1_ Prosedur , Imunisasi (Soedjatmiko)
-
Upload
raisyifa13 -
Category
Documents
-
view
143 -
download
9
description
Transcript of 1_ Prosedur , Imunisasi (Soedjatmiko)
-
Dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang - Pediatri Sosial
Magister Sains Psikologi Perkembangan, no HP 08129040190
Jabatan 1. Sekretaris Satgas Imunisasi PP IDAI
2. Wakil Ketua 1 Tim Koordinasi Advokasi Nasional Imunisasi
3. Anggota Technical Advisory Group on Immunization
4. Ketua Divisi Tumbuh Kembang Pediatri Sosial Dep. IKA FKUI RSCM 5. Anggota Forum Pusat Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD)
6. Konsultan Tabloid NAKITA, Majalah Parents Guide, Ayahbunda
Riwayat Singkat Pendidikan /Pelatihan: - 1992 : Dokter Spesialis Anak FKUI
- 1997 : Surveilance & Epidemiology Course Kumamoto, Tokyo - Japan
- 2000 : Growth & Nutrition Course, Santiago, Chile
- 2002 : Magister Sains Psikologi Perkembangan. F Psikologi UI
- 2002 : Konsultan Tumbuh Kembang Pediatri Sosial - 2002 : Vaccinology Training Jakarta, Kinabalu, Singapore
- 2006 : Bayley III Training Course, Kuala Lumpur
- 2008 : Touch & Baby Massage Workshop, HoChi Minh, Vietnam
-
Prosedur Vaksinasi
Soedjatmiko
Pelatihan Vaksinologi
-
Vaksinasi
Memberikan vaksin (bakteri / virus hidup dilemahkan / mati, komponen) atau toksoid
Sesuai jadwal yang ditetapkan
Disuntikkan atau diteteskan ke dalam mulut
untuk merangsang kekebalan tubuh penerima
hati-hati : dapat menimbulkan KIPI
-
Sehat,
Kuat,Cerdas,
Kreatif,
Berperilaku baik
Pentingnya + Imunisasi
-
Pertumbuhan Berkat Imunisasi
-
PROSEDUR VAKSINASI
Penyimpanan dan transportasi vaksin
Persiapan alat dan bahan : untuk vaksinasi dan mengatasi gawat - darurat
Persiapan pemberian : anamnesis, umur, jarak dgn vaksinasi sebelumnya,
riwayat KIPI, Indikasi kontra dan perhatian khusus Informed consent : manfaat, risiko KIPI pemeriksaan fisik
Cara pemberian dosis, interval, lokasi, sudut, kedalaman
Pencatatan (dan pelaporan)
Pemantauan KIPI
Pengelolaan sisa vaksin,
Pemusnahan limbah
-
Vaksin Bakteri Vaksin Virus
Vaksin
Hidup
BCG
Difteria
Tetanus Pertusis Kolera
Meningo
Pneumo Hib Typhoid Vi
Campak Parotitis Rubela Varisela
OPV
Yellow Fever
Influenza IPV
Rabies
Hepatitis B
Hepatitis A
Vaksin
Inaktif
JENIS-JENIS VAKSIN
-
Vaksin Hepatitis B
Partikel permukaan antigen virus hepatitis B
rekombinan DNA sel ragi, tidak infeksius
Kontra indikasi : alergi pada komponen vaksin (sangat jarang)
Penyimpanan : 2 8 C, uji kocok
Penyuntikan : intramuskular, jangan di gluteal
KIPI : Reaksi lokal : kemerahan, nyeri, bengkak, demam ringan 2 hari.
Reaksi sistemik : mual muntah, nyeri kepala, nyeri otot, sendi
-
Vaksin Polio Oral (OPV)
Heat Marker
Vaccine Vial Monitor (VVM)
-
VVM = Vaccine Vial Monitor
-
Perubahan warna vaksin polio karena perubahan pH
Boleh diberikan
-
Vaksin Polio Oral (OPV)
Virus hidup, dilemahkan Virus poliomielitis tipe 1, 2, 3 strain Sabin
Penyimpanan (sebelum dibuka): dalam suhu - 20C potensi sampai 2 thn
dlm suhu 2 8C potensi sampai 6 bulan
Setelah dibuka simpan dlm suhu 2 8C potensi hanya sampai 7 hari
Tidak beku, ada sorbitol
Sedang diare : boleh divaksin, 4 minggu kemudian beri 1 dosis sebagai dosis tambahan
-
Vaksin Polio Injeksi (Injectable / Inactivated Polio Vaccine = IPV)
Virus polio mati
Kekebalan di mukosa usus : sedikit
Tidak digunakan selama dicurigai masih ada transmisi virus polio liar
Tidak ada risiko VAPP dan VDPP
Penyimpanan : dlm suhu 2 8C stabil 3 thn (OPV 6 bln)
Serokonversi IPV > OPV (Kenya)
Sudah digunakan di negara maju
sejak 2002
-
Vaksin BCG
Mycobacterium bovis hidup yang dilemahkan
Setelah dilarutkan, dlm suhu 2 8C (bukan freezer), hanya boleh 3 jam
Kering : simpan dlm suhu 2 8C, lebih baik dalam freezer,
Jangan kena sinar matahari
Dosis : 0.05 ml intrakutan, deltoid kanan
Buku Imunisasi di Indonesia 2001, hal 80
Vademecum Biofarma, 2002
-
Vaksin Difteri, Tetanus dan Pertusis
Difteria dan tetanus : toksoid dimurnikan
Pertusis : bakteri mati, teradsorbsi dlm Al fosfat
Tiap 1ml :40 Lf toksoid difteria, 24 OU pertusis, 15 Lf toksoid tetanus, Al fosfat 3 mg, thimerosal 0,1 mg.
Simpan dan transportasi dalam 2 8C, jangan
dalam freezer
Kocok sampai homogen, bila ada gumpalan
atau endapan jangan digunakan
Indikasi kontra
- Riwayat anafilaksis Ensefalopati pasca DPT sebelumnya
-
Vaksinasi anti Tetanus (DPT, TT)
Tujuan
Eliminasi tetanus neonatorum
Cegah tetanus
Target imunisasi tetanus : > 5 kali
3 dosis saat bayi + 2 dosis toksoid dewasa
dosis ke-4 (18 24 bl) kekebalan > 5 th
dosis ke-5 (masuk SD) kekebalan > 10 th
dosis ke-6 (keluar SD, TD atau dT)
kekebalan > 20 th
-
Vaksin Difteri Tetanus Pertusis whole cells (DTPw)
dan Tetanus Toksoid (TT)
Heat Marker /
Vaccine Vial Monitor
(VVM)
-
Vaksin Difteri Tetanus Pertusis aselular (DPaT)
-
Vaksin Haemophilus Influenza type b
Mencegah : Meningitis, Pneumonia, bukan Influenza
Polisakarida H. influenza b dikonjugasikan pada toksoid tetanus, trometamol, sukrosa, NaCl
Simpan : 2 - 8C, jangan beku Suspensi berkabut keputihan: normal Kombinasi dgn DTaP /DTwP
< 2 thn : paha mid anterolateral
> 2 thn : deltoid
-
Vaksin Campak (1)
Heat Marker
Vaccine Vial Monitor
(VVM)
-
Vaksin Campak (2)
Virus hidup dilemahkan, jangan kena sinar matahari
Vaksin kering : simpan < 0 C atau < 8C, lebih baik minus 20 C. Pelarut tidak boleh beku.
Setelah dilarutkan, dlm suhu 2 8C maksimum 8 jam
Tiap 0,5 ml mengandung
1000 u virus strain CAM 70
100 mcg kanamisin, 30 mg eritromisin
Dosis 0,5 ml, subkutan, di deltoid lengan atas
-
Vaksin MMR
Virus campak Schwarz hidup dilemahkan dlm embrio ayam
Virus gondong Urabe dibiak dlm telur ayam
Virus rubela Wistar dibiak pada sel deploid manusia
PFS, vial, simpan 2 - 8 C,
Subkutan atau intra muskular
Kontra indikasi
imunodepresi, hamil, pasca imunoglobulin, transfusi darah (tunda 6 12 minggu), alergi neomisin, kanamisin
Tidak ada bukti sahih berkaitan dgn Autisme
-
Vaksin Demam Tifoid
Komposisi Polisakarida kapsul Vi Salmonella typhi Fenol, NaCl, NaHPO3H
PFS, simpan 2 8C Intramuskular atau subkutan umur > 2 thn Imunitas 2 3 minggu pasca vaksinasi Imunogenitas rendah pada umur < 2 thn Perlindungan 3 tahun Tidak melindungi thdp S.paratyphi A & B
-
Vaksin Pneumokokus Konjugasi (PCV 10 &13)
Vaksin polisakarida S.pneumoniae 10 & 13 Konjungasi dengan difteri toksoid (PCV 13) Konjugasi dgn proten D NTHI (PCV 10)
T cell dependent Mempunyai memori jangka panjang Imunogenik pada anak 90% mencegah penyakit pneumokokus invasif Mencegah 86% bakteremia Mencegah 83% meningitis anak
-
Vaksin Pneumokokus PPV 23
Nama dagang: Pneumo-23@ (Sanofi Pasteur) kapsul polisakarida S. pneumoniae 23 serotipe 14, 6B, 19F, 18C, 23F, 4, 9V, 19A, 6A, 7F, 3, 1, 9N,
22F, 18B, 15C, 12F, 11A, 18F, 33F, 10A, 38, 13
T cell independent Mempunyai imunitas jangka pendek Tidak imunogenik pada anak 2 tahun dalam risiko tinggi, yaitu penyakit kronik anatomic atau functional asplenia imunokompromais, pengobatan kemoterapi atau steroid, infeksi HIV
Effektifitas 88% untuk pencegahan bakteremia pneumokokus 60%-70% untuk pencegahan penyakit invasif Kurang effektif mencegah pneumonia
KIPI ringan Reaksi lokal : 30 50 % Demam, mialgia : < 1 %
-
Vaksin Influenza
Virus tidak aktif, dlm PFS (prefilled syringe) Bahan lain: telur, neomisin, formaldehid Penyimpanan: suhu 2 8C, jangan kena cahaya
atau beku
Tiap tahun strain bisa berbeda berdasar rekomendasi WHO : Selatan & Utara
Strain 2004 untuk daerah selatan H1N1 (New Caledonia/20/99) H3N2 (Fujian/411/2002) Hongkong/330/2001
Penyuntikan: intramuskular atau subkutan 635 bulan : dosis 0,25 ml > 36 bln : dosis 0,5 ml > 8 thn : perlu booster 4 minggu kemudian
Vaksinasi diulang tiap tahun
-
Vaksin Hepatitis A
Virus inaktif, dalam formaldehid
Indikasi : anak umur > 2 thn endemis sering transfusi (hemofilia) panti asuhan
Indikasi kontra demam, infeksi akut hipersensitif thdp komponen vaksin
Intramuskular, jangan dibokong (gluteus)
-
Vaksin Varisela (Cacar Air)
Virus hidup dilemahkan, strain Oka
Mengandung Kanamycin sulfat, eritromisin
Subkutan, umur > 1 thn
Kontra indikasi
Demam, sakit akut
Perhatian Jangan diberikan bersama vaksin
hidup lain
Jangan hamil dalam 2 bln yad tidak effektif bila transfusi gamma
globulin
-
Vaksin Kombinasi
Tetract-Hib : kombinasi DPwT+Hib
Infanrix-Hib : kombinasi DPaT+Hib
DPwT/DPaT : dalam vial
Hib dalam PFS (prefilled syringe)
Sebelum disuntikkan, dicampur dengan menyedot DPwT/DPaT ke dalam PFS Hib
Kontra indikasi
Sama dengan komponen masing-masing vaksin
-
Vaksin Human Papiloma Virus (HPV) untuk cegah Ca Cervix
-
Penyimpanan vaksin harus dijaga sepanjang rantai perjalanan dari pabrik sampai saat melaksanakan vaksinasi
RANTAI VAKSIN
Proses
Transportasi DinKes
Provinsi
DinKes
Kabupaten
Pelayanan Kes.
Primer
Distributor
Apotik
Praktek Swasta
Pabrik
-
Suhu dan Lama Penyimpanan Vaksin
Pusat/ Bio
Farma
Propinsi Kab./ Kota Pelayanan
MASA SIMPAN VAKSIN
6 bulan 3 bulan + 1
bulan cad.
2 bulan + 1
bulan cad.
1 bulan + 1
bulan cad.
OPV Freezer: Suhu -15C s/d -25C +2Cs/d+8
C
DPT
DT
TT
BCG
CAMPAK
HEP. B
LEMARI ES: +2Cs/d+8C
-
Rantai vaksin : suhu 2 80 C
Tidak boleh kena panas, sinar matahari langsung semua vaksin
Terutama vaksin hidup : Polio, BCG, Campak
Tidak boleh beku Vaksin mati (komponen kuman, toksoid,
polisakharida, rekombinan)
Hepatitis B, DPT, DT dan TT
Stok vaksin di Puskesmas : Untuk 1 bulan + cadangan 1 minggu
-
Jenis Vaksin Suhu Penyimpanan Umur Vaksin
BCG +2 s/d +8C
-15s/d -25C
1 tahun
1 tahun
DPT +2 s/d +8C 2 tahun
Hepatitis B +2 s/d +8C 26 bulan
TT +2 s/d +8C 2 tahun
DT +2 s/d +8C 2 tahun
OPV +2 s/d +8C
-15 s/d -25C
6 bulan
2 tahun
Campak +2 s/d +8C
-15 s/d -25C
2 tahun
2 tahun
Masa simpan vaksin belum dipakai
Vademicum Bio Farma Jan.2002
-
Penyimpanan vaksin
Lemari es
Jarak lemari es dengan dinding belakang 15 cm
Lemari es tidak terkena sinar matahari langsung
Sirkulasi ruangan cukup
Penyusunan vaksin
Jarak menyusun dos vaksin 1-2 cm atau
satu jari antar dos vaksin
-
Rak I : Polio , Campak dan BCG.
Rak II : DPT , Hept. B
Rak III : DT, TT
Fungsi cold pack sama dengan
botol air di bagian bawah lemari es
- Mempertahankan suhu, jika
lemari es mati agar suhu tetap
stabil.
Pengontrol suhu (thermometer)
pada rak kedua, freeze
watch/freeze tag pada rak ketiga.
Lakukanlah pencatatan suhu dua
kali sehari, pada grafik suhu.
-
Kesalahan Penyimpanan Vaksin
-
Hasil Pemantauan Suhu Lemari Es
DKI Jakarta
*daftar nama fasilitas kesehatan ada di DinKes Propinsi DKI Jakarta
Hanya 5 dari 85 (6%) fasilitas kesehatan yang suhu lemari esnya stabil (2-8C)
1 jam 1
jam & >8C
8C 2 - 8C
9 RS 12 RS 4 RS 5 RS 18 RS 4 RS
1 BPS 1 RSB 1 RSAB 1 RSB 12 RB 1 BPS
1 Apotik 1 RB 1 RSB 3 RB
3 Klinik 1 RB 3 Klinik
1 Bidan 1 Apotik
11 faskes 18 faskes 8 faskes 13 faskes 30 faskes 5 faskes
-
Kondisi Lemari Es di beberapa RS
-
(
-
-Memantau suhu lemari es dengan
termometer
44.7%
-Pencatatan suhu dilakukan 2 kali sehari (??) 16.0%
-Vaksin disimpan sesuai standar (??) 47.1%
-Vaksin tidak layak pakai (VVM = Vaccine Vial
Monitor, telah berubah warna)
38.8%
-Vaksin kedaluwarsa di lemari es 8.2%
-
Vaksin Mati : sensitif (tidak tahan) beku,
tahan panas
Vaksin Pada suhu Dapat bertahan
selama
HepB, DPT-HB, - 0.50 C (beku) Maks jam
DPT, DT, TT - 5 sd -100 C (beku) Maks 1,5 2 jam
DPT, DPT-HB,
DT
Beberapa 0C diatas suhu udara
luar < 34 C
14 hari
HepB, TT Beberapa 0C diatas suhu udara
luar < 34 C
30 hari
-
Vaksin Hidup : sensitif (tidak tahan) panas,
tahan beku
Vaksin Pada suhu Dapat bertahan
selama
Polio Beberapa 0C diatas suhu
udara luar < 34 C
2 hari
BCG,
Campak
Beberapa 0C diatas suhu
udara luar < 34 C
7 hari
-
VVM = Vaccine Vial Monitor
-
Uji Kocok (Shake Test)
Boleh digunakan
Vaksin tidak pernah beku Vaksin pernah beku
Jangan digunakan
Setelah dikocok
Setelah 15 menit
Setelah 30 menit
Setelah 60 menit
-
Pengambilan vaksin
Ambil sampel tiap kotak
Lihat : tanggal kadaluarsa, VVM, warna larutan, gumpalan dalam larutan
Pisahkan vaksin yang Tidak memenuhi syarat VVM A dan B, jangan dicampur VVM B dipakai lebih dahulu
-
Membawa Vaksin
Masukkan dalam cold box atau vaccine carrier
Bila jarak dekat masukan cool pack cair Bagian tengah letakkan termometer Muller
Bila jarak jauh masukkan cold pack beku HepB dan DPT-HB tidak boleh menempel
Masukkan freeze tag / watch
Termos tidak boleh kena sinar matahari langsung
-
Cool-pack
-
Cold pack & cool pack
Wadah plastik atau kantong plastik Diisi air
Cair (cool pack) : biru / merah dinginkan di lemari es 2-80 C/min. 24 jam Untuk vaksin HepB, DPT, DPT-HB, DT, TT
Beku (cold pack) : putih bekukan di freezer-5 sd 150C min 24 jam Untuk vaksin Polio, BCG, Campak
-
Persetujuan Tindakan Kedokteran (1)
1. Permenkes no 290 / 2008 ttg Persetujuan Tindakan Kedokteran
Tindakan Kedokteran : preventif, diagnostik, terapeutik, rehabilitatif (ps 1, ayat 3)
Semua tindakan kedokteran harus mendapat persetujuan (ps 2, ayat 1), tertulis maupun lisan (ayat 2)
Program pemerintah, utk kepentingan masyarakat banyak, tidak perlu persetujuan (ps 15)
Persetujuan : setelah mendapat penjelasan lengkap mengenai tindakan yang akan dilakukan (ps 1, ayat 1)
Penjelasan harus diberikan : diminta atau tidak diminta (ps 7 ayat 1)
-
Persetujuan Tindakan Kedokteran (2)
. Permenkes no 290 / 2008 ttg Persetujuan Tindakan Kedokteran
Tindakan Kedokteran : preventif, diagnostik, terapeutik, rehabilitatif (ps 1, ayat 3)
Semua tindakan kedokteran harus mendapat persetujuan (ps 2, ayat 1), tertulis maupun lisan (ayat 2)
Program pemerintah, utk kepentingan masyarakat banyak, tidak perlu persetujuan (ps 15)
Persetujuan : setelah mendapat penjelasan lengkap mengenai tindakan yang akan dilakukan (ps 1, ayat 1)
Penjelasan harus diberikan : diminta atau tidak diminta (ps 7 ayat 1)
-
Persetujuan Tindakan Kedokteran (3)
Tindakan berisiko tinggi : persetujuan tertulis (ps 3 a 1) Dapat akibatkan kematian atau kecacatan
Tidak berisiko tinggi : dapat lisan (ps 3, a 2), ucapan setuju, anggukan kepala (ps 4)
Penolakan (ps 16 ayat 1) atau pembatalan (ps 5 a1,2), harus tertulis
Pembinaan dan pengawasan oleh Ka Dinkes, melibatkan organisasi profesi (ps 18)
Dapat mengambil tindakan administratif : Teguran lisan, tertulis
Pencabutan SIP
-
Persetujuan Tindakan Kedokteran
Penjelasan tentang manfaat dan risiko vaksinasi
Empathy
bukan menghakimi (non-judgmental approach)
Gunakan istilah awam dan sederhana
-
Persetujuan Tindakan Kedokteran (4)
2. UU Perlindungan Konsumen (no 8 tahun 1999) Hak informasi yang benar, jelas & jujur
Hak didengar pendapat dan keluhannya
Hak memilih
wajib memberi informasi yang benar, jelas dan jujur
Dilarang : menawarkan, mempromosikan berlebihan
3. UU Praktik Kedokteran (no 29 tahun 2004). Praktik kedokteran : rangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan
Tindakan kedokteran : harus jelaskan pada pasien
Pasien : berhak mendapat penjelasan tentang tindakan medis persetujuan
-
Anamnesis, Komunikasi, Informasi, Edukasi
Cek identitas, vaksinasi yang telah didapat
Umur, jarak dgn vaksinasi sebelumnya
Informed consent : manfaat dan KIPI
Indikasi kontra, perhatian khusus, penyakit, obat
KIPI vaksinasi sebelumnya
Penanggulangan KIPI seandainya terjadi
Rutin pediatrik
Asupan nutrisi, miksi, defekasi, tidur
Pertumbuhan dan perkembangan
Jadwal vaksinasi berikutnya
-
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan umum
Pemeriksaan khusus
Mencari indikasi kontra atau hal-hal yang perlu diperhatikan
bekas vaksinasi terdahulu
Lokasi vaksinasi yang akan dikerjakan
-
Persiapan Pemberian Vaksin
Cuci tangan dengan antiseptik Baca nama vaksin, tanggal kadaluwarsa, Teliti kondisi vaksin apakah masih layak :
warna indikator VVM,
Kocok : penggumpalan, perubahan warna Alat suntik : sekali pakai Encerkan dan ambil vaksin sebanyak dosis Ukuran jarum : ketebalan otot bayi / anak Pasang dropper polio dengan benar
-
Penyediaan alat-alat
Peralatan vaksinasi
(alat cuci tangan, pemotong ampul, alat suntik sekali pakai, kapas
alkohol, plester, kotak limbah)
Alat penanganan kedaruratan
(adrenalin, kortikosteroid, selang dan
cairan infus, oksigen),
Pencatatan :
Buku KIA, KMS, blangko vaksinasi
-
Mengatasi Ketakutan dan Nyeri
Jangan menakut-nakuti anak
Empati, jangan dipaksa dengan dipegang kuat
Diajak bicara, dielus-elus, ditenangkan
Bayi baru lahir : diberi sukrosa dilidahnya
Krim EMLA (Eutetic Mixture of Local Anesthesia) 1 jam sebelum penyuntikan, efek sampai 24 jam
Lidocaine topikal : 10 menit sebelum disuntik
Anak : bernafas dalam, tiup baling-baling, ajak bicara, bacakan cerita, musik
Dipijat atau digoyang-goyang sesudah vaksinasi
-
Penyuntikan dan Penetesan Vaksin
Bicara pada bayi dan anak
Tentukan lokasi penyuntikan : paha, lengan
Posisi bayi / anak : nyaman dan aman
Desinfeksi
Pegang; peregangan kulit, cubitan
Penyuntikan: dosis, sudut, cara
Tetesan: dosis, hati-hati dimuntahkan
Penekanan bekas suntikan
Membuang alat suntik bekas
Penulisan tanggal vaksinasi di kolom yang sudah disediakan
-
Teknik dan Posisi Penyuntikan
Bayi digendong pengasuh,
Anak dipeluk menghadap pengasuh (chest to chest)
Otot yang akan disuntik : lemas (relaks)
Tungkai : sedikit rotasi ke dalam
Lengan : sedikit fleksi pada sendi siku
Anak dipersilahkan memilih lokasi suntikan
Metode Z tract : sebelum jarum disuntikkan geser kulit dan subkutis ke samping, setelah disuntik kemudian lepaskan
Jarum disuntikan dengan cepat
-
Teknik Penyuntikan dan Penetesan
Subcutaneous e.g. measles, mumps,
rubella, varicella
Intramuscular e.g. hepatitis A and B,
DTP
Intradermal BCG
Oral
e.g. polio
-
Posisi Anak ketika Divaksinasi
Tungkai anak
dijepit paha ibu
Lengan yg satu
dijepit ketiak ibu
Tangan yg lain
dipegang ibu,
Kemudian anak
dipeluk
-
Posisi Anak ketika Divaksinasi
Tangan dipegang
Tangan kiri
Dijepit ketiak ibu
suntik
-
Posisi Anak Kurang Aman
Kaki bebas
Bisa berontak
suntik
Tangan bebas
Bisa meraih jarum suntik
-
Posisi bayi dalam
pelukan ibu pada
penyuntikan BCG
-
Penetesan Vaksin Polio
-
Pencatatan
Nama dagang, produsen,
No. lot / seri vaksin,
Tgl penyuntikan
Bagian tubuh yang disuntik (deltoid kiri, paha kanan mis)
-
SISA VAKSIN
BCG
setelah dilarutkan harus segera diberikan
dalam 3 jam (simpan dalam suhu 2 8 C)
Polio
Setelah dibuka harus segera diberikan dalam 7 hari (simpan dlm suhu 2 8 C)
DPT
Bila ada penggumpalan atau partikel yang tidak hilang setelah dikocok jangan dipakai
Campak
Setelah dilarutkan harus diberikan dlm 8 jam (simpan dlm suhu 2 8 C)
-
PEMAKAIAN VAKSIN DAN SISA VAKSIN (2)
Di pelayanan statis : Tulis tanggal dan jam melarutkan Sisa BCG setelah dilarutkan dipakai dlm 3 jam Sisa Campak dan Meningokokus ACW135Y
setelah dilarutkan dipakai dlm 8 jam
Polio bisa disimpan 2 minggu Sisa DPT, DT, TT , Hep B, DPT-HepB, bisa
disimpan 4 minggu,
Syarat : Belum kadaluarsa Disimpan dalam suhu 2 80 C VVM : warna segi empat lebih muda Tidak pernah terendam air Sterilitas terjaga
-
PEMANTAUAN SETELAH VAKSINASI
Perhatikan keadaan umum
Tunggu 30 menit di ruang tunggu
-
SAFE INJECTION : MENGAPA PERLU ?
Estimasi WHO : 30 % suntikan imunisasi tidak aman (WHO bull. Oktober, 1999)
Imunisasi rutin (Soewarta,1999: 4 propinsi):
tidak disterilkan : spuit 38%, jarum 23 %
alat suntik pakai ulang :krn tidak ada jarum (18%), tidak ada spuit (4%)
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (Soewarta,1999)
45 % alat suntik tidak disterilkan
alat suntik pakai ulang : krn tidak ada sterilisator (39%), tidak ada jarum (28 %) tidak ada alat suntik (6%)
Suntikan dapat menularkan : hepatitis B, Hepatitis C, HIV, jamur, parasit, bakteri, menyebabkan abses
Penyebaran melalui suntikan lebih cepat daripada melalui udara, mulut atau seks
-
SAFE INJECTION
Aman bagi
yang disuntik
penyuntik
lingkungan
-
TIDAK AMAN BAGI YANG DISUNTIK (1)
Vaksin
Suhu > 8 C, atau VVM telah terpapar panas
Botol vaksin bocor, retak, atau terpasang jarum
Ada partikel dalam larutan
Telah dilarutkan lebih dari 6 jam
Beku : DPT, DT, TT, HepB, Hib (tidak boleh beku)
Uji kocok tetap menggumpal
-
TIDAK AMAN BAGI YANG DISUNTIK (2)
Alat suntik
Spuit disposable dipakai ulang
Hanya mengganti jarum
Tidak dibersihkan dulu langsung disterilkan
Hanya dengan desinfektan
Membakar jarum di api
Merebus dalam panci terbuka
Menyentuh ujung jarum
-
TIDAK AMAN BAGI YANG DISUNTIK (3)
Cara melarutkan / pengambilan vaksin
Cairan pelarut untuk vaksin lain atau > 8C
1 spuit diisi beberapa dosis sekaligus
jarum ditinggalkan menancap di vial
Mencampur isi 2 vial
Lokasi, posisi , kedalaman penyuntikan
Tidak ada alat / obat gawat kedaruratan
Desinfektan sebelum penyuntikan
-
TIDAK AMAN BAGI PENYUNTIK
Menekan luka berdarah dengan jari (semua cairan tubuh dapat menularkan kuman)
Membawa atau meletakkan alat suntik bekas sembarangan (tidak langsung membuang ke kotak limbah)
Menyentuh atau mencabut jarum suntik Menutup kembali (recapping) jarum suntik Mengasah jarum bekas Memilah-milah tumpukan jarum bekas Tidak ada alat / obat gawat darurat
Tidak aman bagi lingkungan :
Meninggalkan alat suntik bekas sembarangan
-
TEMPAT PEMBUANGAN LIMBAH
-
TEMPAT PEMBUANGAN LIMBAH
-
Contoh yang salah
Beberapa tempat/wadah yang digunakan untuk membuang Alat suntik yang telah digunakan
Recapping
BERBAHAYA
-
PEMUSNAHAN KOTAK + ISI LIMBAH
Dibakar dalam insinerator khusus (suhu 600 - 1100 C) risiko pencemaran kecil
Rp. 10 30 juta, BBM / kayu bakar
Dibakar dalam lubang atau drum
Digiling : kuman tidak mati Milling atau shreeding
Serbuk masih infeksius
375-750 alat suntik / jam
listrik 750 w
-
Prosedur Vaksinasi
Penyimpanan : vaksin, pelarut, penetes (dropper)
Transportasi : jangan beku, atau kena panas
Alat : gawat darurat, pembuangan limbah Anamnesis: identitas, indikasi kontra, KIPI Informed consent : manfaat, risiko KIPI Pemeriksaan fisik rutin
Cara pemberian : dosis, interval, lokasi, sudut, kedalaman
Pencatatan (dan pelaporan)
Pengelolaan sisa vaksin,
Pemusnahan limbah
Pemantauan dan pelaporan KIPI
-
Sehat,
Kuat
Cerdas,
Kreatif,
Berperilaku baik
-
Kurang imanisasi ?