16-43-1-PB

10
Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 3 No. 1, Januari 2014 Halaman 1-10 1 MODEL PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN BUDAYA WIRAUSAHA UNTUK PENGENTASAN KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN BERBASIS POSDAYA DI KABUPATEN KLATEN Rubino Rubiyanto * , Suwarno, Suharjo Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta Email: [email protected] ABSTRACT This study took one of the themes of the RIP LPPM UMS on enhancement of enterpreneurship willingness for poverty using Posdaya based. Posdaya is a community, advocacy, communication and education forum, and activities assembly to strengthening family function with a focus on education, health and enterpreneurship. Posdaya is established as afollow up of the President’s instruction Dr. Susilo Bambang Yudhoyono on Indonesia Human Development Congress, as a reflection of the global poverty programs. The research is two- year designed (2012-2013). The research population consist of Posdaya’s Klaten district, with purposive sampling is determined Delanggu district ‘s Posdaya. The firs year’s study are purpose: a) identified the poor and unemployed youth’s number Posdaya based, b) identified the level’s of youth and unemployment education in the Posdaya regions, c) identified the poor and unemployed youth’s interests / skills Posdaya based, d) identified the poor and unemployed youth’s problems Posdaya based, and e) is composed design empowerment and development’s model of enterpreneurship for poverty and unemployment reduction using Posdaya based. The first study year using a survey approach, with the questionnaire as the principal instrument in the data collection, assisted interviews and documentation. The data collected were analyzed with descriptive qualitative. Outcomes research in the first year are: a) The number of poverty in district Delanggu as 10,794 people, distribution in 16 villages. b) every village had stood Posdaya a limited scope (RT / RW), the number Posdaya’s people are 1.748 poverty, c) of the 1,748 poverty people there are 624 youth poverty, 99 person’s of whom are unemployed, d) the number of youth poverty and unemployed were identified empowerment recorded 171 youth (27.4%), e) the main problem is that they have poverty youth feel enjoy the status of poverty, they would rather help materials (economics) from the training, they are apathetic to the changes , f) In terms of the level education of youth poverty identified 3.5% recorded no school, complete primary school 17.54%, 28.07% complete the secondary schools, and 50.88% graduated SLA, g) in terms of interest in entrepreneurship skills are 37 youth poverty select automotive, 31 youth choose the sew, and 26 youth choose makeup (salon), 20 youth choose a computer, 17 youth choose livestock, fisheries, and 16 youth choose entrepreneurship according to based Posdaya. Keywords: Posdaya, entrepreneurship, reduction, poverty

description

jurnal

Transcript of 16-43-1-PB

Page 1: 16-43-1-PB

Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan

Volume 3 No. 1, Januari 2014 Halaman 1-10

1

MODEL PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN BUDAYAWIRAUSAHA UNTUK PENGENTASAN KEMISKINAN DAN

PENGANGGURAN BERBASIS POSDAYA DI KABUPATEN KLATEN

Rubino Rubiyanto*, Suwarno, Suharjo

Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta

Email: [email protected]

ABSTRACT

This study took one of the themes of the RIP LPPM UMS on enhancement ofenterpreneurship willingness for poverty using Posdaya based. Posdaya is a community,advocacy, communication and education forum, and activities assembly to strengthening familyfunction with a focus on education, health and enterpreneurship. Posdaya is established asafollow up of the President’s instruction Dr. Susilo Bambang Yudhoyono on Indonesia HumanDevelopment Congress, as a reflection of the global poverty programs. The research is two-year designed (2012-2013). The research population consist of Posdaya’s Klaten district,with purposive sampling is determined Delanggu district ‘s Posdaya. The firs year’s study arepurpose: a) identified the poor and unemployed youth’s number Posdaya based, b) identifiedthe level’s of youth and unemployment education in the Posdaya regions, c) identified thepoor and unemployed youth’s interests / skills Posdaya based, d) identified the poor andunemployed youth’s problems Posdaya based, and e) is composed design empowerment anddevelopment’s model of enterpreneurship for poverty and unemployment reduction usingPosdaya based. The first study year using a survey approach, with the questionnaire as theprincipal instrument in the data collection, assisted interviews and documentation. The datacollected were analyzed with descriptive qualitative. Outcomes research in the first year are: a)The number of poverty in district Delanggu as 10,794 people, distribution in 16 villages. b)every village had stood Posdaya a limited scope (RT / RW), the number Posdaya’s people are1.748 poverty, c) of the 1,748 poverty people there are 624 youth poverty, 99 person’s ofwhom are unemployed, d) the number of youth poverty and unemployed were identifiedempowerment recorded 171 youth (27.4%), e) the main problem is that they have povertyyouth feel enjoy the status of poverty, they would rather help materials (economics) from thetraining, they are apathetic to the changes , f) In terms of the level education of youth povertyidentified 3.5% recorded no school, complete primary school 17.54%, 28.07% complete thesecondary schools, and 50.88% graduated SLA, g) in terms of interest in entrepreneurshipskills are 37 youth poverty select automotive, 31 youth choose the sew, and 26 youth choosemakeup (salon), 20 youth choose a computer, 17 youth choose livestock, fisheries, and 16youth choose entrepreneurship according to based Posdaya.

Keywords: Posdaya, entrepreneurship, reduction, poverty

Page 2: 16-43-1-PB

Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 3, No. 1, Januari 2014

2

PENDAHULUANAngka kemiskinan di negara kita masih

cukup tinggi. Tahun 2012 diperkirakan masihberkisar 35 juta jiwa. Tahun 1976 jumlahpenduduk miskin 54,2 juta jiwa menurunmenjadi 22,5 juta di tahun 1996. Hal ini berartiselama 20 tahun jumlah penduduk miskinmengalami penurunan secara signifikan (TimKhanata-Pustaka LP3ES. 2006). Namuntahun 1998 jumlah penduduk miskin melonjaklagi menjadi 49, 5 juta jiwa, tahun 1999mengalami penurunan menjadi 37,5 juta jiwa,tahun 2004 meningkat menjadi 42,8 juta jiwa,tahun 2008 menurun lagi menjadi 35 juta jiwa(Bapenas 1998; Kedaulatan Rakyat, 2009.Hal 24).

Di samping kemiskinan fenomena tentangpengangguran di Indonesia didominasi olehpara sarjana lulusan dari berbagai perguruantinggi, baik itu negri (PTN) maupun swasta(PTS). Data BPS pada Februari 2007menyebutkan bahwa jumlah sarjanamenganggur sebanyak 409.900 orang,setahun kemudian jumlah pengangguranterdidik bertambah 216.300 orang (menjadi626.200) (Agus Wibowo. 2011:2). Jika setiaptahun bertambah 216.300 pengangguranterdidik, maka pada Februari 2012diprediksikan terdapat 1 juta orangpengangguran terdidik.

Maraknya pengangguran terdidik antaralain disebabkan adanya ketimpangan danketidakterkaitan antara dunia pendidikan dandunia kerja, artinya kurikulum pembelajaran dibangku sekolah / PT belum mampumenciptakan dan mengembangkankemandirian SDM yang dibutuhkan duniakerja (Agus Wibowo. 2011:12; Irdam Ahmaddan Ilyas Saat. 2006:155). Begitu selesai PTmereka bingung mau kerja apa, melamarkedunia kerja ijazah yang dimiliki tidak machdengan kebutuhan dunia pasar. Dari sudutpandang budaya pengangguraan hal tersebutdisebabkan etos kerja SDM sangat rendah.Mereka memandang tidak memiliki gengsi jikatidak bekerja sebagai PNS. Profesi di luarPNS menurutnya adalah pekerja kasar dantidak cocok dengan kesarjanaannya.

Pengangguran sangat erat dengankemiskinan. Menganggur erat kaitannyaadengan sikap malas bekerja, jika seseorangmenganggur biasanya menjadi miskin. Yanglebih kita prihatinkan adalah dampak daripengangguran dan kemiskinan dalamkehidupan sehari-hari, antara lainmerebaknya penyakit kurang gizi, tingginyaangka putus sekolah, banyaknya tuna wisma,banyaknya hunian kumuh dan lainsebagainya.

Kemiskinan sebagai masalahmultidimensional berkaitan dengan persoalanpada tataran global, sehingga muncul gerakanglobal yang semakin kuat untuk memerangikemiskinan. Bermula pada KTTPembangunan Sosial di Copenhagen tahun1995 yang diselenggarakan oleh PBB munculgerakan global untuk memerangi kemiskinan.Sejak itu PBB menetapkan 1996 sebagaitahun Penghapusan KemiskinanInternasional. (Tim Khanata- PustakaLP3ES.2006: 27). Pada bulan September2000 sebanyak 189 negara menanda tanganiDeklarasi PBB yang dikenal dengan DeklarasiMillenium Development Goals (MDGs).Deklarasi ini merupakan komunitasinternasional yang bergerak padaPembangunan Manusia sebagai kunci untukmencapai pembangunan sosial ekonomi,dengan agenda khusus mengurangikemiskinan global yang jumlahnya sekitar 840juta jiwa.

Tahun 2005 dalam lawatannya menghadiriSidang Umum PBB di New York Presiden RI,Dr. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)menandatangani kesepakatan untukmencapai tujuan dan sasaran MDGs padatahun 2015 yang kemudian pada penutupanKonferensi Nasional Pembangunan ManusiaIndonesia tahun 2006, presiden SBYmenghimbau agar semua pihak memberikanperhatian dan dukungan terhadap pencapaiansasaran MDGs, termasuk pengendalianpertumbuhan penduduk yang makinmeningkat. Sejak itu pemerintah merancangprogram pembangunan yang komprehensifdan terpadu.

Page 3: 16-43-1-PB

Rubiyanto, et al

Rubiyanto, et al

3

Sebagai jawaban langsung terhadapanjuran presiden RI. Dr.Susilo BambangYudhoyono, Yayasan Dana Sejahtera Mandiri(YDSM) segera mengembangkan jaringanpenanganan operasional pada tingkat akarrumput dalam bentuk Pos PemberdayaanKeluarga (POSDAYA). Posdaya dibentuk,dibina dan dikembangkan di masyarakatbawah, berupa forum silaturahmi, advokasi,komunikasi, edukasi, dan wadah kegiatanpenguatan fungsi-fungsi keluarga secaraterpadu yang dibentuk dan dilaksanakan dari,oleh dan untuk keluarga dan masyarakat(Haryono Suyono dan Rohadi Haryanto.2007:2).

Fokus Penelitian. Dari uraian latarbelakang di atas penelitian tahun pertamadifokuskan pada hal-hal sebagai berikut:1. Berapa banyak keluarga miskin di wilayah

penelitian?2. Berapa banyak remaja miskin &

menganggur yang berdomisili di wilayahpenelitian?

3. Seberapa tingkat pendidikan remaja miskindan menganggur di wilayah penelitian?

4. Jenis ketrampilan apa yang diminatiremaja miskin dan menganggur sebagaipengembangan budaya wirausaha?

5. Bagaimana rancangan modelpemberdayaan remaja miskin melaluibudaya wirausaha?Tujuan Penelitian. Sebagai luaran

penelitian tahun pertama (2012), antara lain:1. Teridentifikasi jumlah penduduk miskin di

wilayah penelitian.2. Teridentifikasi jumlah remaja miskin &

remaja menganggur berbasis Posdaya diwilayah penelitian.

3. Teridentifikasi permasalahan remaja miskindan menganggur berbasis Posdaya diwilayah penelitian.

4. Teridentifikasi tingkat pendidikan remajamiskin dan menganggur berbasis Posdayadi wilayah penelitian.

5. Tersusun rancangan model pemberdayaandan pengembangan budaya wirausahaberbasis Posdaya.Konsep Kewirausahaan. Dalam

kehidupan sehari-hari kewirausahaan banyak

ditafsirkan dengan kegiatan bisnis, pedagang,pengusaha. Hal itu tidak semuanya benar,memang kewirausahaan sebagiankegiatannya termasuk bisnis, berdagang,tetapi yang dinamakan kewirausahaan lebihmenitik beratkan pada konsep kejiwaannya(wira, berani, pejuang, berbudi luhur,berwatak agung (Basrowi.2011; Zulkarnain.2006). Oleh karena itu setiap orangsebenarnya memiliki jiwa kewirausahaan.Pada awalnya jiwa kewirausahaan ditafsirkanhanya dimiliki oleh para pebisnis saja, tetapisaat ini jiwa kewirausanaan dimiliki olehorang-orang yang ingin berhasil dalamhidupnya, baik petani, pedagang, mahasiswa,maupun guru.

Basrowi (2011:1) mengemukakanbeberapa konsep kewirausahaan(enterpreneur), antara lain:1. Dari sudut etimologi, bahwa

kewirausahaan berasal dari kata wira danusaha. Wira diartikan pejuang, pahlawan,manusia unggul, teladan, berbudi luhur,gagah berani dan berwatak agung. Usaha,berarti berbuat sesuatu, bekerja. Jadiwirausaha adalah pejuang yang berbuatsesuatu.

2. Zimmerer dan Scarborough dalamZulkarnain (2006:5) menulis, “ Aninterpreneur is one who creates a newbusiness in the face of risk and uncertaintyfor the purpose of achieveing profit andgrouwth by identifying significantopportunities and assembling thenecessary resources to capitralized onthem”. Kurang lebih dapat didefinisikanbahwa kewirausahaan adalah keahlianseseorang dalam menghadapi resiko dimasa mendatang dan tumbuh untukmendapatkan profit dengan menggunakanseluruh sumber daya yang dimilikisehingga mengalami peningkatan terhadapusahanya.

3. Drucker (1959) dalam Suryana (2009:2)menjelaskan bahwa kewirausahaan(enterpreneurship) adalah kemampuanuntuk menciptakan sesuatu yang barumelalui pemikiran kreatif inovatif. Berfikirkreatif dan inovatif menjadi kunci

Page 4: 16-43-1-PB

Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 3, No. 1, Januari 2014

4

kesuksesan kewirausahaa. Pemikirankreatif akan melahirkan ide-ide baru,melahirkan inovasi yang diwujutkandengan sesuatu yang baru sehinggamemiliki nilai tambah. Jadi menurutDrucker kewirausahaan adalahkemampuan untuk menciptakan hal baruyang memiliki nilai tambah, melaluipengelola sumber daya yang berbeda,misalnya pengembangan tehnologi,penemuan hal baru, perbaikan produk(barang, jasa), menemukan cara baruuntuk mendapatkan produk baru.Dari beberapa konsep di atas dapat

disimpulkan bahwa kegiatan yang termasukkewirausahaan memiliki sifat sebagai berikut:a. Menghasilkan produkb. Menemukan peluang pasar baruc. Mengkombinasikan faktor-faktor produksi

dengan cara barud. Ada unsur daya kreativitase. Ada resiko terhadap kegagalanf. Mengembangkan gagasan inovatif

Mengembangkan SemangatBerwirausaha. Ada semacam sinyalemenbahwa keluarga yang kaya akanmemunculkan anak-anak yang kaya, demikianpula anak-anak yang senang bisnis dilahirkandalam keluarga pebisnis. Jika hal ini benarmaka yang kaya akan tetap kaya, yang miskinakan tetap miskin. Anggapan ini adalahpemikiran yang keliru, sekarang ini banyakorang-orang kaya yang dulunya miskin karenausahanya berhasil. Berhasil dalam hal inidimaksudkan karena gigih dalamberwirausahanya. Dari berbagai kajianreferensi dapat dipahami bahwa dalamsemangat kerja ada unsur kegairahan untukbekerja, kesenangan bekerja, minat yangtinggi terhadap pekerjaannya, motif /dorongan yang tinggi untuk melaksanakanpekerjaan.

Telah dijelaskan diatas bahwa jiwakewirausahaan dimiliki oleh semua orang.Permasalahan yang muncul adalahbagaimana mengembangkan semangatkewirausahaan pada orang-orang. AgusWibowo (2011) mengemukakan hasilpenelitian di Harvard Univercity (Amerika

Serikat) menyimpulkan bahwa kesuksesanseseorang itu 20 % nya didukung oleh tingkatkecerdasan dan 80 % nya oleh jiwakewirausahaan yang didukung olehkecerdasan sosial. Demikian pula hasil surveiKemendiknas tentang Kewirausahaan daritingkat SD sampai SMA/SMK pada Mei 2010menyimpulkan bahwa sekolah yangmemberikan pendidikan kewirausahaanmemberikan persepsi yang positif terhadapprofesi wirausaha. Dampak persepsi positifini akan memunculkan penciptaan danpengembangan usaha- usaha baru dimasyarakat yang sangat penting bagikemajuan masyarakat dan negara.

Menurut Basrowi (2011) langkah awaluntuk mengembangkan semangat / jiwakewirausahaan pada setiap orang adalah: (1)melalui pendidikan formal, (2) mengikutiseminar, workshop, (3) melalui pelatihan(TOT), (4) otodidak. Pendapat lainmemposisikan semangat kerja ataukegairahan kerja merupakan dasar untukmengembangkan semangat berwirausaha.

Faktor Penyebab Kesuksesan danKegagalan Berwirausaha. Berwirausahamemang jatuh bangun, kadang-kadangsukses, tetapi saat lain gagal. Namun kataorang, tidak akan tupai jatuh yang keduakalinya. Ada beberapa faktor penyebabkesuksesan berwirausaha. Suryana (2011:67-68) menjelaskan beberapa sebabkeberhasilan seseorang dalam berwirausaha,antara lain:a. Kemampuan dan kemauan. Orang yang

memiliki kedua-duanya akan berhasildalam berwirausaha, sebaliknya orangyang tidak memiliki kemampuan dankemauan, dia akan gagal. Jika seseorangmemiliki kemampuan, tetapi tidak memilikikemauan dan atau memiliki kemauan tetapitidak memiliki kemampuan dia akan gagaljuga. Kemampuan berkaitan denganketrampilan kerja, kemauan berkaitandengan motivasi kerja (semangat kerja).

b. Tekat kuat dan kerja keras. Berwirausahaharus memiliki tekat yang kuat. Dengantekat yang kuat dia akan bekerja keras.Orang yang memiliki tekat kuat tetapi tidak

Page 5: 16-43-1-PB

Rubiyanto, et al

Rubiyanto, et al

5

mau kerja keras, dan orang yang mau kerjakeras tetapi tekatnya lemah, keduanyatidak akan menjadi wirausaha yang handal.

c. Mengenal peluang yang ada dan berusahameraih ketika ada kesempatan.Disamping kesuksesan seorang wirausaha

juga dibayangi oleh kegagalan yang akanmemberikan pelajaran berharga sehingga dikemudian hari dapat menggapai kesuksesan.Zimmerer (1996) dalam Suryana (2011:68)mengemukakan beberapa faktor yangmenyebabkan wirausaha gagal, antara lain: a)Kurang berpengalaman, b) Tidak bisamengelola usaha, c) Tidak dapat mengaturkeuangan, d) Lokasi usaha kurang strategis,e) Kurang sungguh-sungguh dalam berusaha,f) Tidak menyusun rencana dengan baik

Pengertian Kemiskinan. Kemiskinanadalah suatu konsep yang selalu berubah danbersifat multidimensional, sangat terbuka,dipengaruhi oleh interpretasi subjek yangmendefinisikan, karenanya mendefinisikankemiskinan tidak akan pernah mendapatkandefinisi tunggal. Berbagai pendapat tentangkemiskinan telah banyak dikemukakan olehpara ahli. Pada umumnya kemiskinan selaludiartikan sebagai kondisi yang tidakberkecukupan secara ekonomi, khususnyadengan kebutuhan konsumsi dasar sepertisandang, papan dan pangan (Tim Khanata.2006:19). Kemiskinan biasanya nampakdalam dampak kemiskinan itu sendiri sepertibusung lapar, tingginya tingkat kematian bayi,berjangkitnya penyakit polio, banyaknya tunawisma, hunian kumuh, dan lain-lain.

Suparlan, Parsudi. (1995) dan Bayo.Andre, A. (1996) meninjau kemiskinan dariaspek kebutuhan pokok. Merekamembedakan atas kemiskinan relatif dankemiskinan absolut. Jikia ditinjau dari aspekpenyebabnya kemiskinan dibedakan menjadikemiskinan natural (alamiah), kemiskinanstruktural dan kemiskinan kultural.

Kemiskinan kultural mengacu pada sikapseseorang atau masyarakat yang karena gayahidup, kebiasaan dan budaya mereka merasasudah berkecukupan dan sama sekali merasatidak kekurangan. Kelompok masyarakat inisulit melakukan perubahan, dia menganggap

miskin karena memang sejak dari ”sana” nyamiskin, dia sulit diajak memperbaiki tingkatkehidupannya. Akibatnya penghasilannyatergolong rendah dan jika menggunakan gariskemiskinan absolut mereka digolongkansebagai penduduk miskin. Walaupun merekamerasa tidak miskin dan tidak mau dikatakanmiskin.

Martanto, U. (2007:48) menjelaskankemiskinan struktural adalah kemiskinansebagai ketidak berdayaan sekelompokmasyarakat untuk hidup layak disebabkanbekerjanya struktur sosial, politik dan ekonomiyang eksploitatif. Akibatnya selain tidak bisamencukupi kebutuhan sandang papan danpangan juga tidak sanggup mendapatkanpendidikan dan pelayanan kesehatan yanglayak.

Kemiskinan dapat dipahami secara utuhapabila dimensi kehidupan manusia jugadipahami. Irdham Ahmad dan Ilyas Saad(2006:171) menjelaskan tentang dimensikemiskinan sebagai berikut, 1) Kemiskinanberdimensi materi, adalah kemiskinan yangdisebabkan kekuarangan kebutuhan materi(sandang, papan dan pangan). Ukuran yangdigunakan adalah rupiah, walaupun nilainyaberubah-ubah. 2) Kemiskinan berdimensisosial budaya, ukurannya bersifat kualitatif.Lapisan masyarakat yang secara ekonomimiskin akan membentuk kantong-kantongkebudayaan yang disebut budaya kemiskinan.Budaya kemiskinan ini ditunjukkan dengannilai –nilai apatis, ketidak berdayaan. 3)Kemiskinana berdimensi struktural / politik.Orang yang secara ekonomi miskin padahakekatnya akan mengalami kemiskinanstruktural dan politik. Hal ini disebabkankarena orang miskin tidak memiliki saranauntuk terlibat dalam proses politik sehinggatidak memiliki kekuatan politik, akhirnyamemiliki struktur paling bawah.

Bappenas mendefinisikan kemiskinan daribeberapa indikator, antara lain: 1) kurangnyasandang, papan dan pangan yang layak, 2)tingkat kesehatannya rendah, 3) tingkatpendidikannya rendah, 4) kurangnyakemampuan baca tulis, 5) terbatasnyakepemilikan tanah dan aset produksi, 6)

Page 6: 16-43-1-PB

Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 3, No. 1, Januari 2014

6

kurangnya jaminan kesejahteraan sosial dankesejahteraan hidup, 7) kurangnya rasaaman. Dalam penelitian ini yang dimaksudkemiskinan adalah merujuk pada definisiBappenas dengan indiktor tersebut di atas.

Kemiskinan dalam perspektif global.Dalam tataran global muncul gerakan dankomitmen global yang semakin kuat untukmemerangi kemiskinan. Komitmen ini diawalioleh KTT Pembangunan Sosial (Summit onSocial Development) di Copenhagen tahun1995 yang diselenggarakan oleh PBB.Sebagai kelanjutan hasil KTT ini maka tahun1996 ditetapkan sebagai Tahun PenghapusanKemiskinan (Tim Khanata. 2006:29), dimanasemua negara anggota PBB sepakat untukmengembangkan rencara penghapusankemiskinan nasional. Konggres itu dilanjutkankembali tahun 2000, sehingga terjadikesepakatan sebanyak 189 negara anggotaPBB menanda tangani Deklarasi PBB tentangTujuan Pembangunan Millenium yangkemudian dikenal dengan MDGs (MilleniumDevelopment Goals).

Kemiskinan di Pedesaan. Kantongkemiskinan tersebar di perkotaan maupun dipedesaan, namun di dominasi di pedesaan.Data BPS (1998) menunjukkan adanyalonjakan jumlah kemiskinan sebelum krisismoneter (Juli 1997) dari 22,5 juta jiwa menjadi78,9 juta jiwa (Mei 1998). Data dari Bappenasjumlah penduduk miskin tahun 1998 sekitar49,5 juta jiwa, tahun 1999 mengalamipenurunan hingga 37,5 juta jiwa, tahun 2002menjadi 38,4 juta jiwa, tahun 2004 menjadi42,8 juta jiwa. Tahun 2008 masihmenunjukkan angka 35 juta jiwa (KedaulatanRakyat.2009. hal.24). Jumlah itu selaluberubah-ubah berkaitan erat dengankebijakan pemerintah. Sebaran pendudukmiskin yang jumlahnya 42, 8 juta tersebut, 63% nya tinggal di Kawasan Indonesia Timur, 28% di Sumatra dan hanya 8 % berada di pulauJawa dan Bali. Dari sejumlah itu 60 % nyatinggal di pedesaan (Arip Mutaqien. 2006:13-16). Sebagai contoh di Jawa Timur, pendudukmiskin di perkotaan 29,7 %, di pedesaan 27,6%, DIY jumlah penduduk miskin perkotaan21, 3 % di pedesaan 33,6 %, di Nangro Aceh

Darussalam penduduk miskin perkotaan 10,2% di pedesaan 14,2 %. Mengapa terjadidemikian?, karena daerah pedesaan didominasi oleh lahan pertanian, dimanaserangan hama pertanian yang terus menerusserta kondisi lahan yang sudah memburukakibat pemakaian pestisida, di sampingkebijakan pemerintah yang tidak memihakkaum tani (Mutaqien.2006:19).

Di wilayah Kabupaten Klaten kususnyakondisi kemiskinan menjadi lebih parahdengan terjadinya erupsi Merapi pada tahun2010. Erupsi ini menjadikan beberapakerusakan yang meliputi, a) rusaknya lahanpertanian, b) rusaknya lahan perkebunan, c)rusaknya pemukiman penduduk, d) rusaknyainfrastruktur seperti jalan, listrik, sarana air,fasilitas yang berkaitan dengan ekonomirakyat, dan sebagainya. Hingga saat inikondisi geografik masih sangatmemprihatinkan dan di musim hujan nantisangat mungkin akan terjadi banjir lahardingin.

Pengangguran. Dilihat dari komposisipenduduk, yang dinamakan pengangguranialah penduduk dengan umur 15 tahun keatas(sampai 30 tahun) belum terserap olehlembaga kerja (Taliziduhu. N. 1999:17).Dengan kata lain mereka tidak bekerja aliasmenganggur. Mengapa? Karena mereka tidakmemiliki aset produksi, tidak memilikiketrampilan berwirausaha, tidak bekerjasehingga hidupnya masih tergantung padaorang tuanya atau negara. Pengangguran diIndonesia diperbesar dengan banyaknyaorang-orang yang bekerja paruh waktu yangsering disebut setengah menganggur. IrdamAhmad (2006:152) menyebut dengan underemployed, ialah mereka yang bekerja denganjam kerja cukup tetapi pendapatan kurang.

Mengentaskan Kemiskinan. Pada tatarannasional upaya pengentasan kemiskinan danpengangguran adalah amanat pembukaanUUD 1945 tentang “ mewujudkankesejahteraan umum dan upayamencerdaskan kehidupan bangsa”. Ataumelindungi orang lemah, menurunkan angkakematian ibu hamil, memerangi penyakitmenular, mengurangi pengangguran yang

Page 7: 16-43-1-PB

Rubiyanto, et al

Rubiyanto, et al

7

dapat ditempatkan dalam Pembukaan UUD1945 sebagai upaya “melindungi segenapbangsa Indonesia”.

Berbagai pendekatan dan usahapengentasan kemiskinan telah dilakukan olehpemerintah sejak zaman Orde Baru, tepatnyasejak 1976. Kemiskinan tetap masih exis,terbukti angkanya masih cukup tinggi (35juta). Mutaqien (2006:72) mengusulkanadanya ide akselerasi pengentasankemiskinan yang dikenal dengan paradigmabaru pengentasan kemiskinan. Paradigmatersebut meliputi:1. Masyarakat miskin harus diposisikan

sebagai subjek, bukan sebagai objek.Artinya masyarakat miskin harus diajakuntuk berpartisipasi, harus diberdayakanuntuk mencapai kemandirian. Hubunganantara rakyat dan pemerintah adalahsebagai partnertship.

2. Pengentasan kemiskinan harus dipandangsebagai investasi, artinya pemerintah harusberinvestasi kepada rakyat miskin.Investasi yang harus dilakukan pemerintahkepada rakyat miskin adalahmeningkatkan tingkat pendidikan dankesehatan rakyat miskin, karena dua haltersebut merupakan kebutuhan dasaruntuk hidup dan sekaligus pintu gerbangyang harus dilewati untuk keluar darikemiskinan (Mutaqien.A. 2006:75).Posdaya dan Pengentasan Kemiskinan.

Posdaya adalah forum silaturahmi,komunikasi, advokasi, dan wadah kegiatanpenguatan fungsi-fungsi keluarga secaraterpadu (Haryono Suyono. 2007), terutamapelayanan pengembangan keluarga secaraberkelanjutan dalam berbagai bidangutamanya kesehatan, pendidikan danwirausaha. Posdaya menempatkanpentingnya peningkatan mutu sumber dayamanusia dengan tidak terpaku pada kepalakeluarga yang miskin, tetapi memilih padakeluarga muda yang kurang mampu (miskin)termasuk anak-anak dan remajanya. Artinyaanak-anak keluarga miskin harus dibantupemberdayaannya, sebab memberdayakananak-anak melalui pendidikan kewirausahaankemungkinan besar dapat mencegah

bertambahnya keluarga miskin baru. Dengankata lain anak-anak keluarga miskin yangbersekolah sampai pada tingat yangmemadai, mereka akan mendapatkanpengetahuan, kesempatan dan peluang,ketrampilan dan pekerjaan yang memiliki nilaitambah dan menghasilkan sehingga merekadapat mengubah dirinya di kemudian hari.Bagi golongan remaja (baik remaja miskinmaupun menganggur) pemberdayaandimaksudkan memberikan pelatihanketrampilan kerja agar mereka dapatberwirausaha. Dengan berwirausaha merekamemiliki penghasilan tertentu sehingga suatusaat hidupnya meningkat, layak.

METODE PENELITIAN1. Populasi dan sampel. Sebagai populasi

penelitian adalah Posdaya di KabupatenKlaten. Dengan teknik purposif samplingditentukan sampel penelitiannya seluruhPosdaya di Kecamatan Delanggu.

2. Penelitian di rancang dua tahun.Pendekatan penelitian tahun pertamamenggunakan survai, dengan angketsebagai metode pengumpulan data,dibantu wawancara dan dokumentasi. Datayang terkumpul dianalisis secara deskriptifkuantitatif.

3. Jenis angket yang digunakan termasukangket tidak langsung tipe tertutup danterbuka, dengan alasan sifat remaja miskinrelatif tertutup, demikian pula menjagakredibilitas responden. Oleh karena itupengisian angket diserahkan kepada ketuaRT / RW, sebagian dari mereka termasukpengurus Posdaya.

HASIL DAN PEMBAHASAN1. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten

Klaten sebanyak 113.784 KK, dengananggota rumah tangga miskin 341.528orang (BPS. Prop. Jateng.2008)

2. Jumlah penduduk miskin di KecamatanDelanggu sebanyak 3.481 KK, dengananggota rumah tangga miskin 10.794orang.

Page 8: 16-43-1-PB

Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 3, No. 1, Januari 2014

8

3. Dari 10.794 penduduk miskin yangbertempat tinggal dalam wilayah Posdaya(RT/RW) sebanyak 1.748 orang.

4. Dari 1.748 orang miskin, yang tergolongremaja miskin sebanyak 624 orang.

5. Dari 624 remaja tercatat 331 remajamiskin bersekolah, 99 remaja menganggur,dan 194 remaja miskin bekerja.

6. Dari 624 remaja miskin dan mengangguryang teridentifikasi sebanyak 171 remaja.

7. Ditinjau dari tingkat pendidikannya, dari171 remaja tersebut ada 6 orang yangtidak bersekolah, 31 orang tamat SD, 48orang tamat SLP, dan 86 orang tamat SLA.

8. Permasalahan utama remaja miskinadalah: a) 13 % mereka sudah merasaenjoy dengan status kemiskinannya, b) 14% memiliki sikap apatis terhadapperubahan, c) tingkat pendidikannya masihrendah (5,6 %), d) tidak memilikiketrampilan (10,4%), dan e) 57 % merekamerasa lebih senang jika dibantu materi (beras (raskin), uang (btl), sari mie dan lain-lain).

9. Ditinjau dari jenis ketrampilan yang diminatisebagai pengembangan budayawirausaha para remaja miskin /menganggur memilih ketrampilan, a)perbengkelan (otomotif) sebanyak 37orang, b) menjahit sebanyak 31 orang, c)ketrampilan salon, rias, potong rambutsebanyak 26 orang dan d) ketrampilankomputer sebanyak 20 orang , e)peternakan / perikanan-17 orang, f)wirausaha sesuai dengan UKM di Posdayasebanyak 15 orang, g) pembuatan kue,criping sebanyak 9 orang, h) cuci motor /mobil 6 orang dan servis HP sebanyak 2orang.

KESIMPULANDari klasifikasi minat berwirausaha maka

pelatihan ketrampilan yang akan dilakukanberdasar skala prioritas. Pertama ketrampilanperbengkelan (otomotif), kedua ketrampilanmenjahit, dan ketiga ketrampilan salon / rias.

UCAPAN TERIMA KASIHPenelitian ini dapat diselesaikan pada

waktunya atas bantuan dari beberapa pihak.Ucapan terima kasih yang setinggi-tingginyaditujukan kepada, 1) Tim reviewer dari Diktimaupun dari LPPM UMS yang telahmelakukan revie proposal PUPT ini, sehinggadapat didanai dari RPU LPPM UMS dalamProgram Desentralisasi PenelitianDITLITTABMAS Dikti, 2) Rektor UMS, 3)LPPM UMS, 4) Pengurus Posdaya, ketua RTdan RW se wilayah Posdaya KecamatanDelanggu, 5) Mahasiswa petugas lapangan,dan pihak lain yanag tidak dapat disebut satupersatu. Semoga bantuannya dicatat sebagaiamal kebajikan disisi Allah swt. Amien.

DAFTAR PUSTAKAAhmad. Irdam dan Ilyas Saat. 2006. Kajian

Implementasi Kebijakan Trilogi Pembangunan diIndonesia. Jakarta:STEKPI.

Bayo Ala, Andre. 1996. Kemiskinan dan StartegiMemerangi Kemiskinan. Yogyakarta: Libertry.

Basrowi. 2011. Kewirausahaan. Jakarta: GhaliaIndonesia.

Martanto Ucuk. 2007. Kemiskinan di Indonesia –Potret Buram Desentralisasi. Jurnal PolitikKesejahteraan. Edisi 3 Tahun ke 3 (2007). Hal45-57.

Muttaqien. Arif. 2006. Menuju Indonesia SejahteraUpaya Konkrit Pengentasan Kemiskinan.Jakarta: Khanata.

Suyono Haryono. 2007. Pemberdayaan Masyarakat(Mengantar Manusia Mandiri, Demokratis, danBerbudaya). Jakarta: Khanata.

Suyono Haryono dan Rohadi Haryanto. 2009.Pedoman Pembentukan dan Pengembangan PosPemberdayaan Keluarga (POSDAYA). Jakarta:Balai Pustaka.

Suryono. 2009. Kewirausahaan (Pedoman Praktis:Kiat dan proses menujui Sukses). Jakarta:Salemba Empat.

Taliziduhu Ndraha. 1999. Pengantar TeoriPengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:Rineka Cipta.

Tim Khanata. 2006. Menyemai Harapan MenujuSejahtera. Sepuluh Tahun Kiprah YDSM.Jakarta: LP3ES Indonesia.

Page 9: 16-43-1-PB

Rubiyanto, et al

Rubiyanto, et al

9

Wibowo Agus. 2011. Pendidikan Kewirausahaan.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Zulkarnain. 2006. Kewirausahaan (StrategiPemberdayaan Usaha Kecil Menengah danPenduduk Miskin). Yogyakarta: Adicita

Lampiran 1. Tabel Jumlah Remaja Miskin, Remaja Miskin Bersekolah, Remaja Menganggur DanRemaja Miskin yang Bekerja Berbasis Posdaya ( Hasil Angket)No Nama Posdaya Jumlah

remajaJumlahRemajamiskin

Remajamiskinbersekolah

Remajamenganggr

Remajamiskinbekerja

1 Sedya makmur 58 45 35 5 52 Rukun Santosa 50 28 14 2 123 Sinaar jaya 31 29 14 1 144 Mutiara 20 14 0 5 95 Berkembang 41 25 20 0 56 Bina Sejahtera 30 25 21 3 17 Melati 65 52 33 8 118 Mawar 50 10 3 3 49 Lestari 42 21 0 7 1410 Cemerlang 54 40 31 1 811 Cahaya 75 60 25 15 2012 Matahari 80 60 46 0 1413 Cempaka 25 18 14 0 414 Sinta Nur 2 2 2 - -15 Abimanyu 50 29 0 14 1516 Melati Suci 30 23 9 5 917 Sukamaju 40 25 12 3 1018 Wijaya Kusuma 60 16 5 5 619 Anggrek 43 26 15 5 620 Daya Guna 47 16 12 2 221 Ngudi Rahayu 100 60 20 15 25

Jumlah 991 624 331 99 194

Catatan: Hasil penjaringan lewat angket. (diolah)

Page 10: 16-43-1-PB

Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 3, No. 1, Januari 2014

10

Lampiran 2. Minat Ketrampilan Remaja Miskin & menganggur di wilayah penelitian

NomorPosdaya

Rias,salonpotongramb

Otomotifbengkel,mont

Komputer Peternakan ServisHP

menjahit Kue/roti/criping,kripik

Cuci, catmotor/mobl

pijat Perikanan,pertuk

Pijat/masage

masak Wirausaha

Sedyo M 4 6Rukun S 2 9Sinar Jy 13Mutiara 4 5 4Berkemb 3 1 1Bina Sej 1 1Melati 10MawarLestari 2 2 1 1 2 2 1Cemerlang 11 1Cahaya 2 1 3 4Matahari 3 1Cempaka 2 3Sinta Nur 2 1Abimany 2 2 3Melati Suci 1 4 1 3Suka Maju 4 1 1 1WijayaKusuma

6 3 1 2

Anggrek 8 2Daya Guna 3 4NgudiRahayu

4 5 1

Jumlah 26 37 20 17 2 31 9 6 1 6 1 15Sumber: hasil angket (diolah)