R K IR

B A S EEM EE N T1 1 BAS M NT

P A R KK IR P A R IR

B A S EEM EE N T2 2 BAS M NT

P A R KK IR P A R IR

19

19

Bored Pile Sampai kedalaman tanah keras

dd

e

ee ff

g h

T

S E M IM I A S . S . SE B BA

8

LT.

L O C K E R R A R K IRIR LO CK E P P A RK

H

UU

UU V

WW XX

`

L T .7

H E M O S TT R O K E H E M O S R O KE

L T .6

R A N A PP RANA

3

L T .5

H

8. Pekerjaan kolom dan DPT semi basementA TATA P A P

10. Pemasangan balok lantai semi basement dimana pemasangan (tidak semua axis kolom) tetapi mengikuti jalur arah galian yang sudah direncanakan 11. Galian menggunakan excavator sesuai arah kerja galian yang direncanakan

II

PP

PP QQ

RR SS

H E M O S TT R O K E H E M O S R O KE

R A N A PP RANA

M A R IA M A E X IS T IN G B U IL D IN G EX T IN G B U IL D IN G YY O SS EE O EEXX IS T IN G U IL IL D IN G IS T IN G B B U D IN G

L T .2 L T .2

P 0 L IK L IN IK P 0 L IK L IN IK

YY O SS EEF F O EEXX IS T IN G B U IL D IN G IS T IN G B U IL D IN G

L T . D ASAR SAR

L O B B Y - - KO N SS E S L O B B Y K O N ES

11 12

B A S EEM EE N T1 1 BAS M NT

P A R KK IR P A R IR

B A S EEM EE N T2 2 BAS M NT

P A R KK IR P A R IR

SB B1 B2

11 12

Bored Pile Sampai kedalaman tanah keras

13. Pembuatan dan pengecoran kolom tengah dari semi basement lantai dasar 14. Pada lantai semi basement hubungkan balok antara kolom tepi dengan kolom sehingga ada ikatan untuk mengurangi gaya geser pada kolom tepi 15. Pasang balok tepi keliling bangunan dan DPT dari lantai semi basement ke lantai basement 1 dan dari semi basement ke lantai dasarD IIR E K S I I D R E K S R A N A PP R A N A H E M O S TT ROOKK E H E M O S R E R A N A PP R A N A

DPT

ii

pp qq

183

A TA P P A TA

A TA P L T.7 L T.7

11. Pekerjaan struktur atasL T.6 L T.6 D D IR E K S I IR E K S I L T.5 L T.5 RA A A A P RNNP L T. T. L

H H E M O S TR O K E E M O S TR O K E

L T. T. L

RA A A A P RNNP

L T .5

RANAP RANAP

LT.

LT.

HE M O S TROK E HE M O S TROK E

LT.

M M R RAI A A A I E X IS TIN G G U IL D IN G G E X IS TIN B B U IL D IN

L T.2 L T.2

P PL IKIKIN IKIK 0 0 L L L IN

YY O S E O S E E E ISIS TIN G B ILIL D IN G X X TIN G B U U D IN G

LT.

RANAP RANAP M A R II A M A R A E X IS T IN G B U IL D IN G E X IS T IN G B U IL D IN G

11L T. T. A S A R R L D DA S A L O O B Y Y -K O S S E S L B B -K O N N E S S E M I B A S .S . SEMI BA L O O K K E R P A K K IR L C C E R P A R R IR

L T .2 L T .2

P 0 L IK L IN IK P 0 L IK L IN IK

Lt.2 L.DSR SB B1 B2

Y O S E Y O S E E X IS T IN G B U IL D IN G E X IS T IN G B U IL D IN G

M A R II A M A R A E X IS T IN G B U IL D IN G E X IS T IN G B U IL D IN G

L T .2 L T .2

P 0 L IK L IN IK P 0 L IK L IN IK

Y O S E Y O S E E X IS T IN G B U IL D IN G E X IS T IN G B U IL D IN G LT. DA S A R

22L O B B Y --K O N S E S LOB B Y K ONS E S SEMIBAS. L O C K E R P A R K IR L O C K E R P A R K IR

B A S E M E NT 1 1 B A S E M E NT

P P A K K IR A R R IR LT. DA S A R

L O B B Y --K O N S E S LOB B Y K ONS E S

B A S E M E NT 2 2 B A S E M E NT

P P A K K IR A R R IR

SEMIBAS.

L O C K E R P A R K IR L O C K E R P A R K IR

BASEMENT 1

P A R K IR P A R K IR

BASEMENT 1

P A R K IR P A R K IR

19 21

21

BASEMENT 2

P A R K IR P A R K IR

BASEMENT 2

20

P A R K IR P A R K IR

Bored Pile Sampai kedalaman tanah kerasA TA P A T A PP A TA L T .7 L T .7 A TA P P A TA

Bored Pile Sampai kedalaman tanah keras

L T.7 L T.7

12. Pekerjaan struktur atas (lt. 1, 2 dan seterusnya)L T.6 L T.6 D D IR E K S I IR E K S I L T.5 L T.5 RA A A A P RNNP L T. T. L L T. T. L

22. Pengecoran sloof dan pelat lantai basement 2 Pengecoran dilaksanakan sekaligusL T .6 D IR E K S I I D IR E K S L T .5 R A N A PP RANA LT. LT.

23. Pekerjaan struktur atasL T .6 L T .5 L T .4

D IR E K S II D IR E K S

RANAP RANAP

HE M O S TROK E HE M O S TROK E

H H E M O S TR O K E E M O S TR O K E

H E M O S TT R O K E H E M O S R O KE L T .3 R A N A PP RANA RANAP RANAP

RA A A A P RNNP

M A R II A M A R A E X IS T IN G B U IL D IN G E X IS T IN G B U IL D IN G

L T .2 L T .2

P 0 L IK L IN IK P 0 L IK L IN IK

M M R RAI A A A I E X IS TIN G G U IL D IN G G E X IS TIN B B U IL D IN

L T.2 L T.2

P PL IKIKIN IKIK 0 0 L L L IN

YY O S E M A R I A O S E M A X E E ISIS TIN GEB ILILT IN G B U IL D IN G X X TIN G E U U D DIN G B U IL D IN G B X IS T IN IN G

L T .2 L T .2

P 0 L IK L IN IK P 0 L IK L IN IK

YY O SS EE O EEXX IS T IN G U IL IL D IN G IS T IN G B B U D IN G

23 Lt.2 L.DSR SB B1 B2

Y O S E F Y O S E F E X IS T IN G B U IL D IN G E X IS T IN G B U IL D IN G

12L T. T. A S A R R L D DA S A L O O B Y Y -K O S S E S L B B -K O N N E S S E M I B A S .S . SEMI BA L O O K K E R P A K K IR L C C E R P A R R IR

LT. DA S A R

L O B B Y --K O N S E S LOB B Y K ONS E S

L T . D ASAR SAR

L O B B Y - KKO N SS E S L O B B Y - O N ES SEMIBAS.

L O C K E R P A R K IR L O C K E R P A R K IR

S E M I I B AA S . S E M B S.

L O C K E R P AA R K IR L O C K E R P R K IR BASEMENT 1

P A R K IR P A R K IR

B A S E M E NT 1 1 B A S E M E NT

P P A K K IR A R R IR

B A S EEM EE N T1 1 BAS M NT

P A R KK IR P A R IR BASEMENT 2

P A R K IR P A R K IR

B A S E M E NT 2 2 B A S E M E NT

P P A K K IR A R R IR

B A S EEM EE N T2 2 BAS M NT

22

P A R KK IR P A R IR

Bored Pile Sampai kedalaman tanah keras

Bored Pile Sampai kedalaman tanah keras

Gambar 1. Metode Pelaksanaan Open Cut, Up-Down dan Semi Up-Down (sambungan)

ANALISA METODE SEMI UP-DOWN TEHADAP EFISIENSI WAKTU PELAKSANAAN PROYEKBerdasarkan konsep pelaksanaan pekerjaannya waktu pelaksanaan metode semi updown lebih cepat dari metode konvensional karena pada metode semi up-down pengerjaan struktur lantai dasar bersamaan dengan struktur bawah. Sedangkan metode konvensional, pekerjaan lantai dasar dilaksanakan setelah pekerjaan basement selesai. Akan tetapi waktu pelaksanaan metode semi up-down lebih lambat dari metode up-down karena pada metode up-down pengerjaan struktur bawah tidak dilaksanakan bertahap ke samping melainkan seluas area basement, hal ini dikarenakan pada metode up-down sebagai proteksi tanah galian dipasang rapat di sekeliling bangunan sehingga pengerjaan struktur bawah lebih leluasa berbeda dengan metode semi up-down dimana proteksi tanah galian dipasang tidak rapat. Berdasarkan data yang diperoleh, pada pelaksanaan Gedung Pusat RS. Santo Borromeus dengan metode semi up-down memerlukan waktu selama 1 tahun (usulan PT. PP) sedangkan pada saat proses tender dengan metode konvensional

memerlukan waktu selama 2 tahun (usulan kontraktor lain). Jadi dengan metode semi up-down pelaksanaan Gedung Pusat RS. Santo Borromeus ini lebih cepat 1 tahun (50 %) jika dibandingkan dengan metode konvensional (Gambar 5).

Analisa Metode Semi UP-DOWN Terhadap Efisiensi Biaya Pelaksanaan ProyekBerdasarkan pekerjaan yang dilaksanakan, metode semi up-down hanya menggunakan proteksi tanah bored piles yang dipasang dengan jarak tidak rapat (cenderung per as kolom) dan DPT yang juga berfungsi sebagai dinding basement permanen, sehingga volume bahan yang diperlukan lebih sedikit dibandingkan dengan metode up-down yang menggunakan proteksi tanah (soldier piles, sheet piles) yang dipasang rapat atau dinding diafragma yang bersifat temporary. Hal ini mengakibatkan biaya pelaksanaan dengan metode semi up-down menjadi lebih hemat dari metode up-down. Untuk perbandingan dengan metode konvensional pada pembangunan Gedung Pusat RS. Santo Borromeus diperoleh data mengenai anggaran biaya proyek dengan metode konvensional dan metode semi up-down (Tabel 4).

184

Analisis Pengembangan Up-down Menjadi Semi Up-down .(Sumargo, dkk)

s

tt uu

19. Pekerjaan HCS pada lantai lantai basement 1 20. Pekerjaan sloof dan water proofing 21. Pekerjaan DPT dari basement 2 basement 2 (terakhir)A TA P L T .7 L T .6 D IR E K S II D IR E K S

21. Membuat balok tepi lantai basement 1, dinding beton basement 2 22. Pembuatan balok pengikat lantai 2L T .7 L T .6 D IR E K S II D IR E K S L T .5 RANAP RANAP HE M O S TROK E HE M O S TROK E RANAP RANAP

vv

s

r

ww xx

tt uu

ss vv

tt uu ww xx

B b t

kerjaan

Gambar 5. Time schedule proyek Gedung Pusat R . Santo Borromeus Bandung dengan metode semi up-down dan konvensional

Tabel 4. ValNO A B C D E F G

i

i

URAIAN Pekerjaan Persiapan Prasarana & Penunjang Pekerjaan Tanah Pekerjaan Struktur Pekerjaan Arsitektur Pekerjaan Mekanikal Dan Elektrikal Pekerjaan ain- ain Pekerjaan Tidak Terduga, andscape, Counter SUB TOTAL 1 PPN (10% TOTAL

33.112.200.000,00

32.153.000.000,00

Dari Tabel 4 terlihat perbedaan total biaya pelaksanaan. Total biaya pembangunan Gedung Pusat RS. Santo Borromeus Bandung dengan metode semi w lebih rendah jika dibandingkan dengan metode konvensional. Hal ini mengindikasikan bahwa pada pembangunan Gedung Pusat RS. Santo Borromeus Bandung ini akan lebih ekonomis jika dilaksanakan dengan metode semi w , yaitu Tabel 5. Perincian Butir Val e EngineeringURAIAN PEKERJAAN STRUKTUR BETON a. Beton (m3) Nilai (Rp.) b. Besi (kg) Nilai (Rp.) c. Bekisting (m2) Nilai (Rp.)

adanya penghematan biaya proyek dari pekerjaan struktur sebesar, Rp. 12.043.356.867,00 Rp. 11.171.640.502,00 = Rp. 871.716.365,00 Untuk lebih jelasnya mengenai perubahan biaya pembangunan Gedung Pusat RS. Santo Borromeus Bandung dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.

RAB LAMA 5.902 2.571.300.940 1.287.703 6.027.737.743 27.261 1.732.072.286

RAB BARU 5.729 2.495.623.433 1.147.570 5.371.773.298 21.802 1.384.248.155

SELISIH 173 75.677.507 140.133 655.964.445 5.459 347.824.131

di

i

TE

SIPIL, Vol

8, Nomor 2, Juli 2008 : 176 188

KONVENSIONAL TOTA (Rp.) 675.000.000,00 1.830.000.000,00 12.307.000.000,00 9.100.000.000,00 4.050.000.000,00 240.000.000,00 1.900.000.000,00 30.102.000.000,00 3.010.200.000,00

y

fe d d

Wakt

SE I UP-DOWN TOTA (Rp.) 675.000.000,00 1.830.000.000,00 11.435.000.000,00 9.100.000.000,00 4.050.000.000,00 240.000.000,00 1.900.000.000,00 29.230.000.000,00 2.923.000.000,00

5

Tabel 5. Perincian Butir Value Engineering (sambungan)d. Lantai Kerja (m3) Nilai (Rp.) e. Water Proofing Coating Nilai (Rp.) f. Pekerjaan Lain-lain (HCS, Wtr. Proof. Membrane, Batu Kali Nilai (Rp.) JUMLAH 169 52.360.425 1.895 137.986.320 Ls 1.521.899.153 12.043.3 6.867g

169 52.360.425 1.895 137.986.320 Ls 1.729.648.870 11.171.640. 01g

-207.749.717 871.716.366

Analisa Masalah Potensial Pelaksanaan Konstruksi Dan PemecahannyaDalam pembangunan proyek RS. Santo Borromeus Bandung ada beberapa hal yang dapat mengganggu proses pelaksanaan di lapangan, diantaranya: [PT.Pembangunan Perumahan, 2004] 1). Pondasi Kapel dan Kantor berupa pondasi dangkal sedangkan tepi/Batas DPT basement berdekatan dengan bangunan Kapel dan Kantor. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya longsor pada saat penggalian. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka dilakukan pemasangan tiang pancang minipile type MF28 sebanyak 38 titik dengan kedalaman 6 m pada tepi DPT basement yang berbatasan dengan bangunan Kapel dan Kantor (Gambar 6).

Gambar 7. perbedaan level stek balok pada tiang bor

4). Keropos pada area stek balok / DPT basement hal ini diantisipasi dengan slump 18 2 cm dan stek diluar area selimut beton (Gambar 8).h

Keropos

5 cm Selimut Beton

Gambar 8. keropos pada area stek balok Gambar 6. Denah mini pile proteksi

Efek Bangunan Terhadap Lingkungan Dan Masyarakat Sekitara. Efek yang timbul selama pelaksanaan proyek sangat beragam terutama pada pengguna bangunan yang berdampingan dengan proyek. Pada bangunan sekitar proyek sering terjadi getarangetaran yang terutama saat penggalian tanah dan pengerjaan basement.

2). Kenaikan muka air tanah (MAT) yang sebelumnya tidak diperhitungkan karena berada pada kedalaman di bawah lantai basement dasar. Hal ini diantisipasi dengan diadakannya pekerjaan dewatering dari awal galian tanah sampai struktur lantai 2 ( 4 bulan) yang pada perencanaan semula tidak ada. Selain itu juga dilakukan perubahan pada :

186

Analisis Pengembangan Up-down Menjadi Semi Up-down .(Sumargo, dkk)

h

h

h

Biaya tersebut belum termasuk operasional alat, overhead dan resiko yang juga berkurang dari 2 tahun menjadi 1 tahun Tetapi metode semi up-down ini belum tentu akan menghemat biaya pelaksanaan jika dilakukan pada kondisi yang berbeda.

- Plat Basement dari t = 15 cm menjadi t = 20 cm - DPT dari t = 20 cm menjadi t = 25 cm - Tulangan plat Basement dari 10 150 menjadi 10 125 dan 13 150. 3). Terjadi perbedaan level setelah stek balok/DPT diluruskan dan terjadi ketidaklurusan dengan stek balok lainnya, hal ini diantisipasi dengan memperbanyak stek balok/DPT dan dibuat stek baru dengan Chemical Bored (Gambar 7).

b. Selain itu juga karena pelaksanaan proyek sampai dengan malam hari, maka menimbulkan berbagai permasalahan terhadap masyarakat sekitar terutama para pasien yang berada di bangunan sebelah. Hal ini dikarena dalam pelaksanaan proyek banyak menggunakan alat yang menimbulkan kebisingan dan polusi udara.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1) Metode konstruksi Semi Up-Down merupakan pengembangan dari metode up-down karena konsep dasarnya berasal dari metode up-down yaitu pekerjaan struktur bawah dikerjakan bersamaan dengan struktur di atasnya dengan modifikasi pada beberapa pekerjaan, diantaranya pekerjaan galian, pekerjaan DPT dan pekerjaan kondisional lain. Metode semi up-down ini merupakan gabungan dari metode Buttom Up yaitu metode penggalian memakai cara Open Cut dan metode Up-Down. 2) Pada pelaksanaan pembangunan Gedung Pusat RS. Santo Borromeus Bandung yang menggunakan metode semi up-down terdapat pengurangan biaya sebesar Rp. 871.716.365,00 pada pekerjaan struktur (7%) jika dibandingkan dengan metode konvensional (open cut), dengan

waktu pelaksanaannya sekitar 365 hari kalender. Sedangkan metode konvensional (open cut) memerlukan waktu pelaksanaan sekitar 730 hari kalender. 3) Tergantung pada kondisi proyek, metode semi up-down ini belum tentu dapat menghemat waktu dan biaya jika dibandingkan dengan metode up-down atau open cut. 4) Dampak dari pembangunan Gedung Pusat RS. Santo Borromeus Bandung terhadap bangunan sekitar adalah terjadi getaran terutama saat penggalian tanah dan pengerjaan basement, selain penggunaan alat-alat yang menimbulkan kebisingan dan polusi udara. Saran 1) Dalam menentukan metode konstruksi perlu mereview design yang telah ada untuk mencapai hasil yang maksimal. 2) Alternatif pendekatan penerapan metode konstruksi di lapangan diberikan dalam Tabel 6. 3) Penghematan yang dilakukan secara konvensional adalah dengan pengurangan biaya transportasi dan bahan yang cenderung mengurangi mutu bangunan, tetapi hal tersebut tidak terjadi jika ada inovasi dalam metode konstruksi. 4) Perlu adanya komunikasi yang baik dengan penduduk sekitar proyek.

Tabel 6. Penerapan metode konstruksiJelek Tanah Sedang/Baik Lahan Luas Sempit Faktor Utama Biaya Waktu Metode Alternatif Cut & Cover Up-Down Cut & Cover Up-Down Konvensional Up-Down Konvensional Semi Up-Down Up-Down Semi Up-Down

Catatan : untuk tanah jelek harus ada proteksi sekeliling bangunan jadi tidak memungkinkan untuk menghemat sekaligus biaya dan waktu, walaupun memungkinkan faktor resiko akan sangat tinggi, maka disarankan tidak memakai basement.

dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 8, Nomor 2, Juli 2008 : 176 188i

187

DAFTAR PUSTAKAHartono, Poerbo, 2001, Struktur dan Konstruksi Bangunan Tinggi, Jilid II, Penerbit Djambatan, Jakarta. Nova, 2002, Award Nomination 6 Up-Down Construction, Construction Innovation Forum. Pack, John H, 1996, Innovative Building Construction Technique: Up-Down Method, ASCE Journal.

Kunawatsatit, Ping, 1974, A Study Of The UpDown Construction Method For Deep Basements, Thesis advisor assist, 190 pp ISBN 1974 633-380-1. http://www.eng.chula.ac.th/~cechula/cm,/thesi s/Niruth.html Nunally, SW., 1993, Construction Method and Management, New Jersey. Anonim, 2004, Rapat Direksi mengenai pelaksanaan proyek pembangunan RS. Santo Borromeus Bandung, PT. Pembangunan Perumahan Cabang IV Jawa Barat, Bandung.

188

Analisis Pengembangan Up-down Menjadi Semi Up-down .(Sumargo, dkk)