254mei09

download 254mei09

of 44

Transcript of 254mei09

Be Lom > Kh rhadiah ba Fot > Te usus do menari o Pedu > Ka ma foto natur YD k dg Kete li :: M media m il & belu Lebih U tkan no aksim indu assa m dim ntuk > K ir Uma k) uat imka al 2 foto t nk (u pe > Pa kuran 2- e: majala r orang > Fo ling lam 3 megap halfala h@g ix to ya bat 3 mail. ng m 1 Juli el) com asuk 2 men 009 jadi h ak pa nitia

>>>

::

190.356Donatur hingga saat ini:

Anda

Menyusul?

MAJALAH DONATUR YDSF

EDISI 254 - ISSN 0854-2961 Jumadil Ula-Jumadil Tsaniyah 1430 H/Mei 2009 M

ejuta Buku tuk ahabat

Bantu sahabat desa membuka jendela dunia

S

Sahabat kita di desa adalah para laskar pelangi Laskar yang dengan buku mereka menjelajah dunia melukis asa dan cita di angkasa Mari bantu mereka Dengan menyumbangkan bukubuku bekas Anda

Dalam rangka hari pendidikan 2 mei 2009, YDSF mengajak para donatur, lembaga sekolah, penerbit, toko buku, dan perusahaan untuk mendonasikan buku pelajaran (SD, SMP, SMA) dan buku bacaan yang sudah tidak terpakai untuk disalurkan kepada sahabat di desa-desa pelosok di Jawa Timur.

kepedulian Anda makin terasa manfaatnyaSalurkan kepedulian Anda melalui YDSF Manfaatkan layanan mudah berinfaq dan berzakat kami: Layanan ambil Hotline : 031- 5056650, 70113008 SMS Ketik: buku_nama_alamat + kota_jumlah buku Kirim ke: 0816 15 44 55 56 Atau Datang langsung ke Graha Zakat YDSF

Bersama YDSF,

...saatnya berbuat lebih untuk umat

Satukan Jempol untuk Si YatimKetik:

Cinta sesama tak perlu menunggu waktuSMS Yatim YDSFPermohonan Maaf Kami beritahukan kepada para donatur YDSF bahwa layanan SMS INFAQ 7505 khusus provider Flexi tidak dapat digunakan mulai Mei 2009 sampai batas yang belum ditentukan karena ada kendala teknis. Mohon maaf atas ketidaknyamanan ini

ydsfyatim >kirim ke: 7505con ydsf toh: kirimyatim k 7505 e:

mudah dan membahagiakan

Pulsa Anda menjadi begitu berharga, membuat Si Yatim tersenyum bahagia. Tanpa harus menunggu waktu, kapan pun dan di manapun SMS Yatim YDSF menjembatani Anda mewujudkan cinta pada Si Yatim.

Tarif SMS > Telkomsel, Indosat, Esia. Rp. 6600/sms. Nilai donasi Rp. 5000, biaya kirim sms Rp. 1000 (operator + CP). > XL dan Mobile-8. Rp. 5000/sms. Nilai donasi (XL) Rp. 4000, biaya kirim sms Rp. 1000 (operator + CP), Nilai donasi (Mobile-8) Rp. 3750, biaya kirim sms Rp. 1250 (operator + CP).

Assalaamualaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Menggemakan Alquran lewat PengajaranAlhamdulillah. Tidak ada yang patut disembah dan diagungkan namanya selain Allah swt. pemilik arsy dan segala isi dunia ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw., keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir masa. Pembaca, pada bulan Mei ini kita akan memperingati hari Pendidikan Nasional. Satu peringatan yang perlu mendapat perhatian kita bersama. Terutama pelaksanaan pendidikan yang selama ini berjalan. Mengutip pernyataan pengamat pendidikan, Imam B. Prasodjo yang menyebut, bahwa muara pendidikan seharusnya bisa menciptakan manusiamanusia bijak (wisdom). Tapi, apa yang terjadi? Sistem pendidikan yang dijalankan selama ini tidak berhasil menciptakan lulusan yang bijak, yang bisa menjalani kehidupan dengan segala permasalahannya. Dan melihat kenyataan yang ada faktor pendidikan agama punya peranan dalam membentuknya. Nah, salah satu cara yang dilakukan adalah dengan memberikan pengajaran Alquran di sekolah. Gema Alquran semasa mereka kecil amat mempengaruhi kehidupan ketika dewasa. Banyak hadits dan ayat Alquran yang menerangkan betapa banyak kebaikan dan keberkahan yang akan diperoleh ketika seseorang mau belajar dan mengajarkan Alquran. Namun demikian, tidak sedikit sekolah yang menggunakan kurikulum Alquran dalam proses pengajarannya. Tak terkecuali sekolah-sekolah Islam sendiri. Nah, edisi kali ini kami mengangkat tema tentang kurikulum Alquran di sekolah. Bagaimana seharusnya sekolah menerapkannya dan seperti apa kondisi yang ada, kami coba uraikan dengan contoh sekolah yang sudah menerapkannya. Karena besarnya nilai barakah dan kebaikannya, harapannya hal itu bisa menjadi barometer dalam menciptakan anak didik sesuai Alquran dan sunah Nabi Muhammad saw. Bagi donatur yang punya hobi memasak, mulai edisi kali kami suguhkan rubrik baru Resep Dapur. Berbagai kreasi masakan bisa Anda kirimkan untuk kita bagi resepnya kepada pembaca lainnya. Yang penting, resep masakannya sehat dan halal. Tak lupa, kami juga sampaikan terima kasih atas kepercayaan d o n at u r d a l a m i ku t m e n gatas i permasalahan umat dengan mempercayakan donasinya melalui YDSF. Semoga Amal ibadah kita senantiasa m e n d a p a t b a ra ka h - N ya . A m i n .LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL SK. Menag RI No. 523/2001

TUJUAN: Mengumpulkan dana umat Islam dan membagikannya untuk aktifitas dakwah, pendidikan Islam dan kemanusiaan. BIDANG GARAP: 1. Meningkatkan Kualitas Pendidikan. 2. Merealisasikan Dakwah Islamiyyah. 3. Memakmurkan Masjid. 4. Memberikan Santunan Yatim Piatu. 5. Peduli Kemanusiaan. SUSUNAN PENGURUS 1. Pembina: a. Ketua: Prof. Mahmud Zaki, MSc. b. Anggota: Prof. Dr. Ir. HM. Nuh, DEA, H. Moh. Farid Jahja, Fauzi Salim Martak 2. Pengawas a. Ketua: Drs. H. Zulfikar Ismail Ak b. Anggota: Drs. HM. Taufik AB, H. Abdul Razaq Husin, Ir. H. Abdul Ghaffar AS. 3. Pengurus a. Ketua: Ir. H. Abdul Kadir Baraja b. Sekretaris: Ir. Arie Kismanto, M.Sc c. Bendahara: H. Aun Bin Abdullah Baroh REKENING BANK YDSF: ZAKAT: Bank Mandiri Jakarta cab Gunung Sahari AC. No. 119-00-0111-999-7 Bank Central Asia AC. No.0883815596 Bank Niaga Surabaya Darmo AC. 095.01.01000.001 BMI Cabang Darmo AC. No.701.00158.15 Niaga Syariah ACNo. 525.01.00016.00.6 INFAQ: BRI cabang Surabaya Kaliasin AC.No.0096-01-000771-30-7 Bank Bukopin Syariah AC.No. 880.0360.031 Bank Jatim AC.No.0011094744 Bank Permata AC.No.2901131204 Bank Danamon AC.No.0011728144 KEMANUSIAAN: Bank BNI 46 AC.No. 498 385 71 QURBAN: Bank Syariah Mandiri AC.No. 0080025515 PENA BANGSA: Bank Niaga Surabaya Darmo AC.013-01-16909-00-2 NOTARIS: Abdurrazaq Ashiblie, SH Nomor Akta 31 tanggal 14 April 1987 Diperbaharui Wachid Hasyim, SH Nomor Akta 61 tanggal 19 Juli 1995 REKOMENDASI: Menteri Agama RI Nomor B.IV/02/HK.03/6276/1989 KANTOR PUSAT: GRAHA ZAKAT Jl. Kertajaya VIII-C/17 Surabaya Telp. (031) 505 6650, 505 6654 Fax . (031) 505 6656 http://www.ydsf.or.id E-mail YDSF: [email protected] Majalah: [email protected], [email protected]/gmail.com CAB. JAKARTA: Jl. Terusan Kuningan, HR. Rasuna Said No.25 Kuningan, Jaksel Telp/Fax. 021-6882

Redaksi24 25 26 27 28 29 30 31 32 34 36 38 39 40 41 42

Menu Ed. 254 Mei 2009Salam Doa & TA Tamu Kita RUANG UTAMA Napak Tilas YDSF Bijja Uswah Info LD MQ Serambi Dialog Agama Klinik Tips Parenting Muallaf Fenomena Zakat Islamuna 3 4 5 6 7 11 12 13 14 15 16 18 19 20 21 22 Pesona Dakwah Teropong Mustahik Meja Belajar Resep Dapur Adocil Kadocil Semesta Cerdocil Tasyakur & Ta'ziah Teropong Donatur Ragam Kabar Salur Brankas Mimbar Zakat Pojok Harmoni

5101, 081385 888100, e-mail: [email protected] CAB. JEMBER: Jl. Trunojoyo 51 Jember, Telp. 0331-482477

PERHATIAN! Bagi Donatur YDSF yang menyalurkan donasinya via rekening bank, mohon menuliskan nama Yayasan Dana Sosial Al Falah secara lengkap bukan singkatan (YDSF). Terima kasih.

Telp/Fax. 031 8070602, 72407770 e-mail: [email protected]

CAB. MALANG: Jl. Kahuripan 12 Malang, Telp. 0341-7054156, 340327 e-mail: [email protected] Kantor Kas Sidoarjo: Graha Anggrek Mas Regency A-2 Sidoarjo

e-mail: jember@ydsf. or.id Kantor Kas Banyuwangi:Jl. Simpang Gajah Mada 05 Banyuwangi Telp. (0333) 414 883

Ijin Terbit: Kep. Menpen RI No. 1718/SK/DITJEN PPG/STT/ 1992, Tgl 20 Maret 1992. Ketua Pengarah: Ir. H. Abdul Kadir Baraja Staf Ahli: Zainal Arifin Emka, Yuyung Abdi Pemimpin Umum Arie Kismanto Pemimpin Redaksi Khoirul Anam Redaktur Pelaksana Oki Aryono Staf Redaksi Dian Laksana Desain Abu Habib Kontributor Syaiful Arifin, Herman Susilo, Guritno Distribusi Agus Sumartono Penerbit: Yayasan Dana Sosial Al-Falah, Alamat Redaksi: Graha Zakat, Jl. Kertajaya VIII-C/17 Surabaya 60282. Telp. (031) 505 6650, 505 6654 Fax. 505 6656cover: dyan

Al Falah Mei 2009

3

Mohon Agar Diwafatkan Bersama Orang yang Berbuat Baik

Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti (QS. Ali Imran 193)

Menyegerakan Amal Sebelum 7 HalRasulullah Muhammad saw. bersabda, Bersegeralah kalian beramal sebelum datang 7 perkara: kemiskinan yang memperdaya, kekayaan yang menyombongkan, sakit yang memayahkan, tua yang melemahkan, kematian yang memutuskan, Dajjal yang sejahat-jahat yang dinantikan, dan kiamat yang sangat berat dan menyusahkan (HR. Tirmidzi dari Abu Hurairah ra)

4

Al Falah Mei 2009

fotofo

to: is

t.

Dr. H. M. Syafii Antonio, M. Ec

Karena Kita Mengidap Rabun Dekatfoto: dyan

Krisis terdahsyat yang kita alami adalah krisis keteladanan. Hampir di semua lini kehidupan kita sangat sulit menemukan sosok yang bisa kita jadikan panutan. Padahal kita punya teladan terbaik, Muhammad saw. Kalau begitu, apanya yang salah? Mungkinkah kita mencontoh perikehidupan nabi akhir zaman itu? Berikut petikan diskusi dengan pakar manajemen Dr. H. M. Syafii Antonio, M. Ec saat menghadiri Milad ke-22 YDSF akhir Maret lalu:Rasul saw. Tapi dunia ini berhajat kepada uswah hasanah. Anak muda membutuhkan satu sosok yang tangguh dan bermotivasi tinggi untuk menghadapi segala kesulitan hidup. Rumah tangga membutuhkan figur suami dan ayah teladan yang penuh perhatian. Dunia usaha juga kini memerlukan entrepreneur yang bisa sukses tanpa harus bertumpu pada modal dan uang. Dunia pendidikan membutuhkan figur pendidik yang ngemong dan memperlakukan siswa sebagai organisme yang tumbuh dan perlu diperhatikan dari waktu ke waktu. Panggung politik merindukan pemimpin yang memiliki visi, kompetensi, dan penuh semangat untuk memajukan bangsanya. Banyak anak bangsa yang tidak tahu menjadi apa Indonesia 5 atau 10 tahun mendatang. Apa sebab kita gagal meneladani Nabi saw.? Kita terkena penyakit rabun dekat. Kita tidak mampu melihat perjalanan hidup Nabi saw. secara utuh. Banyak di antara kita yang rutin membaca shalawatshalawat panjang, Diba, & Barzanzi. Tetapi, semua itu kita kumandangkan di masjid, madrasah, dan rumah-rumah saja. Saat kita kembali ke kantor ternyata nilainilai akhlak dan keluhuran budi seperti dalam shalawat-shalawat itu tidak ada di kantor kita. Nyaris tidak ada sepotong hadits pun dalam manual atau Standard Operating Proedure (SOP) perusahaan kita. Walhasil, shalawat rutin dibaca, tapi perusahaan kita makin jauh dari teladan Nabi saw. Bahkan mungkin semakin dekat budaya Yahudi dan kapitalistik. Profit lebih utama daripada akhlak dan syariah. Mungkinkah kita meniru Nabi saw? Untuk bisa menjadi suami teladan, tidak harus dapat wahyu dulu. Nabi saw. biasa membukakan pintu rumah atau kendaaran (tunggangan) untuk para istrinya, makan sepiring berdua, membawa barangnya sendiri, membersihkan rumah, menjahit pakaian, bermain dengan cucu, mengunjungi putri serta menantunya, dll. Jadi business man berakhlak mulia dan sukses tidak harus jadi nabi dulu. Nabi saw. memulai berdagang tanpa modal secuilpun. Beliau memulai usaha dengan bekal kejujuran, kepercayaan, sikap ramah, murah senyum, sabar, tepat janji serta pemahaman yang luas terhadap kebutuhan konsumennya. Jadi guru yang jujur, berilmu, dan bijaksana tidak harus jadi rasul dulu. Nabi saw. adalah guru yang jujur, ikhlas, walk the talk (mengamalkan yang dikatakan), adil, berjiwa humor & simpatik, tawadhu, menjaga lisan, dan sabar. Salah kita adalah sering kita memposisikan Nabi saw. terlalu melangit. Tinggi dan jauh hingga mendekati dewa atau anak dewa. Akibatnya, beliau menjadi asing yang tidak mungkin bisa ditiru. Sabda beliau, Janganlah kalian terlalu mengagung-agungkan aku seperti halnya orang Nasrani mendewakan Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku ini manusia biasa putra wanita Mekkah yang makan daging yang dikeringkan (lauk sederhana). Panggilah aku Rasulullah dan hamba Allah (HR. Bukhari). Padahal beliau dilahirkan dari ayah & ibu yang jelas, menikah, terluka, dan punya perasaan seperti kita ini. Perbedaan satu-satunya adalah beliau diamanahi wahyu dan mendapat bimbingan dari Allah bila ada tindakan yang tidak tepat menurut Allah. Selebihnya, Muhammad saw. adalah manusia biasa di samping hamba Allah.(oq)Al Falah Mei 2009

MENGAPA kita mengalami krisis keteladanan? Karena kita telah membelenggu Rasulullah Muhammad saw. dengan rantai besi di masjid dan mushalla saja. Selama ini, apa yang terjadi di pasar modal kita, di pasar uang kita, asuransi kita, perbankan kita ataupun bisnis kita seharihari tidak ada hubungannya dengan Nabi saw. Nothing to do with Rasul saw. Jadi, kita ikat Nabi di masjid saja. Kita shalat di masjid sekitar 10 menit. Jika dikalikan 5, paling banter kita di masjid atau mushalla kurang lebih 1 jam. Sedangkan, aktivitas bisnis kita antara 810 jam per hari. Bahkan di kota-kota metropolitan bisa 15 jam. Sepanjang itu, aktivitas kita yang meliputi marketing, periklanan, riset, ekspor, impor ataupun proses tender minim sekali uswatun hasanah Rasul saw. terlibat. Dalam buku Muhammad saw: The Super Leader, Super Manager, saya mendeskripsikan peran Rasul saw. menjadi 8 aspek: self development (pengembangan diri), pemimpin bisnis, pemimpin keluarga harmonis, pemimpin dakwah, pemimpin sosial-politik, pemimpin pendidikan holistik, pemimpin h u ku m , d a n p e m i m p i n m i l i te r. Apa akibatnya? Terjadilah paradoks dalam negeri ini. Negeri ini kaya akan sumber alam tapi masyarakatnya miskin. Indonesia negara muslim terbesar di dunia tapi innalillahi korupsinya termasuk tertinggi di dunia. Kita punya banyak pondok pesantren tapi pornografi ada dimana-mana. Tanah negeri ini subur tapi banyak yang kelaparan. Banyak pengajian dan usrah, tapi disiplinnya amburadul. Jelas tidak hanya umat Islam membutuhkan Islam dan suri teladan

5

ebelum kita urai lebih jauh apa dan bagaimana kurikulum Alquran dalam pendidikan putra putri kita, mari kita cermati kisah penuh hikmah ini. Ayahku menyimpan cita-cita agar Allah memberinya rezeki seorang anak yang mempunyai suara dan bacaan Al Quran yang indah. Ternyata, putranya, tak ditakdirkan memiliki suara yang merdu. Putranya itu sekadar menjadi seorang yang suka menyemak bacaan Al Quran. Ayahku sering mengundang para qurra' untuk tilawah Al Quran di rumahku. Bermula dari detik itu, sedikit demi sedikit, kesenangan dan rasa sukacita itu tumbuh subur dan memekar dalam jiwaku. Bila terdengar Al Quran dibaca, aku yang masih kecil terdiam dan menyemaknya dengan penuh perhatian. Berkembanglah keterpautan jiwaku dengan Al Quran. Dan kelak, aku memang sekali lagi tak menjadi qari'ul Quran. Namun, putra ini termasuk segelintir para tokoh pemikir Islam yang memiliki saham besar dalam arus kebangkitan Islam di zaman kini. Sayyid Qutb nama yang tidak asing dalam dunia Islam. Beliau bukan qariul Quran, namun beliaulah pengarang kitab Tafsir Al Quran, Fi Dzilalil Quran. Itulah kisah pribadi yang dibentuk oleh gema Al Quran dalam jiwa mereka sejak kecil. Gema Al Quran semasa mereka kecil amat mempengaruhi kehidupan ketika dewasa. Kisah masa kecil ulama besar Sayyid Qutb di atas menunjukkan betapa besarnya peran pendidikan Al Quran dilakukan sejak usia dini. Bahwa, pendidikan Al Quran sejak kecil, sebagai tonggak utama terbentuknya mental dan keperibadian anak yang sehat dan diridloi Allah swt.. Lingkungan yang mendukung akan selalu memberikan nilai positif pada

setiap proses pembentukan pribadi seseorang. Keistimewaan orang yang membaca dan mempelajari Al Quran diumpamakan oleh Rasulullah saw. ibarat suata bejana yang penuh berisi minyak wangi yang baunya selalu semerbak di mana-mana (Riwayat Ibnu Majah, Tirmidzi, Abu Daud). Pribadi Al Quran bagai sebuah mercu obor yang memancarkan cahaya dan memberi terang di malam gelap kepada umat manusia. Ikatan Rohani Anak Pendidikan Al Quran adalah salah satu ikatan rohani yang paling efektif untuk mendidik jiwa seseorang. Rasulullah saw. bersabda: "Didiklah anak-anakmu dalam tiga perkara: m e n c i nta i n a b i m u , m e n c i nta i keluarganya, dan membaca Al Quran. Para ulama terdahulu telah menekankan pentingnya dan keutamaan pengajaran Al Quran agar dimulai sejak kanak-kanak. Ibnu Khaldun mengisyaratkan pentingnya

Dalam hal pendidikan Al Quran, sekolah punya peran 100 persen. Guru punya kewajiban mentransfer dan mengajari tentang hal itu.

6

Al Falah Mei 2009

mengajar dan menghafal Al Quran kepada anak-anak. Menurut beliau pengajaran Al Quran adalah dasar pengajaran dalam semua kurikulum sekolah di berbagai negara Islam. Al Quran merupakan semboyan agama yang mengukuhkan akidah. Begitu juga Ibnu Sina, dalam kitabnya As-Siyasah, menekankan kaum muslimin seharusnya mempersiapkan fisikal dan mental anak yang dimulakan dengan pengajaran Al Quran. Imam alGhazali dalam Ihya Ulumuddin juga mewasiatkan pengajaran Al Quran, hadits dan cerita orang-orang shaleh kepada anak-anak. Malah telah menjadi suatu kebiasaan para orang tua menyerahkan anak-anak mereka kepada seorang syaikh murabbi (pendidik) untuk diajar Al Quran. Sehingga roh mereka begitu tinggi, hati mereka khusyuk, air mata mereka mudah berlinangan bila mengingati

Allah. Inilah kesan lantunan gema Al Quran, keimanan, dan aqidah yang telah meresap ke dalam jiwa. Level Pertama; Ajari Membaca dengan Benar Lalu, bagaimana potret pendidikan Al Quran yang ada sekarang? Prof. Dr. (Eng) Imam Robandi, Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah Jawa T imur mengatakan selain menjadi kewajiban orang tua, pendidikan Al Quran juga harus diberikan di sekolah. Mengapa demikian? Menurut Imam Robandi, dalam hal pendidikan Al Quran, sekolah punya peran 100 persen. Guru punya kewajiban mentransfer dan mengajari tentang hal itu, tukasnya. Selain itu, kata guru besar Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya ini, sekolah (terutama sekolah Islam) punya peran sangat fundamental dalam mencetak

foto: anam Prof. Dr. (Eng) Imam Robandi

Banyak program dilakukan, tetapi hanya sebatas kejar tayang dengan berbagai pesanan. Orang tua pun hanya mengharapkan anak-anaknya hafal surat dan jumlah juz tanpa memperhatikan kualitas bacaannya,

kader-kader yang akan menjalankan Islam dengan baik. Makanya, agar itu bisa terlaksana, dalam memberikan pendidikan Al Quran setiap guru harus bisa memberi contoh seperti apa sebenarnya way of Al Quran atau life of Al Quran itu. Makanya tak salah bila pendidikan Al Quran yang selama ini kurang ada hasil karena kurangnya pemahaman sekolah terutama guru dalam memahami strategi pendidikan Al Quran. Banyak program dilakukan, tetapi hanya sebatas kejar tayang dengan berbagai pesanan. Orang tua pun hanya mengharapkan anakanaknya hafal surat dan jumlah juz tanpa memperhati kan kualitas bacaannya, kritik Imam. Pihak sekolah pun, lanjutnya, dalam memberikan pengajaran Al Quran hanya terpaku pada hafalan saja. Seharusnya, siswa diajari lebih dulu bagaimana membaca dengan sebenarbenarnya, baru menerjemahkan hingga mengamalkan. Yang paling penting dalam mengajarkan Al Quran, menurut Imam Robandi, siswa diajari bagaimana membaca dengan benar dulu. Dan jangan memberikan bahasan berat. Di Indonesia sendiri, pendidikan Al Quran d i l a ku ka n b a r u s e b atas l e ve l membaca.(a6)Al Falah Mei 2009

7

Pembelajaran Al Quran

Tak Sekadar Ada, Mutu Harus Diutamakanendidikan Al Quran di sekolah merupakan misi besar sebuah sekolah Islam, baik dengan format sekolah Islam terpadu yang terpadu maupun madrasah/pondok pesantren. Jadi sangat wajar jika sekolah dengan label Islam memberi prioritas lebih terhadap pembelajaran Al Quran. Hal itu dicetuskan Masruri, Direktur Kualita Pendidikan Indonesia (KPI). Untuk inilah (pembelajaran Al Quran, Red.) sekolah Islam itu ada, tegas pria yang aktif di dunia perbaikan kualitas pendidikan ini. Karena itu, pemahaman pengelola sekolah atau lembaga pendidikan Islam harus benar terhadap mutu pelajaran Al Quran. Para pengelola juga harus punya komitmen tentang mutu dan tahu cara memenuhi standar mutu itu. Tidak sekadar ada. Mutu pelajaran Al Quran para lulusannya harus benarbenar bisa diuji secara publik, tandas mantan guru yang puluhan tahun berkiprah di pelatihan guru ini. Fakta telah membuktikan betapa jika keberkahan Al Quran benar-benar terasa. Selama lebih dari 8 tahun berkeliling ke sekolah-sekolah Islam di Indonesia bersama tim KPI, Masruri menemukan sebuah fenomena yang menarik sekaligus menakjubkan. Sekolah-sekolah Islam yang tumbuh besar dan banyak prestasinya adalah sekolah-sekolah Islam yang sangat memperhatikan pengajaran Al Qurannya. Dan sebaliknya, sekolah-sekolah Islam yang kurang berkembang dan rendah kualitasnya hampir dapat dipastikan bahwa sekolah tersebut rendah pula perhatiannya terhadap pengajaran Al Qurannya. Jika Anda kurang yakin tentang ini, Anda bisa buktikan sendiri. Barangkali ada sekolah Islam yang tidak berkualitas di sekitar tempat tinggal Anda, cobalah Anda perhatikan dengan seksama pengajaran Al Qurannya. Anda akan menemukan bahwa pengajaran Al Quran di sekolah tersebut pasti juga tidak berkualitas atau tidak dikelola dengan baik, ungkap Masruri. Agenda peningkatan kualitas pembelajaran Al Quran ini merupakan persoalan aksiomatik. Proyek besar ini tidak akan terhalang oleh sekat ormas maupun golongan tertentu. Agenda ini menembus batas. Semua ormas Islam pasti sepakat terhadap misi ini, cetus Masruri. Dalam banyak kesempatan, Masruri selalu menyarankan pada para pengelola sekolah-sekolah Islam di berbagai daerah di tanah air jika ingin memperbaiki mutu sekolah mulailah dari memperbaiki mutu pengajaran Al Quran. Saya katakan, Insya Allah

keberkahan akan segera menyelimuti sekolah Anda dan Allah akan memberi kemudahan Anda untuk meningkatkan mutu program-program lainnya ucapnya bercerita. Pemahaman seperti ini juga harus b i s a d i j a b a r ka n d i l a pa n ga n . Pencanangan target yang terukur dan kontrol rutin yang harus dilakukan. Bahkan kalau perlu ada kontrol dari internal maupun eksternal secara simultan, ujar salah satu penyusun metode belajar Al Quran Ummi ini. Ini semua tidak sulit dan tidak selalu butuh biaya mahal. Hanya butuh komitmen kuat untuk memulainya, jelasnya. S e h i n g ga , s e t i a p l e m b a ga pendidikan Islam berani memberi jaminan mutu kepada wali murid dan masyarakat luas. Bahwa sekolah yang mereka kelola menjamin lulusannya punya kualitas terstandar yang bisa diuji di depan khalayak. Dalam konteks sekolah Islam, Al Quran adalah misi utama yang harus diemban. Masruri menandaskan, Saya katakan pada para pengelola sekolah, para kepala sekolah, dan para guru di beberapa seminar dan workshop, Jika pengajaran Al Quran di sekolah Anda jelek, sehingga murid-murid Anda lulus dari sekolah Anda dengan bacaan dan kemampuan Al Quran yang buruk, maka untuk apa sesungguhnya sekolah Anda didirikan?(oq)

Dalam konteks sekolah Islam, Al Quran adalah misi utama yang harus diemban.

8

Al Falah Mei 2009

Mencari Konsep Terbaik Bagi Penerus Generasi Islame t i d a k nya ad a 3 h a l ya n g mempengaruhi proses pembelajaran Al Quran di sekolah. Pertama, kebijakan (goodwill) pengelola lembaga pendidikan. Menurut A. Yusuf MS, Koordinator bidang Al Quran Ummi Foundation, sejak awal pihak pengelola harus punya komitmen yang kuat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Al Quran. Mulai dari pengurus yayasan dan kepala sekolah harus punya komitmen yang kuat. Kadang guru Al Qurannya semangat ingin ikut pelatihan. Tapi pihak sekolah tidak merespon sama sekali. Jangankan memberi bekal, memberi izin saja tidak. Sekolah seperti ini tidak punya goodwill yang bagus, ungkap Yusuf yang juga trainer pembelajaran Al Quran metode Ummi ini. Pengelola berperan cukup besar pada iklim kerja yang kondusif pada guru dan kepala sekolah. Sehingga mereka bisa bekerja dan berprestasi secara optimal pengelola yang baik sangat memikirkan jenjang karir dan kesejahteraan guru. Hal ini amat berpengaruh pada umur institusi dan continuous improvement SDM di institusi tersebut. Tentu sangat berbeda, lanjut Yusuf, sekolah yang memprioritaskan pembelajaran Al Quran dengan yang tidak. Tingkat ketuntasan sekolah dengan jam pelajaran di jam pertama dengan jam terakhir. Antara yang tiap hari dengan yang tidak. Di sinilah letak kadar goodwill suatu lembaga, tegas salah satu penyusun metode Ummi ini. Faktor kedua adalah kualifikasi guru. Bagaimanapun, kesuksesan proses belajar mengajar (PBM) sangat dipengaruhi kualitas guru. Kualifikasi guru yang diharapkan adalah: 1) tartil baca Al Quran, 2) menguasai ghorib & tajwid dasar, 3) terbiasa baca Al Quran setiap hari, 4) menguasai metodologi, 5) berjiwa dai & murabbi (pendidik), 6) disiplin waktu, dan 7) komitmen pada mutu. Ketiga, tersedianya metode

Metode Pembelajaran Al Quran

pembelajaran Al Quran yang berbasis mutu. Metode yang efektif dan disertai kontrol yang rutin akan membuat PBM Al Quran memenuhi target yang diinginkan. Saat ini cukup banyak metode pembelajaran Al Quran di masyarakat. Demikian menurut penjelasan M. Arif, S.Ag, Direktur Lembaga Pembinaan & Pengembangan Taman Kanak-kanak Al Quran (LPPTKA) Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Jatim. Tiap-tiap metode punya ciri khas dan punya basis lokasi yang berbeda. Satu kota dengan yang lain punya metode yang berbeda. Bahkan di kota yang sama bisa pula berbeda. Apalagi di kota besar seperti Surabaya, jelas pria yang rutin membina TPA/TKA di berbagai daerah di Jatim ini. Tabel 1 Beberapa Metode Al Quran* 1. Iqro 8. An Nur 2. Qiroati 9. Tartila 3. Tilawati 10. Al Wasilah 4. Al Barqi 11. At Tartil 5. Al Baghdadi 12. Tarsana 6. Ummi 13. At Tanzil 7. An Nahdhiyah 14. Jet Tempur*Disusun berdasar wawancara

Tiap metode punya ciri masingmasing. Menurut Arif, banyaknya pilihan metode bukanlah persaingan. Berbagai metode yang berkembang di masyarakat akan membuat tiap-tiap lembaga bisa memilih metode yang sesuai. Kita pilih yang cocok dengan kondisi lembaga, jelas Arif yang juga seorang pengajar Al Quran ini. Hal senada diungkapkan Yusuf. Keberhasilan pembelajaran tidak mengandalkan bagus tidaknya sebuah buku. Ada yang bilang, Wah buku ini pasti bagus. Tapi dia tidak menguasai metodologi buku yang dimaksud. Sebelum kita menggunakan satu metode, seharusnya kita paham betul bagaimana meteodologinya. Tidak bisa asal pakai, tandasnya. Akhirnya, semua komponen yang ada di sekolah (pengelola, kepala sekolah, guru, karyawan, orang tua) harus punya komitmen yang sama. Yaitu bagaimana memoles para siswanya menjadi generasi Qurani. Hingga para lulusannya mampu membaca Al Quran dengan baik yang bisa diuji di hadapan publik. Bahkan tidak sekadar membaca, namun juga menghafal, memahami & m e n ga m a l ka n K i ta b u l l a h . ( o q )

Tabel 2 Metode Belajar Al Quran Menurut Ciri Umum* No Ciri Umum 1 Berbasis lingkungan/ imajinasi anak 2 Mengenalkan susunan kata (bunyi huruf) lebih dahulu 3 Mengenalkan nama huruf lebih dahulu 4 Penggabungan pengenalan bunyi huruf dan nama huruf di awal pembelajaran 5 Membandingkan bunyi huruf Hijaiyah dengan Latin Metode Al Barqi Keterangan Dengan metode cerita anak untuk mengenalkan bunyi huruf. Misalnya A Da Ra Ja Ma Ha Ka Ya Siswa langsung baca kata, tidak mengenal huruf dahulu Sering dikenal dengan sebutan metode Turutan. Siswa mengenal nama huruf lebih dahulu pada ji lid & halaman tertentu*Berdasar hasil wawancara

Iqro, Qiroati Al Baghdadi

Tilawati, Ummi Iqro

Al Falah Mei 2009

9

CerminSD Putra Harapan Bangsa Surabaya Yayasan Penolong Pembina Anak Yatim (PPAY) Al Amal

Raih Prestasi Dalam Keterbatasanekolah berbasis Al Quran (sekolah Islam), kini tampaknya semakin menjadi kebutuhan masyarakat. Namun sekolah Islam yang ada, memiliki segmentasi yang berbedabeda. Dalam penerimaan siswa baru pun ada proses seleksi yang ketat, mulai dari tingkat nilai akademis hingga mahal tidaknya biaya sekolah tersebut. Nah, SD Putra Harapan Bangsa ini merupakan salah satu dari sekian banyak sekolah yang menerapkan pembelajaran Al Quran untuk kalangan ekonomi bawah. Karena bernaung di bawah Yayasan Penolong Pembina Anak Yatim (PPAY) Al Amal yang memang konsen pada pembinaan anak yatim, tentu saja sekolah yang didirikan tahun 1952 ini lebih mengutamakan pendidikan anak yatim piatu. Oleh sebab itu, untuk masuk ke sekolah ini, syarat utamanya adalah dari keluarga yang tingkat ekonominya rendah, atau yatim piatu. Agar benar-benar tepat sasaran dengan misi utamanya tersebut, Kepala SD Putra Harapan Bangsa, Drs. Mochammad Zuhdi mengatakan, perlu adanya seleksi terhadap calon siswa. Dan untuk mengefektifkan proses seleksi ini, pihak sekolah selanjutnya akan mensurvei kondisi keluarga calon siswa, apakah benar-benar sesuai dengan syarat yang ditetapkan sekolah ataukah tidak. Maka dari itu, saat survei pihak sekolah langsung mendatangi rumah calon siswa untuk memastikan kondisi ekonomi orang tuanya. Prioritas kami adalah yatim, piatu, dan dari keluarga miskin. Kami tidak memandang tinggi rendahnya nilai akademis atau tingkat kecerdasan calon

siswa, tapi sekolah ini memang khusus untuk yatim piatu dan keluarga ekonomi bawah, ujar pria kelahiran 26 Juni 1962 ini. SD Putra Harapan Bangsa ini tidak membebankan biaya alias gratis. Disinggung soal sumber dana untuk operasional sekolah, bapak empat putra ini menuturkan, sumber dana tersebut dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS), hibah dari Dinas Pendidikan Kota Surabaya, dan donasi dari para donatur Yayasan PPAY Al Amal. Berbicara metode pengajaran, seperti yang dikatakan Mochammad Zuhdi, penerapan pembelajaran Al Quran di sekolah ini menggunakan metode UMMI. Metode pembelajaran ini dianggap cocok, baik bagi daya tangkap siswa dan pengajarnya. Metode ini saya rasa lebih luwes dan cocok dengan karakter pengajar dan siswa di sini, ujar Zuhdi. Kami memakai metode UMMI ini sudah dua tahun. Dan alhamdulillah, perkembangannya sudah terlihat lebih

foto: dyan

Kebiasaan siswa di sini, sepulang sekolah sebagian dari mereka meneruskan mengaji di TPQ.

baik. Hal ini bisa dilihat dari respon positif wali siswa dan masyarakat yang menilai sekolah ini lebih unggul pembelajaran keislamannya, terutama pembelajaran Al Quran dibanding sekolah lain, tambahnya. Dengan metode UMMI, dilakukan dengan memberikan porsi minimal 10 jam pelajaran Al Quran dalam seminggu. Artinya, setiap hari para siswa mendapat pengajaran selama dua jam. Menurut Mujiono, Wakil Kepala SD Putra Harapan Bangsa, di sekolah ini total ada 15 jam untuk pengajaran Al Quran. Jadi lebih banyak dari yang ditetapkan metode UMMI sendiri. Metode pembelajaran ini diberikan untuk siswa kelas satu sampai enam. Kebiasaan siswa di sini, sepulang sekolah sebagian dari mereka meneruskan mengaji di TPQ. Jadi, untuk pembelajaran Al Qurannya mendapat tambahan dari situ (TPQred), terang Mujiono. Sejak pembelajaran Al Quran memakai metode UMMI, Mujiono mengaku sekolah yang mempunyai 28 tenaga pengajar ini, di tahun ajaran 2007/2008 menduduki rangking ke-5 se-kecamatan Semampir atas hasil Ujian Akhir Semester Bersama Nasional. Selain itu, salah satu prestasi yang pernah diraih sekolah yang terletak di kawasan Wonosari Lor Surabaya ini adalah Juara II Tartil Quran di SDIT Ghil Mani Surabaya pada Maret lalu. Mudah-mudahan dengan menerapkan metode UMMI, pembelajaran Al Quran semakin berkembang dan mendulang prestasi, harap Zuhdi.(dyan)

10

Al FalahMei 2009

Pintu-pintu Rezeki

Tidak Ada Alasan Tuk Cari Rezeki Haramencari rezeki yang haram saja susah, apalagi cari yang halal. Ungkapan ini sering kita dengar. Apalagi saat kondisi global sedang mengalami resesi. Entah dengan maksud bergurau atau mungkin juga dengan niat yang sangat serius. Padahal Allah swt. telah menjamin rezeki setiap makhluk-Nya. Dan tidak ada suatu makhlukpun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiamnya dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh) (QS. Hud 6) Agaknya banyak di antara kita yang sering dihinggapi pikiran negatif. Allah swt. mengingatkan, Syetan menjanjikan ( m e n a ku t- n a ku t i ) ka m u d e n ga n kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (ki kir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan dari-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui (QS. Al Baqarah 268) Jadi, ungkapan itu mesti kita ubah menjadi, Di dunia ini karunia-Nya melimpah ruah. Allah swt. Maha Mencukupi. Dunia tidak akan kehabisan rezeki halal, buat apa cari yang haram? Kewaji ban kita hanya berusaha semaksimal mungkin mencari karuniaNya. Sebab, kita tidak tahu berapa Allah menjatah rezeki-Nya untuk kita. Berikut ini sebagian pintu-pintu rezeki yang diajarkan Allah dan rasul-Nya: 1. Memperbanyak Istighfar Allah berfirman, Maka aku (Nuh as, Red.) katakan kepada mereka, Mohonlah ampun (istighfar) kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat dan membanyakkan harta dan anakanakmu, mengadakan untukmu kebunkebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai (QS Nuh 10-12). Al Qurthubi menafsirkan, Dalam ayat ini, terdapat dalil yang menunjukkan bahwa istighfar merupakan salah satu sarana dilimpahkan-Nya rezeki dan hujan. Rasulullah saw. bersabda, Barang siapa memperbanyak istighfar niscaya Allah menggantikan kesempitan menjadi jalan keluar, setiap kesedihan menjadi kelapangan, dan Allah akan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka (HR. Abu Dawud). 2. Bertakwa Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan (Dia) memberinya rezeki dari arah tiada disangka-sangkanya (QS. Ath Thalaq 2-3). Ibnu Katsir menafsirkan, Maknanya, barang siapa yang bertakwa kepada Allah --dengan melakukan apa yang diperintah-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya-niscaya Allah akan memberi jalan keluar serta rezeki dan arah yang tiada disangkasangka yakni dari arah yang tidak pernah terlintas dibenaknya. 3. Bertawakkal kepada Allah swt. S u n g g u h s ea n d a i nya ka l i a n bertawakkal kepada Allah sebenarbenarnya niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana rezeki burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang (HR. Ahmad, Tirmidzi). Tawakkal berarti kesungguhan hati dalam bersandar kepada Allah swt. untuk mendapatkan kemaslahatan serta mencegah bahaya, baik menyangkut urusan dunia maupun akhirat. 4. Rajin beribadah Nabi saw. bersabda, Sesungguhnya Allah berfirman, Wahai anak Adam! Beribadahlah sepenuhnya kepada-Ku. Niscaya Aku penuhi (hatimu yang ada) di dalam dada dengan kekayaan dan Aku penuhi kebutuhanmu. Jika tidak kalian lakukan, niscaya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak Aku penuhi kebutuhanmu (kepada manusia) (HR. T irmidzi, Ahmad, Ibnu Majah). 5. Haji dan Umrah Lanjutkanlah haji dengan umrah karena sesung guhnya keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa sebagaimana api dapat menghilangkan karat besi, emas, dan perak. Dan tidak ada pahala haji yang mabrur itu kecuali surga (HR. Ahmad, Timidzi, Nasai). 6. Banyak Silaturahmi Nabi saw. bersabda, Siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya) maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi (HR. Bukhari). 7. Banyak Sedekah Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah akan mengantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaikbaiknya (QS. Saba 39). Ibnu Katsir menafsirkan, Betapapun sedikit yang kamu nafkahkan dari apa yang diperintahkan Allah kepadamu dan apa yang dibolehkan-Nya, niscaya Dia akan menggantinya di dunia, dan di akhirat engkau akan diberi pahala dan ganjaran. Nabi saw. bersabda dalam hadist qudsi, Allah swt. berfirman, Wahai anak Adam, berinfaklah niscaya Aku berinfak (memberi rezeki) kepadamu (HR. Abu Daud). 8. Menafkahi Penuntut Ilmu Anas bin Malik ra berkata, "Dulu ada dua orang bersaudara pada masa Rasulullah saw. Salah seorang menuntut ilmu pada majelis Rasulullah saw., sedangkan yang lainnya bekerja. Lalu saudaranya yang bekerja itu mengadu kepada Rasulullah saw. (lantaran ia memberi nafkah kepada saudaranya itu). Maka Nabi saw. bersabda, "Mudahmudahan engkau diberi rezeki dengan sebab dia" (HR. Tirmidzi, al-Hakim). 9. Membantu Orang-orang Lemah (dhuafa) Rasulullah saw. bersabda, Bantulah orang-orang yang lemah karena kalian diberi rezeki dan ditolong lantaran orangorang lemah di antara kalian (HR. Muslim, An Nasai). 10. Hijrah di Jalan Allah Barang siapa hijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak... (QS. An Nisa 100).(oq, berbagai sumber)Al Falah Mei 2009 foto: ist.

11

Dan Rasul Pun Bercandaisa jadi kita beranggapan semua perkataan Rasulullah Muhammad saw. hanyalah nasihat semata. Namun sesungguhnya tidaklah demikian. Bila seluruh ucapan Rasulullah saw. cuma nasihat, maka banyak orang yang akan bosan. Dalam banyak atsar (ucapan sahabat Nabi saw.), kita dapati sesekali Rasulullah SAW. ikut dalam obrolan para sahabat sehari-hari. Zaid bin Tsabit ra berkata, Bila kami berbicara tentang dunia, Rasulullah saw. ikut berbicara tentang dunia bersama kami, dan bila kami berbicara tentang akhirat, Rasulullah saw. juga ikut serta berbicara tentang akhirat. Dan bila kami berbicara tentang makanan, Rasulullah saw. juga akan berbicara tentang makanan (dalam Syakhshiyah Ar Rasul, Muhammad Rawwas Qalah Ji, Pustaka Ikadi, hal. 205). Rasulullah saw. kadangkala juga bercanda dan bisa lucu dalam candanya. Wahai Rasulullah, engkau mengajak kami bercanda, kata para sahabat suatu ketika. Nabi saw. menjawab, Aku tidak berkata kecuali yang benar (HR. Bukhari, Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Majah dari Abu Hurairah ra). Di kesempatan lain, Nabi saw. bersabda, Sesungguhnya aku benarbenar bercanda dan aku tidak berkata kecuali yang benar (HR. Tabrani dari Ibnu Umar ra). Maksudnya, beliau bercanda dengan kebenaran bukan canda yang dusta maupun olok-olok. Usaid bin Hudhair ra mengisahkan, Suatu saat ada salah seorang Anshar yang berbicara di hadapan sekelompok sahabat hingga dia membuat orang tertawa. Tiba-tiba muncul Nabi saw. sambil memukul perut orang itu dengan sepotong ranting. Lalu orang Anshar itu berkata, Beri kesempatan padaku untuk membalas! Kalau begitu balaslah! jawab Nabi saw. Anda mengenakan pakaian. Padahal aku tadi tidak mengenakan pakaian. Maka Nabi saw. menyingkap gamisnya. Ternyata orang Anshar itu malah merangkul pinggang Nabi saw. sambil berkata, Yang kuinginkan hanyalah ini wahai Rasulullah.(HR. Abu Daud). Di lain kesempatan, Nabi saw. menjenguk sahabat yang bernama Shuhaib ra (dalam Senyum & Tangis Rasulullah, Ahmad Musthafa Qasim Ath Thahthawy, Pustaka Al Kautsar, hal. 130). Nabi saw. membawa oleh-oleh berupa kurma yang berwarna keabuabuan (ramad). Ji ka engkau memakannya, maka warnamu bisa abu-abu, ucap Rasulullah saw. sambil menghiburnya. Kalau begitu, aku akan memakan belahannya yang lain. Maka Rasulullah s a w. t e r s e n y u m m e n d e n g a r perkataannya (HR. Ibnu Majah). Pernah seseorang menemui Rasulullah saw. dan meminta seekor unta jantan untuk tunggangan dan pengangkut barang. Rasulullah saw. menyanggupi seraya berkata, Aku akan membawakanmu anak unta. Dengan penuh heran, orang itu bertanya,Wahai Rasulullah, apa yang dapat aku perbuat dengan anak unta? Nabi saw. menjawab, Bukankah setiap unta betina melahirkan anak unta (walaupun sudah besar)? (HR. Bukhari & Tirmidzi dari Anas bin Malik ra) Suatu hari Nabi saw. menemui Zahir bin Hiram ra di tempatnya berjualan. Ia adalah seorang Arab Badui. Ia pernah memberi Nabi saw. hadiah. Rasulullah saw. menyukainya meski ia punya rupa yang buruk. Tanpa ia sadari, tiba-tiba Rasulullah saw. memeluknya dari belakang. Siapa ini? Lepaskan aku! kata Zahir. Kemudian dia menoleh dan melihat Rasulullah saw. Begitu tahu, Zahir malah tidak mau melepaskan punggungnya yang bersentuhan dengan dada Rasulullah saw. Kemudian Rasulullah saw. berkata kepada orang-orang, Siapa yang membeli budak ini? Zahir menyahut, Wahai Rasulullah! Demi Allah, Anda memandang diriku sangat murah. Rasulullah saw. menjawab, Namun di sisi Allah swt. kamu sangat mahal (HR. Tirmidzi, Ahmad dari Anas bin Malik ra).(oq)

(Michael H. Hart, The 100 : A Ranking of the Most Inf luential Person in History, York, 1978, p. 33) New

My choice of Muhammad to lead the list of the world's mo st inf luential persons may surprise some rea ders and may be questioned by others, but he was the only man is history wh o was supremely successful on both the religious and secular levels. Pilihanku pada Muhamm ad sebagai pemuncak dafta r orang-orang yang paling berpengaruh di dunia bisa mengejutkan be berapa pembaca dan bisa dipertanyakan ole h yang lain. Namun ia ad alah satu-satunya manusia dalam sejarah yan g sangat sukses dalam ur usan agama dan duniawi.

12

Al Falah Mei 2009

Teladan

Melejitkan kekuatan potensi diri kita, melalui kekuatan jiwa dan emosi.Pelatihan ini berguna bagi profesional, pendidik, dan siapa saja yang ingin

mengembangkan potensinya melalui kekuatan jiwa dan emosi. Hari/ Tanggal Waktu Tempat Trainer

: Ahad, 6 Juni 2009 : 08.00-16.30 WIB : Hotel Elmi Surabaya* : Tim TRUSTCO (Lembaga Training Pengembangan Diri dan Organisasi Berbasis Islam) Lebih lanjut hubungi: Graha Zakat Jl. Kertajaya VIII-C/17 Surabaya Telp. 031-5056650, 70113008*Dalam konfirmasi

Dapatkan... CD KAAFFAH MILAD 22 YDSFbersama Ustadz Dr.HM. Syafi'i Antonio hanya dengan Rp 10.000. Hubungi: 031-5056650 (08.00-16.00 WIB)

Hadirilah... Hadirilah... Hadirilah...Ceramah Umum BulananPembicara : Tempat Hari Pukul

Ustadz Nofel Bayasyut

Meraih Kebahagiaan di Akhirat (bagian II)

Dengan Topik

: Masjid Yayasan Perguruan Al - Irsyad. Jl. Iskandar Muda No. 46 Surabaya : Ahad, 10 Mei 2009 : 09.00 11.30 WIB

Wanita disediakan tempat Informasi: 031 - 6059 5118 (Isa Kuddeh) Kantor: 031 - 329 1966

Pengajian Umum Bulanan

Al Irsyad

Takmir Masjid Yayasan Perguruan Al Irsyad Surabaya

Tangguh Menghadapi Persoalan Hidupernyata, ketangguhan hanya dapat dilihat tatkala seseorang mengarungi medan ujian. Semakin berat medan ujian, semakin terlihat pula ketangguhannya. Kita akan salut kepada seorang ibu yang mati-matian mendidik anak-anaknya di tengah kesulitan ekonomi yang menghimpit. Kita akan salut kepada pasukan yang berani mati di medan perang, walau musuh yang dihadapi jumlahnya jauh lebih banyak. Kita pun akan salut kepada satu bangsa yang walau tidak punya sumber daya alam, tapi mereka bisa bangkit dan maju. Intinya, kita akan salut kepada mereka yang memiliki ketangguhan dalam hidup. Pertanyaannya, apakah kita termasuk manusia yang tangguh atau rapuh? Masalahnya, di balik orang yang tangguh, ada banyak orang yang rapuh. Dihadapkan dengan sedikit kesusahan mereka goyah dan mengeluh. Dihadapkan dengan masalah yang menghadang dia putus asa. Dihadapkan dengan ketidakenakan dia tersinggung, lalu marah. Bahkan, dengan masalah sepele saja mereka akan menyerah. Lihatlah, hanya karena tidak bisa

Oleh KH Abdullah Gymnastiar dari seberapa kuat keimananya. Manusia paling tangguh adalah manusia yang paling kuat imannya. Boleh jadi tubuh kita lemah, rapuh, bahkan lumpuh, tapi kalau ia memiliki ketangguhan iman, maka kelemahan fisik akan tertutupi. Orang yang memiliki kekuatan iman, salah satu ciri khasnya adalah tangguh menghadapi cobaan hidup. Dalam praktiknya, ia memiliki lima rumus. Pertama, ia yakin bahwa kesulitan adalah episode yang harus dijalani. Ia akan menghadapinya sepenuh hati, tidak ada kamus mundur atau menghindar. Kedua, ia yakin bahwa setiap kesulitan sudah diukur oleh Allah, sehingga takarannya pasti sesuai dengan kapasitas manusia. Ketiga, ia yakin bahwa ada banyak hikmah di balik kesulitan. Keempat, ia yakin bahwa setiap ujian pasti ada ujungnya. Dan terakhir, ia yakin bahwa setiap kesulitan yang disikapi dengan cara terbaik akan mengangkat derajatnya di hadapan Allah (juga manusia). Pasti ada sesuatu yang besar di balik kesulitan yang menghadang. Semakin berat ujian, semakin luar biasa pula ganjaran yang akan diterima. Karena itu, sesulit apapun keadaan bangsa kita, sesulit apapun keadaan keluarga dan diri kita, pilihan terbaik hanya satu: Kita harus menjadi manusia tangguh. Jangan putus asa atau menyerah. Bergeraklah terus karena segala sesuatu ada ujungnya. Tidak mungkin kesulitan akan terus menerus mendera kita. Bukankah di balik setiap kesulitan ada dua kemudahan (QS. Al Insyirah 5-6)? Wallahu a'lam bishshowab.{}

mengerjakan pekerjaan rumah, ia membanting pintu dan menyobek kertas. Hanya karena tidak bisa memasang peniti, susah masuk, ia marah-marah dan membanting peniti tersebut. Hanya karena putus cinta, ia bunuh diri. Atau hanya karena tidak disapa tetangga, ia sakit hati. Karena itu, mulai sekarang kita harus memiliki keberanian untuk mengevaluasi diri, apakah diri kita bermental tangguh atau sebaliknya bermental rapuh? Kalau kita sudah lebih mengenal diri, kita harus memiliki program untuk membangun ketangguhan diri. Dalam Al Quran, Allah swt. berjanji akan membahagiakan orang-orang yang sabar dan tangguh dalam mengarungi kesulitan hidup. Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu mereka yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, 'Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah, dan kepadaNya kami akan kembali' (QS. Al-Baqarah 155-156). Ketangguhan yang hakiki bagi seorang Muslim tidak dilihat dari fisiknya (walau ini penting), tapi dilihat

Yakin bahwa setiap ujian pasti ada ujungnya. Dan yakin bahwa setiap kesulitan yang disikapi dengan cara terbaik akan mengangkat derajat di hadapan Allah (juga manusia).

foto: ist.

Urgensi Peningkatan Kesadaran BerzakatOleh: Bondan Satriawan, M. Econ.St *i dalam perekonomian berbasis pasar atau market economy seperti yang bangsa Indonesia dan hampir seluruh negara di dunia jalankan saat ini, tidak ada jaminan bahwa mekanisme pasar bisa menghapuskan kemiskinan. Profesor Samuelson, seorang peraih nobel bidang ekonomi dan sekaligus salah satu tokoh dan ilmuwan ekonomi terkemuka abad ini dengan jujur dan jelas mengakui bahwa mekanisme pasar tidak serta merta menghasilkan distribusi pendapatan yang merata (Samuelson & Nordhaus 2005: 38). Ketidakmerataan distribusi pendapatan ini akan berujung pada lahirnya kaum berpunya di satu sisi dan kaum miskin di sisi lain. Terkait dengan hal tersebut, diperlukan suatu mekanisme alternatif dalam melakukan distribusi pendapatan di luar mekanisme pasar untuk mengatasi ketidakmerataan distribusi pendapatan ini. Dalam konteks ini, zakat bisa dilihat sebagai suatu alternatif cara untuk melakukan pemerataan distribusi pendapatan di luar mekanisme pasar. Zakat bisa menjadi sekadar pertolongan pertama bagi kaum miskin untuk bertahan hidup atau bahkan bisa menjadi pemicu terbebasnya kaum dhuafa dari belenggu kemiskinan yang selama ini dideritanya. Dalam konteks menyelamatkan kaum dhuafa, apakah zakat hanya akan menjadi sekadar pertolongan pertama bagi kaum miskin, ataukah bisa menjadi pemicu bagi dihapuskannya belenggu kemiskinan, tentunya sangat tergantung dari pengelolaan zakat itu sendiri. Peran pengelola zakat (amil) menjadi penentu utama sampai di manakah peran zakat dalam menyelamatkan kaum dhuafa. Apakah sekadar membuat mereka kenyang dalam 1 atau 2 hari ataukah bisa menjadi suatu awal dari bebasnya mereka dari belenggu kemiskinan yang selama ini mereka hadapi. Bi la pi li hannya adalah memaksimalkan manfaat zakat sebagai salah satu jalan mengatasi kemiskinan maka diperlukan suatu organisasi amil yang rapi dan professional serta memiliki tingkat akuntabilitas publik yg tinggi agar bisa dipercaya masyarakat. Potensi vs Kesadaran Dari beberapa studi mengenai berapa besar potensi dana zakat yang bisa terkumpul, meskipun angkanya tidak sama, terlihat bahwa potensi dana zakat ini cukup besar. Misalnya, menurut Menkop UKM, potensi zakat di Indonesia saat ini adalah Rp 24 triliun, sedangkan m e n u r u t B a z n as & U I N Sya r i f Hidayatullah potensi zakat sebesar Rp 19,3 triliun. Dan masih ada beberapa studi lain tentang potensi zakat Indonesia dengan angka yang berbeda. Selain studi tentang potensi zakat, ada sebuah studi yang cukup menarik dari PIRAC (Public Interest Research and Advocacy Center) mengenai perkembangan kesadaran masyarakat muslim Indonesia untuk berzakat. Studi ini menunjukkan bahwa kesadaran muslim Indonesia untuk menunaikan zakat meningkat 5,2 persen, dibanding periode survei sebelumnya. Meskipun masyarakat muslim di negeri ini memiliki potensi zakat yang luar biasa besar, hal tersebut tidak akan memiliki arti banyak bila tidak ditunjang dengan kesadaran yang tinggi dari tiap-tiap masyarakat yang mampu untuk berzakat. Kita semua paham bahwa menunaikan zakat adalah kewajiban bagi mereka yang mampu. Tetapi bila kewajiban itu tidak memiliki sanksi atau konsekuensi hukum bagi mereka yang melanggar, maka kesadaran menjadi faktor utama bagi terlaksananya kewajiban tersebut. Tanpa adanya kesadaran yang tinggi dari para wajib zakat, potensi zakat yang ada hanya akan tetap menjadi potensi dan tidak bisa terealisasi.

Tolok Ukur Baru Profesionalitas Lembaga Zakat Peningkatan kesadaran masyarakat muslim Indonesia untuk menunaikan zakat bisa menjadi indikator bahwa kerja keras lembaga-lembaga pengelola zakat telah mulai memperlihatkan hasil. Berbagai upaya yang terstruktur dalam usahanya untuk menyadarkan masyarakat akan arti penting dan kewajiban menunaikan zakat tampaknya mulai direspon dengan positif oleh m asya ra kat m u s l i m I n d o n es i a . Sudah saatnya profesionalitas suatu lembaga amil zakat tidak hanya dilihat pada bagaimana mereka mampu mengumpulkan dan menyalurkan zakat dengan baik yang disertai dengan akuntabilitas publik yang tinggi, tetapi juga pada kemampuan lembaga-lembaga tersebut untuk meningkatkan kesadaran masyarakat muslim agar bersedia menunaikan kewajiban zakatnya. Jika kita membandingkan antara besarnya potensi zakat dengan total zakat yang terkumpul, maka terlihat betapa besar kesenjangan antara potensi zakat dan realitas penerimaan zakat di masyarakat. Dari data yang ada, realisasi penerimaan dana zakat hanya sekitar 5 persen dari potensi yang ada atau sekitar Rp 1 triliun dari total potensi dana zakat masyarakat Indonesia yang sekitar Rp 20 triliun tersebut!! Te r k a i t d e n g a n s e m a n g a t pengentasan kemiskinan, semakin besar dana zakat yang bisa terkumpul semakin besar pula peluang untuk menjadikan zakat sebagai langkah awal untuk menghapuskan kemiskinan. Semakin besar dana zakat yang terkumpul sebagai akibat meningkatnya kesadaran para masyarakat wajib zakat semakin banyak pula masyarakat miskin yang bisa dibantu dalam mengatasi kemiskinan mereka. Jika progress ini berjalan dengan konsisten maka peran zakat untuk membantu sekitar 40 juta masyarakat miskin di Indonesia yang mayoritas muslim untuk keluar dari belenggu kemiskinan akan terlihat dengan signifikan. Bila itu terjadi maka sungguh hal tersebut akan menjadi suatu syiar Islam yang efektif dan luar biasa!* Dosen FE. Universitas Trunojoyo Al Falah Mei 2009

15

Amalan untuk Mendiang IbuBULAN Syawal 1429 H yang lalu, ibunda berpulang kehadirat Allah swt. Sebagai anak, saya ingin berbuat baik kepada ibu. Pertanyaan saya: 1. Amalan apa yang baik yang harus saya lakukan sebagai bakti saya kepada almarhumah? 2. Doa apa yang baik saat kita berziarah kubur orang tua? Atas jawabannya, terima kasih. Wassalamualaikum wr wb M. Andri IsfianaMas Andri, pertama-tama kami merasa salut kepada Anda yang begitu besar perhatiannya kepada orang tua, khususnya ibu. Sampaipun beliau telah tiada, Anda ingin berbakti kepadanya. Semoga semangat Anda itu dicatat Allah sebagai tanda-tanda anak shalih. Sehingga ibunda yang telah tiada itu akan selalu mendapat kucuran pahala, sebagaimana disabdakan Nabi saw., Apabila manusia telah meninggal dunia, maka terputuslah (pahala) amalnya, kecuali dalam tiga hal: s h ad a q a h j a r i ya h , i l m u ya n g bermanfaat dan anak shalih yang mau mendoakannya. (HR Muslim). Selanjutnya, berikut ini akan kami jawab pertanyaan-pertanyaan Anda berdasar Al Quran dan Sunnah Nabi saw: 1. Tentang amalan yang baik, yang patut dilakukan oleh seorang anak terhadap orang tuanya yang telah tiada adalah: menshalati, mendoakan, memohonkan keampunan, meneruskan silaturahim orang pernah disilaturrahimi oleh orang tua. Riwayat berikut ini bisa dijadikan rujukan. Abu Usaid, Malik bin Rabiah as-Saidi ra meriwayatkan, Di saat kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah saw. Tiba-tiba ada seorang dari Bani Salamah datang, seraya bertanya, Wahai Rasulullah, apakah masih ada sesuatu yang harus saya lakukan demi berbuat baik untuk kedua orang tuaku setelah kedua mereka meninggal dunia? Rasulullah saw. menjawab, Ya masih ada, yaitu: mendoakan untuk kebaikan mereka, memintakan ampunan kepada Allah, menunaikan janjinya setelah keduanya tiada, meneruskan silaturrahim kepada orang-orang yang ketika itu tidak mungkin terjadi tanpa kedua orang tua dan menghormati teman-temannya (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban). Kesahihannya hadis ini masih dipersoalkan. Karena ada seorang periwayat (Ali bin Ubaid as-Saidi) yang diragukan kepercayaannya (tsiqah). Namun Ibnu Hibban menganggapnya sebagai seorang terpercaya.

Berdasar hadis di atas, maka perbuatan baik yang harus Anda lakukan sepeninggal ibunda adalah: a. Mendoakan kebaikan untuk beliau. Sementara doa yang singkat & padat seperti yang difirmankan Allah Rabbirhamhuma kamaa rabayaani shaghira Ya Tuhanku, berikanlah kasih sayang-Mu kepada mereka berdua sebagaimana mereka telah mengasuhku (dengan penuh kasih sayang) ketika aku masih kecil (QS. Al Isra 24). b. Memohonkan ampunan. Kalau dihubungkan dengan ayat di atas, maka doa itu akan berbunyi Rabbighfirli waliwalidaiya warhamhuma kama rabbayani shaghira Ya Allah, ya Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, serta berikanlah kasih sayang-Mu kepada mereka, sebagaimana mereka telah mengasuhku dengan penuh kasih sayang ketika aku masih kecil. c. Menunaikan janji kalau ibu punya janji dengan orang lain misalnya mau membantu atau menunaikan nadzar ibu. Karena nadzar itu sama dengan janji. d. Meneruskan silaturrahim dengan orang yang dahulu biasa dikunjungi ibu. Atau menghubungi teman-teman ibu dan menghormatinya secara wajar. 2. Doa yang baik ketika ziarah kubur orang tua sama dengan ziarah kubur orang lain, yaitu seperti lafal yang diajarkan Rasulullah saw. kepada Aisyah ra Assalamu alaikum ya ahlal qubur (atau ya ahlad diyar) minal mukminin wal mukminat nasalullaha lana wa lakumul afiyah wa inna insya Allah bikum lahiqun Semoga sejahtera atas kalian wahai kaum mukminin dan mukminat, kami mohonkan kebaikan kepada Allah untuk diri kami dan diri kalian, dan insya Allah kami akan menyusul kalian juga (HR. Muslim). Lebih dari itu tidak ada bacaan apaapa, baik surat Al Fatihah, Qulhu (Al Ikhlash, Al Falaq, & An Nas) ataupun yang lain. Demikian, wallahu alam.

Meneruskan silaturrahim dengan orang yang dahulu biasa dikunjungi ibu. Atau menghubungi teman-teman ibu dan menghormatinya secara wajar.

16

Al Falah Mei 2009

diasuh oleh: KH. MUAMMAL HAMIDY | Pimpinan Pesantren Tinggi Ilmu Fiqih dan Dakwah Mahad Ali, Bangil, Pasuruan

foto: dyan

Bagi Anda yang ingin berkonsultasi kirimkan ke redaksi majalah Al Falah atau hub. Biro Konsultasi Keluarga Sakinah Al Falah, telp. 031-5662396 atau langsung datang pada hari Selasa & Sabtu pukul 13.00-16.00 WIB.

KB Steril, Menolak Rezeki?JAWAB Steril dalam fiqih Islam disebut iqtha (memutuskan saluran yang menghubungkan sperma dengan ovum). Yang dalam istilah KB disebut fasectomi untuk suami dan tubectomi untuk istri. Para ulama pada umumnya mengharamkan. Dan itulah yang diputuskan oleh MUI. Sementara tentang KB sendiri yang notabene mengatur kelahiran atau menjarangkan kelahiran dalam dunia fiqih disebut ibtha (memperlambat kelahiran). MUI membolehkan dengan tujuan demi kebaikan anak seperti yang diisyaratkan oleh hadis Nabi saw. al Muminul qawwiyu khairun wa ahabbu ilallahi minal muminidh dhaif Orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah (HR Muslim). Juga diisyaratkan oleh al-Quran surat an-Nisa ayat 9, Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang (orang tua) yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka kuatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

SAYA seorang suami umur 31 tahun, istri 30 tahun. Kami dikaruniai dua anak (laki-laki 4 tahun dan perempuan 2 tahun). Kini istri sedang hamil. Setelah melahirkan nanti, istri berencana steril, menghindari efek negatif ber-KB. Yang ingin saya tanyakan, bagaimana hukumnya steril menurut Islam mengingat sebagian masyarakat Jawa beranggapan hal itu seperti menolak rezeki yang diberikan Allah swt? Mohon Ustadz jelaskan. Atas jawabannya, terima kasih. Wassalamualaikum wr wb RezaSteril (iqtha) yang diharamkan itu adalah tidak ada hubungannya dengan kesehatan fisik. Kalau iqtha itu terkait dengan kesehatan, misalnya karena kandungannya lemah atau penularan HIV, maka ketika itu iqtha dibolehkan. Termasuk kategori darurat. Tetapi, kalau efek negatif yang dikuatirkan itu soal ekonomi, maka tidak boleh. Karena bertentangan dengan prinsip I s l a m , D a n j a n ga n l a h ka m u membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kamilah yang akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka (QS. Al Anam 151). Di ayat lain Allah berfirman, Dan janganlah kamu membunuh anakanakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar (QS. Al Isra 31). S e ka l i p u n ste r i l i t u t i d a k membunuh secara langsung seperti yang dikatakan oleh ayat di atas, tetapi ada suatu kemiripan. Dan itulah yang dimaksud ayat, yaitu sama-sama dalam hal takut tidak dapat menyejahterakan anak. Karena, baik kesejahteraan anak ataupun orang tua adalah berada di tangan Allah. Yang penting harus ada usaha yang maksimal. Maka, kalau dalam pertanyaan di atas, dikatakan mengingat sebagian masyarakat Jawa beranggapan steril itu menolak rezeki Allah adalah mengingat ayat di atas bahwa rezeki anak itu di tangan Allah. Sehingga sering pula dikatakan anak itu rezeki juga mendatangkan rezeki. Demikian, jawaban kami, wallahu alam.Al Falah Mei 2009

Steril (iqtha) yang diharamkan itu adalah tidak ada hubungannya dengan kesehatan fisik. Kalau iqtha itu terkait dengan kesehatan, misalnya karena kandungannya lemah atau penularan HIV, maka ketika itu iqtha dibolehkan.

17

Diasuh oleh: dr Khairina, SpKJ & Dr. Eko Budi Koendhori, MKesKirimkan pertanyaan via email [email protected] atau via pos. Nikmati pula layanan konsultasi Kesehatan & Keluarga telepon tiap Senin, Rabu & Jumat pukul 15.00-16.00 WIB di (031) 7214 2446.

Anak Menderita ITP Adakah Peluang Sembuh? ,Assalaamualaikum w w DOK, anak saya baru haid pertama kali. Saat ini ia duduk di kelas 6 SD. Selama ini dia menderita ITP. Haid pertama ini telah berlangsung lebih 2 minggu dan belum selesai. Apakah haid pada penderita ITP memang seperti itu? Apa yang bisa saya upayakan Dok? Ny XJawab Waalaikum salaam w w ITP adalah singkatan dari Idiopathic Thrombocytopenic Purpura. Idiopathic berarti tidak diketahui penyebabnya. Thrombocytopenic berarti darah yang tidak cukup memiliki sel pembeku darah (trombosit). Purpura berarti seseorang memiliki luka memar yang banyak (berlebihan). Dalam tubuh seseorang yang menderita ITP, sel-sel darahnya kecuali sel pembeku darah berada dalam jumlah yang normal. Sel pembeku darah (trombosit/Platelets) adalah selsel kecil yang menutupi area tubuh paska luka atau akibat teriris/terpotong dan kemudian membentuk bekuan darah. Seseorang dengan sel pembeku darah yang terlalu sedikit dalam tubuhnya akan mudah mengalami luka memar dan bahkan mengalami perdarahan dalam periode cukup lama setelah mengalami trauma luka. Kadang timbul bintik-bintik kecil merah (disebut Petechiae) pada permukaan kulitnya. Jika jumlah sel pembeku darah ini sangat rendah, penderita ITP bisa mengalami mimisan yang sukar berhenti, atau mengalami perdarahan dalam organ tubuhnya. Diagnosis ITP adalah pada pemeriksaan terdapat perdarahan di kulit bahkan mimisan dan pada laboratorium jumlah trombosit menurun dan pada pemeriksaan BMP (bone marrow puncture) terdapat sel megakariosit. Penyebab Penyebab ITP ini tidak diketahui. Seseorang yang menderita ITP, dalam tubuhnya membentuk antibodi yang mampu menghancurkan sel-sel pembeku darahnya. Dalam kondisi normal, antibodi adalah respons tubuh yang sehat terhadap bakteri atau virus yang masuk ke dalam tubuh. Tetapi untuk penderita ITP, antibodinya bahkan menyerang sel-sel pembeku darah tubuhnya sendiri. Gejala Gejala ITP amat bervariasi, mulai dari tidak ada gejala (pada ITP ringan), lemah, lesu, ditemukan bercakbercak/bintik-bintik perdarahan di kulit (ptechie), perdarahan gusi, mimisan, perdarahan di konjungtiva mata, jumlah perdarahan haid yang lebih banyak atau masa haid yang lebih panjang dari normal. Pada sebagian kecil penderita, terjadi ITP yang berat, dimana dapat terjadi perdarahan di saluran cerna atau perdarahan spontan di rongga otak, tetapi kasusnya sangat jarang. Pengobatan Pada sebagian besar penderita ITP yang masih usia anak, dapat pulih tanpa penanganan medis, banyak dokter yang merekomendasikan untuk melakukan observasi ketat di rumah. Orang tua dilatih untuk peka terhadap gejala yang muncul serta penanganan terhadap gejala-gejala perdarahan yang ringan yaitu dengan cara mengurangi aktifitas dan banyak beristirahat. Bila perlu, dilakukan pemeriksaan kadar trombosit darah. Penderita tidak perlu dirawat di Rumah Sakit jika penanganan sederhana tersebut dapat menghilangkan gejala perdarahan ringan dan pasien merasa fit kembali. Bila dalam perawatan di rumah tidak ada perbaikan, maka penderita dibawa ke dokter langganan kontrol, penderita akan mendapat obat dalam jangka waktu tertentu, sampai kadar trombositnya meningkat. Bila terjadi perdarahan serius dan jumlah trombosit menurun hingga di bawah 20.000/ul maka dianjurkan untuk transfusi trombosit. Perhatian yang harus diingat pada penderita ITP adalah hindari obat-obatan yang dapat meningkatkan perdarahan seperti aspirin, dan hindari benturan yang membuat luka. Untuk putri Anda, karena haidnya sudah lebih 2 minggu, sebaiknya Anda ke dokter penyakit dalam tempat putri Ibu kontrol atau ke dokter kandungan agar mendapat penanganan yang optimal. Semoga bisa teratasi dengan baik ya Bu. Insya Allah pada sebagian besar kasus, kondisi seperti putri Anda dapat pulih kembali.{}

18

Al Falah Mei 2009

ulan Mei barangkali bulan yang paling sibuk bagi anak-anak kita, terkait dengan kegiatan belajar mereka di sekolah. Satu sisi mereka dituntut untuk segera menyelesaikan target materi pada semester kedua. Dan pada sisi yang lain, mereka juga harus mulai mengulang kembali materi yang telah mereka pelajari dari awal semester. Bahkan juga pelajaran awal tahun sebagai persiapan menghadapi ujian akhir semester. Apa yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk memastikan mereka dapat melaksanakan segala kesibukan di atas dengan baik? Berikut ini ada beberapa tips yang dapat dilakukan oleh para orang tua khususnya di dalam mendampingi mereka belajar: 1. Kenali program pembelajaran Akan lebih baik bagi orang tua untuk mengetahui program pembelajaran pada semester ini. Dengan mengetahuinya orang tua dapat mengarahkan anak-anak untuk mempelajari materi-materi yang memang tertulis di dalam program pembelajaran. Pada tingkat taman kanak-kanak dan sekolah dasar, program pembelajaran tersebut sudah sangat rinci dan mudah dipahami oleh orang tua.

Mendampingi Anak BelajarOleh: Miftahul Jinan*2. Susun rencana Membimbing anak untuk membuat rencana program belajar dalam rangka mempersiapkan ujian semesteran. Rencana program belajar ini dapat berisi materi pelajaran, waktu belajar, teknik belajar, dan fasilitas yang dibutuhkan anak dalam mempelajari materi tertentu. 3. Pengkondisian suasana belajar Buat lingkungan rumah yang mendukung anak belajar. T idak menyalakan televisi pada waktu anak belajar, menyiapkan tempat yang nyaman dan tenang, serta mempersiapkan fasilitas-fasilitas umum belajar seperti meja belajar, kertaskertas putih dan lain-lain. 4. Beri penghargaan Memberikan penghargaan dengan b i j a ks a n a . Pe n g h a rga a n a ka n mengajarkan anak suatu nilai. Jika kita memberikan penghargaan karena prestasi anak, maka ia akan belajar memahami nilai prestasi. Tetapi jika kita memberikannya karena proses, maka ia akan belajar bahwa proses lebih bernilai daripada prestasi. 5. Bersikap positif Bersikap positif dan suportif terhadap anak. Jika kita sering mengeluh, mengkritik, dan memarahi anak dalam belajar, maka kemungkinan besar anak akan menangkap pesan bahwa kita memiliki sikap yang negatif kepadanya. Akibatnya akan tumbuh pula sikap yang negatif anak terhadap kita dan materi pelajarannya. 6. Ciptakan cita rasa kesuksesan Membantu anak untuk mendapatkan rasa berhasil dalam belajar dan mengerjakan tugas-tugas mereka. Karena hanya anak-anak yang merasakan keberhasilan yang akan termotivasi untuk terus belajar. Orang tua dapat membantunya dengan memilihkan soal-soal yang mudah terlebih dahulu sebelum menginjak soal yang lebih sulit. 7. Kenali gaya belajar si buah hati Ada tiga gaya belajar anak, yaitu: auditory (mendengarkan), visual (melihat), dan kinestetik (bergerak). Jika anak kita visual, ia suka melihat, menggambar, dan menulis dengan baik maka kita membimbingnya dengan banyak memberi gambar, foto, dan tulisan yang berwarna-warni. Jika anak kita auditory, ia suka berbicara dan mendengar, maka bimbingan yang baik adalah dengan membacakan materi atau memberikan kuis secara lisan. Selanjutnya jika anak kita kinestetik, ia suka bergerak maka bimbingan kepadanya dengan cara meminta mereka untuk mensimulasikan atau mempraktikkannya. 8. Jangan lupakan doa Berdoa bersama anak untuk mendapatkan keberhasilan ujian mereka. Orang tua yang berdoa bersama anak-anak mereka adalah motivasi yang sangat baik untuk mengembangkan perasaan kehadiran Allah di tengah-tengah kehidupan mereka. Perasaan ini akan mereka bawa dalam setiap ujian-ujian mereka h i n g ga s a at m e re ka d e was a . Demikianlah beberapa tips yang dapat dilakukan oleh orang tua di dalam mendampingi putra-putri kita. Mereka tidak menuntut kita untuk menjadi orang tua yang serba menguasai pelajaran mereka. Tetapi mereka mengharapkan dorongan kita pada setiap malam-malam belajar mereka.{}*Penulis buku Smart Parents for Smart Students Al Falah Mei 2009

Memberikan penghargaan dengan bijaksana. Penghargaan akan mengajarkan anak suatu nilai. Jika kita memberikan penghargaan karena prestasi anak, maka ia akan belajar memahami nilai prestasi.

19

Jerry Hendrik P

AWALNYA, pemuda ini sangat antipati terhadap Islam. Jangankan merencanakan masuk Islam, membayangkan pun sama sekali tidak. Tapi, ketika hidayah Allah turun, dia pun dalam kebimbangan. Bingung antara memilih Islam atau Kristen. Akhirnya ia pun mantap memilih Islam setelah membaca sebuah buku.anggil saja namaku Jerry (24). Aku anak ketiga dari empat bersaudara. Saat ini aku tengah menyelesaikan tugas akhir di fakultas ekonomi di salah satu universitas negeri di Surabaya. Dulu sebelum mengenal Islam, aku tidak tahu dan tidak mau tahu terhadap Islam. Apalagi aku selalu di doktrin bahwa Islam adalah agama teroris, miskin, dan lainlain. Karenanya, aku sangat tidak peduli dengan Islam. Doktrin-doktrin gereja dan anggapanku itu melekat kuat di dadaku sejak kecil hingga menjelang akhir kuliahku ini. Suatu ketika, aku mengenal seorang muslimah. Namanya Erma. Sejak mengenalnya, aku belum berani mengatakan kalau aku seorang nasrani. Hari-hari bersamanya kujalani biasa saja dan tetap dengan prinsip tidak mau tahu tentang Islam. Namun, lamalama ada perasaan aneh dalam diriku. Bahkan menurutku sangat aneh. Bulu kudukku merinding dan dadaku merasakan damai setiap melihat Erma melakukan shalat. Rasa ini pula yang akhirnya aku bandingkan dengan nuansa di tempatku ibadah. Rasa damai itu, tak kurasakan di sana.

Karena Buku, Aku Memilih Jalankufoto: dyan

Tertarik Buku Ahmad Deedat Bimbang dan ragu kian menghinggapi batinku. Bingung antara memilih Islam atau tetap menganut Kristen. Untuk mengusir kekalutan itu, kuputuskan pergi ke toko buku. Tibatiba perhatianku tertuju pada satu buku yang ditulis Ahmad Deedat dengan judul Meruntuhkan Pilar-pilar Iman Kristiani. Aku pun tertarik membelinya. Dari membaca buku itu, keyakinanku pada Islam semakin menebal. Mungkin dari membaca buku itulah hidayah Allah turun. Setelahnya, keinginanku mencari wawasan tentang Islam semakin menggebu. Selain dari buku, aku juga sempat berkonsultasi dengan penulis buku Akhirat Tidak Kekal, Agus Mustofa saat launching bukunya di Royal Plasa Surabaya. Banyak hal tentang Islam yang semakin kuketahui. Akhirnya tekadku pun semakin bulat untuk mengucap syahadat. Ada yang terpikir di benakku menjelang masuk Islam. Keluargaku, adalah penganut taat nasrani. Hingga saat ini, mereka belum semua tahu rencanaku ini. Hanya beberapa orang saja seperti mama dan saudaraku

T h e res i a Wu w u n g s a j a ya n g kuberitahu. Mama sangat bijak memberikan kebebasan kepadaku untuk memilih jalan hidup. Karena lampu hijau dari mama inilah aku bergegas mempersiapkan diri berikrar di Masjid Al Falah, Surabaya. Siap Pertahankan Akidah Sekitar dua minggu sebelum mengucap ikrar, aku mimpi aneh. Dalam mimpi itu, aku meneriakkan takbir berulang-ulang. Allahu akbar...Allahu akbar.... Aku langsung terbangun dari tidurku. Apa maksud semua ini? tanyaku. Dan akhirnya tepat 9 Maret 2009, didampingi mama dan Erma aku mengucap kalimat syahadat. Tentu saja perasaanku lega setelah mengucapnya. Tapi di satu sisi, ini merupakan awal perjuanganku mempertahankan imanku dari amarah papa dan saudara-saudaraku lainnya. Papaku adalah anggota majelis gereja. Jika mereka tahu aku telah masuk Islam, bisa dipastikan mereka akan marah besar. Tapi aku sudah siap dengan segala resikonya. Sebenarnya, aku ingin bicara kepada papa dan saudara-saudaraku, tapi sesuai saran mama, aku urungkan niatku itu. Saat ini, aku lebih fokus untuk menambah wawasanku tentang Islam. Selain tetap belajar dari buku, aku juga mengikuti bimbingan muallaf di masjid Al Falah. Semoga aku diberi kekuatan menjaga imanku ini. (dyan)

Sekitar dua minggu sebelum mengucap ikrar, aku mimpi aneh. Dalam mimpi itu, aku meneriakkan takbir berulang-ulang. Allahu akbar...Allahu akbar.... Aku langsung terbangun dari tidurku. Apa maksud semua ini?

20

Al Falah Mei 2009

Staf Konsulat Prancis di Surabaya

Ririn Listiani

Urip Kudu Tulung TinulungSejatinya, semakin hari kita bukannya akan terus hidup, tetapi sebaliknya akan meninggal dengan tidak membawa bekal.aya putri bungsu dari dua bersaudara. Saat itu usia saya setingkat sekolah dasar. Setiap ada kesempatan liburan sekolah kami sekeluarga berkeliling kota. Tak hanya jalan-jalan sembari bercengkerama dengan keluarga, tapi lebih dari itu. Di saat itulah bapak saya, Sugijono, menyadarkan kami tentang kehidupan. Saat melihat orang-orang miskin dan dhuafa di setiap sudut jalan yang kami lalui, Bapak selalu mengajarkan sesuatu kepada kami. Beliau mengatakan, Coba lihat mereka. Kamu lebih baik ketimbang mereka. Bersyukurlah dengan memberi. Sentilan-sentilan itulah yang terus dilakukan orang tua kami untuk menyadarkan kami agar selalu ingat atas setiap rezeki yang diperoleh. Orang tua kami bukan hanya memberi tahu, tetapi mengajak langsung berbagi dengan mereka. Seringnya kesempatan itulah yang membuat saya sadar dan tertanam dalam diri hingga kini. Sesuatu yang kita berikan tidak akan ke mana-mana. Namun, akan kembali lagi ke pemberinya, kata bapak lagi. Saya yakin itu. Hingga kini pun kebiasaan yang ditanamkan itu selalu saya ingat. Dengan dialek Jawanya, bapak pernah berkata,Urip iku kudu tulung tinulung (Hidup itu harus saling membantu, Red.). Saya pikir, maksud ucapan itu bukannya hanya sekadar memberi saja, tetapi esensinya lebih dalam ketimbang itu. Saya yakin, banyak hal kebaikan yang akan kita terima. Dan bukan materi saja, tetapi barakah dan kebaikan hiduplah yang pasti akan kita terima. Bukan mengharap, tetapi manfaat itu datang secara tiba-tiba. Saya merasakannya. Membuka Kran Rezeki Ada suasana janggal ketika saya berada di dalam kantor dengan kondisi di luar kantor. Di kantor saya merasa ada di negara orang lain dengan hidup lebih baik. Sementara ketika menengok ke luar, saya mendapati ketimpangan yang begitu kentara. Banyak masyarakat miskin dan kekurangan yang butuh uluran tangan. Kondisifoto: anam

bersama ibunda tercinta

Seperti halnya ibadah-ibadah lainnya, dalam berbagi peduli kami berusaha hari ini harus lebih baik. Karena boleh jadi esok tak dapat berbuat hal yang sama.

itupula yang melatarbelakangi kami sekantor untuk patungan mengumpulkan kepedulian. Alhamdulillah juga, banyak rekanrekan saya tergerak melakukan hal serupa. Seperti sehati, dalam banyak kesempatan, dengan sukarela kami menyisihkan sebagian rezekinya untuk dibagi kepada orang-orang dhuafa dan miskin di sekitar kantor. Saya kira lingkungan yang bagus juga untuk mengembangkan hobi berbagi sekaligus membuka kran rezeki bertambah lebar. Bahkan, di antara kami seolah-olah ada semacam adu kebaikan. Setiap melakukannya kami selalu adu cepat untuk menyisihkan uang kami. Alhamdulillah, saya beryukur dengan kondisi itu. Seperti halnya ibadahibadah lainnya, dalam berbagi peduli kami berusaha hari ini harus lebih baik. Karena boleh jadi esok tak dapat berbuat hal yang sama. Saya akan terus meyakini kalau selayaknya hidup sekali ini harus diisi dengan berbagi dan saling mengisi. Apa yang saya miliki di dunia ini tidak akan bertahan lama dan akan habis nilainya. Sedangkan nilai akhirat, insya Allah akan lebih panjang dan tak akan terduga lamanya. (a6)Al Falah Mei 2009

21

Suka Duka Komunitas Muslim di Negeri Sakura

Ada Semangat, Ada Pula Beban Rasa MaluBeberapa tantangan yang tampak jelas di depan mata dan saya rasa memerlukan kesungguhan untuk menjawabnya adalah beberapa tantangan berikut ini. Kebersihan Tantangan kebersihan merupakan PR tersendiri yang harus segera dipikirkan jalan keluarnya. Masjid An-Nour berdiri tegak di tengah lingkungan masyarakat yang memiliki tingkat kesadaran sangat tinggi akan kebersihan dan kecantikan lingkungan. Sudah bukan rahasia lagi bila (maaf) di beberapa kegiatan keislaman yang kami ikuti, kebersihan selalu menjadi masalah tersendiri. Entah sudah berapa kali saya dan teman-teman menyaksikan dengan mata kepala sendiri sampah dan bekas makanan anak-anak yang ditinggalkan begitu saja selepas acara. Kami mencoba berbaik sangka bahwa mungkin sang ibu terlalu repot dengan anak-anaknya, hingga tidak sempat atau lupa membersihkan bekas makan anaknya yang berjatuhan di lantai. Masalah sampah ini juga kadang merupakan ujian kesabaran tersendiri. Ujian itu muncul tatkala ada saudara yang dengan santainya menjatuhkan sampah ke lantai; dan hanya melihat sepintas pada kami yang tengah memunguti bekas-bekasnya satu-satu. Sungguh sebuah kenyataan yang ironis karena di satu sisi kita meyakini dan bangga dengan ajaran Islam yang indah. Salah satunya adalah ajaran bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Tapi dalam prakteknya, kita masih harus belajar dari tetangga dan lingkungan kita yang notabene bukan muslim; dan juga tidak tahu tentang salah satu keindahan ajaran Islam tersebut. Rasanya ingin sekali saya menganjurkan agar tiap ibu membawa serta satu kantong plastik di dalam tas bawaannya; hingga tiap ibu bisa memunguti sampah kecil anakanaknya sebelum menemukan tempat sampah yang sebenarnya. Satu lagi adalah saya berharap sekali ada semacam kegiatan kerja bakti rutin

angunan megah yang telah lama menjadi impian setiap umat Islam di Fukuoka itu kini berdiri tegak di hadapanku dengan sejuta pesonanya. Bangunan Masjid Fukuoka yang terdiri dari 4 lantai dengan luas kurang lebih 120 meter persegi itu kelihatan megah sekali. Saat pertama kali masuk ke dalamnya, ingatan saya langsung kembali ke beberapa tahun lalu. Betapa waktu itu semua saudara seiman berjuang keras dan bahu-membahu dari mulai proses ide pembangunan, penggalangan dana, pencarian lokasi, pendirian bangunan hingga akhirnya memasuki tahap sekarang ini. Tahap peresmian formal jatuh pada 12 April 2009. Te r b a y a n g ke m b a l i b e t a p a pengorbanan waktu, tenaga, pemikiran maupun materi dari para pelopor dan pelaku aktif pendirian bangunan itu seperti terukir jelas di setiap sudut bangunannya. Terlebih lagi kokoh dan indahnya desain bangunan yang serasa melukiskan kokoh dan indahnya persatuan teman-teman yang harus menempuh perjuangan yang panjang dan berliku. Dan semua pengorbanan tersebut serasa membuahkan hasilnya dengan berdirinya Masjid An-Nour yang sekarang ada ini. Alhamdulillah, betapa saya termasuk salah satu dari sekian banyak muslim Fukuoka yang merasa sangat terbantu dan berterima kasih dengan adanya masjid ini. Berbagai agenda kegiatan dan program keislaman langsung menari-nari di kepala. Tekad untuk tidak menyianyiakan jerih payah para penggagasnya serasa menjadi sebuah tanggung jawab yang tidak terelakkan lagi. Sebuah tanggung jawab dan sekaligus amanah yang tidak ringan untuk menjaga bangunan semegah An-Nour agar tetap indah, dan bisa berfungsi maksimal sebagaimana yang dicita-citakan oleh para pelopornya. Sebuah amanah yang melahirkan tantangan-tantangan tersendiri agar dakwah Islam bisa lebih bergaung di bumi Sakura ini.

yang tidak hanya dilakukan di dalam masjid; tapi juga di lingkungan sekitarnya seperti kebiasaan orang Jepang. Tujuannya adalah memberikan manfaat sosial kepada masyarakat di sekitar masjid. Masyarakat yang sebelumnya sempat dilanda keragu-raguan sebelum menyetujui didirikannya masjid di lokasi tersebut. Lebih jauh lagi, sebenarnya program kerja bakti tersebut bisa dipakai sebagai sarana dakwah yang efektif dan nyata meskipun tanpa kata-kata. Manajemen dan Koordinasi Kegiatan Entah mengapa, di beberapa kegiatan keislaman yang sempat saya ikuti; sungguh terasa kalau kegiatan yang dilaksanakan memberikan kesan bahwa koordinasinya masih perlu ditingkatkan lagi. Sebuah seminar keislaman, dengan pembicara terkenal dari sebuah negara di belahan benua Amerika Utara, merupakan salah contoh terjelas akan adanya kekurangan tersebut. Pembicara tersebut hanya bisa berbahasa Inggris sementara target pesertanya adalah orang Jepang. Saya tidak tahu apa sebabnya, sampai panitia penyelenggara belum bisa mendapat atau mencari seorang penerjemah untuk acara sebesar itu. Yang saya tahu kemudian, wakil panitia berusaha minta tolong rekan mualaf yang kebetulan berprofesi sebagai pengajar bahasa Inggris dan sudah pernah beberapa tahun tinggal di luar negeri. Sepekan sebelum seminar, panitia menjanjikan untuk mengirimkan makalah yang akan dipresentasikan agar sempat dipelajari terlebih dahulu. Janji tersebut baru terlaksana tepat satu hari menjelang seminar dan rekan mualaf tersebut tidak punya cukup waktu untuk mendalami makalah yang lumayan panjang. Makalah untuk seminar sehari! Bisa dibayangkan betapa kalang kabutnya rekan mualaf tersebut. Apalagi topik yang menjadi bahasan utama tergolong topik yang sangat sensitif dan mengandung banyak istilah teknis keislaman yang perlu pendalaman. Kejadian berikutnya tentu sudah bisa diprediksi. Banyak peserta yang pulang di tengah jalan, sementara rekan mualaf yang bertugas sebagai penerjemah tersebut merasa sangat malu dan bahkan sempat kapok dimintai tolong lagi. Butuh waktu yang lama untuk mengembalikan kepercayaan rekan tersebut agar mau kembali aktif terlibat dalam acara-acara keislaman.

22

Al Falah Mei 2009

foto-foto: ist.

Sungguh sangat disayangkan. Padahal sebenarnya topik seminarnya sangat bagus dan akan sangat berguna dalam mengurangi rasa sentimen terhadap umat Islam yang sangat mendalam saat itu. Sentimen yang muncul pascapengeboman WTC oleh p i h a k ta k b e r ta n g g u n g j awa b . Saya berharap bahwa kejadian seperti di atas tidak akan pernah terulang lagi meskipun saya juga menyadari b a h wa i t u b u ka n l a h s e m u d a h membalikkan telapak tangan. Hal itu mengingat bahwa setiap kegiatan keislaman biasanya dimotori dan digerakkan oleh para mahasiswa yang pastinya juga sangat sibuk dengan urusan belajar dan juga keluarganya. Di sini terasa sekali perlunya melibatkan juga orang lokal muslim meskipun itu juga bukanlah hal yang mudah. Memang jadinya serba dilematis. Terutama bila kita mengingat bahwa saudara Jepang muslim itu sendiri tidak bisa secara otomatis ikut ambil bagian dalam kegiatan keislaman kecuali beberapa segelintir saja. Hal ini lebih didasari pada karakter sebagian orang Jepang yang sangat pemalu dan tidak gampang berbaur dengan lingkungan baru (Islam) yang mungkin saja sangat jauh berbeda budayanya dengan lingkungan asalnya. Akan tetapi di atas semua itu, saya berpikir positif bahwa dengan niat yang sungguh-sungguh dan pendekatan yang tepat, InsyaAllah kita akan bisa m e n i n g kat ka n m a n a j e m e n d a n koordinasi di setiap kegiatan. Termasuk dalam usaha melibatkan lebih banyak saudara muslim lokal. Hingga dengan demikian, setiap usaha dakwah bisa mengenai sasarannya secara lebih efektif, insya Allah. Akses Informasi Yang masih erat kaitannya dengan tantangan manajemen dan koordinasi seperti diuraikan di atas adalah akses dan penyebaran informasi. Beberapa rekan muslimah Jepang yang kebetulan tidak bersuamikan mahasiswa seringkali mendapat kesulitan dalam mengkses informasi yang berkaitan dengan kegiatan keislaman. Hal itu juga terjadi pada beberapa rekan muslimah non Jepang, yang bersuamikan orang Jepang dan bukan mahasiswa. Betapa besar keinginan sebagian saudara tersebut untuk ikut aktif berpartisipasi maupun belajar bersama dalam kegiatan keislaman tetapi seringkali informasi tidak sampai kepada mereka.

Dan setelah melalui beberapa pengamatan, saya berkesimpulan bahwa t i d a k s a m pa i nya i n fo r m as i i t u kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal di bawah ini: 1. Tiap orang beranggapan bahwa pasti semua orang sudah tahu. 2. Yang mendapat amanah untuk meneruskan informasi ternyata lupa karena kesibukannya, atau belum sempat mengecek informasi yang sampai kepadanya. 3. Informasi memang hanya berputar di kalangan tertentu saja dan tidak sempat diteruskan. 4. Kendala bahasa atau kendala lainnya yang mungkin tidak sempat saya tangkap. Oleh karena itu, saya sangat berharap bahwa ke depannya akan ada suatu jalan keluar agar akses informasi bisa lebih mudah terutama bagi mereka yang memang ingin sekali bergabung untuk menyumbangkan tenaga dan pemikirannya bagi kepentingan dakwah; maupun mereka yang sekadar ingin bergabung untuk belajar bersama. Budaya Tepat Waktu Saya sangat menyadari bahwa budaya di mana saya dibesarkan cukup terkenal akan konsep waktunya yang sangat elastis alias lentur bak karet. Setidaknya itulah pelajaran pertama di bangku kuliah saya yang membuat saya tersinggung dan sekaligus tersadar akan kondisi diri. Sebuah pelajaran Pemahaman Lintas Budaya (Cross Cultural Understanding) yang dibawakan oleh seorang dosen dari Amerika. Saya tersinggung kami dicap sebagai bangsa tukang ngaret tapi tidak sempat mengungkapkan perasaan saya. Karena keterbatasan nyali waktu itu, yang kemudian tertutupi juga oleh kesadaran akan sebuah realitas diri dan lingkungan saya. Waktu terus berlalu dan saya mulai berusaha untuk menghilangkan cap itu, setidaknya dari diri sendiri. Dan seiring berjalannya waktu, entah sudah berapa kali saya mendengar komentar-komentar serupa tentang kebiasaan orang Indonesia yang satu itu. Akan tetapi saya sudah mulai lebih bisa menerima anggapan-anggapan yang melekat pada budaya kami meskipun tetap merasa tidak nyaman. Akan tetapi, setelah sekian lama saya berusaha berbesar hati untuk menerima kritik atas budaya tersebut; rasa ketersinggungan saya muncul lagi tanpa bisa dihindari. Suatu hari, kami hendak mengikuti sebuah acara keislaman. Kami

memutuskan untuk berangkat bersamasama dengan sebuah keluarga muslim Jepang. Saat bersiap-siap hendak berangkat, tibatiba teman Jepang tersebut berujar ke suami saya, Tidak usah terlalu tepat waktu Brother. Karena orang Islam kalau mengadakan acara biasa terlambat jamnya. Sebuah ungkapan datar yang mungkin diungkapkan dengan tanpa beban tapi serasa menusuk jantung saya. Saya berjuang untuk menahan rasa marah saya yang serasa sudah di ambang batas. Saya marah sekali karena identitas Islam yang dikaitkan dengan budaya terlambat. Padahal saya yakin bahwa itu semua tergantung individu masingmasing. Satu lagi pelajaran berharga saya petik. Bahwasanya disadari atau tidak, tiap-tiap diri kita ini, mempunyai peluang yang sama untuk mewarnai potret Islam. Potret Islam bisa menjadi semakin bersih dan cemerlang karena keindahan ajaran dan ketakwaan pemeluknya; atau justru semakin suram karena tindakan beberapa oknum yang tidak mencerminkan ajaran Islam. Bahkan mungkin ia sebenarnya juga tidak sedang bermaksud secara sengaja untuk mewakili Islam dalam bertindak. Akan tetapi karena dia termasuk dalam komunitas Islam, orang akan langsung m e n ga i t k a n ny a d e n ga n s t a t u s keislamannya. Apalagi untuk lingkungan seperti di Jepang ini, dimana agama dan budaya Islam relatif baru untuk lingkungan masyarakatnya. Akhirnya, saya bermaksud mengakhiri catatan kali ini dengan sebuah doa. Semoga tantangantantangan dakwah di negara maju ini, bisa kami lalui dengan bimbingan dan pertolongan dari Allah swt, Insya Allah. Dan semoga Allah swt. selalu menyatukan hati dan tekad kami untuk selalu berjuang di jalan-Nya. Amin.{} (oleh Umi Shandi; alumnus The University of Melbourne, Australia, Master of Education, tinggal di Fukuoka, Jepang di www.eramuslim.com)Al Falah Mei 2009

23

Drs. Mohammad Amin

Dai YDSF di Desa Kedinding, Kecamatan Tarik, Sidoarjo

Majelis Taklim Berjalan, Kegiatan Syirik BerkurangSebenarnya Islam sudah merata di desa ini. Hanya saja, wawasan agama Islam masih awam di hati masyarakatnya. Klenik dan praktek-praktek bidah masih banyak dilakukan masyarakatnya.semenjak ia bersama keluarganya tinggal dan menetap di desa tersebut. Strategi itu sukses, lantaran banyak di antara warga yang mengikutinya. Saat ini sudah ada 2 majelis taklim yang sudah berjalan rutin. Yaitu majelis taklim rutin pekanan dan majelis taklim wali santri. Jamaahnya pun semakin bertambah. Majelis taklim rutin pekanan diikuti sekitar 15 hingga 25 orang. Sedangkan taklim wali santri beranggotakan 40-60 orang. Kurangnya Dukungan Dai Meskipun perkembangan dakwah sudah menampakkan hasil lebih baik, tapi bukan berarti perjuangan dakwah berhenti sampai di situ. Banyak hal yang perlu dibenahi. Karena sampai sekarang masih ada juga masyarakat yang meyakini aliran kepercayaan (animisme/dinamisme), terang pria yang membuka praktek Ruqyah Syariah di rumahnya ini. Sementara kurangnya tenaga dai juga menjadi satu sebab terhambatnya dakwah di daerah ini. Warga yang kini menjadi binaan alumni Ponpes Roudhotul Mutaallimin, Canggu, Pare-Kediri ini mayoritas kaum hawa. Untuk meluaskan syiar dakwahnya, bapak tiga putra ini mencoba melakukannya di beberapa d a e ra h l a i n n y a . N a h , u n t u k mengantisipasi agar dakwah tetap berjalan maksimal, dai yang juga berprofesi sebagai ahli pengobatan bekam dan akupunktur ini dibantu istrinya, Dra. Rukayah dan keponakannya. Menurut Amin, kini warga mulai membiasakan shalat, mengikuti pengajian, dan mulai meninggalkan kegiatan-kegiatan menyimpang lainnya. Alhamduli llah, sudah banyak perubahan positif. Bila dulu tidak shalat, sekarang sudah banyak yang melakukannya. Yang tidak bisa mengaji sekarang sudah belajar dan bisa mengaji. Bahkan banyak juga yang pakai jilbab, tutur Amin, saat ditemui di Balai Diklat Dinas Pekerjaan Umum Jl. Gayung Kebonsaris saat mengikuti kegiatan Upgrading Dai YDSF. Begitulah, meski terlihat mudah, ternyata berdakwah tak semudah membalik tangan. (dyan)

antangan berdakwah beragam bentuknya. Kadang kendala itu berasal dari tingkat sumber daya manusia (SDM) masyarakatnya yang rendah, sehingga sulit untuk menerima pencerahan. Dan banyak pula kendala muncul dari umat Islam sendiri. Begitu pula yang dihadapi Mohammad Amin (44), dai YDSF di Desa Kedinding, Tarik, Sidoarjo. Pertama kali datang pada 1994, Ustadz Amin, begitu ia disapa, m e l i h at ko n d i s i d a e ra h i n i memprihatinkan. Tingkat SDM dan ekonomi yang rendah, membuat masyarakatnya fanatik terhadap budaya lama. Percaya klenik (sesuatu berbau dinamisme dan animisme) dan kegiatan-kegiatan yang dilarang dalam Islam, bagi mereka hal lumrah. Dulu masih banyak kelompokke l o m p o k m asya ra kat ya n g mempercayai klenik atau aliran kepercayaan. Sementara, tokoh agama Islam sendiri belum banyak peran dalam mensyiarkan nilai-nilai Islam, kata pria kelahiran Kediri itu. Namun, perlahan tapi pasti, budaya masyarakat berangsurangsur berubah seiring dengan seringnya digelar pengajian dan taklim di tengah-tengah mereka. Kegiatan itu dilakukan Amin,

Alhamdulillah, sudah banyak perubahan positif. Bila dulu tidak shalat, sekarang sudah banyak yang melakukannya. Yang tidak bisa mengaji sekarang sudah belajar dan bisa mengaji. Bahkan banyak juga yang pakai jilbab