1_ Prosedur , Imunisasi (Soedjatmiko)

91
Dr. Soedjatmiko , SpA (K), MSi Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang - Pediatri Sosial Magister Sains Psikologi Perkembangan , no HP 08129040190 Jabatan 1. Sekretaris Satgas Imunisasi PP IDAI 2. Wakil Ketua 1 Tim Koordinasi Advokasi Nasional Imunisasi 3. Anggota Technical Advisory Group on Immunization 4. Ketua Divisi Tumbuh Kembang – Pediatri Sosial Dep. IKA FKUI – RSCM 5. Anggota Forum Pusat Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) 6. Konsultan Tabloid NAKITA, Majalah Parents Guide, Ayahbunda Riwayat Singkat Pendidikan /Pelatihan: - 1992 : Dokter Spesialis Anak FKUI - 1997 : Surveilance & Epidemiology Course Kumamoto, Tokyo - Japan - 2000 : Growth & Nutrition Course, Santiago, Chile - 2002 : Magister Sains Psikologi Perkembangan. F Psikologi UI - 2002 : Konsultan Tumbuh Kembang – Pediatri Sosial - 2002 : Vaccinology Training Jakarta, Kinabalu, Singapore - 2006 : Bayley III Training Course, Kuala Lumpur - 2008 : Touch & Baby Massage Workshop, HoChi Minh, Vietnam

description

Prosedur Imunisasi

Transcript of 1_ Prosedur , Imunisasi (Soedjatmiko)

  • Dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang - Pediatri Sosial

    Magister Sains Psikologi Perkembangan, no HP 08129040190

    Jabatan 1. Sekretaris Satgas Imunisasi PP IDAI

    2. Wakil Ketua 1 Tim Koordinasi Advokasi Nasional Imunisasi

    3. Anggota Technical Advisory Group on Immunization

    4. Ketua Divisi Tumbuh Kembang Pediatri Sosial Dep. IKA FKUI RSCM 5. Anggota Forum Pusat Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD)

    6. Konsultan Tabloid NAKITA, Majalah Parents Guide, Ayahbunda

    Riwayat Singkat Pendidikan /Pelatihan: - 1992 : Dokter Spesialis Anak FKUI

    - 1997 : Surveilance & Epidemiology Course Kumamoto, Tokyo - Japan

    - 2000 : Growth & Nutrition Course, Santiago, Chile

    - 2002 : Magister Sains Psikologi Perkembangan. F Psikologi UI

    - 2002 : Konsultan Tumbuh Kembang Pediatri Sosial - 2002 : Vaccinology Training Jakarta, Kinabalu, Singapore

    - 2006 : Bayley III Training Course, Kuala Lumpur

    - 2008 : Touch & Baby Massage Workshop, HoChi Minh, Vietnam

  • Prosedur Vaksinasi

    Soedjatmiko

    Pelatihan Vaksinologi

  • Vaksinasi

    Memberikan vaksin (bakteri / virus hidup dilemahkan / mati, komponen) atau toksoid

    Sesuai jadwal yang ditetapkan

    Disuntikkan atau diteteskan ke dalam mulut

    untuk merangsang kekebalan tubuh penerima

    hati-hati : dapat menimbulkan KIPI

  • Sehat,

    Kuat,Cerdas,

    Kreatif,

    Berperilaku baik

    Pentingnya + Imunisasi

  • Pertumbuhan Berkat Imunisasi

  • PROSEDUR VAKSINASI

    Penyimpanan dan transportasi vaksin

    Persiapan alat dan bahan : untuk vaksinasi dan mengatasi gawat - darurat

    Persiapan pemberian : anamnesis, umur, jarak dgn vaksinasi sebelumnya,

    riwayat KIPI, Indikasi kontra dan perhatian khusus Informed consent : manfaat, risiko KIPI pemeriksaan fisik

    Cara pemberian dosis, interval, lokasi, sudut, kedalaman

    Pencatatan (dan pelaporan)

    Pemantauan KIPI

    Pengelolaan sisa vaksin,

    Pemusnahan limbah

  • Vaksin Bakteri Vaksin Virus

    Vaksin

    Hidup

    BCG

    Difteria

    Tetanus Pertusis Kolera

    Meningo

    Pneumo Hib Typhoid Vi

    Campak Parotitis Rubela Varisela

    OPV

    Yellow Fever

    Influenza IPV

    Rabies

    Hepatitis B

    Hepatitis A

    Vaksin

    Inaktif

    JENIS-JENIS VAKSIN

  • Vaksin Hepatitis B

    Partikel permukaan antigen virus hepatitis B

    rekombinan DNA sel ragi, tidak infeksius

    Kontra indikasi : alergi pada komponen vaksin (sangat jarang)

    Penyimpanan : 2 8 C, uji kocok

    Penyuntikan : intramuskular, jangan di gluteal

    KIPI : Reaksi lokal : kemerahan, nyeri, bengkak, demam ringan 2 hari.

    Reaksi sistemik : mual muntah, nyeri kepala, nyeri otot, sendi

  • Vaksin Polio Oral (OPV)

    Heat Marker

    Vaccine Vial Monitor (VVM)

  • VVM = Vaccine Vial Monitor

  • Perubahan warna vaksin polio karena perubahan pH

    Boleh diberikan

  • Vaksin Polio Oral (OPV)

    Virus hidup, dilemahkan Virus poliomielitis tipe 1, 2, 3 strain Sabin

    Penyimpanan (sebelum dibuka): dalam suhu - 20C potensi sampai 2 thn

    dlm suhu 2 8C potensi sampai 6 bulan

    Setelah dibuka simpan dlm suhu 2 8C potensi hanya sampai 7 hari

    Tidak beku, ada sorbitol

    Sedang diare : boleh divaksin, 4 minggu kemudian beri 1 dosis sebagai dosis tambahan

  • Vaksin Polio Injeksi (Injectable / Inactivated Polio Vaccine = IPV)

    Virus polio mati

    Kekebalan di mukosa usus : sedikit

    Tidak digunakan selama dicurigai masih ada transmisi virus polio liar

    Tidak ada risiko VAPP dan VDPP

    Penyimpanan : dlm suhu 2 8C stabil 3 thn (OPV 6 bln)

    Serokonversi IPV > OPV (Kenya)

    Sudah digunakan di negara maju

    sejak 2002

  • Vaksin BCG

    Mycobacterium bovis hidup yang dilemahkan

    Setelah dilarutkan, dlm suhu 2 8C (bukan freezer), hanya boleh 3 jam

    Kering : simpan dlm suhu 2 8C, lebih baik dalam freezer,

    Jangan kena sinar matahari

    Dosis : 0.05 ml intrakutan, deltoid kanan

    Buku Imunisasi di Indonesia 2001, hal 80

    Vademecum Biofarma, 2002

  • Vaksin Difteri, Tetanus dan Pertusis

    Difteria dan tetanus : toksoid dimurnikan

    Pertusis : bakteri mati, teradsorbsi dlm Al fosfat

    Tiap 1ml :40 Lf toksoid difteria, 24 OU pertusis, 15 Lf toksoid tetanus, Al fosfat 3 mg, thimerosal 0,1 mg.

    Simpan dan transportasi dalam 2 8C, jangan

    dalam freezer

    Kocok sampai homogen, bila ada gumpalan

    atau endapan jangan digunakan

    Indikasi kontra

    - Riwayat anafilaksis Ensefalopati pasca DPT sebelumnya

  • Vaksinasi anti Tetanus (DPT, TT)

    Tujuan

    Eliminasi tetanus neonatorum

    Cegah tetanus

    Target imunisasi tetanus : > 5 kali

    3 dosis saat bayi + 2 dosis toksoid dewasa

    dosis ke-4 (18 24 bl) kekebalan > 5 th

    dosis ke-5 (masuk SD) kekebalan > 10 th

    dosis ke-6 (keluar SD, TD atau dT)

    kekebalan > 20 th

  • Vaksin Difteri Tetanus Pertusis whole cells (DTPw)

    dan Tetanus Toksoid (TT)

    Heat Marker /

    Vaccine Vial Monitor

    (VVM)

  • Vaksin Difteri Tetanus Pertusis aselular (DPaT)

  • Vaksin Haemophilus Influenza type b

    Mencegah : Meningitis, Pneumonia, bukan Influenza

    Polisakarida H. influenza b dikonjugasikan pada toksoid tetanus, trometamol, sukrosa, NaCl

    Simpan : 2 - 8C, jangan beku Suspensi berkabut keputihan: normal Kombinasi dgn DTaP /DTwP

    < 2 thn : paha mid anterolateral

    > 2 thn : deltoid

  • Vaksin Campak (1)

    Heat Marker

    Vaccine Vial Monitor

    (VVM)

  • Vaksin Campak (2)

    Virus hidup dilemahkan, jangan kena sinar matahari

    Vaksin kering : simpan < 0 C atau < 8C, lebih baik minus 20 C. Pelarut tidak boleh beku.

    Setelah dilarutkan, dlm suhu 2 8C maksimum 8 jam

    Tiap 0,5 ml mengandung

    1000 u virus strain CAM 70

    100 mcg kanamisin, 30 mg eritromisin

    Dosis 0,5 ml, subkutan, di deltoid lengan atas

  • Vaksin MMR

    Virus campak Schwarz hidup dilemahkan dlm embrio ayam

    Virus gondong Urabe dibiak dlm telur ayam

    Virus rubela Wistar dibiak pada sel deploid manusia

    PFS, vial, simpan 2 - 8 C,

    Subkutan atau intra muskular

    Kontra indikasi

    imunodepresi, hamil, pasca imunoglobulin, transfusi darah (tunda 6 12 minggu), alergi neomisin, kanamisin

    Tidak ada bukti sahih berkaitan dgn Autisme

  • Vaksin Demam Tifoid

    Komposisi Polisakarida kapsul Vi Salmonella typhi Fenol, NaCl, NaHPO3H

    PFS, simpan 2 8C Intramuskular atau subkutan umur > 2 thn Imunitas 2 3 minggu pasca vaksinasi Imunogenitas rendah pada umur < 2 thn Perlindungan 3 tahun Tidak melindungi thdp S.paratyphi A & B

  • Vaksin Pneumokokus Konjugasi (PCV 10 &13)

    Vaksin polisakarida S.pneumoniae 10 & 13 Konjungasi dengan difteri toksoid (PCV 13) Konjugasi dgn proten D NTHI (PCV 10)

    T cell dependent Mempunyai memori jangka panjang Imunogenik pada anak 90% mencegah penyakit pneumokokus invasif Mencegah 86% bakteremia Mencegah 83% meningitis anak

  • Vaksin Pneumokokus PPV 23

    Nama dagang: Pneumo-23@ (Sanofi Pasteur) kapsul polisakarida S. pneumoniae 23 serotipe 14, 6B, 19F, 18C, 23F, 4, 9V, 19A, 6A, 7F, 3, 1, 9N,

    22F, 18B, 15C, 12F, 11A, 18F, 33F, 10A, 38, 13

    T cell independent Mempunyai imunitas jangka pendek Tidak imunogenik pada anak 2 tahun dalam risiko tinggi, yaitu penyakit kronik anatomic atau functional asplenia imunokompromais, pengobatan kemoterapi atau steroid, infeksi HIV

    Effektifitas 88% untuk pencegahan bakteremia pneumokokus 60%-70% untuk pencegahan penyakit invasif Kurang effektif mencegah pneumonia

    KIPI ringan Reaksi lokal : 30 50 % Demam, mialgia : < 1 %

  • Vaksin Influenza

    Virus tidak aktif, dlm PFS (prefilled syringe) Bahan lain: telur, neomisin, formaldehid Penyimpanan: suhu 2 8C, jangan kena cahaya

    atau beku

    Tiap tahun strain bisa berbeda berdasar rekomendasi WHO : Selatan & Utara

    Strain 2004 untuk daerah selatan H1N1 (New Caledonia/20/99) H3N2 (Fujian/411/2002) Hongkong/330/2001

    Penyuntikan: intramuskular atau subkutan 635 bulan : dosis 0,25 ml > 36 bln : dosis 0,5 ml > 8 thn : perlu booster 4 minggu kemudian

    Vaksinasi diulang tiap tahun

  • Vaksin Hepatitis A

    Virus inaktif, dalam formaldehid

    Indikasi : anak umur > 2 thn endemis sering transfusi (hemofilia) panti asuhan

    Indikasi kontra demam, infeksi akut hipersensitif thdp komponen vaksin

    Intramuskular, jangan dibokong (gluteus)

  • Vaksin Varisela (Cacar Air)

    Virus hidup dilemahkan, strain Oka

    Mengandung Kanamycin sulfat, eritromisin

    Subkutan, umur > 1 thn

    Kontra indikasi

    Demam, sakit akut

    Perhatian Jangan diberikan bersama vaksin

    hidup lain

    Jangan hamil dalam 2 bln yad tidak effektif bila transfusi gamma

    globulin

  • Vaksin Kombinasi

    Tetract-Hib : kombinasi DPwT+Hib

    Infanrix-Hib : kombinasi DPaT+Hib

    DPwT/DPaT : dalam vial

    Hib dalam PFS (prefilled syringe)

    Sebelum disuntikkan, dicampur dengan menyedot DPwT/DPaT ke dalam PFS Hib

    Kontra indikasi

    Sama dengan komponen masing-masing vaksin

  • Vaksin Human Papiloma Virus (HPV) untuk cegah Ca Cervix

  • Penyimpanan vaksin harus dijaga sepanjang rantai perjalanan dari pabrik sampai saat melaksanakan vaksinasi

    RANTAI VAKSIN

    Proses

    Transportasi DinKes

    Provinsi

    DinKes

    Kabupaten

    Pelayanan Kes.

    Primer

    Distributor

    Apotik

    Praktek Swasta

    Pabrik

  • Suhu dan Lama Penyimpanan Vaksin

    Pusat/ Bio

    Farma

    Propinsi Kab./ Kota Pelayanan

    MASA SIMPAN VAKSIN

    6 bulan 3 bulan + 1

    bulan cad.

    2 bulan + 1

    bulan cad.

    1 bulan + 1

    bulan cad.

    OPV Freezer: Suhu -15C s/d -25C +2Cs/d+8

    C

    DPT

    DT

    TT

    BCG

    CAMPAK

    HEP. B

    LEMARI ES: +2Cs/d+8C

  • Rantai vaksin : suhu 2 80 C

    Tidak boleh kena panas, sinar matahari langsung semua vaksin

    Terutama vaksin hidup : Polio, BCG, Campak

    Tidak boleh beku Vaksin mati (komponen kuman, toksoid,

    polisakharida, rekombinan)

    Hepatitis B, DPT, DT dan TT

    Stok vaksin di Puskesmas : Untuk 1 bulan + cadangan 1 minggu

  • Jenis Vaksin Suhu Penyimpanan Umur Vaksin

    BCG +2 s/d +8C

    -15s/d -25C

    1 tahun

    1 tahun

    DPT +2 s/d +8C 2 tahun

    Hepatitis B +2 s/d +8C 26 bulan

    TT +2 s/d +8C 2 tahun

    DT +2 s/d +8C 2 tahun

    OPV +2 s/d +8C

    -15 s/d -25C

    6 bulan

    2 tahun

    Campak +2 s/d +8C

    -15 s/d -25C

    2 tahun

    2 tahun

    Masa simpan vaksin belum dipakai

    Vademicum Bio Farma Jan.2002

  • Penyimpanan vaksin

    Lemari es

    Jarak lemari es dengan dinding belakang 15 cm

    Lemari es tidak terkena sinar matahari langsung

    Sirkulasi ruangan cukup

    Penyusunan vaksin

    Jarak menyusun dos vaksin 1-2 cm atau

    satu jari antar dos vaksin

  • Rak I : Polio , Campak dan BCG.

    Rak II : DPT , Hept. B

    Rak III : DT, TT

    Fungsi cold pack sama dengan

    botol air di bagian bawah lemari es

    - Mempertahankan suhu, jika

    lemari es mati agar suhu tetap

    stabil.

    Pengontrol suhu (thermometer)

    pada rak kedua, freeze

    watch/freeze tag pada rak ketiga.

    Lakukanlah pencatatan suhu dua

    kali sehari, pada grafik suhu.

  • Kesalahan Penyimpanan Vaksin

  • Hasil Pemantauan Suhu Lemari Es

    DKI Jakarta

    *daftar nama fasilitas kesehatan ada di DinKes Propinsi DKI Jakarta

    Hanya 5 dari 85 (6%) fasilitas kesehatan yang suhu lemari esnya stabil (2-8C)

    1 jam 1

    jam & >8C

    8C 2 - 8C

    9 RS 12 RS 4 RS 5 RS 18 RS 4 RS

    1 BPS 1 RSB 1 RSAB 1 RSB 12 RB 1 BPS

    1 Apotik 1 RB 1 RSB 3 RB

    3 Klinik 1 RB 3 Klinik

    1 Bidan 1 Apotik

    11 faskes 18 faskes 8 faskes 13 faskes 30 faskes 5 faskes

  • Kondisi Lemari Es di beberapa RS

  • (

  • -Memantau suhu lemari es dengan

    termometer

    44.7%

    -Pencatatan suhu dilakukan 2 kali sehari (??) 16.0%

    -Vaksin disimpan sesuai standar (??) 47.1%

    -Vaksin tidak layak pakai (VVM = Vaccine Vial

    Monitor, telah berubah warna)

    38.8%

    -Vaksin kedaluwarsa di lemari es 8.2%

  • Vaksin Mati : sensitif (tidak tahan) beku,

    tahan panas

    Vaksin Pada suhu Dapat bertahan

    selama

    HepB, DPT-HB, - 0.50 C (beku) Maks jam

    DPT, DT, TT - 5 sd -100 C (beku) Maks 1,5 2 jam

    DPT, DPT-HB,

    DT

    Beberapa 0C diatas suhu udara

    luar < 34 C

    14 hari

    HepB, TT Beberapa 0C diatas suhu udara

    luar < 34 C

    30 hari

  • Vaksin Hidup : sensitif (tidak tahan) panas,

    tahan beku

    Vaksin Pada suhu Dapat bertahan

    selama

    Polio Beberapa 0C diatas suhu

    udara luar < 34 C

    2 hari

    BCG,

    Campak

    Beberapa 0C diatas suhu

    udara luar < 34 C

    7 hari

  • VVM = Vaccine Vial Monitor

  • Uji Kocok (Shake Test)

    Boleh digunakan

    Vaksin tidak pernah beku Vaksin pernah beku

    Jangan digunakan

    Setelah dikocok

    Setelah 15 menit

    Setelah 30 menit

    Setelah 60 menit

  • Pengambilan vaksin

    Ambil sampel tiap kotak

    Lihat : tanggal kadaluarsa, VVM, warna larutan, gumpalan dalam larutan

    Pisahkan vaksin yang Tidak memenuhi syarat VVM A dan B, jangan dicampur VVM B dipakai lebih dahulu

  • Membawa Vaksin

    Masukkan dalam cold box atau vaccine carrier

    Bila jarak dekat masukan cool pack cair Bagian tengah letakkan termometer Muller

    Bila jarak jauh masukkan cold pack beku HepB dan DPT-HB tidak boleh menempel

    Masukkan freeze tag / watch

    Termos tidak boleh kena sinar matahari langsung

  • Cool-pack

  • Cold pack & cool pack

    Wadah plastik atau kantong plastik Diisi air

    Cair (cool pack) : biru / merah dinginkan di lemari es 2-80 C/min. 24 jam Untuk vaksin HepB, DPT, DPT-HB, DT, TT

    Beku (cold pack) : putih bekukan di freezer-5 sd 150C min 24 jam Untuk vaksin Polio, BCG, Campak

  • Persetujuan Tindakan Kedokteran (1)

    1. Permenkes no 290 / 2008 ttg Persetujuan Tindakan Kedokteran

    Tindakan Kedokteran : preventif, diagnostik, terapeutik, rehabilitatif (ps 1, ayat 3)

    Semua tindakan kedokteran harus mendapat persetujuan (ps 2, ayat 1), tertulis maupun lisan (ayat 2)

    Program pemerintah, utk kepentingan masyarakat banyak, tidak perlu persetujuan (ps 15)

    Persetujuan : setelah mendapat penjelasan lengkap mengenai tindakan yang akan dilakukan (ps 1, ayat 1)

    Penjelasan harus diberikan : diminta atau tidak diminta (ps 7 ayat 1)

  • Persetujuan Tindakan Kedokteran (2)

    . Permenkes no 290 / 2008 ttg Persetujuan Tindakan Kedokteran

    Tindakan Kedokteran : preventif, diagnostik, terapeutik, rehabilitatif (ps 1, ayat 3)

    Semua tindakan kedokteran harus mendapat persetujuan (ps 2, ayat 1), tertulis maupun lisan (ayat 2)

    Program pemerintah, utk kepentingan masyarakat banyak, tidak perlu persetujuan (ps 15)

    Persetujuan : setelah mendapat penjelasan lengkap mengenai tindakan yang akan dilakukan (ps 1, ayat 1)

    Penjelasan harus diberikan : diminta atau tidak diminta (ps 7 ayat 1)

  • Persetujuan Tindakan Kedokteran (3)

    Tindakan berisiko tinggi : persetujuan tertulis (ps 3 a 1) Dapat akibatkan kematian atau kecacatan

    Tidak berisiko tinggi : dapat lisan (ps 3, a 2), ucapan setuju, anggukan kepala (ps 4)

    Penolakan (ps 16 ayat 1) atau pembatalan (ps 5 a1,2), harus tertulis

    Pembinaan dan pengawasan oleh Ka Dinkes, melibatkan organisasi profesi (ps 18)

    Dapat mengambil tindakan administratif : Teguran lisan, tertulis

    Pencabutan SIP

  • Persetujuan Tindakan Kedokteran

    Penjelasan tentang manfaat dan risiko vaksinasi

    Empathy

    bukan menghakimi (non-judgmental approach)

    Gunakan istilah awam dan sederhana

  • Persetujuan Tindakan Kedokteran (4)

    2. UU Perlindungan Konsumen (no 8 tahun 1999) Hak informasi yang benar, jelas & jujur

    Hak didengar pendapat dan keluhannya

    Hak memilih

    wajib memberi informasi yang benar, jelas dan jujur

    Dilarang : menawarkan, mempromosikan berlebihan

    3. UU Praktik Kedokteran (no 29 tahun 2004). Praktik kedokteran : rangkaian kegiatan pelayanan

    kesehatan

    Tindakan kedokteran : harus jelaskan pada pasien

    Pasien : berhak mendapat penjelasan tentang tindakan medis persetujuan

  • Anamnesis, Komunikasi, Informasi, Edukasi

    Cek identitas, vaksinasi yang telah didapat

    Umur, jarak dgn vaksinasi sebelumnya

    Informed consent : manfaat dan KIPI

    Indikasi kontra, perhatian khusus, penyakit, obat

    KIPI vaksinasi sebelumnya

    Penanggulangan KIPI seandainya terjadi

    Rutin pediatrik

    Asupan nutrisi, miksi, defekasi, tidur

    Pertumbuhan dan perkembangan

    Jadwal vaksinasi berikutnya

  • Pemeriksaan Fisik

    Pemeriksaan umum

    Pemeriksaan khusus

    Mencari indikasi kontra atau hal-hal yang perlu diperhatikan

    bekas vaksinasi terdahulu

    Lokasi vaksinasi yang akan dikerjakan

  • Persiapan Pemberian Vaksin

    Cuci tangan dengan antiseptik Baca nama vaksin, tanggal kadaluwarsa, Teliti kondisi vaksin apakah masih layak :

    warna indikator VVM,

    Kocok : penggumpalan, perubahan warna Alat suntik : sekali pakai Encerkan dan ambil vaksin sebanyak dosis Ukuran jarum : ketebalan otot bayi / anak Pasang dropper polio dengan benar

  • Penyediaan alat-alat

    Peralatan vaksinasi

    (alat cuci tangan, pemotong ampul, alat suntik sekali pakai, kapas

    alkohol, plester, kotak limbah)

    Alat penanganan kedaruratan

    (adrenalin, kortikosteroid, selang dan

    cairan infus, oksigen),

    Pencatatan :

    Buku KIA, KMS, blangko vaksinasi

  • Mengatasi Ketakutan dan Nyeri

    Jangan menakut-nakuti anak

    Empati, jangan dipaksa dengan dipegang kuat

    Diajak bicara, dielus-elus, ditenangkan

    Bayi baru lahir : diberi sukrosa dilidahnya

    Krim EMLA (Eutetic Mixture of Local Anesthesia) 1 jam sebelum penyuntikan, efek sampai 24 jam

    Lidocaine topikal : 10 menit sebelum disuntik

    Anak : bernafas dalam, tiup baling-baling, ajak bicara, bacakan cerita, musik

    Dipijat atau digoyang-goyang sesudah vaksinasi

  • Penyuntikan dan Penetesan Vaksin

    Bicara pada bayi dan anak

    Tentukan lokasi penyuntikan : paha, lengan

    Posisi bayi / anak : nyaman dan aman

    Desinfeksi

    Pegang; peregangan kulit, cubitan

    Penyuntikan: dosis, sudut, cara

    Tetesan: dosis, hati-hati dimuntahkan

    Penekanan bekas suntikan

    Membuang alat suntik bekas

    Penulisan tanggal vaksinasi di kolom yang sudah disediakan

  • Teknik dan Posisi Penyuntikan

    Bayi digendong pengasuh,

    Anak dipeluk menghadap pengasuh (chest to chest)

    Otot yang akan disuntik : lemas (relaks)

    Tungkai : sedikit rotasi ke dalam

    Lengan : sedikit fleksi pada sendi siku

    Anak dipersilahkan memilih lokasi suntikan

    Metode Z tract : sebelum jarum disuntikkan geser kulit dan subkutis ke samping, setelah disuntik kemudian lepaskan

    Jarum disuntikan dengan cepat

  • Teknik Penyuntikan dan Penetesan

    Subcutaneous e.g. measles, mumps,

    rubella, varicella

    Intramuscular e.g. hepatitis A and B,

    DTP

    Intradermal BCG

    Oral

    e.g. polio

  • Posisi Anak ketika Divaksinasi

    Tungkai anak

    dijepit paha ibu

    Lengan yg satu

    dijepit ketiak ibu

    Tangan yg lain

    dipegang ibu,

    Kemudian anak

    dipeluk

  • Posisi Anak ketika Divaksinasi

    Tangan dipegang

    Tangan kiri

    Dijepit ketiak ibu

    suntik

  • Posisi Anak Kurang Aman

    Kaki bebas

    Bisa berontak

    suntik

    Tangan bebas

    Bisa meraih jarum suntik

  • Posisi bayi dalam

    pelukan ibu pada

    penyuntikan BCG

  • Penetesan Vaksin Polio

  • Pencatatan

    Nama dagang, produsen,

    No. lot / seri vaksin,

    Tgl penyuntikan

    Bagian tubuh yang disuntik (deltoid kiri, paha kanan mis)

  • SISA VAKSIN

    BCG

    setelah dilarutkan harus segera diberikan

    dalam 3 jam (simpan dalam suhu 2 8 C)

    Polio

    Setelah dibuka harus segera diberikan dalam 7 hari (simpan dlm suhu 2 8 C)

    DPT

    Bila ada penggumpalan atau partikel yang tidak hilang setelah dikocok jangan dipakai

    Campak

    Setelah dilarutkan harus diberikan dlm 8 jam (simpan dlm suhu 2 8 C)

  • PEMAKAIAN VAKSIN DAN SISA VAKSIN (2)

    Di pelayanan statis : Tulis tanggal dan jam melarutkan Sisa BCG setelah dilarutkan dipakai dlm 3 jam Sisa Campak dan Meningokokus ACW135Y

    setelah dilarutkan dipakai dlm 8 jam

    Polio bisa disimpan 2 minggu Sisa DPT, DT, TT , Hep B, DPT-HepB, bisa

    disimpan 4 minggu,

    Syarat : Belum kadaluarsa Disimpan dalam suhu 2 80 C VVM : warna segi empat lebih muda Tidak pernah terendam air Sterilitas terjaga

  • PEMANTAUAN SETELAH VAKSINASI

    Perhatikan keadaan umum

    Tunggu 30 menit di ruang tunggu

  • SAFE INJECTION : MENGAPA PERLU ?

    Estimasi WHO : 30 % suntikan imunisasi tidak aman (WHO bull. Oktober, 1999)

    Imunisasi rutin (Soewarta,1999: 4 propinsi):

    tidak disterilkan : spuit 38%, jarum 23 %

    alat suntik pakai ulang :krn tidak ada jarum (18%), tidak ada spuit (4%)

    Bulan Imunisasi Anak Sekolah (Soewarta,1999)

    45 % alat suntik tidak disterilkan

    alat suntik pakai ulang : krn tidak ada sterilisator (39%), tidak ada jarum (28 %) tidak ada alat suntik (6%)

    Suntikan dapat menularkan : hepatitis B, Hepatitis C, HIV, jamur, parasit, bakteri, menyebabkan abses

    Penyebaran melalui suntikan lebih cepat daripada melalui udara, mulut atau seks

  • SAFE INJECTION

    Aman bagi

    yang disuntik

    penyuntik

    lingkungan

  • TIDAK AMAN BAGI YANG DISUNTIK (1)

    Vaksin

    Suhu > 8 C, atau VVM telah terpapar panas

    Botol vaksin bocor, retak, atau terpasang jarum

    Ada partikel dalam larutan

    Telah dilarutkan lebih dari 6 jam

    Beku : DPT, DT, TT, HepB, Hib (tidak boleh beku)

    Uji kocok tetap menggumpal

  • TIDAK AMAN BAGI YANG DISUNTIK (2)

    Alat suntik

    Spuit disposable dipakai ulang

    Hanya mengganti jarum

    Tidak dibersihkan dulu langsung disterilkan

    Hanya dengan desinfektan

    Membakar jarum di api

    Merebus dalam panci terbuka

    Menyentuh ujung jarum

  • TIDAK AMAN BAGI YANG DISUNTIK (3)

    Cara melarutkan / pengambilan vaksin

    Cairan pelarut untuk vaksin lain atau > 8C

    1 spuit diisi beberapa dosis sekaligus

    jarum ditinggalkan menancap di vial

    Mencampur isi 2 vial

    Lokasi, posisi , kedalaman penyuntikan

    Tidak ada alat / obat gawat kedaruratan

    Desinfektan sebelum penyuntikan

  • TIDAK AMAN BAGI PENYUNTIK

    Menekan luka berdarah dengan jari (semua cairan tubuh dapat menularkan kuman)

    Membawa atau meletakkan alat suntik bekas sembarangan (tidak langsung membuang ke kotak limbah)

    Menyentuh atau mencabut jarum suntik Menutup kembali (recapping) jarum suntik Mengasah jarum bekas Memilah-milah tumpukan jarum bekas Tidak ada alat / obat gawat darurat

    Tidak aman bagi lingkungan :

    Meninggalkan alat suntik bekas sembarangan

  • TEMPAT PEMBUANGAN LIMBAH

  • TEMPAT PEMBUANGAN LIMBAH

  • Contoh yang salah

    Beberapa tempat/wadah yang digunakan untuk membuang Alat suntik yang telah digunakan

    Recapping

    BERBAHAYA

  • PEMUSNAHAN KOTAK + ISI LIMBAH

    Dibakar dalam insinerator khusus (suhu 600 - 1100 C) risiko pencemaran kecil

    Rp. 10 30 juta, BBM / kayu bakar

    Dibakar dalam lubang atau drum

    Digiling : kuman tidak mati Milling atau shreeding

    Serbuk masih infeksius

    375-750 alat suntik / jam

    listrik 750 w

  • Prosedur Vaksinasi

    Penyimpanan : vaksin, pelarut, penetes (dropper)

    Transportasi : jangan beku, atau kena panas

    Alat : gawat darurat, pembuangan limbah Anamnesis: identitas, indikasi kontra, KIPI Informed consent : manfaat, risiko KIPI Pemeriksaan fisik rutin

    Cara pemberian : dosis, interval, lokasi, sudut, kedalaman

    Pencatatan (dan pelaporan)

    Pengelolaan sisa vaksin,

    Pemusnahan limbah

    Pemantauan dan pelaporan KIPI

  • Sehat,

    Kuat

    Cerdas,

    Kreatif,

    Berperilaku baik

  • Kurang imanisasi ?