23_APRIL 2010

1

Click here to load reader

Transcript of 23_APRIL 2010

Page 1: 23_APRIL 2010

8/9/2019 23_APRIL 2010

http://slidepdf.com/reader/full/23april-2010 1/1

TABLOID REPUBLIKA

JUM’AT, 23 APRIL 2010

7 Titian Gemilang

CIMB Niaga Syariah: 5020 1000 63000BCA. 070 303 1011Mandiri 126 000 711 1130 www.alazharpeduli.com

021-7221504

Rekening ZAKAT a.n. YPI Al-Azhar

AL-AZHAR PEDULI UMMAT

THE BEST

ZAKAT EMPOWERING

ORGANIZATION

 

‘’Duabelas KK Mualaf 

terkucil di Pulau Niastanpa pembimbing.

Apakah mau kita biar-

kan saja?’’ tantang Direktur Eksekutif 

Al Azhar Peduli Ummat, Anwar Sani,

kepada Ustadz Qoimuddin Sarabiti.

‘’Tidak!’’ jawab Ustadz asal Flores itu.

‘’Kalau begitu, Anda berangkat ke

sana. Kami yang akan membiayai selu-

ruhnya,’’ kata A nwar Sani, tanpa bisa

ditolak lagi oleh Qoimuddin.

Percakapan pada tahun 2008 itu, se-

gera mengubah hidup Sang Ustadz. Dari

Metropolitan Jakarta bersama seorang

istri dan enam putra-putri, ia memutus-

kan hijrah sendirian ke sebuah kecama-

tan terpencil di Pulau Nias, Sumatera

Utara. Empat bulan sekali barulah dia

boleh menjenguk keluarga di Jakarta.Duabelas KK Muslim yang disebut 

Anwar Sani berdasarkan laporan M

Yusuf Sisus Lombu dari Yayasan Peduli

Muslim Nias (YPMN), bermukim di

Kecamatan Botomuzoi. Kecamatan ini

terletak 25 km di selatan Gunungsitoli,

ibukota Nias. Mereka semua memeluk 

Islam ketika merantau dan menikahdengan muslimah setempat di Sumatera

Barat, Tapanuli, dan Karo.

Kembali ke Nias, mereka tinggal berde-

katan dan menjadi komunitas kecil yang

terisolasi. Mereka miskin, dan semakin

lengkap kemiskinannya lantaran tak pu-

nya pembimbing agama maupun sarana

ibadah.

Pasca gempa 2004, Duhusokhi Wa-

ruwu, seorang di antara para Mualaf,

nekad menemui Camat Botomuzoi, Ajran

Chaniago. Dia minta pemerintah mem-

bangunkan sebuah mushola kecil untuk 

mereka. Dia juga menyediakan tanah

wakafnya.

Jamaah tarawih Masjid Islamiyah dan

Al Furqan di Gunungsitoli, mewujudkan

impian warga Botomuzoi. Dengan danaRp 12,5 juta, pembangunan Mushola An

Nur dimulai.

Walau didukung Bupati dan peleta-

kan batu pertama dilakukan Dandim

Nias, pembangunan Mushola An Nur tak 

berlanjut. Hampir tiga tahun mushola

mangkrak . Sampai kemudian YPMN dan

Al Azhar Peduli Ummat turun tangan.

Kehadiran Ustadz Qoimuddin pada

2008, sungguh membahagiakan warga

Botomuzoi. Sang Ustadz pintar menem-

patkan diri. Dia tidak minta didatangi,

tapi rajin bersilaturahim dari rumah

ke rumah warga yang jaraknya cukup

berjauhan. Meskipun harus menempuh

medan yang berat, terutama di musim

hujan.

Ustadz yang tadinya mau dikirim ke pe-dalaman Papua ini, tahu betul bagaimana

merebut hati dan mencerahkan iman

warga terpencil. Tak heran, dalam waktu

singkat, 2 KK tetangga komunitas mualaf 

Botomuzoi, ikut bersyahadat.

‘’Alhamdulillah saat ini sudah 20 KK

Muslim yang kami bina,’’ katanya belum

lama ini ketika mudik dan mampir ke

Di Botomuzoi, Dia MengabdiKantor Al Azhar Peduli Ummat.

Setiap Ahad, jamaah Botomuzoi sekelu-

arga berhimpun di Mushola An Nur untuk 

mengikuti pengajian Ustadz.

Sempat menimbulkan kehebohan,

tatkala Ustadz Qoimuddin hendak me-

nyelenggarakan sholat Idul Fitri untuk 

pertama kalinya di Botomuzoi. Pendu-

duk Nias yang mayoritas non-muslim,

seakan terhenyak melihat perkembangan

komunitas Botomuzoi yang tak mereka

sangka-sangka. Apalagi nanti bila Masjid

Jami’ An Nur yang gagah selesai dibangun

para donator Al Azhar Peduli Ummat.

Namun, tantangan eksternal semacam

itu hal biasa buat Ustadz yang pernah tiga

tahun membina 100 KK Mualaf di perba-

tasan Timtim-Timor Leste.

‘’Yang saya prihatinkan adalah kemis-kinan jamaah An Nur. Sampai saat ini

masih ada yang tidak mampu memban-

gun rumahnya setelah gempa, sehingga

harus hidup menumpang pada orang

lain,’’ tutur Ustadz Qoimuddin dengan

nada sedih.

Karena itu, selain berharap agar masjid

cepat kelar dibangun, Ustadz Qoimuddin

juga meminta Al Azhar menyalurkan

dana bantuan ekonomi produktif untuk 

jamaah binaannya. ‘’Agar mereka punya

penghasilan dari berdagang,’’ katanya.

Ustadz Qoimudin juga berharap kepada

kaum muhsinin untuk membangunkan

rumah singgah bagi anak-anak Botomu-

zoi yang bersekolah. ‘’Ini semacam asra-

ma sederhana buat mereka, agar sekolah

dan ngaji jalan semuanya,’’ tutur Ustadz.Request tersebut dibarengi dengan

komitmen da’i berdarah biru Flores ini

untuk melanjutkan masa pengabdian.

Tahun ini, masa tugasnya memang habis.

‘’Saya siap mewakafkan hidup saya

untuk dakwah,’’ katanya sambil meneken

MoU penugasan kembali untuk dua tahun

ke depan. nazlus shobah/pane fadlan 

Kilas Program

Pada Sabtu, (10/4), Masjid Agung Al-Az-har (MAA) menyelenggarakan SeminarNasional tentang Kekuatan dan PeranMasjid dalam Memberdayakan EkonomiUmat. Penyelenggaraan seminar dila-tarbelakangi oleh anomali perbedaanantara elit kaya dan jumlah angka ke-

miskinan, fungsi dan peran penting masjiddalam sejarah peradaban Islam, fenomenakebangkitan filantropi Islam dan prosestata kelolanya di Indonesia. Seminar bertu- juan menggairahkan masjid-masjid dalammeningkatkan peran pemberdayaan eko-nomi umat, mengembangkan filantropiIslam untuk kesejahteraan dan keadilan,menata ulang model idârah (menejemen)masjid, dan mencari titik temu berbagaimodel pengelolaan dana umat.Seminar tersebut menghadirkan bebe-rapa narasumer utama seperti Prof. Dr.Azyumardi Azra, guru besar sejarah dandirektur Sekolah Pascasarjana UniversitasIslam Negeri (UIN) Syarif HidayatullahJakarta; Prof. Dr. Nasrun Haroen, direkturPemberdayaan Zakat Kementerian AgamaRI; Adiwarman Karim, direktur The Karim

Masjid Agung Al-Azhar, Gelar Seminar Nasional Kekuatan dan

Peran Masjid dalam Memberdayakan Ekonomi Ummat

Al-AzharPeduli

Ummat

tengah

menyiap-

kan buku

Motivator

Zakat

(MOZA)

yang se-

gera dapat

dinikmati

masyara-

kat umum,

para aktivis

zakat, dan

aktivis kemanusiaan. Buku yang men-

ginspirasi itu ditulis M Anwar Sani danditerbitkan penerbit umum. Sebuah sari

pati dari pengalaman mengelola zakat

berbasis masjid.

Kisah menarik yang tak membuat

orang mudah menyerah juga disuguh-

kan. Sebuah perjuangan membangun

lembaga nirlaba yang terus tumbuh

dengan modal semangat dan niat lurus

membantu yang lemah dan menolong

yang menderita. Tanpa gengsi, demi

kemanusiaan, seorang direktur susah

payah menempel iklan gratisan di po-

hon dan tembok, mengonsep program,

menyusun proposal, hingga menjaja-

kannya dengan naik angkutan kota atau

motor.

Lebih jauh, buku ini membagi reseprahasia sukses memberdayakan penge-

lolaan zakat berbasis masjid. Agar mas-

 jid tak sekadar ruang tempat ibadah,

tapi juga memerankan fungsi sosial dan

sebagai pusat peradaban. Dalam buku

ini, jurus sukses menghimpun dana

zakat dan kemanusiaan berbasis masjid

dibeberkan dengan terang.

Jurus-jurus sederhana yang mudah

ditiru, diterapkan, dan selalu menginspi-

rasi siapa pun yang membacanya. Anda

yang terpanggil dalam ranah kema-

nusiaan, ingin membantu yang lemah

dan menolong yang menderita tapi

tak punya kemampuan financial, buku

ini menjawab semuanya. Perusahaan

yang punya CSR tapi sulit merumuskanprogram dan penyaluran yang efektif,

langsung ke sasaran, dan transparan,

dalam buku ini akan terjawab.

Setelah mengunyah isi buku ini,

Anda akan tahu dan segera bertindak,

bagaimana cara membantu orang lain

di sekitar kita. Tunggu waktu edarnya.

arsa wening

MOZA untuk Dakwah Zakat Berbasis Masjid

“Jurus Menghimpun Fulus”

Institute Jakarta; dan Soewarsono Sarjadi,bendahara umum Yayasan PesantrenIslam (YPI) Al-Azhar. Seminar diikuti lebihdari 200 peserta, perwakilan dari berbagaimasjid, lembaga Islam, pelaku dan pemer-hati ekonomi Islam.Para peserta tampak antusias dalam men-gikuti seminar tersebut, bahkan ke depanmereka mengusulkan kiranya perlu adatindak lanjut seminar, berupa workshopatau pelatihan-pelatihan tentang filantro-pi Islam dan tata-kelolanya.

Kilas Program

RIL 2010.indd 1 21/04/20