COVERaisindo.org/wp-content/uploads/2019/12/JURNAL-JSII-18-2.pdf · 2019. 12. 11. · Djiwandou...
Transcript of COVERaisindo.org/wp-content/uploads/2019/12/JURNAL-JSII-18-2.pdf · 2019. 12. 11. · Djiwandou...
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
1
COVER
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
2
VOLUME 2 NOMOR 1 SEPTEMBER 2017
JURNAL SISTEM INFORMASI INDONESIA (JSII) – AISINDO
Open Journal System AISINDO adalah wadah publikasi ilmiah bertema Sistem Informasi
yang diterbitkan oleh AISINDO yang terbit sejak tahun 2015 memiliki nomor ISSN 2460-
6839. Jurnal Sistem Informasi Indonesia atau JSII merupakan publikasi ilmiah yang
memuat hasil penelitian, pengembangan, kajian, atau gagasan dalam bidang Sistem
Informasi. JSII diterbitkan oleh AISINDO, asosiasi profesional bagi individu dan
organisasi dalam bidang penelitian, pengajaran, praktek, dan studi sistem informasi di
Indonesia.
Dewan Redaksi Jurnal Sistem Informasi Indonesia
PENANGGUNG JAWAB
Tony Dwi Susanto, S.T., M.T., Ph.D (Institut Teknologi Sepuluh Nopember)
KETUA EDITOR
Norma Ningsih, S.ST.,M.T
(Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya)
ANGGOTA TIM EDITOR
Andharini Dwi Cahyani, S.Kom., M.Kom (Universitas Trunojoyo Madura)
REVIEWER (MITRA BESTARI) Hartarti Junaedi SKom Mkom
A.A Gde Satia Utama,SE.,M.Ak.,Ak.,CA
Hanung Nindito Prasetyo, S.Si., M.T.
Sandy Kosasi, SE., MM., M.kom
Samiaji Sarosa, SE, M.Info.Sys, PhD
Yanti Andriyani, ST. MTI
Safrian Aswati, S.Kom. M.Kom. MTA
Agustinus Fritz Wijaya, S.Kom., M.Cs.
Aryo Nugroho, ST. S.Kom. MT.
Rino A Nugroho PhD
Aulia Ardy M.Kom
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
3
Indri Koesnadi, S.Kom, MT
Dr. Anjik S., S. Kom., M. Eng.
Falahah, S.Si., M.T.
Heru Nugroho, S.Si.,M.T.
Inda Dwi Lestantri, S.T., M.Si Flourensia Sapty Rahayu S.T.,M.Kom
Munirul Ula, ST, M, Eng
Moch. Aji Jaya Sakti, S. Ab
Raden Budiarto S.kom, MMSI
Dahlan Abdullah, ST, M.Kom
Arta Moro Sundjaja, S.Kom., S.E., MM
Assistriadi Widjiseno, ST. M.MT
Leon Andretti Abdillah
Dwi Ely Kurniawan, M.Kom
Dr. Apol Pribadi
Ripto Mukti Wibowo, S.Kom., M.Eng.
Mursalin, S.Pd.,M.Pd
Saide, S.Kom., M.Kom., M.I.M
Siti Mutrofin, S.Kom., M.Kom
Valentinus Roby Hananto, S.Kom., M.Sc.
Erick Fernando ,S.Kom,MSI
Dedi Iskandar Inan
Okky Putra Barus, S. Kom., MM
Djiwandou Agung Sudiyono Putro, S.Kom, M.Sc.
Adi Nugroho,ST, MMSI
Kursehi Falgenti, M.Kom
Effendi Limbong, S.Pd.,M.Ed.,Ed.D.
Dr Ibrahim, M. Pd
Mochamad Ari Saptari, S.kom, M.kom
Heliza Rahmania Hatta, M.Kom
Beny Prasetyo, S.Kom., M.Kom
Dedy Rahman Wijaya
Titus Kristanto, S.Kom, M.Kom
PENERBIT Asosiasi Sistem Informasi Indonesia (AISINDO)
ALAMAT PENYUNTING & TATA USAHA
Telepon/WA/SMS: 085732341587
via email: [email protected]
Phone: +62 31 5999944 (Monday – Friday, 8 am – 4 pm)
Fax.: +62 31 5964965
Postal Address: AISINDO Secretariat, Jurusan Sistem Informasi, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS), Sukolilo, Surabaya, Indonesia 60111
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
4
DAFTAR ISI
COVER ..................................................................................................................... 1
DEWAN REDAKSI 2
DAFTAR ISI 4
1. REKOMENDASI PEMILIHAN MAHASISWA TERBAIK
MENGGUNAKAN FUZZY MADM DENGAN SIMPLE ADDITIVE
WEIGHTING (SAW): Agus Sidiq Purnomo1, Anief FAuzan Rozi2 5
2. PEMODELAN PROSES BISNIS SISTEM INFORMASI ANALISIS APBD
ENGAN BUSINESS PROCESS MODELLING NOTATION (BPMN) :
Assistriadi Widjiseno1 20
3. DEVELOPMENT OF ELECTRONIC MEDICAL RECORD FOR
INDIVIDUAL PHYSICIAN PRACTICES : Indra Kharisma Raharjana*1,
Rinaldi Cahyono2, Taufik3 34
4. TRAFFIC MONITORING UNTUK ANOMALY DETECTION SYSTEM
DI JARINGAN KAMPUS: STUDI KASUS STIKOM SURABAYA :
Slamet 45
5. RANCANGAN BANGUN APLIKASI PELAYANAN PUBLIK
KELURAHAN BERBASIS ANDROID DI KECAMATAN LOWOKWARU
KOTA MADYA MALANG : Agus Dwi Churniawan1, Achmad
Arrosyidi2 59
6. ANALISA PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN PENALARAN
MATEMATIKA PADA ALGORITMA KOMPUTASI MENGGUNAKAN
BLACK BOX TESTING : S. J. Hartati 1), E. Rahmawati 2), A. V.
Vitianingsih 3), N. Kurniati 4) 70
7. EVALUASI KUALITAS WEB PORTAL FAKULTAS TEKNIK UNIPMA
DENGAN METODE MCCALL : Andria1, Ridho Pamungkas2 81
8. PERANCANGAN DESAIN USER INTERFACE PAPAN TULIS DIGITAL
BERBASIS TABLET PC ANDROID : Teguh Sutanto, Norma Ningsih,
Endra Rahmawati 94
9. ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA LAYANAN DENGAN METODE
SERVICE QUALITY BERBASIS WEB : Vivine Nurcahyawati 99
TEMPLATE JURNAL 110
FORM PENILAIAN REVIEWER 116
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
5
Rekomendasi Pemilihan Mahasiswa Terbaik Menggunakan
Fuzzy MADM Dengan Simple Additive Weighting (SAW)
Agus Sidiq Purnomo1, Anief Fauzan Rozi2
1,2 Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Mercu Buana Yogyakarta
Jl. Jembatan Merah No. 84.C. Gejayan, Yogyakarta
Telp: 0274-584922, Fax: 0274-6498213
e-mail: [email protected], [email protected]
Abstrak
Variabel standar sebagai acuan pada proses pemilihan mahasiswa lulusan terbaik
dalam suatu instansi biasanya sudah disediakan, tetapi dalam prakteknya selain variabel
yang digunakan masih mengambang, belum dibedakannya antara variabel primer dan
sekunder, serta pembobotan variabel yang masih setara/flat. Hal ini menyebabkan
penentuan mahasiswa lulusan terbaik masih terasa sepihak dan belum optimal. Sehingga
dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan mengenai bagaimana
mengimplementasikan metode FMADM (SAW) berdasarkan 6 kriteria penilaian (jenis
mahasiswa, ketepatan lulusan, ipk, usia, prestasi akademik, prestasi non akademik) pada
proses pemilihan lulusan terbaik yang bertujuan untuk menghasilkan model sistem
rekomendasi, sehingga nantinya diharapkan model yang dihasilkan dapat digunakan
sebagai alat bantu dalam penentuan lulusan terbaik. Berdasarkan data yang telah diujikan,
dapat disimpulkan bahwa sistem dapat berfungsi dengan baik serta dapat menghasilkan
perangkingan yang diurutkan berdasarkan nilai tertinggi. Kesesuaian antara metode
universitas dan sistem dengan FMADM (SAW) memiliki tingkat kesesuaian 100%.
Sedang berdasarkan hasil pengujian menggunakan RSD diperoleh nilai sebesar 15.02%.
Kata kunci: Sistem Pendukung Keputusan, Lulusan Terbaik, SAW, Fuzzy MADM, RSD
Abstract
The standard variable as a reference in the process of selecting the best graduate
students in an institution is usually provided, but in practice other than the variables used
are still floating, there is no differentiation between the primary and secondary variables,
as well as the equivalent / flat variable weighting. This causes the determination of the
best graduate students still feels unilateral and not optimal. So that in this study
formulated problems regarding how to implement the FMADM (SAW) method based on 6
assessment criteria (types of students, graduate accuracy, IPK, age, academic
achievement, non-academic achievements) in the process of selecting the best graduates
aimed at producing a recommendation system model so that later it is expected that the
resulting model can be used as a tool in determining the best graduates. Based on the data
that has been tested, it can be concluded that the system can function properly and can
produce a ranking sorted by the highest value. Conformity between university methods and
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
6
systems with FMADM (SAW) has a 100% conformity level. While based on the test results
using RSD obtained a value of 15.02%.
Keywords: Decision Support System, The Best Graduate, SAW, Fuzzy MADM, RSD
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan perkembangan teknologi yang semakin pesat seperti saat ini, sangat
memungkinkan sekali untuk membuat penentuan alternatif yang semakin cepat dengan
menggunakan sistem, salah satunya program studi yang harus menentukan lulusan setiap
periode wisuda. Di samping predikat yang melekat, juga penghargaan dan pemberian
beasiswa untuk studi lanjut.
Dalam melakukan proses pemilihan mahasiswa sebagai lulusan terbaik, biasanya
dalam suatu instansi pendidikan sudah tersedia variabel-variabel standar yang dapat
dijadikan sebagai acuan dalam penilaian. Tetapi beberapa kendala sering kali terjadi,
seperti pada Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas
Mercu Buana Yogyakarta. Hal ini terjadi karena beberapa hal, seperti penentuan dan
perhitungan secara manual, variabel yang digunakan masih mengambang, belum
dibedakannya antara variabel primer dan sekunder, pembobotan variabel yang masih
setara/flat. Hal ini menyebabkan dalam penentuan mahasiswa lulusan terbaik menjadi
masih terasa sepihak dan belum optimal.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam penelitian ini dirumuskan suatu
permasalahan bagaimana mengimplementasikan metode FMADM pada rekomendasi
pemilihan mahasiswa lulusan terbaik berdasarkan proses bisnis yang sudah berjalan, data
akademik, dan trasnkip nilai akhir mahasiswa.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan model sistem rekomendasi
pemilihan mahasiswa lulusan terbaik sesuai dengan proses bisnis yang sudah berjalan, data
akademik, dan trasnkip nilai akhir mahasiswa.
Manfaat dari penelitian ini diharapkan model tersebut dapat mempermudah dan
dapat digunakan sebagai alat bantu dalam menentukan mahasiswa lulusan terbaik yang
lebih sesuai dengan proses bisnis yang sudah berjalan, data akademik, dan trasnkip nilai
akhir mahasiswa.
1.2 Tinjauan Pustaka
Beberapa penelitian yang terkait dalam penelitian ini antara lain seperti penerapan
TOPSIS dalam penentuan lulusan terbaik dengan studi kasus di STMIK Bani Saleh
Bekasi, kriteria penilaian yang digunakan ada 4 kriteria, yaitu : Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK), Lama Studi, Lama Penyelesaian Tugas Akhir (TA), Nilai Tugas Akhir (TA).
Pengujian dilakukan dengan 25 mahasiswa dengan nilai tertinggi 0,3089 [1].
Selanjutnya penelitian mengenai lulusan terbaik dengan menggunakan SAW
(Simple Additive Weighting), dan dilanjutkan dengan penelitian serupa menggunakan WP
(Weighted Product) dengan studi kasus di Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Purwokerto, dilanjutkan dengan penelitian serupakriteria yang digunakan dalam penelitian
ini ada 4 kriteria, yaitu : Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), Masa Studi (dalam bulan), Tidak
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
7
ada nilai D, dan Nilai C maksimal 1. Pengujian dilakukan dengan 10 mahasiswa dengan
nilai tertinggi 7,714 (SAW) dan 0.174 (WP) [2] [3].
Selanjutnya penelitian mengenai penentuan lulusan terbaik menggunakan logika
Fuzzy Tahani, kriteria yang digunakan dalam penelitian ini ada 7 kriteria, yaitu : IPK,
Absensi, Nilai TA, Matkul Unggulan 1, Matkul Unggulan 2, Matkul Unggulan 3, dan
Matkul Unggulan 4. Pengujian dilakukan dengan 10 mahasiswa dengan nilai tertinggi 0.51
[4].
Selanjutnya penelitian mengenai penentuan mahasiswa lulusan terbaik
menggunakan Analytic Network Process (ANP) dengan kaksus di Politeknik Ganesha
Medan, kriteria yang digunakan secara garis besar dikategorikan menjadi 3 kategori, yaitu
: Prestasi Akademik (PA). Faktor Ekonomi (FE), dan Kegiatan Pendukung (KP).
Pengujian dilakukan dengan 2 mahasiswa dengan nilai tertinggi 0.381 [5].
Selanjutnya penelitian mengenai pemilihan mahasiswa terbaik menggunakan AHP
(Analytical Hierarchy Process) dengan studi kasus di Akbid Bina Daya Husada, kriteria
yang digunakan dalam penelitian ini ada 5 kriteria, yaitu : IPK, Bahasa Inggris, Kegiatan
Intra Ekstra Kurikuler, Absensi, dan Kepribadian [6].
Selanjutnya penelitian mengenai penentuan mahasiswa terbaik menggunakan AHP
(Analytical Hierarchy Process), kriteria yang digunakan dalam penelitian ini ada 4 kriteria,
yaitu : Indeks Prestasi Komulatif, Karya Tulis Ilmiah, Prestasi/Kemampuan Diunggulkan,
dan Bahasa Inggris. Pengujian dilakukan dengan 10 mahasiswa dengan bobot tertinggi
0,696 [7].
Selajutnya penelitian mengenai penentuan supplier yang menggunakan 9 kriteria
sebagai parameter penilaian, metode yang digunakan Fuzzy Multiple Attribute Decision
Making (FMADM) dan Simple Additive Weighting (SAW). Berdasarkan hasil perhitungan
baik metode perusahaan maupun sistem memberikan hasil yang serupa [8].
Selajutnya penelitian dengan FMADM dan SAW digunakan untuk penentuan
pilihan program studi yang menggunakan kriteria berdasarkan nilai akhir ujian nasional.
Hasil dari penelitian ini dari penggunaan metode POLTEKES Permata Indonesia
Yogyakarta maupun menggunakan sistem metode FMADM dengan SAW memiliki hasil
76,92% yang sesuai dan 23,08% data yang tidak sesuai dari 26 data dalam pemilihan
program studi [9].
1.3 Landasan Teori
Sistem pendukung keputusan (SPK) biasanya dibangun untuk mendukung solusi
atas suatu masalah atau untuk mengevaluasi suatu peluang atau sering juga disebut sebagai
aplikasi SPK. Aplikasi SPK biasanya menggunakan CBIS (Computer Based Information
System) yang fleksibel, interaktif, dan dapat diadaptasi, yang dikembangkan untuk
mendukung solusi atas masalah manajemen spesifik yang tidak terstruktur [10].
Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) adalah suatu metode yang
digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria
tertentu. Inti dari FMADM adalah menentukan bobot untuk setiap atribut, kemudian
dilanjutkan dengan proses perangkingan yang akan menyeleksi alternatif yang sudah
diberikan. Pada dasarnya, ada 3 pendekatan untuk mencari nilai bobot atribut, yaitu
pendekatan subyektif, pendekatan obyektif, dan pendekatan integrasi antara subyektif dan
obyektif. Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan. Pada pendekatan
subyektif, nilai bobot ditentukan berdasarkan subyektifitas dari para pengambil keputusan,
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
8
sehingga beberapa faktor dalam proses perangkingan alternatif bisa ditentukan secara
bebas. Sedangkan pada pendekatan obyektif, nilai bobot dihitung secara matematis
sehingga mengabaikan subyektifitas dari pengambil keputusan [11].
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah
FMADM antara lain, (a) Simple Additive Weighting (SAW), (b) Weighted Product (WP),
(c) ELECTRE, (d) Tecniques for Order Preference by Similary to Ideal Solution
(TOPSIS), dan (e) Analitic Hierarchy Process (AHP) [11].
Metode Simple Additive Weighting (SAW) sering juga dikenal istilah metode
penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot
dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW membutuhkan
proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan
dengan semua rating alternatif yang ada [11].
Berdasarkan hasil perangkingan yang telah diperoleh menggunakan FMADM,
selanjutnya hasil tersebut dapat diujikan dengan menggunakan Relative Standard
Deviation (RSD), seperti pada Persamaan 1 [12] [13].
𝑅𝑆𝐷 = 𝑆
�̅� × 100% (1)
RSD dinyatakan dalam persen dan diperoleh dengan mengalikan standar deviasi
(S) dengan 100 dan membagi produk ini dengan rata-rata �̅� [12] [14].
2. METODE PENELITIAN ATAU PERUMUSAN SOLUSI
2.1 Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data mahasiswa lulusan, data nilai
mahasiswa lulusan, serta data-data lain yang mendukung penelitian ini.
2.2 Tahap Penelitian
Tahap pengembangan sistem dalam penelitian ini menggunakan pendekatan seperti
pada Gambar 1.
Gambar 1. Tahap Pengembangan DSS [15]
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
9
Berdasarkan Gambar 1 tahapan dalam pengembangan sistem lebih ditekankan
kepada prototyping, hal ini menitik beratkan pada komunikasi antara pengembang dan
calon pengguna dari sistem, sehingga diharapkan nantinya dapat sesuai dengan kebutuhan
calon pengguna.
2.1.1 System Flowchart
System flowchart dalam penelitian ini, dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Flowchart System
2.1.2 Program Flowchart
Program flowchart dalam penelitian ini, dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Flowchart Program
2.1.3 Database Desain
Perancangan database dalam penelitian ini, dapat dilihat pada Gambar 4.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
10
Gambar 4. Relasi Tabel
2.3 Pengambilan Keputusan
Secara garis besar pengambilan keputusan dalam penelitian ini menggunakan
metode Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) dengan penyelesaian SAW
(Simple Additive Weighting). Adapun langkah-langkah penyelesaian antara lain sebagai
berikut [11]:
1. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.
2. Matriks keputusan X yang telah dikonversikan dengan bilangan fuzzy.
3. Pengambil keputusan memberikan bobot, berdasarkan tingkat kepentingan masing-
masing kriteria yang dibutuhkan.
4. Membuat matriks keputusan X, dibuat dari tabel kecocokan.
5. Melakukan normalisasi matriks R berdasarkan matriks X untuk menghitung nilai
masing-masing kriteria menggunakan persamaan (2).
(2)
6. Proses perangkingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R
dengan vector bobot (W*R).
Selanjutnya dalam pengambilan keputusan dalam menentukan mahasiswa lulusan
terbaik digambarkan dalam flowchart, seperti terlihat pada Gambar 5.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
11
Gambar 5. Flowchart Penentuan Lulusan Terbaik
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Berdasarkan Gambar 5, dalam penyelesaian kasus penentuan mahasiswa lulusan
terbaik tersebut, berikut langkah yang harus dilakukan :
1. Menentukan kriteria yang digunakan untuk acuan pengambilan keputusan, yaitu :
C1 = Jenis Mahasiswa, C2 = Ketepatan Lulusan, C3 = IPK, C4 = Usia, C5 =
Prestasi Akademik, C6 = Prestasi Non Akademik.
2. Berikut standar fuzzyfikasi dari masing-masing kriteria penilaian yang digunakan
dalam sistem, seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Fuzzyfikasi
Kriteria Kepentingan
SK K C B SB
C1 Transfer Baru
C2 > 5 th 4,7 - 5 th 4,1 - 4,6 th 3,3 - 4 (th)
C3 <= 3,24 3,25-3,50 3,51-3,75 > 3,75
C4 > 24 th 23,1-24 th 22,1-23 th <= 22 th
C5 Tidak Ada Kabupaten/Daerah Provinsi Nasional Internasional
C6 Tidak Ada Kabupaten/Daerah Provinsi Nasional Internasional
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
12
3. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria. Rating
kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria dinilai dengan 0 sampai 1.
a. C1 (Jenis Mahasiswa)
Variabel Jenis Mahasiswa hanya dibagi menjadi dua bilangan fuzzy, yaitu :
Baru = 1, dan Transfer = 0.
b. C2 (Ketepatan Lulusan)
Variabel Ketepatan Lulusan dibagi menjadi 4 bilangan fuzzy, seperti terlihat
pada Gambar 6.
Gambar 6. Variabel C2 (Ketepatan Lulusan)
c. C3 (IPK)
Variabel IPK dibagi menjadi 4 bilangan fuzzy, seperti terlihat pada Gambar
7.
Gambar 7. Variabel C3 (IPK)
d. C4 (Usia)
Variabel Usia dibagi menjadi 4 bilangan fuzzy, seperti terlihat pada Gambar
8.
Gambar 8. Variabel C4 (Usia)
e. C5 (Prestasi Akademik)
Variabel Prestasi Akademik dibagi menjadi 5 bilangan fuzzy, seperti terlihat
pada Gambar 9.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
13
Gambar 9. Variabel C5 (Prestasi Akademik)
f. C6 (Prestasi Non Akademik)
Variabel Prestasi Non Akademik, dibagi menjadi 5 bilangan fuzzy, seperti
terlihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Variabel C6 (Prestasi Akademik)
4. Sedangkan tingkat kepentingan setiap kriteria berdasarkan nilai bobot (W), dinilai
dengan 0 sampai 1 seperti pada Gambar 11.
Gambar 11. Tingkat Kepentingan (W)
3.2 Pembahasan
Berikut pengujian terhadap sistem yang telah dibuat untuk melakukan seleksi
penentuan lulusan terbaik. Contoh data mahasiswa yang akan lulus dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Data Mahasiswa Lulusan
No NIM Nama Transfer/
Baru
Lama Studi
(Tahun) IPK Usia
Prestasi
Akademik
Prestasi Non
Akademik
A1 09111016 Maryadi Baru 7.7 2.73 26.9 Tidak Ada Tidak Ada
A2 09111086 Tri Suwarno Baru 7.2 2.99 26 Tidak Ada Tidak Ada
A3 12111042 Habibul Hakim Baru 4.7 3.32 23 Tidak Ada Tidak Ada
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
14
No NIM Nama Transfer/
Baru
Lama Studi
(Tahun) IPK Usia
Prestasi
Akademik
Prestasi Non
Akademik
A4 12111074 Dany Suktiawan Irman Fiano Baru 4.2 3.22 26.8 Tidak Ada Tidak Ada
A5 12111081 Paulus Artha Sasmita Baru 4.7 2.96 27.6 Tidak Ada Tidak Ada
A6 12111092 Amarudin Murtadho Baru 4.2 3.18 24.6 Tidak Ada Tidak Ada
A7 12112078 Lugas Luqmanul Hakim Transfer 4.2 3.28 26.3 Tidak Ada Tidak Ada
A8 13111005 Riska Nony Oktaviani Baru 3.7 3.44 21.6 Tidak Ada Tidak Ada
A9 13111022 Widatin Mayasari Baru 3.7 3.53 22.3 Tidak Ada Tidak Ada
A10 13111033 Riska Mardinawan Baru 3.7 3.3 22.2 Tidak Ada Tidak Ada
A11 13111058 Novita Anggraini Putri Baru 3.7 3.56 22.5 Tidak Ada Tidak Ada
Dalam hal ini, pengambil keputusan memberikan bobot W, berdasarkan tingkat
kepentingan masing-masing kriteria yang dibutuhkan seperti terlihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Penentuan Bobot Matriks W
Berdasarkan data pada Tabel 2 dan bobot matriks W pada Gambar 12, selanjutnya
proses penentuan mahasiswa lulusan terbaik antara lain sebagai berikut :
1. Matriks keputusan X yang telah di konversikan dengan bilangan fuzzy seperti
terlihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Matriks Keputusan X
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
15
.
2. Berdasarkan matriks X, selanjutnya dilakukan proses pencarian nilai maksimal per
kriteria dari matriks X yang akan digunakan untuk melakukan proses normalisasi
matriks R seperti pada Gambar 14.
Gambar 14. Normalisasi Matriks R
3. Selanjutnya dicari matriks perangkingan V, berdasarkan berdasarkan bobot W dan
hasil normalisasi matriks R, seperti pada Gambar 15.
Gambar 15. Matriks Perangkingan V
4. Proses terakhir yaitu melakukan akumulasi terhadap jumlah nilai per masing-
masing alternatif terhadap kriteria pada matriks V, sehingga diperoleh hasil nilai
akhir sebagai dasar untuk melakukan perangkingan. Seperti terlihat pada Gambar
16.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
16
Gambar 16. Hasil Perangkingan
Berdasarkan hasil pada Gambar 16, alternatif terbaik ditentukan berdasarkan nilai
akhir yang tertinggi. Dalam hal ini diperoleh hasil 4.08 dengan nama Widatin Mayasari,
sehingga berdasarkan hasil perhitungan sistem mahasiswi tersebut juga direkomendasikan
sebagai lulusan terbaik.
Selanjutnya berdasarkan hasil perhitungan SAW dan perhitungan manual dari
universitas, seperti pada Tabel 3.
Tabel 3. Validasi Hasil
Alter
natif NIM Nama
Metode Universitas Sistem Dengan SAW Validasi
(Sesuai/Tidak) Nilai
Akhir Peringkat
Nilai
Akhir Peringkat
A9 13111022 Widatin Mayasari 20 1 4.08 1 Sesuai
A11 13111058 Novita Anggraini Putri 20 2 4.08 2 Sesuai
A8 13111005 Riska Nony Oktaviani 20 3 3.95 3 Sesuai
A10 13111033 Riska Mardinawan 19 4 3.83 4 Sesuai
A3 12111042 Habibul Hakim 17 5 3.51 5 Sesuai
A6 12111092 Amarudin Murtadho 15 6 3.18 6 Sesuai
A4 12111074 Dany Suktiawan Irman Fiano 15 7 3.18 7 Sesuai
A5 12111081 Paulus Artha Sasmita 14 8 3.02 8 Sesuai
A1 09111016 Maryadi 13 9 2.86 9 Sesuai
A2 09111086 Tri Suwarno 13 10 2.86 10 Sesuai
A7 12112078 Lugas Luqmanul Hakim 13 11 2.63 11 Sesuai
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan FMADM dan SAW tersebut,
selanjutnya hasil tersebut dapat diujikan dengan menggunakan Relative Standard
Deviation (RSD), dihasilkan nilai sebesar 15.02%. Dalam hal ini semakin tinggi nilai dari
RSD, maka perhitungan dengan metode yang dihasilkan semakin optimal.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
17
4. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa sistem dapat berfungsi dengan baik serta dapat menghasilkan
perangkingan yang diurutkan berdasarkan nilai tertinggi. Kesesuaian antara metode
universitas dan sistem dengan FMADM (SAW) memiliki tingkat kesesuaian 100% dari 11
data uji. Sedangkan hasil pengujian menggunakan RSD diperoleh nilai sebesar 15.02%,
dalam hal ini semakin tinggi nilai dari RSD, maka perhitungan dengan metode yang
dihasilkan semakin optimal.
Saran untuk penelitian selanjutnya dapat diimplementasikan menggunakan metode MADM
yang lain, serta melakukan pengujian ulang dengan menggunakan RSD. Sehingga nantinya dapat sebagai
bahan perbandingan guna mendapatkan hasil yang lebih optimal.
BIOGRAFI SINGKAT PENULIS
Agus Sidiq Purnomo, S.Kom., M.Eng. Pendidikan terakhir saat ini
diperoleh dari MTI UGM. Saat ini menjadi tenaga pengajar, peneliti,
dan pengabdi di Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi
Informasi, Universitas Mercu Buana Yogyakarta sekaligus terlibat
sebagai tenaga ahli / praktisi di Maliya Syahid Consultant. Sebagai
dosen dan praktisi, saat ini terlibat di dalam riset-riset dan proyek yang
berkaitan dengan software engineering, decision support system, expert
system, artificial intelligence, information system, dan information
security.
Anief Fauzan Rozi, S.Kom., M.Eng. Pendidikan terakhir saat ini
diperoleh dari MTI UGM dan berencana untuk studi lanjut S3 di tahun
2020. Saat ini menjadi tenaga pengajar, peneliti, dan pengabdi di
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi,
Universitas Mercu Buana Yogyakarta sekaligus terlibat sebagai tenaga
ahli / praktisi di Maliya Syahid Consultant. Sebagai dosen dan praktisi,
saat ini terlibat di dalam riset-riset dan proyek yang berkaitan dengan
artificial intelligence khususnya bidang decision support system.
Bidang keahlian yang ditekuni adalah database dan decision support
system.
UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada KEMENRISTEK DIKTI yang telah
mendanai penelitian kami dalam skema Penelitian Dosen Pemula tahun 2018. Hal ini
menjadikan kami mewakili Universitas Mercu Buana Yogyakarta dapat melakukan
penelitian dan pengembangan kompetensi di bidang Teknik Informatika dan Sistem
Informasi dengan pendanaan DIKTI.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
18
DAFTAR PUSTAKA
[1] Mugiarso, “Penerapan Technique For Order Preference By Similarity To Ideal
Solution (Topsis) Untuk Menentukan Lulusan Terbaik (Studi Kasus : STMIK Bani
Saleh Bekasi),” SIGMA - Jurnal Teknologi Pelita Bangsa, Vol. 3 No. 1 September
2015, ISSN : 2407-3903, vol. 3, no. 1, pp. 49-59, 2015.
[2] A. H. Wijaya dan H. Mustafidah, “Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan
Lulusan Mahasiswa Terbaik Dengan Menggunakan Metode Simple Additive
Weighting (SAW) Di Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purwokerto,”
dalam Prosiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah
Purwokerto, ISBN : ISBN 978-602-14355-0 -2, Purwokerto, 2015.
[3] D. C. Yoni dan H. Mustafidah, “Penerapan Metode WP (Weighted Product) Untuk
Pemilihan Mahasiswa Lulusan Terbaik Di Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Purwokerto,” JUITA, Vol. IV, No. 1, Mei 2016, ISSN:2086-9398, vol.
IV, no. 1, pp. 22-27, 2016.
[4] A. Rusman, “Logika Fuzzy Tahani Sistem Penunjang Keputusan Penentuan Lulusan
Terbaik,” Jurnal Informatika, Vol.III, No.1, April 2016, vol. III, no. 1, pp. 31-40,
2016.
[5] Romindo, “Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Mahasiswa Lulusan Terbaik di
Politeknik Ganesha Medan Menggunakan Metode Analytic Network Process (ANP),”
Riset dan E-Jurnal Manajemen Informatika Komputer, Vol. 1, No. 1, Oktober 2016, e-
ISSN : 2541-1330, p-ISSN : 2541-1322 , vol. I, no. 1, pp. 18-25, 2016.
[6] R. Indayani, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Mahasiswa Terbaik Pada
Akbid Bina Daya Husada Menggunakan Metode AHP,” Majalah Ilmiah Informasi
dan Teknologi Ilmiah, Vol. XI, No.1, September 2016, ISSN : 2339-210X, vol. XI, no.
1, pp. 51-60, 2016.
[7] R. M. Simanjorang, “Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Mahasiswa Lulusan
Terbaik Menggunakan Metode Analitycal Hierarchy Process Pada Perguruan Tinggi,”
Jurnal Mantik Penusa, Vol. 2, No. 1, Juni 2018, e-ISSN 2580-9741, p-ISSN 2088-
3943, vol. II, no. 1, pp. 1-10, 2018.
[8] J. Harjayanti dan A. F. Rozi, “Sistem Informasi Penilaian Supplier Komputer
Menggunakan Metode Fuzzy Multiple Attribute Decision Making Dengan Simple
Additive Weighting,” Informatics Journal, Vol. %1 dari %2Vol. 1, No. 3, ISSN :
2503 – 250X, pp. 88-95, 2016.
[9] C. N. Priatni dan A. S. Purnomo, “Sistem Untuk Menentukan Pilihan Pada Program
Studi Menggunakan Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) Dengan
Simple Additive Weighting (SAW) (Studi Kasus: POLTEKES Permata Indonesia
Yogyakarta),” Informatics Journal, Vol. %1 dari %2Vol. 2, No. 1, ISSN : : 2503 –
250X, pp. 54-63, 2017.
[10] Kusrini, Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Yogyakarta: Andi, 2007.
[11] S. Kusumadewi, S. Hartati, A. Harjoko dan R. Wardoyo, Fuzzy Multi- Atribute
Decision Making (Fuzzy MADM), Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.
[12] K. Savitha dan C. Chandrasekar, “Vertical Handover decision schemes using SAW
and WPM for Network selection in Heterogeneous Wireless Networks,” Global
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
19
Journal of Computer Science and Technology, Vol. 11 No. 9, Version 1.0 May 2011,
ISSN : 0975-4172, Print ISSN: 0975-4350, vol. 11, no. 9, pp. 18-24, 2011.
[13] M. Nic, J. Jirat dan B. Kosata, Compendium of Chemical Terminology, 2nd ed. (the
"Gold Book"), L. Hovorka dan J. Znamenacek, Penyunt., Oxford: Blackwell
Scientific Publications, 2014.
[14] Y. Gao, M. G. Ierapetritou dan F. J. Muzzio, “Determination of the Confidence
Interval of the Relative,” Springer, New York, 2013.
[15] J. Hermawan, Membangun Decision Support System, Yogyakarta: Andi, 2005.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
20
PEMODELAN PROSES BISNIS
SISTEM INFORMASI ANALISIS APBD
DENGAN BUSINESS PROCESS MODELLING NOTATION (BPMN)
Assistriadi Widjiseno1 1Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Kahuripan Kediri
Jalan Soekarno-Hatta No.1 Pelem Pare Kediri 64121, Telp/Fax: (0354) 391977
Abstrak Sistem Informasi Analisis APBD adalah aplikasi yang memfasilitasi proses digitalisasi
data anggaran pada dokumen APBD sehingga menghasilkan basis data berdasarkan tahun
anggaran, kota/kabupaten, SKPD, program, kegiatan, rekening dan nominal anggaran. Selanjutnya
mengolahnya menjadi informasi atau pengetahuan dan visualisasi outputnya dalam bentuk tabel
dan grafik analisa komposisi, klasterisasi, distribusi, rekapitulasi dan komparasi proporsi alokasi
anggaran berdasarkan tahun anggaran, kota/kabupaten, organisasi, akun pendapatan, akun belanja,
akun pembiayaan, akun program, akun kegiatan serta akun rekening. Sedangkan dalam
perancangannya diperlukan identifikasi proses bisnis dalam bentuk use case diagram dan
pemodelan proses bisnis dengan menggunakan Business Process Modeling Notation (BPMN).
Adapun hasil penelitian ini adalah menghasilkan proses inti yang terdiri dari 3 buah pool yaitu pool
persiapan, pool analisis dan pool pengesahan dengan lane yang berisikan 6 partisipan yaitu kepala
daerah, sekretaris daerah, operator sistem informasi, konsultan APBD, anggota DPRD dan
masyarakat. Selanjutnya pada pool persiapan terdapat 6 milestone yang terdiri dari rancangan
APBD, update sistem, entry data, verifikasi data dan koreksi data dan pada pool analisis terdapat 6
milestone yang terdiri dari update indikator, update regulasi, update demografi, analisis anggaran,
laporan analisis serta pada pool pengesahan terdapat 6 milestone yang terdiri dari pembahasan,
persetujuan, pengesahan, sosialisasi dan integrasi data APBD.
Kata kunci: Sistem Informasi, APBD, Proses Bisnis, Pemodelan, BPMN
Abstract APBD Analysis Information System is an application that facilitates the process of
digitizing budget data in Local Government District Annual Budget documents so as to produce a
database based on of the fiscal year, city / district, SKPD, programs, activities, accounts and
nominal budget. Then process it into information or knowledge and visualize the output in the form
of tables and graphs of composition analysis, clustering, distribution, recapitulation and
comparison of the proportion of budget allocation based on fiscal year, city / district, organization,
revenue account, expenditure account, financing account, program account, account activity and
account code. Whereas in the design it is necessary to identify business processes in the form of
use case diagrams and business process modeling using Business Process Modeling Notation
(BPMN). The results of this study are to produce a core process consisting of 3 pools, namely the
preparation pool, the analysis pool and the validation pool with lanes containing 6 participants,
namely the regional head, regional secretary, information system operator, APBD consultant,
DPRD member and citizen. Furthermore, in the preparation pool there were 6 milestones
consisting of the draft APBD, system updates, data entry, data verification and data correction and
in the pool of analysis there were 6 milestones consisting of indicator updates, regulatory updates,
demographic updates, budget analysis, analysis reports and on pool of approval there are 6
milestones consisting of discussions, approvals, endorsements, socialization and integration of
APBD data.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
21
Keywords: Information Systems, APBD, Business process, Modeling, BPMN
1. PENDAHULUAN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat APBD adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh
pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah[1][2]. Adapun
konsep dasar APBD dalam kerangka tata kelola pemerintahan yang baik (Good
Governance) ini adalah merupakan mandat politik warga (Citizen Political Mandate) atas
sumberdaya publik yang diamanatkan kepada lembaga pemerintahan daerah (eksekutif dan
legislatif) sebagai pemilik otoritas pengelolaan anggaran[3][4]. Sehingga APBD
merupakan salah satu komponen dasar kebijakan publik daerah yang harus dikelola
berdasarkan nilai-nilai kepentingan warga masyarakat demi tercapainya kesejahteraan
rakyat[5].
Sebagai sebuah anggaran publik yang melalui proses teknokrasi anggaran yang
dilakukan oleh birokrasi, maka dalam proses perencanaan, pembahasan dan penetapan
kebijakan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) sudah dapat dipastikan akan
melibatkan aktivitas teknis dan politis. Oleh sebab itu dikenal dengan istilah “Politik
Anggaran” yang mengandung pengertian bahwa politik anggaran adalah proses saling
mempengaruhi dalam penetapan kebijakan alokasi anggaran di antara berbagai pihak yang
berkepentingan dalam menentukan skala prioritas pembiayaan pembangunan akibat
terbatasnya sumber dana publik yang tersedia[6]. Termasuk diantaranya adalah bagaimana
anggaran publik ini didapatkan, dikelola dan disdistribusikan, fihak mana saja yang yang
akan diuntungkan ataupun dirugikan[7]. Dalam praktiknya, anggaran tak terlepas dari
sejumlah kepentingan yang harus diakomodasi, sekaligus menjadi mediasi berbagai
kebutuhan masyarakat. Dalam konteks demikian, kebutuhan atau kepentingan itu
seringkali memiliki bobot prioritas yang relatif sama. Dari sanalah diperlukan pilihan-
pilihan memutuskan mana yang akan didanai terlebih dahulu. Tidak heran jika atas
pertimbangan itu pada akhirnya berbagai pihak dan kelompok kepentingan akan berebut
pengaruh di dalam memutuskan alokasi anggaran. Itulah yang disebut dengan anggaran
sebagai medan tempur strategis dalam politik kebijakan pembangunan.
Mengingat proses politik anggran ini cukup signifikan dalam menentukan arah dan
kebijakan anggaran, maka pemerintah daerah (eksekutif dan legislatif) perlu berperan
untuk mengendalikan politik anggaran di daerahnya[8]. Dengan caranya untuk
menggunakan anggaran yang terbatas agar dapat digunakan secara maksimal untuk
mensejahterakan masyarakat lewat program yang tepat sasaran. Itulah sebabnya,
prioritas pembangunan menjadi hal penting. Dan pada akhirnya upaya membangun di
sektor manapun juga tujuan akhirnya harus bisa meningkatkan produktivitas rakyat,
meningkatkan daya saing, dan membangun manusia menuju kesejahteraan rakyat. serta
sebagai syarat utama agar mencapai keberhasilan, maka politik anggaran harus dibarengi
dengan koordinasi intensif antar kementerian, antar lembaga, dan antar pusat dan daerah
serta partisipasi dan pengawasan oleh warga masyarakat dan tidak kalah pentingnya adalah
literasi anggaran daerah (APBD) dengan memanfaatkan teknologi informasi[9][10][11].
Yang mana transparansi informasi dan akses warga masyarakat terhadap anggaran publik
menjadi lebih mudah sehingga mendorong terwujudnya pengelolaan anggaran daerah yang
akuntabel [12][13][14][15][16].
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
22
Sedangkan urgensi pengembangan daripada Sistem Informasi Analisis APBD ini
adalah muncul permasalahan pada saat melakukan analisa untuk menentukan besarnya
proporsi alokasi anggaran belanja daerah yang diprioritaskan untuk peningkatan pelayanan
publik dan pemenuhan akan hak-hak ekonomi, sosial, budaya masyarakat pada dokumen
APBD Kota/Kabupaten adalah besarnya jumlah data dan informasi yang harus diolah,
kompleksitas struktur data anggaran serta format penyajian informasi alokasi dan distribusi
anggaran yang terbatas[17][18][19]. Oleh sebab itu diperlukan dukungan teknologi
informasi sebagai solusinya, yang mana teknologi informasi ini telah teruji memiliki
kapabilitas dan reliabilitas dalam mengolah dan memanfaatkan data-data yang tersedia
dalam volume besar, cepat, dan beragam [20].
Pada tahap awal perencanaan dan perancangan sebuah sistem informasi secara
umum akan dilakukan analisis, identifikasi dan valuasi terhadap tiga elemen permintaan
sistem, yaitu yang pertama adalah kebutuhan bisnis sistem informasi yang menjelaskan
mengapa sebuah sistem informasi harus dibangun dan yang kedua adalah persyaratan
bisnis sistem informasi yang menggambarkan apa saja yang akan dapat dilakukan oleh
sebuah sistem informasi serta yang ketiga adalah nilai bisnis sistem informasi yang
menguraikan manfaat yang akan diperoleh oleh organisasi atau sebuah institusi ketika
telah berhasil mengaplikasikan sistem informasi yang direncanakannya[21][22].
Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi proses bisnis daripada sebuah sistem
informasi, yang mana proses bisnis ini diartikan sebagai sebuah rangkaian relasi dan
terstruktur daripada aktivitas atau pekerjaan yang menghasilkan sebuah layanan spesifik
atau menghasilkan produk untuk pengguna tertentu[23]. Selain itu juga proses bisnis dapat
dimaknai sebagai sekumpulan aktivitas kerja terstruktur dan saling terkait yang
menghasilkan keluaran yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Sedangkan pengertian
daripada aktivitas, adalah serangkaian tindakan sistematis dengan menggunakan alat kerja
atau sarana kerja untuk menghasilkan bagian-bagian kelengkapan keluaran suatu proses
bisnis. Adapun tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem,
proses, dan prosedur kerja yang jelas dan terukur pada masing-masing bagian atau aktor-
aktor yang terlibat dalam operasionalisasi daripada sebuah sistem informasi. Selain itu
identifikasi proses bisnis ini juga bermuara pada pembuatan atau perbaikan uraian
pekerjaan (job descriptions) dan pembuatan atau perbaikan standar operating procedure
(SOP)[24].
Kemudian untuk menggambarkan dan mendokumentasikan proses bisnis
diatas agar mudah difahami dan dijelaskan, maka diperlukan pemodelan proses bisnis yang
merupakan sebuah model daripada proses bisnis yang mendefinisikan alur, cara, aktivitas
dan partisipan dalam berinteraksi dan beroperasi untuk mencapai tujuan yang
dimaksudkan dari suatu organisasi atau yang menghasilkan keluaran atau layanan yang
sesuai dengan kebutuhan pengguna. Adapun pemilihan pemodelan grafisnya adalah
menggunakan BPMN (Business Process Modeling Notation) sebagai notasi untuk
pemodelan proses bisnisnya[25]. Sedangkan alasan utama pemilihan pemodelan
berdasarkan BPMN ini adalah karena BPMN memberikan kemudahan dalam membuat
notasi grafis yang dapat menggambarkan secara logis langkah-langkah dalam proses bisnis
serta BPMN dirancang untuk mengkoordinasikan urutan proses dan pesan yang
menghubungkan antar partisipan dari masing-masing aktivitas yang berbeda [26][27].
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini rumusan
permasalahan adalah belum dikembangkannya sebuah model proses bisnis pada sistem
informasi analisis APBD dengan menggunakan kaidah BPMN (Business Process
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
23
Modeling Notation), sedangkan pertanyaan penelitiannya adalah bagaimanakah
identifikasi proses bisnis dalam bentuk USE CASE DIAGRAM, bagaimanakah klasifikasi
proses inti (core process) dan proses pendukung (supporting process), dan bagaimanakah
pemodelan proses bisnis dalam bentuk pool dan milestones.
2. METODE PENELITIAN
Adapun metodologi yang digunakan dalam penelitian ini terbagai menjadi 6
tahapan, yang mana tahapan-tahapan itu adalah sebagai berikut :
a) STUDI LITERATUR : pada tahap ini bertujuan untuk melakukan evaluasi yang
mendalam dan kritis terhadap kewenangan, kewajiban dan larangan berdasarkan
regulasi proses perencanaan dan penganggaran daerah dan partisipasi masyarakat,
kemudian melakukan kajian terhadap indikator kesejahteraan daerah yang meliputi
indikator kemiskinan menurut kabupaten/kota, indikator ketenagakerjaan menurut
kabupaten/kota, indikator kesehatan menurut kabupaten/kota, indeks pembangunan
manusia (IPM) menurut kabupaten/kota.
b) OBSERVASI DAN KONSULTASI : pada tahap ini bertujuan untuk memperoleh
gambaran tentang pola interaksi, mekanisme, kedudukan dan peran dalam proses
penganggaran daerah baik dari sisi eksekutif, legislatif dan warga masyarakat
c) FOCUSED GROUP DISCUSSION (FGD) : pada tahap ini bertujuan untuk
menginventarisasi dan mendokumentasikan kebutuhan sistem informasi dan untuk
dapat menangkap kasus penggunaan sebuah system informasi dari sudut pandang
fungsional maka diperlukan sebuah narasi atau cerita dalam bentuk sebuah
skenario. Dimana dalam skenario ini dapat memberikan pemahaman mengenai
alasan mengapa permasalahan yang hendak diselesaikan tersebut layak dan penting
untuk dibuatkan sebuah system informasinya, serta dapat memberikan gambaran
yang komprehensip untuk pengeksplorasian perancangan sebuah system informasi.
d) FOCUSED GROUP DISCUSSION (FGD) : pada tahap ini bertujuan untuk
mengidentifikasikan proses bisnis dalam bentuk rangkaian sekumpulan aktivitas
kerja terstruktur dan saling terkait yang menghasilkan keluaran, layanan spesifik
atau produk yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Adapun aktivitas yang perlu
untuk diidentifikasi adalah aktivitas operasional yang meliputi saat terjadinya
penyediaan barang atau jasa kepada pengguna, selanjutnya adalah aktivitas
informasi yaitu aktivitas pada saat terjadinya proses pendataan, pengolahan data
hingga penyajian informasi dan aktivitas pengambilan keputusan yaitu interaksi
antar aktor yang mengharuskan untuk melakukan uji verifikasi, uji validasi atau
dalam bentuk persetujuan atau kompromi.
e) FOCUSED GROUP DISCUSSION (FGD) : Pemetaan dan analisis proses bisnis
biasanya dimulai dari suatu analisis kebutuhan dengan cara memahami visi, misi,
tugas dan fungsi organisasi dan pihak-pihak eksternal yang memerlukan dan
mendapatkan layanan langsung dari organisasi. Sedangkan tujuan pemetaan dan
analisis proses bisnis adalah untuk melihat secara utuh keseluruhan rangkaian
proses yang mempengaruhi kinerja dan pencapaian organisasi dalam melayani
pemangku kepentingan utama, baik eksternal maupun internal. Disamping itu
tahapan ini juga untuk menjawab beberapa pertanyaan mengenai kapan dan
bagaimana aktivitas yang terjadi, siapa saja yang terlibat dan berperan sebagai apa
serta sumber daya apa saja yang diperlukannya
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
24
f) PENGEMBANGAN MODEL PROSES BISNIS : pada tahap ini bertujuan untuk
mendefinisikan alur, cara, aktivitas, urutan proses dan pesan yang menghubungkan
antar partisipan dari masing-masing aktivitas yang berbeda dengan menggunakan
BPMN (Business Process Modeling Notation).
Gambar 1 Methodologi Penelitian
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
1) Proses Penyusunan APBD
Setelah melakukan studi literatur, observasi dan konsultasi dengan fihak-fihak
terkait, maka proses pemyusunan APBD Kota/Kabupaten berdasarkan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
dapat digambarkan sebagai berikut :
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
25
Gambar 2 Proses Penyusunan APBD
2) Identifikasi Proses Bisnis
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka proses bisnis sistem
informasi analisis APBD ini teridentifikasi 6 aktor atau partisipan yang terlibat yaitu
kepala daerah, sekretaris daerah, operator sistem informasi, konsultan APBD, anggota
DPRD dan masyarakat.Dimana masing aktor melakukan aktivitas sebagai berikut :
1) Kepala Daerah melakukan aktivitas pengajuan dokumen Rancangan-APBD kepada
anggota DPRD, dan memerintahkan sekertaris daerah untuk memfasilitasinya. Dan
bersama dengan DPRD untuk menghasilkan persetujuan R-APBD, serta pengesahan R-
APBD menjadi Perda APBD.
2) Sekretaris Daerah melakukan aktivitas pengajuan dokumen Rancangan-APBD kepada
anggota DPRD, selanjutnya sekertaris daerah memerintahkan kepada setiap kepala
SKPD untuk melakukan pembahasan alokasi anggaran berdasarkan tugas, dan fungsi.
3) Anggota DPRD melakukan aktivitas untuk membahas dan memberikan persetujuan
atau menolak dan menetapkan rancangan APBD yang diajukan oleh kepala daerah
untuk menjadi Perda APBD.
4) Konsultan APBD melakukan aktivitas membantu anggota DPRD dalam melakukan
kajian yang mendalam dan kritis terhadap kewenangan, kewajiban dan larangan
berdasarkan regulasi yang berlaku. Dan kajian terhadap pencapaian indikator
kesejahteraan daerah.
5) Operator Sistem Informasi Analisis APBD melakukan aktivitas mengupdate
nomenklatur kode organisasi, kode rekening, kode program, kode kegiatan dan entry,
verifikasi, validasi dan integrasi data anggaran APBD.
6) Masyarakat melakukan aktivitas mengakses hasil analsisis R-APBD dan melakukan
pengawasan terhadap akuntabilitas R-APBD.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat digambarkan use case diagram adalah sebagai
berikut :
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
26
Gambar 3 Use Case Diagram
3) Pemetaan Proses Bisnis
Selanjutnya untuk melihat secara utuh keseluruhan rangkaian proses yang
mempengaruhi kinerja dan pencapaian sistem informasi analisis APBD dalam memberikan
pelayanan kepada pemangku kepentingan utama, baik eksternal maupun internal. Maka
diperlukan analisis dan pemetaan dengan mengklasifikasikan menjadi 2 tipe utama yaitu
Proses Inti (Core Process) dan Proses Pendukung (Supporting Process). Dimana pengertian
daripada Proses Inti (Core Process) adalah proses yang memenuhi ketiga kriteria sebagai
berikut
1. Berperan langsung dalam memenuhi kebutuhan penguna eksternal
2. Secara langsung berpengaruh terhadap keberhasilan organisasi
3. Memberikan respon permintaan dan memenuhi kebutuhan pengguna.
Sedangkan Proses Pendukung (Supporting Process) adalah proses yang memenuhi kriteria
berikut:
1. Memenuhi kebutuhan pengguna internal, para pelaku atau fungsi di proses inti
2. Tidak memiliki kaitan langsung dengan nilai manfaat organisasi.
Sehingga berdasarkan pengertian diatas maka pemetaan proses bisnis sistem informasi
analisis APBD ini dapat dipetakan dan digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4 Pemetaan Proses Bisnis
1) Pada bagian persiapan berisikan berbagai bentuk aktivitas yang ditujukan untuk
mempersiapan sistem informasi analisis APBD agar dapat digunakan untuk melakukan
analisis anggaran.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
27
2) Pada bagian proses pendukung diantaranya adalah komponen perawatan dan perbaikan
sistem informasi analsis APBD, komponen pelatihan operator sistem informasi analisis
APBD, komponen bimbingan teknik anggota DPRD dalam proses pembahasan
anggaran daerah, serta komponen pengadaan jasa konsultan analisis APBD.
3) Pada bagian proses peningkatan terdapat 2 komponen peningkatan yaitu sistem pakar
akuntabilitas APBD dan sistem manajemen pengetahuan akuntabilitas APBD.
4) Pemodelan Proses Bisnis
Selanjutnya pemodelan proses bisnisn sistem informasi analsis APBD ini dituangkan
dengan menggunakan notasi BPMN (Business Process Modeling Notation). Dan sesuai
dengan proses inti yang sudah dihasilkan pada pemetaan proses bisnis sebelumnya, maka
pemodelan proses bisnis ini juga terbagi menajadi 3 model, adapun pemodelannya adalah
sebagai berikut :
1) Pemodelan Proses Bisnis Bagian Persiapan
Gambar 5 Pemodelan Proses Bisnis Bagian Persiapan
Pada bagian ini diawali dengan adanya pengajuan pembahasan R-APBD oleh
Kepala Daerah yang memerintahkan Sekertaris Daerah untuk menyusun R-APBD dan
disampaikan kepada DPRD untuk dibahas, dalam penyusunan R-APBD ini Sekertaris
Daerah memerintahkan kepada setiap kepala SKPD untuk melakukan penyusunan alokasi
anggaran berdasarkan tugas, fungsi dan restra SKPD. selanjutnya operator sistem
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
28
informasi analisis APBD akan melakukan mengupdate nomenklatur kode organisasi, kode
rekening, kode program, kode kegiatan dan dilanjutkan dengan entry, verifikasi dan
validasi data anggaran APBD. Dan jika ditemukan ketidaksesuaian data anggaran, maka
akan dilakukan koreksi dan revisi hingga data anggaran R-APBD sudah siap untuk
dilakukan pembahasan, oleh karena itu dalam pemodelan proses bisnis ini menjadi pool
persiapan dengan dengan lane yang berisikan 6 partisipan yaitu kepala daerah, sekretaris
daerah, operator sistem informasi, konsultan APBD, anggota DPRD dan masyarakat serta
terdapat 6 milestone yang terdiri dari rancangan APBD, update sistem, entry data,
verifikasi data dan koreksi data.
2) Pemodelan Proses Bisnis Bagian Analisis
Gambar 6 Pemodelan Proses Bisnis Bagian Analisis
Pada bagian analisis ini dimulai ketika sistem informasi analisis APBD telah
selesai memfasilitasi proses digitalisasi data anggaran APBD dan selanjutnya
mengolahnya menjadi informasi atau pengetahuan dalam bentuk klasterisasi ataupun
perbandingan proporsi alokasi anggaran berdasarkan tahun anggaran, kode wilayah, kode
organisasi, kode akun pendapatan, kode akun belanja, kode akun pembiayaan, kode akun
program, kode akun kegiatan, kode akun rekening dan memvisualisasikannya dalam
bentuk tabel ataupun grafik. Dan untuk melakukan analisis anggaran daerah yang kredibel,
maka konsultan APBD bersama anggoata DPRD melakukan update terhadap kewenangan,
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
29
kewajiban dan larangan penganggaran daerah berdasarkan regulasi proses perencanaan dan
penganggaran daerah yang berlaku pada saat itu, serta mengupdate data-data indikator
kesejahteraan daerah yang meliputi indikator kemiskinan, indikator ketenagakerjaan ,
indikator kesehatan, indeks pembangunan manusia (IPM), serta kajian terhadap berbagai
teknik analisis akuntabilitas anggaran daerah yang meliputi pemenuhan atau kepatuhan,
keadilan atau kepatutan, keberfihakan atau kemanfaatan dan pemberdayaan, oleh karena
itu dalam pemodelan proses bisnis ini menjadi pool analisis dengan dengan lane yang
berisikan 6 partisipan yaitu kepala daerah, sekretaris daerah, operator sistem informasi,
konsultan APBD, anggota DPRD dan masyarakat serta terdapat 6 milestone yang terdiri
dari update indikator, update regulasi, update demografi, analisis anggaran, laporan
analisis
3) Pemodelan Proses Bisnis Bagian Pengesahan
Gambar 7 Pemodelan Proses Bisnis Bagian Pengesahan
Pada bagian pengesahan adalah ketika anggota DPRD dan kepala daerah
melakukan proses pembahasan, persetujuan dan pengesahan R-APBD menjadi sebuah
Perda APBD. Pada bagian ini terdapat aktivitas yang cukup krusial yaitu proses
pengambilan keputusan antara Kepala Daerah dan DPRD yang mengharuskan untuk
melakukan uji akuntabilitas sebuah APBD. Dimana proporsi alokasi anggaran daerah ini
sudah memenuhi prinsip keadilan atau kepatutan yaitu bahwa alokasi anggaran sudah
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
30
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan dan prinsip keberfihakan atau kemanfaatan
yang mengandung arti bahwa anggaran daerah harus diarahkan untuk menciptakan
lapangan kerja dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas
perekonomian serta prinsip pemenuhan atau kepatuhan yang berarti belanja yang bersifat
wajib adalah belanja untuk terjaminnya kelangsungan pemenuhan pendanaan pelayanan
dasar masyarakat antara lain pendidikan dan kesehatan. Dan pada akhirnya melakukan
publikasi dan sosialisasi serta operator sistem informasi mengintegrasikan data-data
anggaran APBD dengan data-data anggaran APBD pada tahun sebelumnya.Oleh karena itu
dalam pemodelan proses bisnis ini menjadi pool pengesahan dengan dengan lane yang
berisikan 6 partisipan yaitu kepala daerah, sekretaris daerah, operator sistem informasi,
konsultan APBD, anggota DPRD dan masyarakat serta terdapat 6 milestone yang terdiri
dari pembahasan, persetujuan, pengesahan, sosialisasi dan integrasi data APBD.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan perumusan masalah, identifikasi proses bisnis dan pemetaan proses
bisnis maka pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemodelan bisnis sistem
informasi analisis APBD menghasilkan :
a) 3 buah pool yaitu pool persiapan, pool analisis dan pool pengesahan dengan lane
yang berisikan 6 partisipan yaitu kepala daerah, sekretaris daerah, operator sistem
informasi, konsultan APBD, anggota DPRD dan masyarakat.
b) Pada pool persiapan terdapat 6 milestone yang terdiri dari rancangan APBD,
update sistem, entry data, verifikasi data dan koreksi data
c) Pada pool analisis terdapat 6 milestone yang terdiri dari update indikator, update
regulasi, update demografi, analisis anggaran, laporan analisis
d) Pada pool pengesahan terdapat 6 milestone yang terdiri dari pembahasan,
persetujuan, pengesahan, sosialisasi dan integrasi data APBD.
Selanjutnya berdasarkan beberapa kesimpulan diatas., maka saran atau rekomendasi untuk
rencana tindak lanjut penelitian ini adalah sebagai sebagai berikut :
1) melakukan penelitian terhadap struktur APBD yang meliputi struktur data kode
organisasi, kode akun pendapatan, kode akun belanja, kode akun pembiayaan, kode
akun program, kode akun kegiatan dan kode akun rekening.
2) melakukan perancangan dan pembuatan aplikasi sistem informasi analisis apbd
dengan mengembangkan ERD (entity relationship diagram), conceptual data model
(CDM ) atau data model, data flow diagram (DFD) dan user interface design.
3) Melakukan penelitian, pengembangan dan penyusunan Standar Operasional
Prosedur (SOP) sistem informasi analisis APBD yang merupakan serangkaian
instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan
aktivitas sistem informasi analisis APBD, yang meliputi bagaimana dan kapan
harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan
BIOGRAFI SINGKAT PENULIS
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
31
Assistriadi Widjiseno, ST. M.MT dilahirkan di Kota Madiun 10 Januari 1968.
Pendidikan Formal,
1) (S1) Teknik Mesin ITS Surabaya,
2) (S2) Magister Manajemen Teknologi ITS Surabaya
3) (S3) Sedang menempuh Program Doktor di Ilmu Manajemen Strategi FEB
Universitas Airlangga.
Pengalaman bekerja
1) Tahun 2005 Program Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan (GERDU-
TASKIN) Provinsi Jawa-Timur.
2) Tahun 2008 Panitia Pengawas Pemilihan Umum (PANWASLU) Kota Madiun
3) Tahun 2009 USAID – LGSP (United States Agency International Development -
Local Governance Support Program) sebagai Technical Assistance In Strengthening
Civil Society Organizations.
4) Tahun 2014-2015 Konsultan Individu Australia Indonesia Partnership For
Decentralisation (AIPD) dan Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarat
(LPPM) Universitas Brawijaya
5) Tahun 2012-2016 Ketua dan Komisioner di Komisi Pelayanan Publik [KPP]
Provinsi Jawa Timur.
6) Tahun 2016 Dosen Universitas Kahuripan Kediri.
Penghargaan
1) 106 Inovasi Indonesia Prospektif 2014 “Pengembangan Dan Diseminasi Sistem
Informasi Anggaran Daerah (SIMRANDA) Untuk Optimasi Fungsi Anggaran
DPRD” – Kementerian Riset Dan Teknologi Republik Indonesia
HKI
1) 2017 Jenis Ciptaan : Program Komputer, Judul Ciptaan : SIMRANDA (Sistem
Informasi Anggaran Daerah)-Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia RI -
Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual No : 05687 / ID EC00201706268
Organisasi
1) AISINDO (Association for Information Systems) Chapter Indonesia Community
Member 2017.01.01
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Riset dan Pengabdian kepada
Masyarakat, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia yang telah memberi dukungan
finansial terhadap penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, 2006, Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Jakarta
[2] Presiden Republik Indonesia, 2018, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 2018 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014
Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Jakarta
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
32
[3] Presiden Republik Indonesia, 2008, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik, Jakarta
[4] Presiden Republik Indonesia, 2014, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, Jakarta
[5] Presiden Republik Indonesia, 2017, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
45 Tahun 2017 Tentang Partisipasi Masyarakat Dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah, Jakarta
[6] Alejandro Corvalan, Paulo Cox, Rodrigo Osorio, 2018, Indirect political budget cycles:
Evidence from Chilean municipalities, Journal of Development Economics, 133, pp.
1–14.
[7] Marco Bisogno, Beatriz Cuadrado-Ballesteros, Serena Santis, Francesca Citro, 2018,
Budgetary solvency of Italian local governments: an assessment, International
Journal of Public Sector Management, https://doi.org/10.1108/IJPSM-11-2017-0328
[8] Rusdi Akbar, Robyn Ann Pilcher, Brian Perrin, 2015, Implementing performance
measurement systems: Indonesian local government under pressure, Qualitative
Research in Accounting & Management, Vol. 12 Issue: 1, pp.3-33.
[9] LGSP Team, 2009, Local Governance Support Program, Final Report, LGSP (Local
Governance Support Program), USAID (United States Agency International
Development), Jakarta
[10] LGSP Legislative Strengthening Team, 2009, Analisis APBD untuk Anggota DPRD,
Panduan, LGSP (Local Governance Support Program), USAID (United States
Agency International Development), Jakarta
[11] LGSP Civil Society Strengthening Team, 2008, Partisipasi Organisasi Masyarakat
Dalam Proses Perencanaan Dan Penganggaran, Panduan, LGSP (Local Governance
Support Program), USAID (United States Agency International Development),
Jakarta
[12] Solabomi Omobola Ajibolade, Collins Sankay Oboh, 2017, A Critical Examination
Of Government Budgeting And Public Funds Management In Nigeria, International
Journal of Public Leadership, Vol.13 Issue: 4, pp.218-242.
[13] Lucie Sedmihradska, 2015, Budget Transparency in Czech Local Government,
Procedia Economics and Finance, 25, pp 598 – 606.
[14] Hakan Turan, Ayse Senturk, 2016, Local Government Budgeting For Gender
Equality, Procedia Economics and Finance, 38, pp. 224 – 231.
[15] Yuliansyah Yuliansyah & Ashfaq Ahmad Khan, 2017, A revisit of the participative
budgeting and employees’ self-efficacy interrelationship – empirical evidence from
Indonesia’s public sector, International Review of Public Administration,
DOI:10.1080/12294659.2017.1325584.
[16] Gissur Ó. Erlingsson, Anna Thomasson, Richard Öhrvall, 2018, Issues on
Transparency, Accountability and Control in Hybrid organisations: The Case of
Enterprises Owned by Local Government, Hybridity in the Governance and Delivery
of Public Services, Volume 7, pp. 31-52.
[17] Widjiseno, Assistriadi, 2013, Perancangan Dan Pembuatan Aplikasi Penentuan
Proporsi Alokasi Anggaran Belanja Daerah Bagi Anggota DPRD Kota/Kabupaten,
Tesis, Program Magister Manajemen Teknologi Manajemen Teknologi Informasi,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
[18] Widjiseno, Assistriadi, 2018, Design And Development Of APBD (Indonesian Local
Government District Annual Budget) Information Systems Analysis Application,
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
33
International Journal Of Advanced Research In Computer Science (IJARCS), Volume
9, No 4, July – August ISSN : 0976-5697, Page 1- 12.
[19] Widjiseno, Assistriadi., 2017, Penentuan Proporsi Alokasi Anggaran Pada Dokumen
APBD Kota/Kabupaten Dengan Menggunakan Metode AHP, Tecnoscienza
Universitas Kahuripan Kediri, Volume 1 No 2 April ISSN : 2541-3295, Page 25- 37
[20] Wahyuningsih, Rutiana Dwi, And Hastjarjo, Sri, 2013, Challenges in Implementation
of ICT for Budget Accountability and Development of Budget Information Literacy,
International Journal of Administrative Science & Organization. Volume 20, Number
1.
[21] Faisal A. Abu Rub, Ayman A. Issa, 2012, A business process modeling‐based
approach to investigate complex processes: Software development case study,
Business Process Management Journal, Vol. 18 Issue: 1, pp.122-137.
[22] Razvan Daniel Zota, Liviu Ciovica, 2015, Designing software solutions using
business processes, Procedia Economics and Finance, 20, pp. 695 – 699.
[23] Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia, 2011, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan
Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penataan Tatalaksana
(Business Process), Jakarta
[24] Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia, 2012, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan, Jakarta
[25] Layna Fischer (Edt.), 2012, BPMN 2.0 Handbook Second Edition, Future Strategies,
Lighthouse Point, Florida, USA
[26] Ricardo Pérez-Castillo ,María Fernández-Ropero, Mario Piattini, 2019, Business
process model refactoring applying IBUPROFEN. An industrial evaluation, The
Journal of Systems and Software, 147, pp. 86–103.
[27] Brane Kalpič, Peter Bernus, 2006, Business process modeling through the knowledge
management perspective, Journal of Knowledge Management, Vol 10 Issue 3, pp.40-
56.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
34
Development of Electronic Medical Record for Individual
Physician Practices
Indra Kharisma Raharjana*1, Rinaldi Cahyono2, Taufik3
1,2,3 Information Systems, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Airlangga, Indonesia [email protected], [email protected], [email protected]
Abstract
Electronic Medical Records (EMR) are widely used by hospitals. However, EMR
adoption is still low and is dominated by a large hospital. The majority of small clinics
and private physician practices have not used computers for medical data recording. This
paper aims to design EMR applications for individual physician practices. The EMR
application is built for mobile and web devices to be easily accessible. Terms and rules on
medical records were studied. Observations and interviews about medical record
recording have been conducted in health clinics and physicians. International Statistical
Classification of Diseases and Related Health Problems (ICD-10) standards is used for
EMR recording. The system has been implemented by building web applications and
wrapping it into Android apps. This allows Physicians to access the EMR system online,
both web and mobile. Simulation of Mobile EMR implementation has been done to get an
expert opinion from a physician. Physicians concluded that the functional mobile EMR
application could be used for physician practice. a physician concluded that EMR mobile
applications run properly. It also meets non-functional needs such as confidentiality,
integrity, authentication, availability, access control, and non-repudiation.
Keywords: Electronic Medical Records, ICD-10, Mobile Applications, Family Medicine Clinic
1. INTRODUCTION
Electronic Medical Records (EMR) has been implemented in many hospitals
worldwide. EMR records patient information including patient complaints (anamnesis),
diagnosis, and medical treatment. EMR is used by healthcare organizations to simplify and
streamline the management goal of patient information and medical information[1].
Adoption and use of EMR are still dominated by large hospitals, their use in small or
independent hospitals is still not optimal [2]. In fact, some health organizations still apply
medical records manually. It leads to a deficiency, among others, such as the use of a less
efficient, requiring space for storage, and data can be easily damaged.
General practice or family medicine in Asia-Pacific difficulties in adopting the
development of information technology. It occurs because there are barriers in the
application of information technology. Merely 5% general practices in Australia use
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
35
computers for EMR recording, the majority used for administrative and management needs
[3]. The figure is even lower for the Singapore, Indonesia and Malaysia regions. [4].
Lots of effort has been made to the governance of information technology in the
medical area [5] [6] [7] [8] and EMR. EMR development trends are transitioning from
desktop systems to mobile systems [9]. Various studies on mobile healthcare have been
done. Such as the development of a system for the interaction between patients and
physicians using Android applications [10]. Another study is the development of mobile
clients using Android that is connected with medical data from the hospital [11]. But not
many studies have focused on developing EMR specifically for general practitioners.
Though the general practitioner is the front guard in doing health services to the
community.
In this paper, we built an EMR for Family Medicine Clinic. The system is designed
so that the physician can easily enter information into the EMR via web or mobile phones.
This system will be developed with several functions, namely: view medical record
history, searching for certain medical record data and store medical record data.
2. ELECTRONIC MEDICAL RECORD
In the field of medicine and dentistry, medical records are one of the written proofs
of the service process provided by physicians and dentists. Therefore every medical
service activity must have complete and accurate medical record. The medical record is a
file containing notes and documents about patient's identity, examination, treatment,
actions, and other services that have been provided to the patient. Medical records have the
purpose and benefits of [12]: (a) Patient Treatment, (b) Service Quality Improvement, (c)
Education and Research, (d) Financing, (e) Health Statistics, (f) Proof of Legal Matters,
Discipline and Ethics.
Any patient visiting a health care facility for the first time will be served by an
outpatient. The patient will be in the interview along with given a special form for the new
patient to fill out. Each new patient will obtain a patient number to be used as an ID card.
Each new patient will receive a patient number to be used as an ID card. The patient shows
the patient's card if they want to seek treatment. The officer will prepare and check the
patient's medical records. Physicians fill out medical records by writing down all medical
practice services performed [13]. Each record in the medical record shall be accompanied
by the name, time and signature of the officer providing the service or action. If a mistake
occurs during recording on a medical record, records should not be deleted in any way.
Error correction in medical records can only be done by deletion and then affixed with the
officer's signature. If utilizing an EMR system, the duty of signing can be changed by
using a personal identification number. Physicians are required to maintain confidentiality
regarding the patient's medical history in the medical record. The contents of the medical
record can only be opened at the request of the patient or law enforcement request.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
36
Electronic medical records are the process of maintaining electronic health
information on health status and health care. An electronic medical record is a tool that
enables registered users to access information about patients and clinical decision support
tools. Only authorized officers may enter medical information into the computer. Patient
data must be closely guarded. Only personnel who have access can open medical data. No
information can be opened without a patient's permission. The distribution of medical
information should be restricted to authorized persons only. The information is also not
allowed to be transferred to others. Data that has exceeded the time limit of storage may be
removed after notifying the physician and his patient (or his heirs). On-line terminals can
only be used by authorized persons. The efficiency of medical records that can be observed
include [14]: Faster response time, The system will automatically process the data into
information, Information presented more up to date, No more storage space required, and
paperless.
The EMR type is divided into 2 parts, namely "basic" and "advanced" [2]. Basic
functional EMR has such as: Order Entry / Results, Clinical Data Repository, and Clinical
Decision Support. While advanced EMR features Physician Documentation and
Computerized Physician Order Entry (CPOE). CPOE is the process of a medical
professional to enter medical instructions and prescriptions electronically. The
functionality of the EMR consists of: clinical notes, automated medical prescriptions,
appointments systems, communications standards, structured data [15]. A good EMR
design should be Enhanced personal connections, Seamless input of contextual data,
Record and summarize dynamic narratives [9].
3. EMR REQUIREMENT ANALYSIS
3.1 Observations and Interviews
Observations were conducted at the Telkom Surabaya Health Foundation. This
clinic was chosen because it has successfully implemented an electronic medical record
system. From the observation found the findings as follows : (a) Electronic medical
records filling procedure.(b) Diagnostic filling standard with ICD-10 (International
Classification of Diseases) data. (c) Examples of patient medical records. (d) A manual in
filling out an electronic medical record for a General Practices.
Interviews were also conducted to find out more about medical records. The
interview has conducted with a physician at dr. Soetomo Hospital. Based on interviews are
known some facts as follows : (a) Medical records may not be filled by unauthorized
persons. The physician is fully responsible for the contents of the medical record. (b)
Medical personnels are allowed to fill out medical records, but physicians retain full
responsibility for medical record data. (c) A medical record filled with every patient comes
to visit. (d) The diagnosis on the medical record is written using ICD-10 code. (e) Medical
records are written using predefined units. (f) The medical record filing procedure starts
from the time the patient arrives until the patient returns.
TABLE I. EMR PROBLEMS AND SOLUTIONS
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
37
Problems encountered Alternative solutions
Medical record data may only be filled by a
physician or medical officer.
Create login features, and add user features.
The physician or medical officer wants to change
user data.
Create features to change user data.
Medical records should be filled in accordance
with existing procedures and formats.
Make the appearance of medical record form in accordance with the existing
procedure sequence. Equipped with unit descriptions.
Searching medical record data manually takes a
long time.
Provide features to search patient medical record data. Patient search can use
patient ID.
Based on the results of observations and interviews can be concluded that the
electronic medical record program should be portable and compatible, but still can
maintain data integrity. Table 1 presents some of the problems along with the alternative
solutions that are summarized from observations and interviews.
3.1 Functional Requirement
Based on the analysis of existing problems and solutions, here is a list of the
fungtional requirement of electronic medical record to be created:
System authority : The system can differentiate users who enter the system. Able to
determine the functions - functions that are active based on the existing user.user is divided
into two, namely medical officers and physicians.
Added the patient : For patients who have never visited, the system provides a
feature to enroll new patients. The system provides a form filled with new patient identity
data.
Renew the patient's identity : The user can update the patient's identity data. Patient
data is distinguished by patient id number.
Update user data : The system provides features for users to change their identity
data. Identity data including name, address and phone number. Users can also change their
username and password.
Write medical record data : The user enters the medical record data with a
predefined format.
Displays medical record data : Physicians and medical officers can display the
patient's medical record history. Medical record data based on previous patient visits. This
function is needed so that the physician can determine what actions are taken to deal with
the patients.
Validate medical record data : Medical record data entered by medical personnel
should be reviewed by a physician. The system can record the person and time of the data
entered.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
38
Update the list of actions or services : This system comes with a list of actions.
This data concerns the type of medical procedure and pricing. This list of actions can be
changed at any time.
Seek medical records based on diagnosis : The goal is to know what actions have
been taken to patients who have been diagnosed with certain diseases.
3.1 Security Requirement
In addition to the above functional requirements, the system also has several needs
on the security side, among others [16 ]:
Confidentiality : Maintain private information from unauthorized persons.
Integrity : Keep information unchanged without the permission of the owner of the
information. In the medical record rule, if there is a change of data then it should include
the signature and date of the change. But in an electronic medical record, if there is a
change, it should include information about the person who changed and when the change
was made.
Authentication : The user is required to login first to access the system. This is done
to ensure that the person accessing has the authority to access. The medical record records
the person performing the examination and the date of the examination.
Availability : The electronic medical record system can be accessed when the
patient visits. Data must be available at any time for easy access.
Access Control : The system has two user roles: physicians and medical personnel.
Each role has a specific ability in the system.
Non-repudiation : Medical records are confidential and should be accountable. The
medical record logs the complete data, including name, date, and location.
3. EMR DESIGN
Actors involved in the system are physicians and medical personnel. Based on
needs analysis, the features to be made are : system authority, adding patients, updating
patient identities, updating user data, filling out medical records, displaying medical record
data, medical record validation, updating service action lists, and presenting diagnostic
medical records. Each use case is defined by the set of procedures performed, taking into
account the normal-alternative-exception flow. Class diagrams and sequence diagrams are
created to illustrate the detailed design of the system. The database design is made
according to the data requirement.
Individual Physician Practices EMR application design can be seen in figure 1.
Medical users such as physician can access the app using multiple devices (Android phone
and laptop). Individual Physician Practices EMR application available online so users can
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
39
use them anytime. The client device will be connected to the EMR server. This server
stores data related to the medical record.
Figure 1: EMR System Architecture
3. EMR IMPLEMENTATION
Implementation of electronic medical record system design is using mobile
Android applications and cloud data. Web applications built in PHP, JavaScript, and
HTML. Android applications created by wrapping web applications into Android APK.
Android Studio is used to transform web applications into Android applications. This
transformation is necessary so that the application is easily accessible via mobile phone.
Cloud database technology using MySQL machines connected to the internet.
Some of the system functionality that has been implemented is as follows :
Login and Dashboard page : This page allows users to log in to the system. After
the user has successfully logged in, the dashboard page will be displayed.
Medical action page : Configuration page to add or change the list of medical
actions.
Patient list page : This page is accessed when the user wants to perform an
examination, view the patient's medical record, or change the patient's identity. There is a
list that can show all registered patients. Users can search the patient by entering patient's
number or patient's name.
Patient examination page : when the patient details are selected, this page will
appear. Users can access previous medical record data. The main function of this page is to
enter medical record data into the system. Fig. 2 illustrates the detail display of the
patient's record.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
40
Figure 2: Display of medical records.
Medical record validation : This page is only accessible by physicians. To validate
the medical record data that has been entered by the nurse. Before the patient is examined
by a physician, usually the nurse enters the initial physical examination data (Fig. 3).
Figure 3: Initial physical examination.
Looking for a diagnosis : This page shows a list of ICD - 10 that physicians use to
determine a patient diagnosis (Fig. 4).
6. SYSTEM TESTING
The testing process has been done by performing functional tests based on user
needs.Use case models are used to obtain test cases.Input parameters and expected results
are determined based on the scenario of the use case.This step is done to ensure that all the
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
41
functional requirements identified in the requirements analysis phase have been tested and
run as planned.
Figure 4: Diagnosis list page
After functional testing successfully done, we conducted an interview with the
physician to evaluate the system. Before the interview, a physician was asked to use
medical record application using an Android device while accompanied by the author.
Evaluation is done to test functional and nonfunctional needs from the stakeholder point of
view. The interviewed physician said that the functional features fit his needs, the units
used in the medical record are also appropriate.The results of the interview discussions
suggested a feature of the recipe with a more complex format. Besides proposing to
complete the anamnesis part with several supporting factors, such as urine test results,
blood, feces, and radiology. The results of the non-functional requirement evaluation
indicate that all aspect of confidentiality, integrity, authentication, availability, access
control, and non-repudiation can be received by the physician.
From the evaluation results, a physician also said that preferring the EMR that can
be accessed via phone/tablet. Medical personnel will often move to conduct patient checks,
so the phone/tablet will be an attractive option compared to desktop computers.The mobile
phone used should have a large size. So physicians easy to perform medical record
activities. The physician believes that the system is ready. In general, physicians also have
the resources, time, and funds to apply this technology.But requires adjustments to
familiarize users with switching from the manual medical record system to electronics.but
requires an effort to familiarize the user, in order to switch from the manual medical record
system to the electronics.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
42
6. DISCUSSION
In this study, we built an EMR system that can be used using mobile devices for
physicians. This will make it easier for physicians to manage patient medical records. For
the future, there are still great challenges and opportunities in developing EMR. For
example, build a medical record that allows patients to see his data [17]. So patients do not
lose their medical records when they exchange physicians, clinics, or hospitals. ICT has
the potential to dramatically change the existing processes in the medical domain [18], this
has led to resistance in the implementation of ICT in the medical world. The main
problems and constraints on the implementation of medical records are physicians and
other health professionals who are required to make medical records in accordance with
their competence are not fully aware of the benefits and usefulness of medical records.
both in health care facilities and individual practice. Resulting in incomplete, unclear, not
on time, and incomplete medical records[19].
The emergence of ethical dilemmas on the application of information technology in
the field of health. The ability to store and transfer confidential patient information data
raises serious concerns about security and privacy issues [4][20]. Several ways to ensure
privacy in medical data have been developed and implemented, from encrypting data to
using Bar codes and QR codes for medical data exchange [21]. The unification of mobile
and cloud technologies for health data will help many parties [22]. The storage of health
data in the cloud can provide benefits, including cost savings, flexibility, ease of
administration, and data security [23]. But the challenge of integrating mobile EMR and
cloud lies in technical aspects such as Synchronization data, Management of Bandwidth
Usage, and Security Risks [24].
6. CONCLUSION
We have implement and evaluate a Individual Physician Practices EMR for
General Practices or Family Medicine Clinic. Based on the evaluation results, the
Individual Physician Practices EMR system we have developed meets the functional
requirements related to electronic medical records. Development of electronic medical
records system could be part of the effective adoption of ICT in the medical field in
Indonesia. There is still a long way to go, such as the need to build an integrated system of
electronic prescriptions and queuing systems of patients. there are challenges from both
technological and social aspects. For example, issues of security and privacy, resistance to
the use of ICT in the medical field, as well as ensuring that physicians, medical personnel,
and patients are willing to use the system continuously.
REFRENCES
[1] Corey Bain, "The implementation of the electronic medical records system in health
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
43
care facilities," in 6th International Conference on Applied Human Factors and
Ergonomics (AHFE 2015) and the Affiliated Conferences, AHFE 2015, 2015, pp.
4629-4634.
[2] David Dranovea, Craig Garthwaitea, Bingyang Li, and Christopher Odya,
"Investment subsidies and the adoption of electronic medical records in hospitals,"
Journal of Health Economics, vol. 44, pp. 309–319, 2015.
[3] Liaw T, "Information management in primary medical care in South Australia.," Fam
Pract., vol. 11, no. 1, pp. 44-50, 1994.
[4] Michael Kidd, "Informatics in family practice ~ an Asia-Pacific perspective,"
International Journal of Bio-Medical Computing , vol. 40, pp. 81-83, 1995.
[5] P.W. Handayani et al., "Acceptance model of a Hospital Information System,"
International Journal of Medical Informatics, vol. 99, pp. 11-28, 2017.
[6] Corey Angst, Ritu Agarwal, Guodong Gao, Jiban Khuntia, and Jeffrey S.
McCullough, "Information technology and voluntary quality disclosure by hospitals,"
Decision Support Systems, vol. 57, pp. 367–375, 2014.
[7] Irfan Nur Aulia, Indra Kharisma Raharjana, and Purbandini, "Perencanaan Arsitektur
Perusahaan pada Bagian Instalasi Rawat Jalan dengan Kerangka Kerja TOGAF ADM
Studi Kasus Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya," Journal of Information Systems
Engineering and Business Intelligence, vol. 3, no. 1, pp. 52-60, 2017.
[8] Nur Ardista, Purbandini, and Taufik, "Rancang Bangun Data Warehouse Untuk
Pembuatan Laporan dan Analisis pada Data Kunjungan Pasien Rawat Jalan Rumah
Sakit Universitas Airlangga Berbasis Online Analytical Processing (OLAP)," Journal
of Information Systems Engineering and Business Intelligence, vol. 3, no. 1, pp. 40-
51, 2017.
[9] Kyle Larkin and Aisling Kelliher, "Designing Flexible EMR Systems for Recording
and Summarizing Physician-Patient Interactions," in CHI 2011, Vancouver, 2011, pp.
1609-1614.
[10] Ran Wei and Zhimin Yang, "Design and Implementation of Physician-Patient
Interaction System Based on Android," in 2012 INTERNATIONAL SYMPOSIUM ON
INFORMATION TECHNOLOGY IN MEDICINE AND EDUCATION , 2012, pp. 580-
583.
[11] Dimitris Tychalas and Athanasios Kakarountas, "Planning and Development of an
Electronic Health Record Client based on the Android Platform," in 2010 14th
Panhellenic Conference on Informatics, Tripoli, Greece, 2010, pp. 3-6.
[12] Konsil Kedokteran Indonesia, Manual Rekam Medis.: Konsil Kedokteran Indonesia,
2006.
[13] Departemen Kesehatan RI, Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit Di
Indonesia., 1997.
[14] Hutama Yonathan, "Perbedaan Rekam Medis Manual dan Rekam Medis Elektronik
(Digital)," Universitas Katolik Soegijapranata, Thesis 2007.
[15] Denis Prottia, Ib Johansen, and Francisco Perez-Torres, "Comparing the application
of Health Information Technology in primary care in Denmark and Andalucía,
Spain," international journal of medical informatics, vol. 79, pp. 270–283, 2009.
[16] Simson Garfinkel, PGP: Pretty Good Privacy.: O Reilly, 1995.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
44
[17] Pamela Peck, John Torous, Meghan Shanahan, Alan Fossa, and William Greenberg,
"Patient access to electronic psychiatric records: A pilot study," Health Policy and
Technology, 2017.
[18] Johan van der Lei, "Information and communication technology in health care: do we
need feedback?," International Journal of Medical Informatics, vol. 66, pp. 75-83,
2002.
[19] Rizki Yanuari and Sigid Kirana, "PERBEDAAN KELENGKAPAN PENGISIAN
REKAM MEDIS ANTARA DOKTER UMUM DAN DOKTER SPESIALIS : Pada
Praktik Swasta Mandiri di Kecamatan Semarang Selatan Kota Semarang," Universitas
Diponegoro, Thesis 2012.
[20] Sasikanth avancha, amit baxi, and david kotz, "Privacy in Mobile Technology for
Personal Healthcare," ACM Computing Surveys, vol. 45, no. 1, 2012.
[21] Czuszynski, Krzysztof; Ruminski, Jacek, "Interaction with medical data using QR-
codes," in Human System Interactions (HSI), 2014 7th International Conference on,
Costa da Caparica, Portugal, 2014, pp. 182-187.
[22] Dimitris Tychalas and Helen Karatza, "A Cloud System for Health Care," in PCI
2015, Athens, 2015, pp. 169-170.
[23] Arnon Rosenthal et al., "Cloud computing: A new business paradigm for biomedical
information sharing," Journal of Biomedical Informatics, vol. 43, pp. 342–353, 2010.
[24] Richard K. Lomotey and Ralph Deters, "Consuming Web Services on Mobile Devices
for Improved mHealth," in SIGSPATIAL’13, Orlando, 2013, pp. 410-413.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
45
Model Monitoring Keamanan Jaringan untuk Anomaly Detection
di Jaringan Kampus: Studi Kasus Stikom Surabaya
Slamet
Information System Department
Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya, Indonesia
Abstrak
Saat ini keamanan jaringan telah menjadi topik penting dalam penelitian di area jaringan
komputer. Salah satu implementasinya adalah sebagai sebuah infrastruktur pada layanan
informasi universitas, jaringan kampus memainkan peran penting dalam bidang
pengajaran, penelitian, dan manajemen. Tidak adanya perhatian terhadap keamanan
jaringan, terlebih terhadap data yang dimiliki, membuat layanan informasi rentan terhadap
gangguan intruder. Penelitian ini bertujuan menyelidiki ancaman keamanan dan
kerentanan jaringan pada sistem jaringan kampus. Untuk mengatasi ancaman keamanan
dan kerentanan jaringan digunakan Model Monitoring Keamanan Jaringan, khususnya
untuk mendeteksi traffic anomali. Model monitoring ini memiliki empat bagian utama
yaitu bagian pengambilan data traffic di jaringan, bagian pendeteksi data anomali, bagian
penganalisis NetFlow dan bagian pelaporan insiden keamanan. Probe FlowMon pada
bagian pengambilan data traffic menghasilkan data NetFlow dan mengekspornya kepada
kolektor yang ditangani oleh NFDUMP dan NfSen. Aplikasi ini juga menyediakan
penyimpanan dan pengambilan informasi traffic yang kemudian dilakukan analisis
forensik. Selanjutnya, data NetFlow diproses oleh pendeteksi anomali. Data traffic yang
mencurigakan atau terlihat anomali di jaringan divisualisasikan pada interface pengguna
atau dilaporkan melalui email oleh System kepada Administrator Jaringan. Hasil dari
penelitian ini adalah Administrator jaringan tidak perlu mengamati perilaku jaringan setiap
saat, namun seorang Administrator dapat memfokuskan diri pada respon dan resolusi
terhadap insiden keamanan.
Kata Kunci: Keamanan Jaringan, Monitoring Jaringan, NfSen, NfDump, Deteksi Anomali
1. PENDAHULUAN
Memastikan sistem keamanan dalam sebuah jaringan berkecepatan tinggi adalah tugas
Administrator Jaringan yang membutuhkan intensitas dan respek yang tinggi dalam pekerjaannya
sehari-sehari. Untuk melakukan pengawasan keamanan, diperlukan Administrator Jaringan yang
sangat berpengalaman, yang memiliki wawasan mendalam terhadap perilaku jaringan dan
memahami kondisi jaringan dengan baik. Beberapa tugas yang sering dilakukan oleh
Administrator Jaringan [1] adalah mengamati grafik dan statistik data traffic, mencari puncak
(peak) pemakaian yang tidak biasa, misalnya dalam volume byte dari paket yang ditransfer. Selain
itu, Administrator Jaringan juga memeriksa insiden tertentu menggunakan aplikasi seperti
penganalisis paket, kolektor aliran, firewall dan log sistem pada server. Proses melakukan analisis
yang lebih mendalam dari paket atau traffic tertentu membutuhkan waktu yang lama dan
pengetahuan yang sangat baik tentang perilaku jaringan (network behaviour).
Demikian pula seseorang yang bertanggung jawab terhadap insiden keamaanan jaringan seperti
CERT (Computer Emergency Response Team) atau CSIRT (Computer Security Incident
Response Team) selalu melakukan monitoring keamanan jaringan dan juga menganalisis perilaku
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
46
jaringan dalam tugasnya. Berbasis data yang didapatkan, team ini dapat mendeteksi dan mencegah
pemakaian yang tidak diinginkan dari pengguna komputer di jaringan. Adanya system monitoring
keamanan memberikan solusi yang sangat penting dalam melakukan penanganan terhadap insiden
keamanan.
Paper ini memperkenalkan konsep baru yang dapat mengurangi beban pekerjaan secara signifikan
bagi seorang Network Administrator, CERT, CSIRT atau Network Operator. Biasanya seorang
Network Operator yang berpengalaman masih membutuhkan waktu yang lama dalam melakukan
network surveillance. Seorang System Administrator tidak perlu lagi mengamati perilaku jaringan
secara terus menerus, tetapi pekerjaannya dapat difokuskan pada respon dan resolusi dari insiden
keamanan. System ini mampu membuat laporan insiden yang sistematis dan terklasifikasi terkait
traffic jaringan yang untrustfull. Oleh karena itu, seorang System Administrator dapat menerima
laporan tentang insiden keamanan dan kemudian memeriksanya. Jika tidak ada kondisi false
positive [2] maka ia dapat melakukan tindakan lebih lanjut yang diperlukan.
Penelitian ini terdiri dari beberapa bagian. Diawali dengan membahas Flow Mon berbasis
monitoring traffic yang didalamnya terdiri dari pembuatan (generate) data netflow dan koleksi
data netflow. Kemudian digunakan AlienVault OSSIM untuk mendeteksi traffic anomali dan
teknik trust modelling untuk mengurangi false positive. Data yang digunakan sebagai percobaan
diambil secara real time dari traffic jaringan Stikom Surabaya, khususnya data terhadap serangan
virus Conficker di jaringan ini.
2. METODE PENELITIAN
Model Monitoring Keamanan Jaringan yang digunakan memiliki empat bagian. Model ini terdiri
dari bagian pengambilan data dari interface FlowMon, bagian kolektor data / pendeteksi anomali
(anomaly detection), bagian penganalisis data NetFlow (NfSen) dan bagian pelaporan insiden
(incident reports), seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.
Pada bagian pengambilan data, traffic diambil menggunakan FlowMon dengan menggunakan
hardware Cisco [3] sehingga menghasilkan data NetFlow. Kemudian data ini dikirim kepada
bagian kolektor. Dalam hal ini yang bertugas sebagai kolektor dan menangani data netflow adalah
NFDUMP [4] dan NfSen [5]. Aplikasi ini juga melakukan penyimpanan dan pengambilan
informasi dari traffic data untuk dilakukan analisis forensik. Selanjutnya Data NetFlow diolah oleh
pendeteksi anomali (anomaly detection). Aliran yang mencurigakan atau adanya anomali di
jaringan dapat dilihat pada web interface dari pengguna atau dikirim melalui email Administrator
Jaringan terkait hasil pelacakan, pelaporan dan pemberitahuan.
Gambar 1: Model Monitoring Keamanan Jaringan
Mengambil data NetFlow menggunakan FlowMon
Generate Data
NetFlow
Kolektor data NetFlow menggunakan NFsen
Pendeteksi Anomali /
Koleksi Data NetFlow
• Deteksi Intrusi
• Deteksi Worm/Virus
• Deteksi Spam
Penganalisis Data
NetFlow
• via http
• via email
• via syslog
Pelaporan Insiden
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
47
2.1 Monitoring Keamanan Jaringan
Untuk menyampaikan fakta terkait kondisi jaringan yang ada, diperlukan statistik dari traffic
secara detil seperti rekam jejak (trace route) paket dan volume statistik traffic. Pada penelitian ini,
bahan pengukuran diambil dari data traffic di dalam jaringan Stikom Surabaya. Trace route yang
digunakan oleh penganalisis traffic memberikan informasi yang rinci tentang statistik header IP,
payload, lamanya waktu dalam berkomunikasi dan dengan siapa IP address tertentu
berkomunikasi. Volume statistik diperoleh dari data SNMP yang bisa memberikan informasi
secara akurat yang kemudian dilakukan analisis lebih lanjut.
Gambar 2: Implementasi Model Traffic Monitoring di Jaringan Kampus Stikom
Pada gambar 2 terlihat bahwa Arsitektur Traffic Monitoring System bertumpu pada router utama
yang juga berfungsi sebagai titik monitoring utama. Titik yang dimonitor digunakan sebagai probe
monitoring dengan cara mengkonfigurasi beberapa interface pada router ini. Dengan kata lain,
beberapa interface yang telah dikonfigurasi pada router ini dijadikan sumber dalam monitoring
aliran data.
Untuk menjaga skalabilitas system digunakan aliran data berisi informasi yang sudah terenkripsi
dari NetFlow pada router CISCO. Proses monitoring dilakukan untuk mengamati aliran data pada
link yang digunakan oleh pengguna sampai dengan link pada backbone jaringan.
2.2 NetFlow Generator
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
48
Secara umum, Flow atau aliran data adalah seperangkat paket yang berbagi properti secara umum.
Sifat-sifat yang paling penting dari Flow adalah titik akhir dari aliran data ini. Sedangkan NetFlow
artinya aliran data yang terjadi pada jaringan komputer. Jenis NetFlow yang paling sederhana
adalah 5-tuple, dimana semua paketnya memiliki IP Address sumber dan tujuan, nomor port dan
protokol yang sama. Pergerakan aliran data biasanya tidak searah namun semua paketnya bergerak
ke arah yang sama. Paket pertama diamati pada titik dimana aliran data mulai mengalir. Aliran data
akan berhenti ketika tidak ada traffic baru yang perlu diamati (inactive timeout) atau pada kondisi
koneksi berakhir (misalnya koneksi TCP ditutup). Inactive timeout adalah periode waktu setelah
arus data akan diekspor. Arsitektur FlowMon dapat dilihat pada gambar 3.
Statistik traffic menyediakan informasi tentang: siapa berkomunikasi dengan siapa, kapan
komunikasi dilakukan, berapa lama komunikasi terjadi, protokol apa yang digunakan, layanan apa
yang digunakan dan juga berapa banyak data yang ditransfer.
Untuk memperoleh statistik router dapat digunakan NetFlow atau probe tertentu [6]. Proses
mengalirkan data traffic pada router dapat mengkonsumsi 50% - 60% dari kinerja router sehingga
mempengaruhi performance jaringan. Namun dengan menggunakan aliran data secara dedicated
pada saat monitoring traffic data, maka performance jaringan tidak akan terpengaruh.
Gambar 3: Arsitektur FlowMon menggunakan Cisco Router
NetFlow dikembangkan oleh Cisco Systems. Saat ini standar industri telah didukung oleh banyak
vendor dan telah merilis beberapa versi protokol, tetapi yang paling umum digunakan adalah
Netflow versi 5 dan 9.
Komponen-komponen yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang traffic IP pada
protokol Netflow adalah:
1. Sensor, digunakan untuk mengumpulkan statistik traffic jaringan yang melewati switch
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
49
dan router.
2. Kolektor, digunakan untuk mengumpulkan data yang datangnya dari sensor dan
menempatkannya ke media penyimpanan.
3. Analyzer, digunakan untuk menganalisis data yang dikumpulkan dan membuat laporan
kepada orang yang diperbolehkan, misalnya Administrator.
2.3 Kolektor NetFlow
Tugas utama Kolektor adalah menyimpan paket yang masuk ke dalam database, dalam hal ini
menggunakan SQL database. Di dalam Kolektor terdapat grafik yang merupakan representasi dari
traffic jaringan, filtrasi aliran data, agregasi data dan evaluasi statistik yang menggunakan IP
Address sumber dan IP Address tujuan, port dan protokol.
Gambar 4 menunjukkan diagram blok dari kolektor NfSen (Netflow Sensor). NfSen adalah front-
end berbasis web dari NFDUMP. Pada NfSen terdapat interface bagi pengguna untuk
menampilkan grafik NetFlow. Selain itu terdapat interface baris perintah yang digunakan untuk
memproses aliran data.
Gambar 4: Diagram Blok Kolektor NfSen / NFDUMP Profile NfSen adalah profile yang bisa dibentuk dari data NetFlow. Profile yang terbentuk
ditentukan berdasarkan nama, jenis, dan filter profile, dimana profile merupakan filter yang bisa
diterima oleh NfSen. Administrator jaringan menentukan profile dan grup profile sendiri untuk
membuat grafik aliran data.
Interface kolektor memberikan tool untuk peringatan (alert) secara otomatis. Administrator
Jaringan menentukan sekumpulan notifikasi berdasarkan kondisi jaringan, tergantung dari data
yang dibentuk dari NetFlow. Alert yang ada melakukan tindakan secara otomatis berdasarkan
kondisi tertentu, misalnya mengirim email kepada Administrator ketika terjadi gangguan dalam
traffic jaringan.
Kolektor NfSen mendukung API (Application Programming Interface) untuk mengintegrasi
ekstensi plugin-plugin. Interface ini terdiri dari dua bagian, bagian front-end diakses melalui
web dan melakukan interaksi langsung dengan pengguna. Sedangkan bagian back-end
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
50
melakukan pemrosesan data yang diminta dan mempersiapkannya untuk interface plugin. Bagian
front-end diimplementasikan dalam pemrograman PHP, sedangkan bagian back-end
diimplementasikan dalam bahasa Perl.
2.4 Deteksi Anomali dan Analisis Behavior Jaringan
Network Behavior Analysis System mendeteksi serangan yang terjadi, traffic anomali, ancaman,
dan perilaku yang tidak diinginkan berdasarkan pada evaluasi otomatis secara terus-menerus di
jaringan. Selain itu system ini juga melakukan analisis statistik dari traffic jaringan (NetFlow /
IPFIX) yang dihasilkan oleh Probe NetFlow, device aktif (seperti switch, router) atau alat lainnya
(misalnya firewall).
Tujuan dari Network Behavior Analysis System adalah untuk mengidentifikasi masalah
keamanan, masalah operasional dan untuk meningkatkan keamanan jaringan. Keuntungan utama
dari mendeteksi dan mencegah serangan adalah berfokus pada perilaku keseluruhan device di
jaringan komputer, sehingga dapat menanggapi ancaman atau signature spesifik yang tidak
diketahui.
Paradigma deteksi anomali dapat digunakan untuk pemrosesan data NetFlow. Hal ini karena
sifatnya yang efektif dan berdimensi rendah dalam rangka memproses karakteristik traffic
jaringan, baik dalam karakteristik volume [7] maupun karakteristik distribusi parameter [8].
Metode deteksi anomali menggunakan pengamatan history traffic untuk membangun model
dengan karakteristik yang relevan dengan perilaku jaringan. Metode ini juga dapat memprediksi
karakteristik untuk traffic jaringan di masa depan dan dapat mengidentifikasi sumber perbedaan
antara prediksi dan nilai yang sebenarnya diamati sebagai kemungkinan serangan.
Keuntungan utama dari pendekatan ini adalah kemampuannya untuk mendeteksi serangan yang
sulit dideteksi oleh Intrusion Detection System (IDS) pada umumnya. IDS pada umumnya
mendeteksi dan mengidentifikasi pola-pola dari malicious yang diketahui di dalam paket, seperti
eksploitasi zero-day, malware yang dimodifikasi sendiri, serangan di dalam traffic jaringan,
penyalah-gunaan resource atau kesalahan konfigurasi.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
51
Gambar 5: Metode Deteksi Anomaly Traffic dan Legitimate Traffic Masalah dari Intrusion Detection Systems (IDS) berbasis anomali adalah pada tingkat
kesalahannya, yang terdiri dari dua jenis kesalahan, yaitu false positive dan false negative. False
positives adalah legitimate traffic yang diklasifikasikan sebagai anomali, sedangkan false
negatives adalah traffic malicious yang diklasifikasikan sebagai traffic normal. Kebanyakan
deteksi anomali atau metode Network Behaviour Analysis (NBA) mempunyai tingkat false
positives yang sangat tinggi sehingga dilakukan modifikasi untuk deployment. Sistem NBA
menambahkan berbagai pendekatan seperti proses kolaborasi multistage dari deteksi, trust
modelling, atau adaptasi autonomous untuk membuat deteksi anomali dapat diterapkan secara
operasional.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini menggambarkan use case yang menunjukkan kemampuan deteksi anomali dari
perspektif pengguna (misalnya, seorang Administrator Jaringan atau Analis Insiden Keamanan).
Percobaan penelitian dilakukan untuk mendeteksi malware - Win32 / Conficker worm [9].
Pada penelitian ini, dilakukan percobaan yang membandingkan deteksi anomali menggunakan
command line dari NFDUMP dan dedicated detection system. Proses mendeteksi worm
Conficker dilakukan di jaringan kampus Stikom Surabaya.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
52
Gambar 6: Cara Penyebaran Conficker
Win32 / Conficker, juga dikenal sebagai Downup, Downadup dan Kido, adalah worm komputer
yang menargetkan sistem operasi Microsoft Windows sebagai target serangan. Worm ini
mengeksploitasi kerentanan yang diketahui terdapat pada jaringan lokal Microsoft Windows.
Eksploitasi yang dimaksud adalah menggunakan Remote Procedure Call (RPC) melalui port 445
/ TCP, sehingga menyebabkan eksekusi kode segmen acak tanpa memerlukan otentikasi.
Conficker dilaporkan telah menginfeksi hampir 9 juta PC [10]
Gambar 7: Worm Conficker menyebarkan serangan pada jaringan yang sedang dimonitor
Gambar 6 mengilustrasikan bagaimana Conficker menyebar, sedangkan gambar 7
memperlihatkan bagaimana worm ini menyebar dengan cepat di dalam jaringan kampus yang
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
53
sedang dimonitor. Korban pertama (victim) terinfeksi worm pada fase I. Fase utama atau fase II
dimulai pada pukul 11:00:12 dimana victim melakukan aktivitas scanning secara masif terhadap
komputer di jaringan lokal dan jaringan internet. Tujuannya adalah untuk menemukan dan
menginfeksi host yang sedang rentan. Port yang dituju adalah port 445, karena port ini adalah
target dari celah keamanan Microsoft Windows. Satu jam kemudian, banyak komputer kampus
terinfeksi oleh worm ini, dan sekali lagi conficker melakukan scanning untuk menyebarkan
serangan di fase III ke komputer-komputer lainnya, baik di jaringan lokal maupun internet
kampus.
3.1 Analisis NetFlow Menggunakan NFDUMP
Pada penelitian ini ditunjukkan bagaimana worm berkembang di jaringan kampus dan menyebar
kepada banyak komputer akibat adanya host yang telah terinfeksi. Untuk melindungi privasi
pengguna, semua alamat IP dan nama domain diubah (dianonimkan). Host yang terinfeksi (IP
Address 172.25.88.48) mulai berkomunikasi di dalam jaringan kampus pada pukul 11:00:12.
Flow start Proto Src IP Addr:Port Dst IP Addr:Port Flags Packets Bytes
Flows 11:00:12.024 UDP 172.25.88.48:49417 -> 224.0.0.252:5355 ..... 2 102 1
11:00:12.537 UDP 172.25.88.48:60435 -> 224.0.0.252:5355 ..... 2 102 1
11:00:14.446 ICMP 172.25.83.1:0 -> 172.25.88.48:3.10 ..... 25 3028 1
11:00:14.446 UDP 172.25.88.48:137 -> 172.25.88.255:137 ..... 25 2238 1
11:00:21.692 UDP 172.25.88.48:60436 -> 172.25.83.1:53 ..... 2 162 1
11:00:21.692 UDP 172.25.83.1:53 -> 172.25.88.48:60436 ..... 2 383 1
11:00:21.763 UDP 172.25.88.48:5353 -> 224.0.0.251:5353 ..... 9 867 1
11:00:24.182 UDP 172.25.88.48:60438 -> 239.255.255.250:3702 ..... 6 6114 1
11:00:24.470 UDP 172.25.88.48:138 -> 172.25.88.255:138 ..... 3 662 1
11:00:26.069 UDP 172.25.88.48:60443 -> 239.255.255.250:1900 ..... 14 2254 1
11:00:39.635 UDP 172.25.88.48:55938 -> 224.0.0.252:5355 ..... 2 104 1
11:00:40.404 UDP 172.25.88.48:60395 -> 172.25.83.1:53 ..... 1 50 1
11:00:40.405 UDP 172.25.83.1:53 -> 172.25.88.48:60395 ..... 1 125 1
11:00:40.407 UDP 172.25.88.48:52932 -> 224.0.0.252:5355 ..... 2 100 1
11:00:42.134 UDP 172.25.88.48:51504 -> 224.0.0.252:5355 ..... 2 104 1
11:00:42.160 UDP 172.25.88.48:52493 -> 224.0.0.252:5355 ..... 2 102 1
11:00:42.461 UDP 172.25.88.48:55260 -> 224.0.0.252:5355 ..... 2 102 1
11:00:43.243 UDP 172.25.88.48:64291 -> 172.25.83.1:53 ..... 1 62 1
11:00:43.244 UDP 172.25.88.48:50664 -> 172.25.83.1:53 ..... 1 62 1
11:00:43.244 UDP 172.25.83.1:53 -> 172.25.88.48:64291 ..... 1 256 1
11:00:43.246 UDP 172.25.83.1:53 -> 172.25.88.48:50664 ..... 1 127 1
11:00:43.246 TCP 172.25.88.48:49158 -> 207.46.131.206:80 A.RS. 4 172 1
11:00:43.437 TCP 207.46.131.206:80 -> 172.25.88.48:49158 AP.SF 3 510 1 11:00:43.631 UDP 172.25.88.48:63820 -> 172.25.83.1:53 ..... 1 62 1
11:00:43.673 UDP 172.25.83.1:53 -> 172.25.88.48:63820 ..... 1 256 1
11:00:44.374 UDP 172.25.88.48:51599 -> 224.0.0.252:5355 ..... 2 104 1
11:00:45.170 UDP 172.25.88.48:137 -> 172.25.88.255:137 ..... 11 858 1
11:00:45.876 UDP 172.25.88.48:61423 -> 224.0.0.252:5355 ..... 2 102 1
11:00:45.881 UDP 172.25.88.48:54743 -> 224.0.0.252:5355 ..... 1 51 1
11:00:52.792 UDP 172.25.88.48:52975 -> 224.0.0.252:5355 ..... 2 104 1
11:00:54.719 UDP 172.25.88.48:62459 -> 172.25.83.1:53 ..... 1 62 1
30 menit kemudian, pada pukul 11:30:42, worm memulai aktivitas scanning secara massive
terhadap komputer-komputer lain, baik di jaringan lokal maupun internet. Tujuannya adalah
untuk menemukan dan menginfeksi host lainnya yang rentan, dengan port tujuan 445.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
54
Flow start Proto Src IP Addr:Port Dst IP Addr:Port Flags Packets
Bytes Flows 11:30:42.963 TCP 172.25.88.48:49225 -> 100.9.240.76:445 ...S. 1 48 1
11:30:42.963 TCP 172.25.88.48:49226 -> 209.13.138.30:445 ...S. 1 48 1
11:30:42.963 TCP 172.25.88.48:49224 -> 71.70.105.4:445 ...S. 1 48 1
11:30:42.964 TCP 172.25.88.48:49230 -> 150.18.37.52:445 ...S. 1 48 1
11:30:42.965 TCP 172.25.88.48:49238 -> 189.97.157.63:445 ...S. 1 48 1
11:30:42.965 TCP 172.25.88.48:49235 -> 46.77.154.99:445 ...S. 1 48 1
11:30:42.965 TCP 172.25.88.48:49237 -> 187.96.185.74:445 ...S. 1 48 1
11:30:42.965 TCP 172.25.88.48:49234 -> 223.62.32.43:445 ...S. 1 48 1
11:30:42.966 TCP 172.25.88.48:49236 -> 176.77.174.109:445 ...S. 1 48 1
11:30:42.966 TCP 172.25.88.48:49239 -> 121.110.84.84:445 ...S. 1 48 1
11:30:42.966 TCP 172.25.88.48:49243 -> 153.34.211.79:445 ...S. 1 48 1
11:30:42.967 TCP 172.25.88.48:49244 -> 59.34.59.14:445 ...S. 1 48 1
11:30:42.967 TCP 172.25.88.48:49245 -> 172.115.82.70:445 ...S. 1 48 1
11:30:42.967 TCP 172.25.88.48:49246 -> 196.117.5.44:445 ...S. 1 48 1
11:30:42.968 TCP 172.25.88.48:49258 -> 78.33.209.5:445 ...S. 1 48 1
11:30:42.968 TCP 172.25.88.48:49248 -> 28.36.5.3:445 ...S. 1 48 1
11:30:42.968 TCP 172.25.88.48:49259 -> 91.39.4.28:445 ...S. 1 48 1
11:30:42.968 TCP 172.25.88.48:49254 -> 112.96.125.115:445 ...S. 1 48 1
11:30:42.969 TCP 172.25.88.48:49262 -> 197.63.38.5:445 ...S. 1 48 1
11:30:42.969 TCP 172.25.88.48:49268 -> 36.85.125.20:445 ...S. 1 48 1
11:30:42.969 TCP 172.25.88.48:49261 -> 170.88.178.77:445 ...S. 1 48 1
11:30:42.969 TCP 172.25.88.48:49260 -> 175.42.90.106:445 ...S. 1 48 1
11:30:42.969 TCP 172.25.88.48:49263 -> 15.70.58.96:445 ...S. 1 48 1
30 menit kemudian, banyak komputer kampus yang terinfeksi, dan sekali lagi worm ini mencoba
untuk melakukan scanning dan menularkan virus ke komputer lainnya yang ada di jaringan lokal
maupun internet kampus.
Flow start Proto Src IP Addr:Port Dst IP Addr:Port Flags Packets Bytes Flows
12:00:10.983 TCP 172.25.88.31:50076 -> 145.107.246.69:445 AP.S. 30 1259 1
12:00:25.106 UDP 172.25.88.49:63593 -> 38.81.201.101:445 ..... 6 1408 1
12:00:25.894 TCP 172.25.88.47:51875 -> 169.41.101.97:445 AP.S. 29 1298 1
12:00:26.001 TCP 172.25.88.49:63778 -> 43.28.146.45:445 AP.S. 18 906 1
12:00:26.948 TCP 172.25.88.50:52225 -> 104.24.33.123:445 AP.S. 10 537 1
12:00:27.466 TCP 172.25.88.35:55484 -> 109.18.23.97:445 AP.SF 102 146397 1
12:00:28.443 TCP 172.25.88.37:53098 -> 102.124.181.67:445 AP.S. 15 804 1
12:00:28.473 TCP 172.25.88.38:60340 -> 222.50.79.96:445 AP.S. 23 4549 1
12:00:28.797 TCP 172.25.88.37:53174 -> 212.82.132.58:445 AP.S. 19 861 1
12:00:29.267 TCP 172.25.88.34:64769 -> 34.56.183.93:445 AP.S. 17 1696 1
12:00:29.409 TCP 172.25.88.34:64756 -> 89.109.215.111:445 AP.S. 17 3037 1
12:00:29.492 TCP 172.25.88.44:57145 -> 32.113.4.81:445 AP.S. 15 2562 1
12:00:29.749 TCP 172.25.88.43:52707 -> 138.8.147.38:445 AP.S. 16 1725 1
12:00:30.159 TCP 172.25.88.49:63902 -> 203.101.75.18:445 AP.S. 22 2316 1
12:00:31.116 TCP 172.25.88.31:50766 -> 194.125.49.68:445 ...S. 2 96 1
12:00:31.117 TCP 172.25.88.31:50768 -> 193.114.216.37:445 ...S. 2 96 1
12:00:31.117 TCP 172.25.88.31:50769 -> 37.107.5.111:445 ...S. 2 96 1
12:00:31.117 TCP 172.25.88.31:50770 -> 126.96.239.95:445 ...S. 2 96 1
12:00:31.118 TCP 172.25.88.31:50776 -> 43.87.170.91:445 ...S. 2 96 1
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
55
12:00:31.119 TCP 172.25.88.31:50778 -> 103.13.70.122:445 ...S. 2 96 1
12:00:31.127 TCP 172.25.88.31:50784 -> 200.68.202.35:445 ...S. 2 96 1
12:00:31.129 TCP 172.25.88.31:50791 -> 56.39.208.87:445 ...S. 2 96 1
12:00:31.131 TCP 172.25.88.31:50797 -> 59.104.110.104:445 ...S. 2 96 1
3.2 Deteksi dan Analisis Worm menggunakan NBA (Network Behavior Analysis)
AlienVault OSSIM [11], merupakan sofware Open Source dari Security Information and Event
Management (SIEM). Software ini digunakan untuk menganalisis network behavioral dengan
data event collection, melakukan normalisasi dan korelasi. Tujuan dari penggunaan AlienVault
OSSIM adalah untuk merancang dan menerapkan Intrusion Detection System (IDS) pada
jaringan kampus. Sistem ini mengamati traffic jaringan yang telah menggunakan FlowMon,
mendeteksi anomali di jaringan dan menggambarkan traffic anomali di jaringan.
AlienVault OSSIM mengurutkan aliran berdasarkan klasifikasi traffic dan menempatkan potensi
traffic anomali yang dapat dilihat pada gambar 8. Titik puncak grafik sebagai penanda traffic
anomali dengan mudah ditemukan dan kemudian dianalisis dalam tool analisis traffic, seperti
yang ditampilkan pada gambar 9.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
56
Gambar 8: Prosentase aliran data saat aktivitas penyebaran Conficker.
Gambar 9: Analisis yang menggambarkan distribusi traffic Conficker berdasarkan port tujuan
Pada Gambar 10 menunjukkan distribusi plot ukuran datagram dari paket UDP PING
dengan nilai minimum 20 byte. Dalam beberapa kasus penyebaran dimulai terlebih dulu
dengan aktivitas UDP yang kemudian diikuti aktivitas TCP. Hal ini karena saluran UDP yang
menyediakan negosiasi seperti key exchange sebelum pertukaran data TCP.
Gambar 10: Distribusi datagram size untuk paket PING UDP
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
57
4.1 Kesimpulan
Pemanfaatan Kolektor Netflow dapat digunakan oleh CERT (Computer Emergency Response
Teams) atau Network Administrator dalam mendeteksi insiden keamanan komputer secara lebih
efisien. Target masalahnya adalah karena dibutuhkannya pengetahuan dan pengalaman yang tinggi
pada seorang Network Security Engineer dan terbatasnya kemampuan seorang operator yang
mampu menangani semua traffic jaringan secara real time. Sehingga pemakaian Netflow ini dapat
mereduksi tingkat kebutuhan dan pengetahuan yang tinggi bagi pengguna dan membantu
penanganan traffic secara real time.
System pendeteksi berbasis flow ini mampu mengidentifikasi untrustfull traffic dan kejadian-
kejadian yang bersembunyi dibalik traffic normal. Banyaknya analisis aliran data di dalam data
statistik dan keseluruhan nilai agregasi dari seluruh kondisi jaringan dapat dimanfaatkan oleh
operator dalam menginvestigasi permasalahan. Selain itu, operator dapat memilih laporan-laporan
yang hanya diperlukan dengan lebih efisien.
4.2 Saran
Dalam penelitian ini dibutuhkan link jaringan dengan kecepatan tinggi terkait kebutuhan
bandwidth. Untuk itu, infrastruktur jaringan dengan bandwidth tinggi ini membuka peluang untuk
bisa diteliti lebih mendalam karena pengawasan traffic dengan volume yang tinggi hampir tidak
mungkin dilakukan secara manual.
Pengukuran traffic data yang akurat adalah bagian penting dari deteksi anomali jaringan. Pada
analisis behavior jaringan yang dilakukan secara on-line berdampak pada kemungkinan kesalahan
klasifikasi terkait pengambilan sampel. Pengambilan sampel dapat berdampak negatif terhadap
proses deteksi, semisal mengarah pada penemuan infeksi pada tahap awal, sehingga membuat
reaksi menjadi kurang efisien. Untuk itu diperlukan metode untuk mengurangi kesalahan
klasifikasi dalam pengambilan sampel.
Mendeteksi serangan dalam sebuah data set traffic biasanya hanya berdasarkan pada paradigma
deteksi anomali. Untuk meningkatkan akurasi dari paradigma ini, diperlukan metode pendeteksian
dengan membangun sebuah model traffic yang membandingkan model hasil prediksi dengan
traffic aktual yang diamati.
DAFTAR PUSTAKA [1] Filipe Moreira, Joel Luz. The Role and Responsibilities of the System’s Administrator.
https://www.igi-global.com, 2014.
[2] Shikha Agrawal, Jitendra Agrawal. Survey on Anomaly Detection using Data Mining
Techniques. in Procedia Engineering (2015) 708-713. www.elsevier.com/locate/procedia,
2015.
[3] Liberouter Project. FlowMon Probe. https://www.liberouter.org/flowmon-networks/, 2017.
[4] Peter Haag. NFDUMP - NetFlow processing tools. https://github.com/phaag/nfdump/, 2017.
[5] Peter Haag. NfSen - NetFlow Sensor. http://nfsen.sourceforge.net/, 2017.
[6] Martin Žádník. Network Monitoring Based on IP Data Flows. Best Practice Documents,
http://www.terena.org/activities/campus-bp/pdf/gn3-na3-t4-cbpd131.pdf., 2010.
[7] Anukool Lakhina, Mark Crovella, and Christophe Diot. Diagnosis Network-Wide Traffic
Anomalies. In ACM SIGCOMM '04, pages 219 - 230, New York, NY, USA, 2004. ACM
Press.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
58
[8] Liming Zheng, Peng Zou, Yan Jia, and Weihong Han. Traffic Anomaly Detection and
Containment Using Filter-Ary-Sketch. in Procedia Engineering 29 (2012) 4297–4306.
www.elsevier.com/locate/procedia, 2012.
[9] Phillip Porras, Hassen Saidi, and Vinod Yegneswaran. A Foray into Conficker’s Logic
and Rendezvous Points, http://www.csl.sri.com/users/vinod/papers/cfkr_leet.pdf, 2016.
[10] F-Secure. Preemptive Blocklist and More Downadup Numbers,
http://www.f-secure.com/weblog/archives/00001582.html, 2017.
[11] AlienVault OSSIM, https://www.alienvault.com/, 2017
BIODATA PENULIS
Slamet, S.T., M.T., Lulus S1 di Jurusan Teknik Elektro Universitas
Muhammadiyah Surabaya pada tahun 2000. Lulus S2 di Jurusan Teknik Elektro,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya pada tahun 2013. Saat ini adalah
dosen tetap Program Studi Sistem Informasi, Institut Bisnis dan Informatika
Stikom Surabaya. Penulis mengampu mata kuliah – mata kuliah yang terkait
dengan Keamanan Sistem Informasi dan Jaringan Komputer. Mendapatkan
Sertifikasi Internasional dari Cisco, CCNA (Cisco Certified Network Associate).
Selama kurang lebih 10 tahun menjabat sebagai Kepala Seksi Pengembangan
Infrastruktur Jaringan di Stikom Surabaya. Tugasnya adalah mendesain,
mengimplementasikan dan merawat sistem jaringan dan sistem komputer yang digunakan Institusi.
Penulis dapat dihubungi melalui email [email protected] atau HP/WA 08123287190.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
59
RANCANGAN BANGUN APLIKASI PELAYANAN PUBLIK KELURAHAN
BERBASIS ANDROID DI KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MADYA
MALANG
Agus Dwi Churniawan1, Achmad Arrosyidi2
1,2Institut Bisnis Dan Informatika STIKOM Surabaya,
Raya Kedung Baruk 98, Surabaya 60298,+62 318721731 / +62 31 8710218 [email protected], [email protected]
Abstrak
Pelayanan publik bertujuan memuaskan masyarakat sejalan dengan prinsip Good
Governance. Hal merupakan tuntutan yang mengacu pada unsur efektivitas, efisiensi dan
ekonomis agar dapat memberikan layanan prima kepada publik. Layanan publik dimulai
dari pemerintahan pusat sampai dengan layanan administrasi publik yang paling bawah
yaitu layanan kepada masyarakat oleh kelurahan yang bekerjasama dengan RT/RW.Upaya
untuk memudahkan layanan administrasi publik maka diperlukan aplikasi online sesuai
tren kekinian maka pada penelitian ini bertujuan membuatan dari proses perancangan dan
pengembangan aplikasi berbasis android untuk yang memudahkan proses pelayanan publik
berupa surat menyurat dari pihak warga, Ketua Rukun Tetangga (RT), Ketua Rukun
Warga (RW) sampai pada pihak kelurahan.Hasil penelitian ini adalah telah dibuat
perancangan dan pembuatan aplikasi layanan publik. Di mulai dari proses penentuan Use
Case sampai pengujian berupa submenu layanan Nomor Pokok Wajib Pajak, Surat
Kelakuan Baik, Surat Keterangan Pindah, Surat Keterangan Tidak Mampu, Surat
Keterangan Usaha, Surat Keterangan Usaha Mikro, Surat Pernyataan Miskin, Aduan dan
status progress pelayanan.
Kata kunci: Layanan Publik, Good Governance, Administrasi Kependudukan, RT, RW.
Abstract
The puprose of public services is to satisfie the public must be alignment with Good
Governance principes that reference to efectivity, efficiency and economical in order to
bring the great services to the public. Public services starting from the Goverment until the
urban village. The urban village have to get coordination with neighbourhood and hamlet.
The efforts to facilitate public administration services requires an online application
according to current trends, so in this study aims to make the process of designing and
developing android-based applications to facilitate the process of public services in the
form of correspondence from the citizens, Head of neighbourhood, hamlet until the urban
village. The results of this research are the design and development of public service
applications. Starting from the process of determining Use Case to testing in the form of a
submenu for Tax Identification Number, Good Behavior, Moving Certificate, Not Able
Certificate, Business Certificate, Certificate of Micro Business, Statement of Poor,
Complaint and Service Progress Status
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
60
Keywords: Public Services, Good Governance, Public Administration, Urban Village,
Hamlet.
1. PENDAHULUAN
“Publik menilai pelayanan yang diselenggarakan oleh pemerintah masih kurang,
bahkan ada yang beropini tak memuaskan” (Nursiyono, 2017). Sehingga pelayanan publik
di Indonesia khususnya dibidang administrasi kependudukan yang masih perlu
ditingkatkan. Sehingga menjadi pertimbangan didalam Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 (Indonesia P. R., 2009) tentang Pelayanan Publik yaitu
membangun kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik yang dilakukan penyelenggara
pelayanan publik merupakan kegiatan yang harus dilakukan seiring dengan harapan dan
tuntutan seluruh warga negara dan penduduk tentang peningkatan pelayanan publik.
Pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat (Sinambela, 2010).
Sejalan dengan prinsip “Good governance merupakan sebuah tuntutan yang mengacu pada
unsur-unsur efektivitas, efisiensi dan ekonomis dalam memberikan layanan prima kepada
publik” (Sedarmayanti, 2009). Layanan publik dimulai dari pemerintahan pusat sampai
dengan layanan administrasi publik yang paling bawah yaitu layanan kepada masyarakat
oleh kelurahan yang bekerjasama dengan RT/RW.
Berdasarkan rancangan peningkatan layanan publik negara Republik Indonesia,
struktur layanan dibentuk pada lima dimensi pemeringkatan E-Government Indonesia
Pemeringkatan tersebut yaitu berupa kebijakan, kelembagaan, infrastruktur, dan aplikasi
(Indonesia P. R., 2010).
Upaya pemerintah saat ini telah menyediakan sistem informasi pelayanan publik yang
tercantum dalam Bab I bagian Ketentuan Umum, pasal 1, ayat (9) dalam Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 yaitu “Sistem informasi pelayanan publik yang
selanjutnya disebut Sistem Informasi adalah rangkaian kegiatan yang meliputi
penyimpanan dan pengelolaan informasi serta mekanisme penyampaian informasi dari
penyelenggara kepada masyarakat dan sebaliknya dalam bentuk lisan, tulisan Latin, tulisan
dalam huruf Braile, bahasa gambar, dan/atau bahasa lokal, serta disajikan secara manual
ataupun elektronik” (Indonesia P. R., 2009). Namun sistem informasi tingkat kecamatan
masih belum tersedia, khususnya pada dimensi aplikasi belum tersedia secara elektronik
atau online. Pelayanan di Kelurahan di Kecamatan Lowokwaru Kota Malang masih
manual sehingga pelayanan kepada masyarakat yang belum memenuhi unsur efektivitas,
efisiensi dan ekonomis oleh pihak kelurahan melalui RT/RW. Padahal pelayanan publik
yang prima adalah sebuah tuntutan.
Penerapan penggunaan aplikasi telah dibuktikan berupa akses berpengaruh terhadap
kepuasan pemenuhan penggunan layanan publik melalui penggunaan fasilitas online
(Ramadhani, 2015) dan pelayanan publik pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Satu
Pintu (BPPTSP) Kota Samarinda telah terlaksana dengan baik melalui program dan
aplikasi (Fahlefi, Paranoan, & Susilo, 2014). Penyelenggaraan pemerintahan negara yang
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
61
solid dengan bertanggung-jawab, serta efektif dan efisien, dengan menjaga “kesinergian”
interaksi yang konstruktif diantara domain-domain negara, sektor swasta, dan masyarakat”
(Sedarmayanti, 2009). “Keberadaan dan berfungsinya beberapa perangkat kelembagaan
publik sedemikian rupa sehingga memungkinkan kepentingan masyarakat bisa terjamin
dengan baik” (Rewansyah, 2010).
Disisi lain pengguna Android tertinggi dibanding dengan sistem operasi mobile
lainnya (Chau, 2017). Karena mempunyai kelebihan user interface yang dinamis,
mendukung connectivity GSM/EDGE, WIFI, database SQLite, Browser Web dan multi-
tasking (Android Tutorial, 2017).
Penelitian ini penting karena menyediakan aplikasi mobile berbasis Android kelurahan
di Kecamatan Lowokwaru sebagai solusi Pelayanan Publik Kelurahan untuk
memudahakan pelayanan publik didalamnya adalah pengurusan administrasi Nomor
Pokok Wajib Pajak, Surat Kelakuan Baik, Surat Keterangan Pindah, Surat Keterangan
Tidak Mampu, Surat Keterangan Usaha, Surat Keterangan Usaha Mikro, Surat Pernyataan
Miskin, Aduan dan status progress pelayanan.
2. PERUMUSAN SOLUSI
Pada tahapan pembuatan aplikasi pelayanan publik kelurahan berbasis android di
awalai dengan merancang dari pembuatan diagram uses case sebagai gambaran interkasi
antara aktor dengan sistem informasi. Gambar 1.1 mengambarkan diagram use case dari
aplikasi. Definisi aktor pada aplikasi terdapat warga, admin, ketua RT, ketua RW, dan
Lurah seperti Tabel 1.1. Adapun definisi use case adalah menjelaskan proses tiap use case
pada aplikasi seperti Tabel 1.2.
Dari tahap perancangan diatas maka akan di kembangkan sistem dengan tool berbasis
web berupa PHP dan Mysql serta tool untuk device mobile dengan Android Studio berbasis
Java programming.
Gambar 1.1 Diagram Use Case
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
62
Tabel 1.1 Definisi Aktor
No Aktor Deskripsi
1 Warga Orang yang melakukan pendaftaran, dan meng-entry-kan data
sesuai surat yang dibutuhkan
2 Admin Orang yang melakukan monitoring, mencetak untuk
mendapatkan persetujuan dari Lurah, mengolah News, Artikel,
serta Gallery
3 Lurah, RW, RT Orang yang melakukan monitoring dan memberikan
persetujuan bagi warga yang mengajukan surat keterangan
Tabel 1.2 Definisi Use Case
No Use Case Deskripsi
1 Pendaftaran Proses Pendaftaran bagi warga berdasarkan NIK dan
Password
2 NPWP Proses pengisian data warga untuk mendaparkan surat
pengantar RT RW dan surat Keterangan NPWP
3 Kelakuan Baik Proses pengisian data warga untuk mendaparkan surat
pengantar RT RW dan surat Keterangan Kelakuan Baik
4 Pindah Proses pengisian data warga untuk mendaparkan surat
pengantar RT RW dan surat Keterangan Pindah
5 Tidak Mampu Proses pengisian data warga untuk mendaparkan surat
pengantar RT RW dan surat Keterangan Tidak Mampu
6 Usaha Proses pengisian data warga untuk mendaparkan surat
pengantar RT RW dan surat Keterangan Pendirian Usaha
7 Ijin Usaha
Mikro
Proses pengisian data warga untuk mendaparkan surat
pengantar RT RW dan surat Keterangan Ijin Usaha Mikro
8 Miskin Proses pengisian data warga untuk mendaparkan surat
pengantar RT RW dan surat Keterangan Pernyataan Miskin
9 Aduan Proses chatting dengan pihak warga terhadap admin atau lurah
10 Persetujuan Proses persetujuan yang di lakukan oleh admin, lurah, ketua
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
63
No Use Case Deskripsi
RT/RW
11 List Registrasi Proses view antrian pendaftaran warga yang mengajukan surat
12 Cetak Berkas Proses Cetak surat yang telah di setujuai oleh ketua RT/RW,
serta di setujui oleh Admin
13 News Proses CRUD Berita
14 Artikel Proses CRUD Artikel
15 Gallery Proses CRUD Gallery
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Implementasi Pembuatan Aplikasi Pengurusan SK NPWP
Penelitian ini menghasilkan aplikasi untuk proses pengurusan surat keterangan NPWP
bagi warga untuk pengurusan secara online. Pada proses ini warga harus terdaftar sebagai
warga kelurahan di tempat, sehingga login menggunakan NIK seperti Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Tampilan Pengurusan NPWP
3.2. Implementasi Pembuatan Aplikasi Pengurusan SK Kelakuan Baik
Penelitian ini menghasilkan aplikasi untuk proses pengurusan surat keterangan
kelakuan baik (SKKB) bagi warga untuk pengurusan secara online. Pada proses ini warga
harus terdaftar sebagai warga kelurahan di tempat, sehingga login menggunakan NIK
seperti Gambar 3.2.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
64
Gambar 3.2. Tampilan Pengurusan SKKB
3.3. Implementasi pembuatan aplikasi pengurusan SK Pindah
Penelitian ini menghasilkan aplikasi untuk proses pengurusan surat keterangan Pindah
(SKP) bagi warga untuk pengurusan secara online. Pada proses ini warga harus terdaftar
sebagai warga kelurahan di tempat, sehingga login menggunakan NIK seperti Gambar 3.3.
Gambar 3.3. Tampilan Pengurusan SKP
3.4. Implementasi Pembuatan Aplikasi Pengurusan SK Tidak Mampu
Penelitian ini menghasilkan aplikasi untuk proses pengurusan surat keterangan Tidak
Mampu (SKTM) bagi warga untuk pengurusan secara online. Pada proses ini warga harus
terdaftar sebagai warga kelurahan di tempat, sehingga login menggunakan NIK seperti
Gambar 3.4.
Gambar 3.4. Tampilan Pengurusan SKTM
3.5. Implementasi pembuatan aplikasi pengurusan SK Usaha
Penelitian ini menghasilkan aplikasi untuk proses pengurusan surat keterangan Usaha
(SKU) bagi warga untuk pengurusan secara online. Pada proses ini warga harus terdaftar
sebagai warga kelurahan di tempat, sehingga login menggunakan NIK seperti Gambar 3.5.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
65
Gambar 3.5. Tampilan Pengurusan SKU
3.6. Implementasi Pembuatan Aplikasi Pengurusan SK Usaha Mikro
Penelitian ini menghasilkan aplikasi untuk proses pengurusan surat keterangan Usaha
Mikro (SKUM) bagi warga untuk pengurusan secara online. Pada proses ini warga harus
terdaftar sebagai warga kelurahan di tempat, sehingga login menggunakan NIK seperti
Gambar 3.6.
Gambar 3.6. Tampilan Pengurusan SKUM
3.7. Implementasi Pembuatan Aplikasi Pengurusan SP Miskin
Penelitian ini menghasilakan aplikasi untuk proses pengurusan surat pernyataan
miskin (SPM) bagi warga untuk pengurusan secara online. Pada proses ini warga harus
terdaftar sebagai warga kelurahan di tempat, sehingga login menggunakan NIK seperti
Gambar 3.7.
Gambar 3.7. Tampilan Pengurusan SPM
3.8. Implementasi Pembuatan Aplikasi Aduan Warga
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
66
Penelitian ini menghasilkan aplikasi untuk proses pengaduan bagi warga untuk
pengurusan secara online. Pada proses ini warga harus terdaftar sebagai warga kelurahan
di tempat, sehingga login menggunakan NIK seperti Gambar 3.8.
Gambar 3.8. Tampilan Pengurusan Pengaduan
3.9. Implementasi Pembuatan Aplikasi Status Persetujuan Surat
Penelitian ini menghasilkan aplikasi untuk proses view status bagi warga untuk
pengurusan secara online. Pada proses ini warga harus terdaftar sebagai warga kelurahan
di tempat, sehingga login menggunakan NIK seperti Gambar 3.9.
Gambar 3.9. Tampilan Proses View
3.10. Implementasi Pembuatan Aplikasi Gallery, News, Dan Artikel
Penelitian ini menghasilkan aplikasi untuk proses view Gallery, News, dan Artikel
bagi warga untuk memberi info terbaru secara online. Pada proses ini warga bias membuka
jika terdaftar sebagai warga kelurahan di tempat, sehingga login menggunakan NIK seperti
Gambar 3.10.
Gambar 3.10. Tampilan View Gallery, News, dan Artikel
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
67
3.11. Implementasi Pembuatan Aplikasi Persetujuan RT/RW dan Lurah
Penelitian ini menghasilkan aplikasi untuk proses Persetujuan RT, RW dan Lurah bagi
warga untuk pengurusan secara online. Pada proses ini Ketua RT, RW dan Lurah harus
terdaftar sebagai warga kelurahan di tempat, sehingga login menggunakan NIK seperti
Gambar 3.11.
Gambar 3.11. Tampilan Persetujuan RT, RW dan Lurah
3.12. Implementasi Pembuatan Aplikasi Monitoring Admin Kelurahan
Penelitian ini menghasilkan aplikasi untuk proses monitoring Persetujuan RT, RW dan
Lurah bagi warga untuk pengurusan secara online. Pada proses ini admin dapat
memonitoring surat surat yang harus di tanda tanggani oleh Lurah seperti Gambar 3.12.
Gambar 3.12. Tampilan Monitoring Persetujuan RT, RW dan Lurah
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
68
3.13. Implementasi Pembuatan Aplikasi Menambah Gallery, News Dan Artikel oleh
Admin Kelurahan
Penelitian ini menghasilkan aplikasi untuk menambah Gallery, News dan artikel oleh
admin kelurahan. Pada proses ini admin dapat menambah dan menghapus Gallery, News
dan artikel oleh admin kelurahan seperti Gambar 3.13.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Pengembangan Aplikasi pelayanan publik kelurahan berbasis android di Kecamatan
Lowokwaru Kota Malang berdasarkan kebutuhan telah dikembangkan berupa prototype
dan diimplementasikan berupa aplikasi yang dapat melayani pengurusan surat menyurat
secara online, dan dapat melayani penyembaran informasi Berita, Artikel dan Gallery
secara online.
Aplikasi ini harus dikembangkan dan perbaiki serta kebijakan pemerintah agar dapat
diterapkan di seluruh kelurahan di Indonesia.
BIOGRAFI SINGKAT PENULIS
Agus Dwi Churniawan. S.Si, M.Kom, alumni S1 Matematika 2004
FMIPA Universitas Negeri Surabaya, S1 Fisika 2008 FMIPA Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, S2 Teknik Informatika FTI
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Mengajar Mobile
Programming, Web Programming, Embadded System Programming.
Achmad Arrosyidi, S.Kom., M.Med.Kom., alumni S1 Teknik Komputer
Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya lulus 1998, S2 Universitas
Airlangga Surabaya lulus 2012. Mendapatkan sertifikasi internasional
dengan gelar MTA (Microsoft Technology Associated) fokus pada SDF
(Software Development Fundamental) 2016. Dosen tetap Program Studi
DIII Manajemen Informatika di Perguruan Tinggi Institut Bisnis dan
Informatika Stikom Surabaya. Pengalaman mengajar Algoritma
Pemrograman, Desain dan Logika Pemrograman, Logika, Sosio Teknologi Informasi,
Teori Perilaku dan Organisasi, Etika Profesi, Pemrograman Aplikasi Terpadu, Sistem
Operasi, Pengantar Teknologi Informasi, Pengelolaan Instalasi Komputer. Penulis Buku
Ajar Bahasa Pemrograman Java.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
69
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Alloh SWT. yang telah memudahkan segala
urusan, serta keluarga dan teman Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya yang
telah memberikan masukan dan saran yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA
[1]Android Tutorial, 2017. Learn Android simply easy learning,
https://www.tutorialspoint.com/android/index.htm, diakses tgl 7 Juni 2017.
[2]Chau, M., Smartphone Os Market Share, 2016 Q3, http://www.idc.com:
http://www.idc.com/promo/smartphone-market-share/os, diakses tgl 7 Juni 2017.
[3] Fahlefi, Zul. Paranoan, DB. Utomo, Heryono Susilo, 2014, Penerapan Teknologi
Informasi Bagi Pelaksanaan Pelayanan Publik, eJournal Administrative Reform, 2014,2
(4): 996-1007 ISSN 2338-7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id.
[4]Indonesia, P. R. 2009. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik.Pemerintah Republik Indonesia, Pemerintah Indonesia, Jakarta.
[5]Indonesia, D. e.-G. 2010. Pemeringkatan e-Government Indonesia. Kementerian
Komunikasi Informatika Republik Indonesia. Pemerintah Republik Indonesia, Jakarta.
[6]Nursiyono, J. A. 2017. Bet kompasiana Beyond Blogging. www.kompasiana.com:
http://www.kompasiana.com/jokoade/pelayanan-publik-belum-berkualitas-ini-
alasannya_57da2864ed96739443fcf2c9, diakses tgl 29 Mei 2017.
[7] Ramadhani, F., 2015, Pengaruh Kualitas Pelayanan, Akses, Dan Kompetensi Fiskus
Terhadap Kepuasan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak Badan. Jom
FEKON, No. 2, Vol. 2.
[8]Rewansyah, A., 2010. Reformasi Birokrasi dalam Rangka Good Governance.
Yusaintanas Prima, Jakarta.
[9]Sedarmayanti, 2009, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, CV Mandar
Maju, Bandung.
[10]Sinambela, L., 2010, Reformasi Pelayanan Publik; Teori, Kebijakan dan
Implementasi, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
70
ANALISA PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN PENALARAN
MATEMATIKA PADA ALGORITMA KOMPUTASI MENGGUNAKAN BLACK
BOX TESTING
S. J. Hartati 1), E. Rahmawati 2), A. V. Vitianingsih 3), N. Kurniati 4) 1) Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Dr. Soetomo Surabaya.
2) Program Studi Sistem Informasi, Institut Bisnis dan Informatika STIKOM Surabaya. 3) 4) Program Studi Teknik Informatika, Universitas Dr. Soetomo Surabaya.
Politeknik Surabaya.
E-mail:[email protected], Telp: +6281233567064
Abstrak
Tujuan penelitian dalam artikel ini adalah membuat aplikasi yang dapat digunakan sebagai
media pembelajaran penalaran matematika pada mata kuliah algoritma komputasi. Hal ini
dikarenakan lebih dari 80% mahasiswa baru pada beberapa Perguruan Tinggi Swasta di Jawa
Timur memiliki kemampuan matematika rendah. Oleh karena itu, desain konten aplikasi
memperhatikan kompetensi mahasiswa. Sehingga, desain konten dibagi menjadi 2 bagian utama
yaitu: Pernyataan Matematika dan Logika Matematika. Untuk menguji aplikasi yang dihasilkan
digunakan metode Black Box Testing. Hasil pengujian menunjukan bahwa 99.5% kebutuhan
fungsional berjalan dengan benar.
Kata kunci: Media Pembelajaran, Penalaran Matematika, Algoritma Komputasi.
Abstract The research objective in this article is to make an application that can be used as a
learning media for mathematical reasoning in computational algorithm courses. This is because
more than 80% of new students at several Collegue Universities in East Java has a low math skills.
Therefore, the design of the application content considering the competence of students. So,
content design is divided into 2 main parts: Mathematical Statement and Mathematical Logic. To
test the generated application used method of Black Box Testing. The test results show that 99.5%
of functional needs run correctly.
Keywords: Learning Media, Mathematical Reasoning, Computational Algorithm.
1. PENDAHULUAN
Sejak tahun 2010, Industri telematika telah ditetapkan sebagai pilar ekonomi bangsa [1].
Akibatnya, program studi Teknik Informatika, Sistem Informasi, dan bidang ilmu yang sejenisnya,
banyak diminati oleh calon mahasiswa. Demikian juga SMK jurusan sejenis dan Pendidikan
Vokasi sejenis menjadi primadona di Tanah Air.
Berdasarkan hasil penelitian tahun 2013, menemukan bahwa lebih dari 80% mahasiswa baru
pada sebuah PTS di Jawa Timur memiliki kemampuan matematika rendah. Setelah diselidiki gaya
belajar mereka, ternyata lebih dari 90% mahasiswa memiliki kecenderungan gaya belajar taktil
dan kinestetik [2]. Anak-anak dengan kecenderungan gaya belajar kinestetik dan taktil mempunyai
kemampuan matematika rendah [3]. Akibatnya, mereka kesulitan memahami materi kuliah
khususnya yang membutuhkan dasar matematika, seperti: kalkulus, aljabar linier dan matriks,
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
71
statistik, serta logia dan algoritma, khususnya dalam membuat algoritma komputasi [4][2].Fakta
tersebut juga terjadi di beberapa PTS di tanah air [4]. Keadaan ini tidak bisa dibiarkan, karena tidak
sejalan dengan rencana yang mencanangkan industri telematika sebagai pilar ekonomi bangsa [1].
Di sisi lain, usaha untuk memperbaiki kemampuan menyusun algoritma komputasi
sudah mulai dilakukan dengan membuat perangkat lunak pembelajaran berbasis
multimedia [2]. Namun demikian, hasilnya belum bisa memenuhi harapan [5] . Hambatan
terbesar adalah menyusun penalaran matematika pada algoritma komputasi jika tidak
diberi stimulus eksternal [5] [4]. Setelah dilakukan kajian teoritis secara mendalam,
ditemukan bahwa karakteristik pengetahuan untuk menyusun algoritma komputasi
tergolong sebagai pengetahuan konseptual dan metakognitif [6]. Untuk mempelajari
pengetahuan konseptual dan metakognitif dibutuhkan kemampuan matematika, satu
diantaranya adalah penalaran matematika [3].
Permasalahan didiskusikan dalam tulisan ini adalah bagaimana membuat media
penalaran dasar matematika pada mata kuliah algoritma komputasi yang sesuai dengan
kebutuhan mahasiswa kinestetik dan taktil. Adapun tujuannya adalah membuat media
pembelajaran Aplikasi Belajar Dasar Algoritma Komputasi. Metode pengembangan yang
digunakan adalah Rapid Application Development (RAD). Sedangkan uji coba
menggunakan black box testing
.
2. METODE PENELITIAN
2.1 Rapid Application Development (RAD)
Metode Rapid Aplication Development (RAD) merupakan salah satu metode yang
sering digunakan dalam pengembangan aplikasi web. Metode RAD ini memiliki siklus
pengembangan perangkat lunak yang lebih singkat dengan model sekuensial linier. RAD
menerapkan metode iteratif (perulangan) dalam mengembangkan aplikasinya dimana
working model sistem dikonstruksikan di awal tahap pengembangan dengan tujuan
menetapkan kebutuhan pengguna (user requirements). Pada umumnya, sebuah sistem
informasi dibangun dengan standar normal membutuhkan waktu minimal 180 hari, namun
dengan menggunakan metode Rapid Aplication Development (RAD), sebuah aplikasi dapat
diselesaikan dalam waktu 30-90 hari [7][8].
Selain itu, metode ini dipilih dalam penelitian ini dengan mempertimbangkan
beberapa faktor diantaranya Desain RAD dapat diterima dengan mudah oleh pengguna,
RAD dapat memberikan batasan-batasan sistem agar konsistensi konten tetap terjaga, dan
faktor penghematan biaya [9]. Metode Rapid Aplication Development (RAD) dapat
dilakukan dengan melalui 3 tahapan seperti berikut ini.
Requirement Planning (Rencana Kebutuhan)
Design System (Sistem Desain)
Implementation (Implementasi)
1
2
3
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
72
Gambar 1. Tahapan Metode Rapid Aplication Development (RAD)
2.2 Black Box Testing
Black Box Testing adalah pengujian yang dilakukan hanya mengamati hasil
eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak. Jadi
dianalogikan seperti melihat suatu kotak hitam, hanya bisa melihat penampilan luarnya
saja, tanpa mengetahui ada apa dibalik bungkus hitam nya [10] . Ciri-ciri Black Box
Testing diantaranya :
Dilakukan oleh penguji Independent.
Melakukan pengujian berdasarkan apa yang dilihat, hanya fokus terhadap
fungsionalitas dan output. Pengujian lebih ditujukan pada desain software sesuai
standar dan reaksi apabila terdapat celah-celah bug/vulnerabilitas pada program
aplikasi tersebut setelah dilakukan white box testing.
2.3 ANALISA DAN PENERAPAN METODE RAD
Penelitian diawali dengan penentuan pengguna. Sampel pengguna diambil dari
mahasiswa semester II tahun ajaran 2016/2017, Program Studi Teknik Informatika
Universitas Dr. Soetomo Surabaya. Pemilihan subjek penelitian menggunakan tes
penyelidikan gaya belajar. Mahasiswa yang dipilih menjadi subjek adalah mereka yang
memiliki kecenderungan gaya belajar kinestetik atau taktil. Subjek penelitian diberi tes
penalaran matematika dasar, meliputi: operasi aritmetika dasar pada bilangan bulat dan
rasional, perhitungan aljabar, logika matematika dasar, dan algoritma pemrograman.
Prosedur penelitian secara keseluruhan disajikan pada Gambar 2 berikut ini.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
73
Gambar 2. Prosedur Penelitian Rancang Bangun Aplikasi Belajar Penalaran Matematika
pada Algoritma Komputasi
1. Requirement Planning (Rencana Kebutuhan)
Kebutuhan perangkat keras dilakukan dengan cara mengidentifikasi peralatan
minimal untuk pemrograman berbasis web. Hasilnya diperoleh bahwa perangkat keras
yang dibutuhkan adalah: (1) Intel® Core ™ i3-3320 [email protected] GHz, (2) 2-4 GB RAM,
(3) 500 GB HDD. Sedangkan kebutuhan perangkat lunak meliputi: (1) Sistem Operasi
Windows 7, (2) Paint Tool for JPG, (3) Bootstrap and Notepad for PHP, (4) Browser
Mozilla Firefox / Chrome/IE.
Kebutuhan masukan dilakukan dengan kajian pustaka berkaitan dengan kebutuhan
penalaran matematika pada algoritma komputasi dan tes pada subjek penelitian.
Berdasarkan kajian diperoleh daftar kebutuhan masukan meliputi: (1) Data pengguna, (2)
materi yang dipelajari dikelompokan menjadi dua, yaitu: Pernyataan Matematika dan
Logika Matematika (Farell, 2011). Kebutuhan informasi diperoleh dari kajian pustaka,
meliputi: (1) Data Masukan dan Keluaran, (2) Variabel dan Konstanta, (3) Operator, (4)
Penalaran, (5) Flowchart, (6) Pseudocode, (7) Coding Program.
2. Design Sistem (Sistem Desain)
Pada Tahapan ini dilakukan perancangan desain konten materi yang akan dipelajari
dan rancangan alur system. Berdasarkan tahap rancangan kebutuhan ditemukan bahwa
materi penalaran matematika dibedakan menjadi dua bagian utama, yaitu: pernyataan
matematika dan logika matematika.
Requirement Planning 1
a. Kebutuhan Hardware b. Kebutuhan Software c. Kebutuhan Input d. Kebutuhan Informasi
Design System 2
a. Desain Konten Materi b. Perancangan Antar Muka c. Rancangan Alur Sistem
Implementation 3
a. Pembuatan Program b. Uji Coba Program dengan
Black Box Testing
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
74
Untuk pernyataan matematika meliputi: aritmetika dasar, aplikasi aritmetika, operasi
matematika, serta operasi matriks. Aritmetika dasar meliputi: Penjumlahan, Pengurangan,
Perkalian. Aplikasi aritmetika terdiri dari: Menghitug Nilai Akhir, Menghitung Rata-rata
Dua Variabel, Menghitung Luas Lingkaran, Menghitung Akar Persamaan Kuadrat.
Operasi matematika mencakup: Operasi Pembagian, Pembuatan Kounter, Akumulator dan
Multiplikator, Faktorial. Operasi matriks terdiri dari operasi penjumlahan dan
pengurangan pada matriks baris atau kolom.
Gambar 3. Rancangan Desain Halaman Utama Aplikasi Belajar Dasar Algoritma
Komputasi
Untuk logika matematika meliputi: Logika Dasar, Kombinasi Dua Relasi, Konsep
Perulangan sederhana, serta Konsep Perulangan Array. Logika matematika mengantarkan
pemahaman yang berkaitan dengan penalaran pada pengolahan data secara komputasi,
meliputi: proses terurut, percabangan dan perulangan.
Perancangan Desain Antar Muka dilakukan pada tahapan ini dengan memperhatikan
hasil rencana kebutuhan, yakni kebutuhan pengguna dan sistem. Rancangan Desain Antar
Muka untuk Tampilan Awal dan entry data pada salah satu sub menu dapat dilihat pada
Gambar 3 dan 4.
Contoh rancangan desain untuk memasukan data disajikan pada gambar 4 berikut ini.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
75
Gambar 4. Rancangan Desain Entry Data Rata-rata Dua Variabel Aplikasi Belajar Dasar
Algoritma Komputasi.
Rancangan Alur Sistem dibuat menggunakan flowchart bisnis proses keseluruhan
aplikasi pembelajaran sebagai berikut :
LOGIN
Pernyataan Matematika
Logika Matematika
USER
Gambar 6. Rancangan Alur Sistem Aplikasi.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Implementasi dari Aplikasi Belajar Dasar Algoritma Komputasi dapat dilihat
pada Gambar 7 hingga Gambar 10 di bawah ini. Tampilan setiap halaman telah
disesuaikan dengan hasil desain antar muka pada Tahapan Design System. Dengan
menampilkan warna dominan putih, aplikasi ini lebih menekankan pada fungsionalitas dan
kemudahan pengguna dalam memahami konten materi yang disampaikan.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
76
Gambar 7. Tampilan Halaman Login Aplikasi.
Gambar 8. Tampilan Pemilihan Sub Menu Pernyataan Matematika.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
77
Gambar 9. Tampilan Perhitungan Nilai Akhir.
Gambar 10. Tampilan Flowchart Perhitungan Nilai Akhir.
Adapun Tabel Hasil Uji Coba Aplikasi Belajar Dasar Algoritma Komputasi dapat
dilihat pada Tabel 1.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
78
Tabel 1. Tabel Hasil Uji Coba Aplikasi Belajar Dasar Algoritma Komputasi
No. Fungsi Hasil
1 Fungsi Login 100%
2 Fungsi Registrasi 100%
3 Fungsi Aritmatika Penjumlahan 100%
4 Fungsi Aritmatika Pengurangan 100%
5 Fungsi Aritmatika Perkalian 100%
6 Fungsi Aritmatika Menghitung Nilai Akhir 100%
7 Fungsi Aritmatika Rata-rata Dua Variabel 100%
8 Fungsi Menghitung Luas Lingkaran 100%
9 Fungsi Menghitung Persamaan Kuadrat 90%
10 Fungsi Operasi Pembagian 100%
11 Fungsi Membuat Kounter 1 100%
12 Fungsi Membuat Kounter 2 100%
13 Fungsi Akumulasi Penjumlahan 100%
14 Fungsi Akumulasi Perkalian 100%
15 Fungsi Menghitung Faktorial 100%
16 Fungsi Penjumlahan Matriks 100%
17 Fungsi Pengurangan Matriks 100%
18 Fungsi Logika Matematika Dasara 100%
19 Fungsi Logika Matematika Kombinasi Dua Relasi 100%
20 Fungsi Logika Matematika Konsep Perulangan 100%
21 Fungsi Logika Matematika Konsep Perulangan Array 100%
Rata-rata 99.5%
Aplikasi tersebut telah diuji menggunakan Black Box Testing dengan menguji semua
kebutuhan fungsionalnya. Hasil Uji Coba Aplikasi menunjukkan bahwa 99.5% dari semua
kebutuhan fungsionalnya telah dapat dipastikan berjalan dengan benar.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Simpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Aplikasi
Pembelajaran Dasar Algoritma Komputasi dapat diujikan dalam proses pembelajaran
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
79
untuk meningkatkan kelayakan kebutuhan pengguna akhir, yaitu mahasiswa dan dosen
pengampu mata kuliah algoritma pemrograman, (2) Dengan menggunakan black box
prosentase keberhasilan 99,5% semua kebutuhan fungsional telah dapat dijalanakan sesuai
dengan fungsinya, (3) aplikasi dapat dijadikan sebagai media pembelajaran tambahan bagi
mahasiswa dengan kemampuan matematika rendah.
5. UCAPAN TERIMA KASIH
Publikasi makalah ini dapat terlaksana karena dukungan penuh dari Pimpinan
Universitas Dr. Soetomo Surabaya dan Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat –
Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan – Kementerian Riset, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. Tulisan tersebut merupakan bagian tak
terpisahkan dari penelitian dengan judul ”Pengembangan Media Pembelajaran Penalaran
Matematika pada Pembuatan Algoritma Komputasi berbasis Gaya Belajar dan Pendidikan
Karakter”, yang mendapatkan hibah pendanaan tahun 2018 dari DRPM Ditjen Penguatan
Risbang Kemenristek Dikti Republik Indonesia dari skema PSNI.
DAFTAR PUSTAKA
[1] M. Rivandy, “Indonesia 2030,” Kompasiana, 2011. [Online]. Available:
https://www.kompasiana.com/vandy/5500e605a333115b74512136/indonesia-2030.
[Accessed: 23-Oct-2018].
[2] E. Rahmawati and S. J. Hartati, “The Application of Computer Aided Learning To Learn
Basic Concepts of Branching and Looping on Logic,” vol. 5, no. 6, pp. 15–24, 2013.
[3] R. R. Skemp, “The Psychology of Learning Mathematics, Expanded American Edition,”
1987.
[4] S. J. Hartati, “Design of Learning Model of Logic and Algorithms Based on APOS
Theory,” Int. J. Eval. Res. Educ., vol. 3, no. 2, pp. 109–118, 2014.
[5] Sulistiowati and S. J. Hartati, “Penerapan TAM pada Pembuatan Aplikasi Multimedia
untuk Belajar Logika dan Algoritma Berbasis Gaya Belajar,” Surabaya, 2015.
[6] S. J. Hartati, “Framework Design Learning of Introduction to Computational Algorithms by
Using the Theory Learning by Doing,” J. Phys. Conf. Stat. Math. Teaching, Res., vol. 1028,
no. 1, p. 1, 2018.
[7] S. Kosasi, “Penerapan Rapid Application Development Dalam Sistem Perniagaan
Elektronik Furniture,” Citec J., vol. 2, no. 4, pp. 265–276, 2015.
[8] T. Wahyuningrum and D. Januarita, “Perancangan WEB e-Commerce dengan Metode
Rapid Application Development ( RAD ) untuk Produk Unggulan Desa,” Semin. Nas.
Teknol. Inf. dan Komun., vol. 9, no. November, pp. 81–88, 2014.
[9] A. Noertjahyana, “Studi Analisis Rapid Application Development sebagai Perangkat
Lunak,” vol. 3, no. 2, pp. 74–79, 2002.
[10] T. Y. Chen and P. L. Poon, “Experience With Teaching Black-Box Testing in a Computer
Science/Software Engineering Curriculum,” IEEE Trans. Educ., vol. 47, no. 1, pp. 42–50,
2004.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
80
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
81
EVALUASI KUALITAS WEB PORTAL FAKULTAS
TEKNIK UNIPMA DENGAN METODE MCCALL
Andria1, Ridho Pamungkas2
1,2Universitas PGRI Madiun; Jl. Setiabudi No.85, Kanigoro, Kartoharjo, Kota Madiun, Jawa Timur 63118, (0351) 462986
e-mail: [email protected], [email protected]
Abstrak
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Sistem Informasi (TI/SI) merupakan suatu kebutuhan
pokok yang sangat dibutuhkan oleh suatu organisasi. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Sistem
Informasi oleh organisasi dimaksimalkan untuk meningkatkan kualitas layanan pada
penggunanya.Fakultas Teknik UNIPMA memiliki sebuah web portal yang difungsikan sebagai
media penyampaian informasi civitas akademika dilingkup Fakultas Teknik UNIPMA.Pada
pemanfaatannya web tersebut sangat berguna karena memuat konten informasi yang lengkap.
Namun, terkadang saat pengaksesan web portal tersebut mengalami loading yang cukup lama
untuk dapat menampilkan keseluruhan konten, sehingga sangat membuat pengunjung web tidak
nyaman, serta dari sisi keamanan sistem yang belum diketahui tingkat keamanannya sehingga
perlu dilakukan pengujian untuk memastikan web tersebut aman. Pada penelitian ini akan
dilakukan evaluasi kualitas pada web portal Fakultas Teknik UNIPMA dengan menggunakan
metode McCall.
Kata kunci: Evaluasi Kualitas, Web, GTMetrix, UNIPMA, McCall
Abstract
Utilization of Information Technology and Information Systems (IT / SI) is a basic need that
is needed by an organization. The use of Information Technology and Information Systems by the
organization is maximized to improve the quality of service to its users. UNIPMA Engineering
Faculty has a web portal that is functioned as a media for delivering information to the academic
community in the Faculty of Engineering UNIPMA. However, sometimes when accessing the web
portal, it experiences a loading that is long enough to be able to display the entire content, so that
it makes the web visitors uncomfortable, and in terms of system security, the level of security is
unknown so testing is necessary to ensure that the web is safe. In this study quality evaluation will
be carried out on the UNIPMA Faculty of Engineering web portal using the McCall method.
Keywords: Quality Evaluation, Web, GTMetrix, UNIPMA, McCall
1. PENDAHULUAN
Perkembangan Teknologi Informasi dan Sistem Informasi yang semakin pesat
membawa perubahan besar dalam dunia usaha atau organisasi. Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Sistem Informasi (TI/SI) dapat menjadi bagian yang sangat penting bagi
keberlangsungan suatu organisasi dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
82
Pemanfaatan TI/SI yang baik dan tepat sasaran perlu direncanakan dengan baik
dan tentunya perlu adanya evaluasi untuk mengetahui seberapa baik kualitas dari
pemanfaatan TI/SI tersebut sehingga didapat rekomendasi yang tepat guna perbaikan dan
peningkatan kualitas TI/SI.
Beberapa penelitian terdahulu, yaitu Analisis Pengujian Faktor Reliability Sistem
Informasi Akademik STMIK El Rahma Yogyakarta Menggunakan Metode McCall oleh
Habibatur Rofi’ah tahun 2015, menitikberatkan pada evaluasi faktor kualitas reliabilty dan
tidak membahas mengenai faktor kualitas usability [1]. Analisis Usability Sistem
Perpustakaan Kota Yogyakarta Menggunakan Metode McCall oleh Sita Septianti tahun
2015, menghasilkan nilai mutu usabilitas yang baik, hanya saja interface desain pada
sistem tersebut kurang menarik [2].
Review Perangkat Lunak StarUML Berdasarkan Faktor Kualitas McCall oleh Ni
Made Satvika Iswari tahun 2015, mengkaji secara kualitatif dan tidak menggunakan
perhitungan secara sistematis menggunakan formula quality factor and metric [3].
Pengujian Faktor Correctness Dan Usability Sistem Informasi Alumni UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta Menggunakan Metode McCall oleh Fradia Muninggar Fararit tahun
2015, perbaikan sistem berupa pemberian validasi tipe data yang harus di isikan serta
penambahan jumlah maksimal karakter pada isian yang memerlukan banyak karakter
seperti alamat dan saran [4].
Pengujian Kualitas Sistem Pakar Deteksi Kerusakan Mesin Sepeda Motor Non
Matic Dengan Menggunakan Metode McCall oleh Avin Wimar Buyastomo, dkk tahun
2014, hasil penilaian kualitas yang tidak mengelompokkan secara detail kriteria,
sedangkan penelitian yang akan dilakukan mengelompokkan secara detail kriteria dari
masing-masing faktor kualitas [5].
Penilaian Kualitas Perangkat Lunak dan Penerimaan Penggunaan Terhadap
Perangkat Lunak Menggunakan Faktor Kualitas Perangkat Lunak McCall Model dan
Technology Acceptance Model (TAM) oleh Sufa’atin tahun 2014, penggabungan antara
model McCall dan TAM bisa memberikan gambaran yang lebih lengkap terhadap sebuah
perangkat lunak dari sisi penilaian pengguna, namun pengolahan data kuesioner yang tidak
mengelompokkan secara detail kriteria [6].
Evaluasi Kualitas Web Portal STT Dharma Iswara Madiun Menggunakan Metode
McCall oleh Andria, dkk tahun 2016, dengan pembahasan faktor kualitas yang termasuk
dalam product operations yang terdiri dari 5 faktor kualitas yaitu correctness, reliability,
efficiency, integrity, dan usability serta analisis data menggunakan rumus quality factor
and metrics dan menggunakan beberapa bantuan tools [7]
Fakultas Teknik UNIPMA memiliki sebuah web portal yang difungsikan sebagai
media penyampaian informasi civitas akademika dilingkup Fakultas Teknik UNIPMA.Pada
pemanfaatannya web tersebut sangat berguna karena memuat konten informasi yang
lengkap.
Namun, terkadang saat pengaksesan web portal tersebut mengalami loading yang
cukup lama untuk dapat menampilkan keseluruhan konten, sehingga sangat membuat
pengunjung web tidak nyaman, serta dari sisi keamanan sistem yang belum diketahui
tingkat keamanannya sehingga perlu dilakukan pengujian untuk memastikan web tersebut
aman.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
83
Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi kualitas web portal Fakultas Teknik
UNIPMA sehingga didapat rekomendasi yang tepat guna perbaikan kualitas dari web
portal tersebut.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Domain dan Hosting
Secara sederhana, domain dapat diartikan sebagai suatu sistem pengalamatan yang
digunakan pada sebuah web sebagai suatu identitas. Domain merupakan nama pengganti
dari IP Address yang akan menuju pada suatu server. Sedangkan hosting dapat diartikan
sebagai tempat penyimpanan file web di server yang berupa data digital seperti: text,
gambar, video, dokumen, dan lain sebagainya untuk kemudian dari semua informasi
tersebut akan ditampilkan dalam bentuk suatu website yang dapat diakses melalui internet.
[8]
2.2 Web Portal
Menurut Adelin Fatmariani, pengertian dari portal web adalah sebuah situs yang
berfungsi untuk meletakkan informasi di WWW. Sebuah portal web pastinya akan
menampilkan informasi yang terkolaborasi dengan desain dan beragam tampilan. [9]
Menurut Rini Sovia dan Jimmy Febio [10], berdasarkan tujuannya website dibagi
atas:
a. Personal web, website yang berisi informasi pribadi seseorang. b. Corporate web , website yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. c. Portal web, website yang mempunyai banyak layanan, mulai dari layanan berita,
email, dan jasa-jasa lainnya. d. Forum web, sebuah web yang bertujuan sebagai media diskusi.
2.3 Kualitas Website
Menurut Endang Supriyati, kualitas website dipengaruhi tiga hal yaitu kulitas
system (system quality),kualitas layanan(service quality) dan kualitas informasi
(information quality). Kualitas pelayanan yangbaik dapat membantu pengguna
mendapatkan kekuatan penuh dari website dengan cara mencocokan dengan harapan
mereka. Kualitas informasi menunjukkan sejauh mana isi dari website tersebut tepat waktu
(up date)), akurat, dan lengkap [11], Jadi dapat disimpulkan bahwa kualitas website
dipengaruhi oleh beberapa faktor kualitas, kualitas informasi dapat mendiskripsikan
mengenai kualitas konten dari suatu website.
2.4 McCall
McCall, Richards, dan Walters mengusulkan suatu penggolongan faktor-faktor atau
kriteria yang mempengaruhi kualitas software [12]. Untuk lebih jelasnya ditunjukkan
pada gambar 2.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
84
Gambar 1. McCall’s Software Quality Factors [12]
3. METODE PENELITIAN ATAU PERUMUSAN SOLUSI
3.1. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan (action research). Penelitian
tindakan merupakan salah satu bentuk metode penelitian. Dalam penelitian tindakan
peneliti mendeskripsikan, dan menjelaskan situasi pada waktu yang bersamaan dengan
melakukan perubahan dengan tujuan perbaikan atau partisipasi untuk mengevaluasi web
portal Fakultas Teknik UNIPMA.
3.2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Studi
Lapangan (Field Research). Peneliti menggunakan metode penelitian lapangan untuk
mendapatkan data yang diperlukan guna evaluasi kualitas web portal Fakultas Teknik
UNIPMA. Penelitian lapangan merupakan penelitian yang dilakukan dengan terlibat
langsung dengan obyek yang dipilih, kegiatan yang dilakukan adalah observasi. Peneliti
melakukan observasi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan yaitu dengan mengakses
langsung situs web portal Fakultas Teknik UNIPMA sebagai objek penelitian, serta
mendapatkan referensi seperti jurnal ilmiah yang relevan terkait dengan penelitian yang
dilakukan. Teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan, dan mengolah data secara
teknis menggunakan bantuan tools terkait dengan evaluasi faktor kualitas efficiency dan
integrity. Pemilihan tools GTMetrix untuk mengevaluasi faktor kualitas efficiency karena
GTMetrix menyediakan fitur pengecekan dan optimasi untuk website yang mudah
digunakan dan dipahami, sedangkan pemilihan tools Sucuri SiteCheck untuk mengevaluasi
faktor kualitas integrity karena Sucuri SiteCheck dapat melakukan scanner malware pada
web.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Evaluasi kualitas web portal Fakultas Teknik UNIPMA menggunakan metode
McCall yang dibatasi dengan beberapa evaluasi faktor kualitas, yaitu: integritas (integrity)
dan efisiensi (efficiency).
1. Analsis Hasil Faktor Kualitas Efficiency
Evaluasi faktor kualitas efficiency menggunakan sebuah tools yang bernama
GTmetrix. GTmetrix merupakan sebuah aplikasi berbasis web yang berguna untuk
mengetahui performa website terkait dengan efficiency yang didefinisikan sebagai
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
85
kemampuan perangkat lunak dalam memberikan kinerja yang sesuai dan relatif
terhadap jumlah sumber daya yang digunakan untuk mengukur kecepatan
mengerjakan tugas tertentu.
Gambar 2. Hasil Analisa GTmetrix
Selanjutnya dapat diuraikan menjadi lebih detail dari masing – masing hasil
analisa GTmetrix yaitu hasil analisa pada tab PageSpeed yang ditunjukkan pada
gambar 3, dan hasil analisa pada tab YSlow yang ditunjukkan pada gambar 4.
GTmetrix menggunakan Google Page Speed dan Yahoo! Yslow untuk menilai
performa dan memberikan rekomendasi untuk memperbaiki performa website yang
diuji.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
86
Gambar 3. Hasil Analisa GTmetrix Tab PageSpeed
Lebih jelasnya mengenai hasil analisa sub aspek pada Tab PageSpeed
dapat ditunjukkan pada gambar 4 hingga gambar 6.
Gambar 4. Hasil Analisa GTmetrix Tab PageSpeed sub aspek Enable Gzip Compression
Usulan perbaikan yang dapat dilakukan yaitu mengaktifkan layanan kompresi file
guna mengurangi ukuran transfer data yang berlebih pada web portal tersebut sehingga
meningkatkan kecepatan transfer ke browser. Sedangkan untuk hasil analisa GTmetrix Tab
PageSpeed sub aspek Enable Keep-Alivedapat ditunjukkan pada gambar 5.
Gambar 5. Hasil Analisa GTmetrix Tab PageSpeed sub aspek Enable Keep-Alive
Usulan perbaikan yang dapat dilakukan yaitu mengaktifkan koneksi HTTP Keep-
Alive atau HTTP persistent yang memungkinkan koneksi TCP yang sama untuk dapat
mengirim dan menerima beberapa permintaan HTTP, sehingga mengurangi latensi /
problem untuk permintaan berikutnya.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
87
Sedangkan hasil Analisa GTmetrix Tab PageSpeed sub aspek Leverage Browser
Caching dapat ditunjukkan pada gambar 6.
Gambar 6. Hasil Analisa GTmetrix Tab PageSpeed sub aspek Leverage Browser Caching
Usulan perbaikan yang dapat dilakukan yaitu dengan memanfaatkan cache browser
agar waktu pemuatan halaman dapat ditingkatkan secara signifikan dengan meminta
pengunjung untuk menyimpan dan menggunakan kembali file yang disertakan di situs web
Anda.
Sedangkan untuk sub aspek yang lain mempunyai penilaian rata-rata yang baik
yang dibuktikan dengan pemberian nilai A oleh GTmetrix sehingga tidak perlu dilakukan
perbaikan.
Gambar 7. Hasil Analisa GTmetrix Tab YSlow
Lebih jelasnya mengenai hasil analisa sub aspek pada Tab YSlow dapat ditunjukkan
pada gambar 8 dan gambar 10.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
88
Gambar 8. Hasil Analisa GTmetrix Tab YSlowsub aspek Add Expires Headers
Usulan perbaikan yang dapat dilakukan yaitu dengan menambahkan masa berlaku
terhadap headers yang digunakan pada file-file yang direkomendasikan seperti yang
ditunjukkan pada gambar 8, diantara tujuannya yaitu agar mengurangi beban server, dan
meningkatkan waktu buka halaman web.
Sedangkan hasil analisa analisa GTmetrix Tab YSlow sub aspek Compress
Component With Gzipseperti ditunjukkan pada gambar 9.
Gambar 9. Hasil Analisa GTmetrix Tab YSlow sub aspek Compress Component With Gzip
Usulan perbaikan yang dapat dilakukan yaitu dengan mengompresi sumber
dayakomponen dengan Gzip untuk menghemat waktu dan bandwidth. Sedangkan hasil
analisa analisa GTmetrix Tab YSlow sub aspek Use a Content Delivery Network
(CDN)seperti ditunjukkan pada gambar 10.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
90
Gambar 10. Hasil Analisa GTmetrix Tab YSlow sub aspek Use a Content Delivery
Network (CDN)
Usulan perbaikan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan layanan CDN,
adapun pengertian dari CDN (Content Delivery Network) merupakan jaringan pengiriman
konten web oleh server yang memiliki posisi paling dekat dengan pengguna. CDN
memiliki client server yang tersebar di seluruh penjuru dunia, sehingga membuat konten
web lebih cepat di akses karena dikirim oleh lokasi server yang paling dekat dengan
pengguna/pengakses web.
Sedangkan untuk sub aspek yang lain mempunyai penilaian rata-rata yang baik
yang dibuktikan dengan pemberian nilai A oleh GTmetrix sehingga tidak perlu dilakukan
perbaikan. Berdasarkan hasil evaluasi faktor kualitas efficiency yang ditunjukkan pada
tabel 1 dapat disimpulkan bahwa untuk persentase efficiency web portal Fakultas Teknik
UNIPMA menggunakan analisa GTmetrix adalah jenis tes PageSpeed sebesar 51 %, dan
jenis tes YSlow sebesar 60 %.
Tabel 1. Hasil Evaluasi Faktor Kualitas Efficiency
Jenis Test Persentase Hasil
PageSpeed 51%
YSlow 60%
Rata-Rata 55,5 %
Berdasarkan kategori kelayakan yang ditunjukkan pada tabel 1, maka dapat
disimpulkan bahwa faktor kualitas efficiency yang didasarkan pada hasil PageSpeed
memiliki interpretasi Cukup,sedangkan faktor kualitas efficiency yang didasarkan pada
hasil YSlow memiliki interpretasi Cukup.Apabila dari kedua hasil yaitu PageSpeed dan
YSlow dibuat persentase rata-rata menghasilkan persentase sebesar 55,5 % yang memiliki interpretasi Cukup.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO) 0
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume …. Nomor …. (Tahun) ISSN: 2460 – 6839
91
2. Analisis Hasil Faktor Kualitas Integrity
Evaluasi faktor kualitas integrity menggunakan bantuan sebuah tools bernama
Sucuri Site Check yang berfungsi mengecek keamanan suatu website.
Gambar 8. Hasil Analisa Sucuri Site Check
Berdasarkan hasil analisa Sucuri Site Check pada gambar 5 menjelaskan bahwa
Web Portal Fakultas Teknik UNIPMA terbebas dari ancaman Malware maupun Website
Blacklisting dan didefinisikan mempunyai tingkat resiko rendah (low risk).Usulan yang
dapat diberikan kepada pengembang web portal Fakultas Teknik UNIPMA yang
didasarkan pada gambar 5 bahwa untuk daya tahan website terhadap malware maupun
website blacklisting memiliki resiko yang rendah sehingga tidak perlu dilakukan adanya
perbaikan.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini menghasilkan usulan atau rekomendasi perbaikan maupun
peningkatan yang didasarkan pada evaluasi kualitas web portal Fakultas Teknik
UNIPMA dengan menggunakan metode McCall. Berdasarkan hasil analisa PageSpeed
dan YSlow pada GTMetrix dapat disimpulkan bahwa apabila dibuat persentase rata-rata
menghasilkan persentase sebesar 55,5 % yang memiliki interpretasi Cukup. Berkaitan
dengan hal tersebut berarti perlu dilakukan perbaikan signifikan agar performa web dapat
lebih optimal.
Sedangkan berdasarkan hasil analisa Sucuri Site Check menjelaskan bahwa Web
Portal Fakultas Teknik UNIPMA terbebas dari ancaman Malware maupun Website
Blacklisting dan didefinisikan mempunyai tingkat resiko rendah (low risk) sehingga tidak
perlu dilakukan adanya perbaikan.
Didasarkan pada keterbatasan penelitian ini, peneliti memberikan saran untuk
pengembangan pada penelitian selanjutnya, yaitu menggunakan lebih dari satu tools
untuk evaluasi faktor kualitas reliability, efficiency, dan integrity sehingga didapatkan
hasil yang lebih akurat dengan membandingkan hasil analisa dari tools yang digunakan
tersebut.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
92
BIOGRAFI SINGKAT PENULIS
Penulis merupakan dosen Program Studi Sistem Informasi Universitas PGRI
Madiun. Lulus S1 Teknik Informatika di STT Dharma Iswara Madiun, lulus S2
Magister Teknik Informatika di STMIK Amikom Yogyakarta. Memiliki hobi
internet dan programming. Penulis juga sebagai web developer / programmer
freelance, memiliki kerjasama dengan banyak klien, seperti instansi
perkantoran, pendidikan, dan UMKM.
Penulis merupakan dosen Program Studi Sistem Informasi Universitas PGRI
Madiun. Lulus S1 Teknik Informatika di STT Dharma Iswara Madiun, lulus S2
Magister Teknik Informatika di STMIK Amikom Yogyakarta.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan dosen di Program Studi Sistem
Informasi atas dukungan semangat yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Rofi’ah, H., Analisis Pengujian Faktor Reliability Sistem Informasi Akademik STMIK El
Rahma Yogyakarta Menggunakan Metode McCall, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2015.
[2] Septianti, S., Analisis Usability Sistem Perpustakaan Kota Yogyakarta Menggunakan
Metode Mccall, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,
Yogyakarta, 2015.
[3] Iswari, N.M.S., Review Perangkat Lunak StarUML Berdasarkan Faktor Kualias McCall,
ISSN 2085-4552, ULTIMATICS, Vol. VII, No. 1 Juni 2015.
[4] Fararit, F.M., Pengujian Faktor Correctness Dan Usability Sistem Informasi Alumni UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta Menggunakan Metode Mccall, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2015.
[5] Budyastomo; Wimar, A.; Saputro, B.S.L.; Rukma, K.C., Pengujian Kualitas Sistem
Pakar Deteksi Kerusakkan Mesin Sepeda Motor Non Matic Dengan Menggunakan
Metode Mc Call, Seminar Nasional IENACO – 2014, ISSN 2337-4349.
[6] Sufa’atin; Bachtiar, A.M.; Dharmayanti, D., Penilaian Kualitas Perangkat Lunak Dan
Penerimaan Penggunaan Terhadap Perangkat Lunak Menggunakan Faktor Kualitas
Perangkat Lunak Mc Call Model Dan Technology Acceptance Model (TAM), Prosiding
Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014, ISSN: 1979-911X.
[7] Andria, dkk. Evaluasi Kualitas Web Portal STT Dharma Iswara Madiun Menggunakan
Metode McCall, Jurnal Ekonomi dan Teknik Informatika Volume 5 Nomor 9 Edisi Juli
2016 ISSN: 2338-4697.
[8] Andria, Domain dan Hosting, Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2018.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
93
[9] Pressman, R.S, Software Engineering A Practitioner’s Approach, Seventh Edition,
McGraw-Hill, New York, 2010.
[10] Fatmariani, A., Web Portal Jurnal Ilmiah Online Kopertis Wilayah II Palembang, Jurnal
Teknologi Dan Informatika (Teknomatika), 2012.
[11] Supriyati, E., Studi Empirik Social Commerce (S-Commerce) Dari Sudut Pandang
Kualitas Website, Jurnal SIMETRIS, 2015.
[12] Sovia, R.; Febio, J., Membangun Aplikasi E-Library Menggunakan Html, Php Script,
dan Mysql Database, Jurnal Teknologi Informasi & Pendidikan, 2011.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
94
Perancangan Desain User Interface Papan Tulis Digital berbasis
Tablet PC Android
Teguh Sutanto, Norma Ningsih, Endra Rahmawati
Program Studi Sistem Informasi
Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya
[email protected], [email protected], [email protected]
ABSTRAK
Proses belajar mengajar guru dan murid saat ini sebagian besar menggunakan media belajar
papan tulis. Guru menulis dan menggambar diagram di papan tulis, kemudian murid-murid melihat,
membaca dan mencatat materi yang dituliskan oleh guru. Secara tradisional interaksi seperti ini akan
membutuhkan waktu yang lama. Dengan kemapuan Tablet PC untuk bisa mengambar, menulis,
membuat sketsa dan melakukan pertukaran data melalui jaringan komputer tentu Tablet PC dapat
digunakan untuk pembelajaran di kelas. Penelitian ini bertujuan untuk membuat Desain User Interface
dengan menggunakan Tablet PC Android yang terdiri dari aplikasi untuk Whiteboard dan Scrapbook
Digital yang memungkinkan intensitas interaksi antar guru dan murid dapat lebih meningkat.
Pembuatan desain antarmuka di perangkat lunaknya akan dirancang menggunakan Microsoft
Expression Blend. Penelitian ini membandingkan fitur dari beberapa aplikasi WhiteBoard yang telah
dilakukan oleh peneliti lain dan menambahkan inovasi fitur, kemampuan teknis, kenyamanan
penggunaan pada Desain User Interface Whiteboard yang baru. Dalam implementasinya, perancangan
Desain User Interface akan melibatkan tenaga ahli di bidang Sistem Informasi agar diciptakannya
desain user interface “Virtual Whiteboard” ini dapat mengurangi dampak negatif yang diakibatkan
oleh penggunaan spidol, papan tulis, dan karpus kapur serta meningkatkan efisiensi waktu dan
penggunaan teknologi dalam proses belajar mengajar di kelas.
Kata Kunci : Media Belajar, Virtual WhiteBoard, Microsoft Expression Blend
1. Pendahuluan.
Proses belajar mengajar guru dan murid saat ini sebagian besar menggunakan media belajar papan tulis. Guru menulis dan menggambar diagram di papan tulis, kemudian murid-murid melihat, membaca dan mencatat materi yang dituliskan oleh guru. Guru dapat memberikan tugas untuk dikerjakan oleh muridnya. Secara tradisional interaksi seperti ini akan membutuhkan waktu yang lama [1].
Saat ini industri teknologi informasi telah menghasilkan perangkat Tablet PC dengan harga yang semakin murah dengan fitur dan kemampuan yang cukup baik. Penggunaan Tablet PC Android biasanya sebatas pada game, browsing dan sosial network. Dengan kemampuan Tablet PC untuk mengambar, menulis, membuat sketsa dan melakukan pertukaran data melalui jaringan komputer, Tablet PC dapat digunakan untuk pembelajaran di kelas, seperti yang telah dilakukan pada Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh [2], [3], [4], [1].
Pada penelitian ini akan membahas bagaimana pembuatan Desain User Interface yang dapat memfasilitasi kebutuhan aktivitas Collaborative Learning pada kelas pemrograman. Cara kerja sistem adalah dengan membekali mahasiswa dan pengajar di kelas dengan Tablet Computer. Pengajar dapat menuliskan permasalahan dan mahasiswa dapat menjawab solusi dari masalah dengan menulis di Tablet tersebut. Secara bergantian, pengajar dapat memantau aktivitas mahasiswa di kelas dan menampilkan salah satu tampilan pada Tablet mahasiswa terpilih.
2. Tablet PC Untuk Pembelajaran di Kelas
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
95
Tablet PC dapat digunakan sebagai alat yang efektif untuk proses penilaian, persiapan kuliah dan penyampaian presentasi dalam kelas [2]. Tablet PC dalam pembelajaran di kelas dapat meningkatkan interaksi dan kontribusi murid dalam kelas [5].
3. Virtual Whiteboard
Virtual Whiteboard merupakan sebuah aplikasi dengan menggunakan fasilitas Tablet PC untuk
menggantikan model pembelajaran di kelas dari konvensional menggunakan Papan Tulis menjadi
berbasis digital. Beberapa penelitian lain dengan topik yang sama membuat sebuah Virtual
Whiteboard menggunakan WPF (Windows Presentation Foundation) yang sangat interaktif bagi
pengguna dan dibangun menggunakan bahasa pemrograman C# [6], [5].
Adapun fitur yang harus ada pada Virtual Whiteboard adalah sebagai berikut :
a. Ada berbagai macam warna pencil untuk menuliskan jawaban persoalan, baik dari sisi
pengajar maupun mahasiswa.
b. Aplikasi harus mendukung adanya aktivitas yang terjadi secara tiba-tiba (Spontaneous
Activity).
c. Pengajar dapat memilih menampilkan salah satu jawaban yang tertulis pada salah satu Tablet
mahasiswa.
d. Aplikasi dapat dijalankan dengan koneksi wifi yang disediakan oleh kampus.
e. Dapat menyimpan file setelah adanya pembahasan oleh pengajar di kelas.
f. Mahasiswa dapat bekerja secara simultan dalam satu interface yang sama, tanpa mengganggu
peserta didik yang lain.
g. Mahasiswa dapat meng-update jawabannya secara periodik pada workspace aplikasi masing-
masing.
4. Scrapbook Digital
Scrapbook Digital merupakan kumpulan dari beberapa icon, gambar, kartu ucapan, project sekolah
yang dikemas dalam satu wadah atau layout yang didesain menggunakan perangkat lunak pengolah
gambar seperti Adobe Photoshop, Gimp, Paint Shop, dll. Scrapbook Digital memungkinkan para
peserta didik untuk belajar dan bermain dalam satu waktu, karena dikemas dalam bentuk sedemikian
rupa sehingga dapat menarik peserta didik untuk mempelajari ilmu di suatu bidang tertentu.
5. Perancangan Desain User Interface
Secara umum, proses pembuatan Desain User Interface akan melalui 4 tahapan [7]. Tahapan tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Membuat daftar User Interface Specification menggunakan Text, Grafik, Ilustrasi, dan perangkat
multimedia untuk presentasi lainnya yang relevan.
b. Programmer dapat merancang bentuk interface sesuai dengan kebutuhan tersebut.
c. Pengecekan apakah user interface yang dibuat telah sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
d. Jika terdapat ketidakcocokan, maka lakukan modify specification dan implementasi kembali
hingga memenuhi semua kebutuhan pengguna.
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
96
Gambar 1. Tahapan Pembuatan Desain User Interface
6. Desain User Interface Papan Tulis Digital
Penelitian ini memanfaatkan model UX yang ada pada gambar 2 dan menyusun prototype aplikasi media pembelajaran yang selanjutnya dimanfaatkan oleh guru dan siswa untuk melaksanakan proses pembelajaran. Model media pembelajaran ini menyediakan berbagai macam input seperti text, gambar dsb. Model yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. User Experience Model
Model interaksi yang ditunjukkan pada gambar diatas dapat diidentifikasi yaitu :
1. Konten
Materi yang dapat disajikan dapat beragam sesuai dengan kebutuhan dalam proses pembelajaran
yang dapat disajikan dalam bentuk visual maupun text.
2. Pengguna
Pengguna dalam aplikasi papan tulis digital dimulai dari siswa/mahasiswa dan pengajar
3. Peralatan Pendukung
Peralatan lainnya berupa tablet, proyektor, mouse, drawing Pen dsb.
Lanngkah selanjutnya untuk membuat aplikasi papan tulis digital adalah menyusun design antarmuka
aplikasi yang dapat mendukung ketersediaan media pembelajaran. Prototype design antarmuka dalam
aplikasi ini dibuat menggunakan software balsamiq mockup
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
97
Pada aplikasi papan tulis digital terdapat beberapa menu yang dapat membantu pengguna untuk
menggunakan aplikasi ini diantaranya adalah menu file, Tools, View, Student, Help. Pada papan tulis
virtual berbasis tablet ini dapat digunakan oleh siswa untuk mengirimkan jawaban kepada guru. Siswa
memungkinkan untuk berkontribusi dan berpartisipasi dalam proses belajar untuk materi yang sudah
ditentukan oleh guru. Dan guru dapat secara langsung menilai dan membahas hasil pekerjaan setiap
siswa secara realtime.
Gambar 3. Tampilan UX papan tulis virtual
Salah satu fitur dari system papan tulis virtual adalah siswa dapat dengan mudah menggambar,
membuat text dan sebagainya sesuai dengan jenis pembelajaran. Contoh pada gambar 4
menunjukkan bagaimana untuk membuat pseudocode dengan studi kasus penjumlahan aritmatika
sederhana.
Gambar 4 (a) jawaban benar
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 2 (2018) ISSN: 2460 – 6839
98
Gambar 4(b). Jawaban salah.
Tampilan jawaban dua siswa dengan pertanyaan yang sama.
7. Kesimpulan
Dari uraian di atas, penelitian tentang papan tulis virtual berbasisi tablet untuk proses pembelajaran dapat disimpulkan bahwa: Penelitian ini menghasilkan model user experience model dan user interface pembelajaran yang lebih aktif dan kolaboratif dikelas. Dengan system ini siswa dapat dengan mudah mengekspresikan ide-ide mereka dalam proses pemebelajaran.
8. Referensi
[1] Jeremy Roschelle, Deborah Tatar, Yannis Demitiradis, Charles Patton, and Chris Digiano, "Ink,
Improvisation, and Interactive Engagement: Learning with Tablets," 0018-9162/07, pp. 38-52, 2007.
[2] Kenrick Mock, "TEACHING WITH TABLET PC'S," Proc. Journal of Computing Sciences in Colleges 20,
2004.
[3] Olga Khoseleva, Ana Medina-rusch, and Vera Ioudina, "Pre-service teacher training in mathematics using
tablet PC technology (2007)," Informatics in Education, 2007.
[4] Richard Anderson and Steven A. Wolfman, "Experiences with a Tablet PC based lecture presentation
system in Computer Science courses," in Proc. SIGCSE ’04, 2004.
[5] Beth., Anderson, Ruth., Hoyer, Crystal., Su, Jonathan. Simon, "Preliminary experiences with a tablet PC
based system to support active learning in computer science courses," in Proceedings of the 9 th Annual
ACM SIGCSE / SIGCUE Conference on Innovation and Technology in Computer Science Education
(ITiCSE), 2004.
[6] Abdul Qifli., Rahmon, Roni., Aziz, Thoriq., Lestari Auliani, Dian., Wulandari Sangadji. (2012)
Teknojurnal.com. [Online]. https://teknojurnal.com/virtual-whiteboard-ala-lokal-papan-digital-sebagai-
solusi-pembelajaraan-interaktif/
[7] Deng-Jyi Chen Ming-Jyh Tsai, "Generating User Interface for Mobile Phone Devices Using Template-
Based Approach and Generic Software Framework," Journal Of Information Science and Engineering, vol.
23, pp. 1189-1211, 2007.
[8] Bo Pang, David Zhang, and Wang Kuanquan, "Tongue image analysis for appendicitis diagnosis,"
Information Sciences, p. 175, 2005.
[9] B. Mahendra, Tubuh Anda Cermin Kesehatan Anda. Depok: Penerbit Plus+, 2010.
[10] Kimberle Koile and David Singer, "Improving Learning in CS1 with Tablet-PC-based In-Class
Assessment," in ICER 2006 (Second International Computing Education Research Workshop), Centerbury,
UK, 2006.
99 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839
Analisis Kepuasan Pengguna Layanan dengan Metode Service
Quality Berbasis Web
Vivine Nurcahyawati
Prodi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi dan Informatika,
Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya
Jl. Raya Kedung Baruk 98, Surabaya, 60298
Telp : (031) 8721731, Fax : (031) 8710218
E-mail : [email protected]
Abstrak
Pengguna adalah suatu unsur penting dalam suatu layanan. Oleh karena itu menjadi suatu
hal yang penting mempunyai alat untuk menganalisis kepuasan pengguna pada sebuah layanan.
Dengan mengetahui tingkat kepuasan pengguna, suatu perusahaan atau organisasi dapat
melakukan evaluasi terhadap kualitas layanannya. Penelitian ini menghasilkan suatu aplikasi
berbasis web yang berguna untuk memberikan rekomendasi pada pihak manajemen tentang
kepuasan penggunanya. Metode yang digunakan untuk melakukan analisis adalah Service
Quality, menganalisis kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang diterima oleh pengguna
dan Analisis Kuadran, menghasilkan rekomendasi yang dibutuhkan pihak manajemen untuk
mengembangkan layanan kedepannya.
Kata kunci: Service Quality, Analisis Kuadran, Rekomendasi
Abstract Users are an important element in a service. Therefore, it is important to have a tool to
analyze user satisfaction in a service. a company or organization can evaluate the quality of its
services after knowing the level of user satisfaction. This research produces a web-based
application that is useful to provide recommendations for management about the satisfaction of
its users. Several methods used to conduct analysis are Service Quality, analyzing the gap
between expectations and reality received by users and Quadrant Analysis, resulting in
recommendations needed by management to develop services in the future.
Keywords: Service Quality, Quadrant Analysis, Recommendations
1. PENDAHULUAN
Perasaan senang atau kecewa seseorang akibat dari kesan membandingkan antara kinerja
atau hasil suatu produk/jasa/layanan dan harapan-harapannya disebut sebagai Kepuasan.
Pengguna layanan dikatakan tidak puas jika ternyata kinerja suatu produk/jasa/layanan berada
dibawah harapannya. Dampaknya bagi perusahaan tentu saja adalah berupa dampak negatif yaitu
dapat mengakibatkan penurunan jumlah pengguna dan dapat juga menyebabkan pengguna tidak
tertarik lagi menggunakan produk/jasa/layanan perusahaan sehingga akan menurunkan
pendapatan/citra perusahaan [1] Oleh karena itu, menurut Virvilaite et al dalam Mulyadi,
100 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839
Haryono, & Harini [2], menjaga kepuasan pengguna menjadi aktifitas yang penting dalam suatu
perusahaan karena dapat berpengaruh pada loyalitas pengguna layanan.
Melakukan analisis kualitas yang dilakukan berdasarkan sudut pandang kepuasan
pengguna (user satisfaction) dilakukan agar dapat memanfaatkan layanan tersebut secara optimal
[3]. Untuk menunjang aktifitas perusahaan dalam menyusun strategi melayani penggunanya,
dibutuhkan cara-cara atau alat-alat yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan
pengguna layanan pada suatu perusahaan. Harapannya, didapatkan sebuah rekomendasi yang
dapat digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan untuk meningkat kualitas layanan.
Mengetahui prioritas utama dari atribut yang dianggap penting oleh pengguna juga menjadi suatu
yang penting dan bagaimana seharusnya perusahaan menyikapi atribut penting tersebut [4].
Beberapa model dapat digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan pengguna, salah
satunya adalah dengan menggunakan Service Quality (ServQual). Model ServQual adalah model
kualitas jasa yang paling populer hingga saat ini dan banyak digunakan dalam berbagai riset [5].
Penggunaan model yang populer yang dikembangkan dengan penerapan teknologi akan
menghasilkan sebuah solusi yang bermanfaat. Dengan penggunaan teknologi informasi seperti
website diharapkan dapat menunjang pemberian informasi secara akurat, lengkap, relevan, serta
dapat mempermudah komunikasi [6].
Penelitian kali ini dilakukan pada sebuah layanan perpustakaan di sebuah perguruan
tinggi di Surabaya, yaitu sebuah website Online Public Acces Catalog (OPAC). Layanan pada
OPAC antara lain adalah Katalog Pencarian, Informasi Perpustakaan, Kotak Saran, Daftar
Keanggotaan, Area Anggota, Bantuan Pencarian Berisi Informasi, dan Permintaan Buku [7].
Kondisi saat ini, perpustakaan hanya memperoleh feedback dari pengguna layanan melalui kotak
saran yang telah disediakan di counter peminjaman. Namun, sarana ini tidak banyak
dimanfaatkan oleh pengguna layanan perpustakaan. Pada sisi lain, pihak manajemen
perpustakaan menginginkan adanya suatu alat yang dapat digunakan untuk menganalisis
kepuasan pengguna layanan perpustakaan.
Beberapa penelitian sebelumnya untuk menganalisis kepuasan pengguna telah dilakukan.
Analisis Servqual diterapkan pada pengguna layaan PT.Pelni [8]. Populasi pada penelitian ini
adalah pelanggan atau penumpang yang menggunakan jasa pelayaran PT Pelni. Penelitian ini
akan menggunakan 100 responden. Atribut yang digunakan dalam menghasilkan variabel
penelitian diambil dari atribut dalam industri pelayaran yaitu: food quality, service quality, staff
attractiveness, entertainment, ship facilities, ports of call, programs/places for children, and cabin
quality. Analisis servqual yang dihasilkan memperlihatkan nilai gap antara harapan dan
kenyataan yang terima pengguna. Rekomendasi disampaikan untuk memperbaiki beberapa
layanan yang ada pada PT Pelni.
Hasil berbeda ditunjukkan pada pengukuran analisis kepuasan pengguna pada
Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) di pos pelayanan PSDKP
pelabuhan perikana samudera [9]. Pengukuran kepuasan pengguna layanan pada organisasi
publik ini menunjukkan kinerja Pangkalan PSDKP Jakarta sangat baik. Analisis skor Servqual
dapat dilihat bahwa skor harapan pengguna jasa Pangkalan PSDKP Jakarta sebesar 1671,
sedangkan persepsi sebesar 1545, sehingga skor Servqual yang didapat adalah -126. Analisis
diagram yang digunakan untuk memetakan rekomendasi menghasilkan bahwa ada beberapa
layanan yang sudah baik dan harus dipertahankan namun beberapa layanan yang lain harus
menjadi perhatian dan harus ditingkatkan pelayanannya.
Metode Servqual untuk mengukur tingkat kepuasan pengguna layanan dapat
dikombinasikan dengan metode yang lain untuk lebih menghasilkan rekomendasi yang
101 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839
komprehensif. Metode Quality Function Deployment (QFD) ditambahkan dengan tujuan dapat
menetapkan apa yang akan memuaskan pelanggan dan menerjemahkan keinginan pelanggan
pada desain yang dijadikan sasaran [10]. Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, peneliti
melihat bahwa aktifitas melakukan analisis kepuasan pengguna layanan sebaiknya dilakukan
secara berkala dan periodik untuk melihat apakah ada perkembangan baik setiap waktu. Harus
dapat dibandingkan juga antara hasil per periode untuk melihat apakah hasilnya cenderung
mengalami kenaikan atau penurunan. Top manajerial atau pihak yang berwenang harus bisa
melakukan akses terhadap hasil sesegera mungkin untuk segera dapat diambil kebijakan
perbaikan. Untuk itu, kontribusi yang dilakukan pada penelitian ini adalah mengembangkan
sebuah aplikasi untuk mengotomasi aktifitas analisis kepuasan pengguna layanan. Sehingga
seluruh data dan hasil analisis dapat tersimpan dengan terstruktur dan dapat dengan mudah
diakses kembali kapanpun dan dimanapun.
2. METODE PENELITIAN ATAU PERUMUSAN SOLUSI
Proses analisis kepuasan layanan OPAC yang saat ini masih dilakukan secara
konvensional dinilai masih mempunyai kekurangan baik dari sisi pengolahan datanya maupun
dari segi pelaporan sebagai pendukung keputusan manajerial. Oleh karena itu dalam penelitian
ini akan dirancang dan dibangun sebuah aplikasi yang berguna untuk melakukan analisis
kepuasan pengguna layanan khususnya layanan OPAC. Untuk menyelesaikan solusi tersebut,
Penelitian ini membutuhkan beberapa tahapan untuk menyelesaikannya. Adapun tahapan
pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini [11] adalah sebagai berikut :
2.1 Investigasi Sistem
Tahap investigasi sistem terdiri atas aktifitas :
a. Studi literatur.
b. Wawancara dengan pelaku dalam sistem.
c. Observasi untuk mempelajari proses bisnis.
2.2 Analisis Sistem
Pada tahap ini dilakukan identifikasi kebutuhan informasi kepala perpustakaan, anggota
perpustakaan atau pemangku kepentingan bisnis lainnya
2.3 Desain Sistem
Setelah memastikan semua kebutuhan fungsional telah dihasilkan, maka tahap selanjutnya
adalah melakukan desain sistem. Adapun pemodelan yang dilakukan adalah menggunakan
System Flow, Data Flow Diagram (DFD) dan Entity Relationship Diagram (ERD).
2.4 Implementasi Sistem
Setelah melalui proses desain sistem, tahap berikutnya adalah implementasi sistem.
Dibutuhkan spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras yang sesuai sebagai kebutuhan
non fungsional pada sistem. Perangkat lunak yang dibutuhkan adalah penggunaan Sublime
Text 3, Xampp, MySQL, Google Chrome. Sedangkan perangkat keras yang disarankan
adalah menggunakan Prosesor Intel Pentium G4560, Motherboard LGA 1151, RAM 4GB,
Harddisk minimal 100GB, dan Internet dengan bandwith minimal 128Kbps. Namun, agar
implementasinya sesuai dengan kebutuhan penggunanya dan memastikan semua fungsi
berjalan dengan baik maka terlebih dahulu dilakukan pengujian secara fungsi dengan
metode Blackbox Testing.
102 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan metode pengembangan yang digunakan maka perancangan sistem analisis kepuasan
pengguna layanan diselesaikan dengan beberapa tahap dan dituangkan ke dalam beberapa
diagram antara lain :
3.1 Investigasi Sistem
Pada tahap ini terdiri atas aktifitas sebagai berikut :
a. Mempelajari sumber-sumber pustaka yang mendukung baik dari buku, jurnal dan sumber
pustaka lainnya tentang Sistem Perpustakaan, teknik sampling, uji Validitas, uji Reliabilitas,
metode Service Quality, Analisis Kuadran, dan beberapa sumber yang lain.
b. Wawancara dengan pelaku dalam sistem dalam hal ini dengan kepala Perpustakaan dan
pengguna layanan OPAC di perpustakaan. Beberapa hal digali dalam aktifitas wawancara ini
terutama mengenai tugas pokok dan fungsi pada karyawan di perpustakaan. Selain itu juga
didapatkan beberapa fakta bahwa analisis kepuasan pengguna OPAC masih dilakukan secara
konvesional dan tidak periodik dilakukan karena dari pengguna layanannya tidak difasilitasi
dengan baik.
c. Observasi proses bisnis studi kasus untuk mendapatkan data dan aturan bisnis dalam sistem
Perpustakaan. Beberapa data yang didapatkan adalah berupa data periode pelaksanaan
analisis kepuasan, data kuesioner dan data indikator penilaian layanan.
Hasil dari tahap ini kemudian didokumetasikan dan dilanjutkan ke tahap selanjutnya untuk
menganalisis sistem.
3.2 Analisis Sistem
Pada tahap analisis sistem, didapatkan beberapa kebutuhan fungsional pada proses Analisis
Kepuasan Pengguna Layanan. Adapun kebutuhan fungsional pengguna yang menjadi dasar
pengembangan sistem ini adalah :
a. Penentuan periode analisis,
b. Penentuan indikator penilaian,
c. Mengelola pernyataan untuk kuesioner,
d. Mengisi kuesioner,
e. Melakukan uji Validitas,
f. Melakukan uji Reliabilitas,
g. Melakukan perhitungan Servqual,
h. Menampilkan hasil rekomendasi.
Kebutuhan fungsional tersebut didefinisikan dari kebutuhan 3 (tiga) pengguna dalam sistem
perpustakaan, yaitu staf, anggota dan pihak manajemen dalam perpustakaan.
3.3 Desain Sistem
3.3.1 Sistem Flow Diagram
Setiap fungsi yang telah dihasilkan dalam proses analisis, dinotasikan dalam bentuk system flow,
antara lain adalah untuk fungsi melakukan analisis kepuasan pengguna dan menghasilkan
rekomendasinya seperti pada gambar 1. Fungsi ini dikerjakan setelah fungsi mengisikan
kuesioner selesai dilakukan. Data hasil kuesioner akan diolah dengan beberapa tahapan, yaitu :
a. Uji Validitas [12], Proses uji validitas dilakukan untuk mengetahui seberapa baik nilai suatu
instrumen. Dimana hasil uji validitas adalah merupakan hasil dari perhitungan jumlah
responden dikali dengan jumlah skor per pernyataan yang dikalikan lagi dengan total skor
pernyataan pada setiap responden dan diulang sebanyak total responden. Setelah koefisien
korelasi didapatkan, selanjutnya mencari nilai R-Tabel untuk dibandingkan dengan koefisien
103 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839
korelasi. Apabila nilai korelasi lebih besar daripada R-Tabel, maka pernyataan dikatakan
valid.
b. Uji Reliabilitas [12], Proses uji reliabilitas digunakan untuk melakukan proses pengukuran
terhadap instrumen yang menjadi indikator dari variabel tersebut. Untuk mengukur reliabilitas
dari indikator penelitian ini dilakukan dengan menggunakan koefisien Cronbach’s Alpha.
Koefisien Cronbach’s Alpha yang mendekati satu menandakan reliabilitas konsistensi yang
tinggi.
c. Perhitungan Servqual [5], Proses perhitungan servqual digunakan untuk mencari kesenjangan
antara persepsi dengan harapan pengguna dimana perhitungan servqual sama dengan
pengurangan antara skor persepsi dengan skor harapan.
d. Analisis Kuadran [5] , Proses analisis kuadran digunakan untuk mencari tingkat kepentingan
dan kinerja layanan dimana ksedua hal tersebut dianalisis pada matrix Importance
Performance Analysis.
Gambar 17. System Flow Analisis dan Rekomendasi
3.3.2 Data Flow Diagram (DFD)
Untuk menotasikan detil proses dan aliran data yang ada dalam proses, digunakan DFD untuk
lebih memperjelasnya. Gambar 2 menjelaskan tentang aliran data saat proses pengisian
kuesioner, dilanjutkan dengan proses analisis kepuasan pengguna layanan, hingga dihasilkan
laporan yang dibutuhkan dalam sistem. Untuk selanjutnya proses analisis kepuasan pengguna
layanan didetilkan lagi menjadi sub proses uji validitas, uji reliabilitas, analisis Servqual dan
analisis kuadran. Dalam gambar tersebut juga terlihat bahwa ada 3 (tiga) pengguna (entitas) yang
104 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839
telibat dalam sistem ini yaitu mahasiswa sebagai anggota perpustakaan, staf perpustakaan dan
kepala perpustakaan sebagai pihak manajemen.
Gambar 18. DFD Sub Proses Analisis Kepuasan Pengguna
3.3.3 Entity Relationship Diagram (ERD)
Struktur penyimpanan data pada sistem ini digambarkan dalam diagram ERD seperti terlihat
pada gambar 3 berikut. Sistem membutuhkan 11 tabel untuk menampung data-data yang
mengalir didalamnya.
Gambar 19. Struktur Tabel
3.4 Implementasi Sistem
Aplikasi yang dibangun ini mempunyai beberapa user interface untuk mengakomodasi
kebutuhan fungsional penggunanya. Disediakan fitur pembatasan hak akses untuk terhubung ke
105 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839
aplikasi dengan melalui form login. Setelah berhasil melakukan login, selanjutnya seorang staf
perpustakaan melakukan pengelolaan data dimensi layanan. Dimensi layanan yang digunakan
berdasarkan metode Servqual adalah Tangible, Reliable, Responsiveness, Emphaty, dan
Assurance . Setelah dimensi layanan, selanjutnya adalah mengelola data pernyataan yang akan
dimunculkan dalam kuesioner. Masing-masing dimensi layanan mempunyai beberapa
pernyataan dan disediakan fitur untuk mengaktifkan/me-non-aktifkan pernyataan-pernyataan
tersebut. Pernyataan yang muncul pada kuesioner hanya untuk pernyataan yang aktif saja seperti
pada gambar 4 berikut.
Gambar 20. Pengelolaan Data Pernyataan
Proses aplikasi selanjutnya adalah dilakukan uji validitas terhadap pernyataan-pernyataan yang
telah di-entry-kan. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah pernyataan yang telah di-entry-
kan bisa dijadikan alat ukur terhadap permasalahan. Jika telah mendapatkan hasil validasi dari uji
validitas, maka selanjutnya akan dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas dilakukan untuk
mengukur apakah jawaban dari responden konsisten atau tidak. Hasil uji validitas dan uji
reliabilitas terlihat seperti pada gambar 5 dan 6.
Gambar 6. Proses Uji Reliabilitas
106 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839
Setelah memastikan bahwa alat ukurnya telah tersedia dengan baik, maka selanjutnya adalah
membuka periode pengisian kuesioner. Pengguna layanan diminta mengisikan tentang harapan
dan kenyataan terkait layanan yang akan dianalisis. Antarmuka kuesioner ada pada gambar 7.
Yang dapat melakukan pengisian pada kuesioner adalah pengguna layanan yang mempunyai hak
akses berupa nomor anggota perpustakaan tersebut. Pengisian kuesioner tidak dapat dilakukan
kembali saat periode pengisiannya sudah berakhir.
Gambar 7. Antarmuka Kuesioner
Hasil pengisian kuesioner kemudian diproses dengan menggunakan metode Servqual (gambar 8)
dan analisis kuadran (gambar 9). Dalam dua antarmuka tersebut dihasilkan hasil pengukuran.
Perhitungan Servqual memberikan hasil tentang kesenjangan antara tingkat harapan pengguna
dengan kenyataan yang dirasakan pengguna. Artinya dapat dilihat apakah layanan yang ada telah
sesuai atau tidak antara harapan dan kenyataan yang dialami pengguna.
Gambar 8. Perhitungan Servqual mengukur kesenjangan Harapan Pengguna Layanan dan
Kenyataan pada Layanan
Gambar 5. Proses Uji Validitas
107 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839
Setiap pernyataan yang ada akan dihitung rata-rata harapan dan kenyataannya. Hasil dari
perhitungan rata-rata harapan dan kenyataan pada layanan OPAC dituangkan dalam sebuah
kuadran. Rata-rata dari harapan pengguna digunakan untuk menentukan garis horizontal pada
kuadran. Sedangkan rata-rata kenyataan digunakan untuk menentukan garis vertikalnya. Hasil
penetapan hasil rata-rata perhitungan semua pernyataan akan terlihat seperti pada gambar 9.
Gambar 9. Analisis Kuadran
Berdasarkan hasil analisis kuadran dihasilkan rekomendasi dengan ketentuan berdasarkan letak
titik pada kuadrannya, sebagai berikut :
- Titik yang terletak pada kuadran I menunjukkan faktor yang dianggap penting oleh pengguna
namun tidak terlaksana dengan baik oleh perpustakaan
- Titik yang terletak pada kuadran II menunjukkan faktor yang dianggap penting dan
memuaskan pengguna yang sudah terlaksana dengan baik oleh perpustakaan
- Titik yang terletak pada kuadran III menunjukkan faktor yang dianggap kurang penting oleh
pengguna dan tidak terlaksana dengan baik oleh perpustakaan
- Titik yang terletak pada kuadran IV menunjukkan faktor yang dianggap kurang penting oleh
pengguna, namun dilaksanakan dengan berlebihan oleh perpustakaan
Sehingga berdasarkan ketentuan tersebut dihasilkan rekomendasi seperti pada gambar 10.
Gambar 10. RekomendasiAnalisis Kuadran
108 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839
Uji coba dilakukan pada sebuah perpustakaan. Pernyataan yang di-entry-kan dalam sistem telah
mendapatkan persetujuan dari pihak manajemen perpustakaan. Berdasarkan uji coba secara
fungsional yang telah dilakukan, didapatkan bahwa semua kebutuhan fungsional telah berhasil
dilakukan dan telah diakomodasi dalam aplikasi. Hasil perhitungan menggunakan aplikasi telah
dibandingkan juga dengan hasil perhitungan menggunakan SPSS.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Pengembangan sistem telah dilakukan yaitu dengan mengembangkan sebuah aplikasi yang
berfungsi untuk menganalisis kepuasan pengguna layanan dalam hal ini adalah layanan OPAC.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Aplikasi yang dibangun dapat digunakan untuk melakukan analisis kepuasan pengguna
layanan, seperti terlihat pada gambar 8. Pada gambar tersebut dapat terlihat nilai
kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang dirasakan oleh pengguna layanan.
2. Aplikasi ini dapat menyimpan data kuesioner, melakukan uji validitas, uji reliabilitas,
aplikasi juga dapat melakukan analisis kepuasan menggunakan metode Servqual (gambar 4,
gambar 5, gambar 6 dan gambar 7). Pengelola perpustakaan dapat memasukkan terlebih
dahulu data-data yang dibutuhkan untuk melakukan proses analisis kepuasan layanannya
seperti data pernyataan, kuesioner.
3. Aplikasi dapat memberikan hasil analisis berupa analisis kuadran beserta rekomendasinya,
seperti terlihat pada gambar 9. Aplikasi dapat memberikan rekomendasi tentang layanan
mana saja yang sudah baik dalam arti tingkat harapan pengguna layanan sudah sesuai
dengan kenyataan yang ada.
Agar hasil rekomendasi lebih baik dan dapat digunakan lebih banyak karakteristik
perusahaan/organisasi, maka perlu untuk diujicobakan pada beberapa jenis layanan yang lain.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada manajemen Institut Bisnis dan Informatika
Stikom Surabaya atas kesempatan yang diberikan untuk mengembangkan keilmuan khususnya
dalam bidang penelitian. Demikian juga untuk rekan-rekan sejawat dosen atas semangat yang
selalu ditularkan untuk terus meneliti.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Kotler, P. (2009). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Gramedia.
[2] Mulyadi, A., Haryono, A. T., & Harini, C. (2018). The Effect of Service Quality, Price, and Credibility Quality
of Customer Loyalty with Customer Satisfaction as Intervening Variable (Study on Honda Semarang
Center). Journal of Management, 4(4). Retrieved from
http://jurnal.unpand.ac.id/index.php/MS/article/view/1020/995
[3] Milasari, M. T., Nurcahyawati, V., & Erstiawan, M. S. (2016). Analisis Pengaruh Kualitas Website Perwalian
Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya terhadap Kepuasan Pengguna dengan Menggunakan
Metode Webqual 4.0. JSIKA, 5. Retrieved from
https://jurnal.stikom.edu/index.php/jsika/article/view/1284/808
[4] Pratiwi, C. G., & Susanty, A. (2017). Analisis Kepuasan Pelanggan Menggunakan Metode Importance
Performance Analysis dan Quality Function Deployment di Hypermarket Super Indo Tembalang
Semarang. Industrial Enginerering Online Journal.
[5] Tjiptono, F., & Chandra, G. (2011). Service, Quality & Satisfaction Edisi 3. Yogyakarta: ANDI.
[6] Dwi, F., Sutomo, E., & Nurcahyawati, V. (2018). Analisis Kesuksesan Website PT Pelabuhan
Indonesia III Surabaya Menggunakan Model Delone dan McLean. JSIKA, 7(1).
109 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839
[7] Nugroho, F., Muljono, P., & Hermadi, I. (2017). Pengembangan Online Public Access Catalog (OPAC) Berbasis
Android pada Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta. Journal of Library and Information Science.
[8] Rohman, A., Syairudin, B., & Angreni, E. (2017). ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN
TERHADAP PELAYANAN PT PELNI (PERSERO). Accounting and Management Journal Vol.1 No.2.
[9] Zachman, N. (2017). ANALISIS KINERJA PANGKALAN PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN
DAN PERIKANAN (PSDKP) DI POS PELAYANAN PSDKP PELABUHAN PERIKANAN
SAMUDERA. Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Volume 6, Nomor
4, 84-91.
[10]Wibisono, D. (2018). ANALISIS KUALITAS LAYANAN PENDIDIKAN DENGAN MENGGUNAKAN
INTEGRASI METODE SERVQUAL DAN QFD. Sosio e-Kons Volume 10, No. 1, 56-74.
[11] O'Brien, J., & Marakas, G. (2011). Management Information Systems 10th Edition. McGraw-Hill.
[12] Ghozali, I. (2005). Software Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
BIOGRAFI SINGKAT PENULIS
Vivine Nurcahyawati, M.Kom.,OCP, saat ini sedang menempuh program
doktoral di UMP Malaysia. Dosen program studi Sistem Informasi Institut Bisnis
dan Informatika Stikom Surabaya dan tergabung dalam kelompok riset Data
Management. Mengajar matakuliah seputar integrasi data, perancangan basis
data, perancangan sistem, pemrograman basis data, dan beberapa matakuliah
pengelolaan data yang lain.
110 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839
PEDOMAN PENULISAN JURNAL
JURNAL SISTEM INFORMASI INDONESIA (JSII) – AISINDO
Judul Naskah Publikasi (Maksimum 12 Kata)
Penulis 1*1, Penulis 22, Penulis 33
1,2,3Institusi afiliasi; alamat, telp/fax of institusi afiliasi
e-mail: *[email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Abstrak Maksimal 200 kata berbahasa Indonesia dengan Times New Roman 11 point.
Abstrak harus jelas, deskriptif dan harus memberikan gambaran singkat tentang permasalahan
yang diselesaikan, metode perumusan solusi dan ringkasan hasil. Abstrak harus diakhiri dengan
komentar tentang pentingnya hasil atau kesimpulan singkat.
Kata kunci: 3-5 kata kunci
Abstract A maximum 200 word abstract in English in italics with Times New Roman 11 point.
Abstract should be concise, descriptive, and should provide a brief overview of the problem,
solution method, and the conclusion.
Keywords: 3-5 keywords
1. PENDAHULUAN
Pendahuluan menguraikan latar belakang permasalahan yang diselesaikan, isu-isu
yang terkait dengan masalah yg diselesaikan, ulasan penelitan yang pernah dilakukan
sebelumnya oleh peneliti lain yg relevan dengan penelitian yang dilakukan, dan pentingnya
permasalahan atau topik tulisan ini diangkat.
2. METODE PENELITIAN ATAU PERUMUSAN SOLUSI
Setelah permasalahan yang akan diselesaikan disampaikan, maka di bagian ini
disampaikan Metode Penelitian atau Metode Perumusan Solusi permasalahan, dapat berupa:
metode identifikasi akar masalah, pendekatan analisis alternatif solusi, kerangka kerja yang
digunakan, tahapan-tahapan penelitian atau solusi, responden, metode pengembangan perangkat
ukur. Daftar pertanyaan wawancara atau questionnaire disajikan di lampiran.
Setiap paragraf bisa terdiri dari beberapa subparagraf yang dituliskan dengan penomoran
angka arab seperti yang ditunjukkan section berikut ini. Jumlah halaman diusahakan genap dan
minimum 3 halaman dan maksimum 10 halaman ukuran A4.
2.1 Tahapan Review
Naskah publikasi anda dapat dikirimkan secara mudah melalui dua pilihan; melalui email
ke [email protected] atau secara elektronik melalui sistem pada
111 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839
http://publications.aisndo.org/index.php dengan sebelumnya mendaftarkan diri menjadi
author.
2.2 Rumus Matematika
Jika anda menggunakan Word, gunakan persamaan Microsoft Equation Editor atau
MathType, ditulis ditengah, dan diberi nomor persamaan mulai dari (1), (2) dst.
)10,10(;),( NyMxyxp (1)
2.3 Pengacuan Pustaka
Pengacuan pustaka dilakukan dengan menuliskan [nomor urut pada daftar pustaka] mis.
[1], [1,2], [1,2,3]. Sitasi kepustakaan harus ada dalam Daftar Pustaka dan Daftar Pustaka harus
ada sitasinya dalam naskah. Pustaka yang disitasi pertama kali pada naskah [1], harus ada pada
daftar pustaka no satu, yang disitasi ke dua, muncul pada daftar pustaka no 2, begitu seterusnya.
Daftar pustaka urut kemunculan sitasi, bukan urut nama belakang. Daftar pustaka hanya memuat
pustaka yang benar benar disitasi pada naskah.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Di bagian ini Penulis memaparkan hasil yang diperoleh dari metode penelitian atau
proses solusi yang telah dilakukan dengan disertai permasalahan yang ditemui. Hasil yang
diperoleh dapat disajikan dalam bentuk tabel atau gambar. Untuk grafik mengikuti format
penulisan untuk gambar.
Selanjutnya setiap hasil penelitian atau proses solusi harus dijelaskan: Apa artinya?
Alasan mengapa tercapai hasil tersebut? Lesson learned atau apa implikasi praktis dari hasil
penelitian atau solusi dalam tulisan ini. Hasil penelitian dibahas berdasar aspek teori-teori
Sistem Informasi terkait, data-data pendukung baik kualitatif maupun kuantitatif, hasil
penelitian sebelumnya, atau best practice sejenis.
Semua tabel dan gambar yang anda masukkan dalam dokumen diletakkan terpisah yaitu
di bagian akhir naskah.
Tabel 1. Intensitas Kepentingan
Nilai Keterangan
1 Sangat tidak penting
3 Kurang penting
5 Cukup penting
7 Penting
9 Sangat penting
112 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839
Gambar 2 Grafik perbandingan rmse
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan harus mengindikasi secara jelas poin-poin penting hasil dan lesson learned
yang diperoleh, kelebihan dan kekurangannya, serta kemungkinan pengembangan selanjutnya.
Kesimpulan dapat berupa paragraf, namun sebaiknya berbentuk point-point dengan
menggunakan numbering atau bullet.
Saran-saran untuk untuk penelitian lebih lanjut untuk menutup kekurangan penelitian.
Tidak memuat saran-saran di luar untuk penelitian lanjut.
BIOGRAFI SINGKAT PENULIS
Berisi photo ukuran 2x3 dipojok kanan dengan informasi masing-masing penulis
satu blok paragraph maksimum 150 kata. Informasi mencakup nama lengkap
dengan title, pendidikan formal, sertifikasi profesional yang telah diraih, jabatan
dan institusi afiliasi, pengalaman kerja terkait topik tulisan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada xxx yang telah memberi dukungan finansial
terhadap penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
● Buku dengan urutan penulisan: Penulis, tahun, judul buku (harus ditulis miring) volume (jika
ada), edisi (jika ada), nama penerbit dan kota penerbit .
[1] Castleman, K. R., 2004, Digital Image Processing, Vol. 1, Ed.2, Prentice Hall, New Jersey.
● Buku Terjemahan dengan urutan penulisan: Penulis asli (nama depan, tengah. (disingkat),
belakang. (disingkat)), tahun buku terjemahan, judul bukuterjemahan (harus ditulis miring),
90.8323
73.0107
0
20
40
60
80
100
SCBIE 1 kunci SCBIE 2 kunci
Rata-rata e-RMS 30 cipher-image
Image
photo
penulis
ukuran
2x3 cm
113 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839
volume (jika ada), edisi (jika ada), (diterjemahkan oleh : nama penerjemah), nama penerbit
terjemahan dan kota penerbit terjemahan.
[2] Gonzales, R., P. 2004, Digital Image Processing (Pemrosesan Citra Digital), Vol. 1, Ed.2,
diterjemahkan oleh Handayani, S., Andri Offset, Yogyakarta.
● Artikel dalam Buku dengan urutan penulisan: Penulis artikel, tahun, judul artikel (harus
ditulis miring), nama editor, judul buku (harus ditulis miring), volume (jika ada), edisi (jika ada),
nama penerbit dan kota penerbit.
[3] Wyatt, J. C, dan Spiegelhalter, D., 1991, Field Trials of Medical Decision-Aids: Potential
Problems and Solutions, Clayton, P. (ed.): Proc. 15th Symposium on Computer Applications
in Medical Care, Vol 1, Ed. 2, McGraw Hill Inc, New York.
●Pustaka dalam bentuk artikel dalam majalah ilmiah:
Urutan penulisan: Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah (harus ditulis miring sebagai
singkatan resminya), nomor, volume dan halaman.
[4] Yusoff, M, Rahman, S.,A., Mutalib, S., and Mohammed, A. , 2006, Diagnosing Application
Development for Skin Disease Using Backpropagation Neural Network Technique, Journal of
Information Technology, vol 18, hal 152-159.
.
● Pustaka dalam bentuk artikel dalam seminar ilmiah:
Artikel dalam prosiding seminar dengan urutan penulisan: Penulis, tahun, judul artikel, Judul
prosiding Seminar (harus ditulis miring), kota seminar, tanggal seminar.
[5] Wyatt, J. C, Spiegelhalter, D, 2008, Field Trials of Medical Decision-Aids: Potential
Problems and Solutions, Proceeding of 15th Symposium on Computer Applications in
Medical Care, Washington, May 3.
● Pustaka dalam bentuk Skripsi/Tesis/Disertasi dengan urutan penulisan: Penulis, tahun, judul
skripsi, Skipsi/Tesis/Disertasi (harus ditulis miring), nama fakultas/ program pasca sarjana,
universitas, dan kota.
[6] Prasetya, E., 2006, Case Based Reasoning untuk mengidentifikasi kerusakan bangunan, Tesis,
Program Pasca Sarjana Ilmu Komputer, Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta.
●Pustaka dalam bentuk Laporan Penelitian:
Urutan penulisan: Peneliti, tahun, judul laporan penelitian, nama laporan penelitian (harus
ditulis miring), nama proyek penelitian, nama institusi, dan kota.
[7] Ivan, A.H., 2005, Desain target optimal, Laporan Penelitian Hibah Bersaing,Proyek
Multitahun, Dikti, Jakarta.
Pustaka dalam bentuk artikel dalam internet (tidak diperkenankan
melakukan sitasi artikel dari internet yang tidak ada nama penulisnya):
● Artikel majalah ilmiah versi cetakan dengan urutan penulisan: Penulis, tahun, judul artikel,
nama majalah (harus ditulis miring sebagai singkatan resminya), nomor, volume dan halaman.
[8] Wallace, V. P. , Bamber, J. C. dan Crawford, D. C. 2000. Classification of reflectance spectra
from pigmented skin lesions, a comparison of multivariate discriminate analysis and artificial
neural network. Journal Physical Medical Biology , No.45, Vol.3, 2859-2871.
114 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839
● Artikel majalah ilmiah versi online dengan urutan penulisan: Penulis, tahun, judul artikel,
nama majalah ((harus ditulis miring sebagai singkatan resminya), nomor, volume, halaman dan
alamat website.
[9] Xavier Pi-Sunyer, F., Becker, C., Bouchard, R.A., Carleton, G. A., Colditz, W., Dietz, J.,
Foreyt, R. Garrison, S., Grundy, B. C., 1998, Clinical Guidlines on the identification,
evaluation, and treatment of overweight and obesity in adults, Journal of National Institutes of
Health, No.3, Vol.4, 123-130, :http://journals.lww.com/acsm-
msse/Abstract/1998/11001/paper_treatment_of_obesity.pdf.
● Artikel umum dengan urutan penulisan: Penulis, tahun, judul artikel, alamat website (harus
ditulis miring), diakses tanggal …
[10] Borglet, C, 2003,Finding Asscociation Rules with Apriori
Algorithm,http://www.fuzzy.cs.uniagdeburgde/~borglet/apriori.pdf, diakses tgl 23 Februari
2007.
Daftar Pustaka hanya memuat semua pustaka yang diacu pada naskah tulisan, bukan
sekedar pustaka yang didaftar. Pustaka ditulis urut kemunculan pengacuan di naskah,
bukan urut abjad penulis.
[1] Castleman, Kenneth R., 2004, Digital Image Processing, Vol. 1, Ed.2, Prentice Hall, New
Jersey.
[2] Gonzales, R., P. 2004, Digital Image Processing (Pemrosesan Citra Digital), Vol. 1, Ed.2,
diterjemahkan oleh Handayani, S., Andri Offset, Yogyakarta.
[3] Wyatt, J. C, dan Spiegelhalter, D., 1991, Field Trials of Medical Decision-Aids: Potential
Problems and Solutions, Clayton, P. (ed.): Proc. 15th Symposium on Computer Applications
in Medical Care, Vol 1, Ed. 2, McGraw Hill Inc, New York.
[4] Yusoff, M, Rahman, S.,A., Mutalib, S., and Mohammed, A. , 2006, Diagnosing Application
Development for Skin Disease Using Backpropagation Neural Network Technique, Journal of
Information Technology, vol 18, hal 152-159.
[5] Wyatt, J. C, Spiegelhalter, D, 2008, Field Trials of Medical Decision-Aids: Potential
Problems and Solutions, Proceeding of 15th Symposium on Computer Applications in
Medical Care, Washington, May 3.
[6] Prasetya, E., 2006, Case Based Reasoning untuk mengidentifikasi kerusakan bangunan, Tesis,
Program Pasca Sarjana Ilmu Komputer, Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta.
[7] Ivan, A.H., 2005, Desain target optimal, Laporan Penelitian Hibah Bersaing,Proyek
Multitahun, Dikti, Jakarta.
[8] Wallace, V. P. , Bamber, J. C. dan Crawford, D. C. 2000. Classification of reflectance spectra
from pigmented skin lesions, a comparison of multivariate discriminate analysis and artificial
neural network. Journal Physical Medical Biology , No.45, Vol.3, 2859-2871.
115 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839
[9] Xavier Pi-Sunyer, F., Becker, C., Bouchard, R.A., Carleton, G. A., Colditz, W., Dietz, J.,
Foreyt, R. Garrison, S., Grundy, B. C., 1998, Clinical Guidlines on the identification,
evaluation, and treatment of overweight and obesity in adults, Journal of National Institutes of
Health, No.3, Vol.4, 123-130, :http://journals.lww.com/acsm-
msse/Abstract/1998/11001/paper_treatment_of_obesity.pdf.
[10] Borglet, C, 2003,Finding Asscociation Rules with Apriori
Algorithm,http://www.fuzzy.cs.uniagdeburgde/~borglet/apriori.pdf, diakses tgl 23 Februari
2007.
116 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839
FORM PENILAIAN REVIEWER
JURNAL SISTEM INFORMASI INDONESIA (JSII) – AISINDO
Point – point Review :
1. Apakah ada makalah lain dengan konten yang sama ?.
2. Apakah penelitian memberikan kontribusi untuk pengembangan keilmuan ?
3. Apakah judul, abstrak, keyword, dan tujuan sesuai konten makalah ?
4. Apakah penjelasan metode yang diinformasikan sudah jelas ?
5. Apakah terdapat kesalahan konten, presentasi, pendekatan, analisis, atau kesimpulan?
6. Apakah penggunaan bahasa, gambar, dan tabel sudah jelas ?
7. Apakah penulis telah menggunakan referensi yang tepat ?
8. Apakah penulisan paper sudah dengan template paper JSII ?
9. Komentar lainnya
Format Penilaian
Judul :
Topik :
No Evaluasi Bobot (maks) Skor
1. Originalitas 15
2 Inovasi 10
3. Pendahuluan (Kejelasan latar belakang, tujuan, rumusan masalah dan kontribusi yang dapat dihasilkan)
10
4. Metode (desain penelitian, prosedur, teknik pengumpulan data dan analisis)
20
5. Hasil (Penyajian hasil , dapat disertai gambar, tabel dan grafik untuk memudahkan pemahaman)
10
6. Pembahasan (Ketajaman analisis dari hasil yang telah diperoleh)
15
7. Kesimpulan (menjawab permasalahan dan esensi temuan dari penelitian yang dilakukan)
10
8. Referensi (kesesuaian referensi yang digunakan dengan isi artikel)
5
9. Kesesuaian dengan format artikel JSII 5
Jumlah 100
Rekomendasi : Diterima dengan Revisi atau tanpa revisi, Ditolak
Saran Perbaikan dan Komentar : ..............................