1. N a m a - ik.pom.go.idik.pom.go.id/v2013/katalog/Gliserin_upload.pdf · ... dan minyak. Frasa...

download 1. N a m a - ik.pom.go.idik.pom.go.id/v2013/katalog/Gliserin_upload.pdf · ... dan minyak. Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan ... dan ester gliserol (3); bahan pembuat ... Produk dekomposisi

If you can't read please download the document

Transcript of 1. N a m a - ik.pom.go.idik.pom.go.id/v2013/katalog/Gliserin_upload.pdf · ... dan minyak. Frasa...

  • GLISERIN

    GLYCERIN

    1. N a m a

    Golongan

    Hidroksil, alifatik (1).

    Sinonim / Nama Dagang (1,2,3,4,5,6)

    Glycerin; Glycerol; Glycerine; Glycerine anhydrous; Glyceritol; Glycyl alkohol; 1,2,3-

    Propanetriol; Propanetriol; 1,2,3-Trihydroxypropane; Bulbold; Citifluor AF 2; Cristal;

    Emergy 916: Glyrol; Glysanin; Trihydroxypropane; Glycerol opthalgan; Osmoglyn;

    STC Tensioning Fluid; Pricerine 9091; Wasserfrei; Grocolene; Moon; Star; Glycerin

    mist; Clyzerin; Glyceritol; Glycerol USP..

    Nomor Identifikasi

    Nomor CAS : 56-81-5 (1,2,3,4,5,7,8)

    Nomor OHS : 10440 (1)

    Nomor EC (EINECS) : 200-289-5 (1,2,3,6)

    Nomor RTECS : MA8050000 (4,6)

    2. Sifat Fisika Kimia

    Nama bahan

    Gliserin

    Deskripsi (1,2,4)

    Cairan tidak berwarna hingga kuning, tidak berbau, berasa manis, bertekstur kental;

    Bersifat higroskopis; Berat molekul 92,09; Rumus molekul C3H8O3; Titik didih 290oC

    (554F); Titik beku 20oC (68F); Tekanan uap 0,0025 mmHg pada 50oC; Kerapatan

    uap (udara=1) 3,1; Gravitasi spesifik (air=1) 1,2613; pH netral; Larut dalam air,

    alkohol, etil asetat, dan eter; Tidak larut dalam benzen, kloroform, karbon tetraklorida,

    karbon disulfida, petroleum eter, dan minyak.

    Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya

    Peringkat NFPA (Skala 0-4) (1,4) :

    Kesehatan 1 = Tingkat keparahan rendah

  • Kebakaran 1 = Dapat terbakar

    Reaktivitas 0 = Tidak reaktif

    Klasifikasi EC (2,7):

    Xi = Iritan

    R36 = Dapat mengiritasi mata

    S26 = Jika mengenai mata, bilas segera dengan sejumlah besar

    air dan cari pertolongan medis

    S36 = Pakai/kenakan pakaian pelindung yang sesuai

    3. Penggunaan

    Pembuatan sabun, deterjen, dan ester gliserol (3); bahan pembuat produk farmasi,

    kosmetik, makanan, minuman (3); sebagai bahan tambahan pangan (pengemulsi,

    pengental, penstabil) (2); pembuatan cat, resin, dan kertas (3); sebagai pembasah

    pada tembakau (3);

    4. Identifikasi Bahaya

    Risiko utama dan sasaran organ

    Bahaya utama terhadap kesehatan: Sedikit berbahaya jika terkena kulit (iritasi), mata

    (iritasi), terhirup, atau tertelan (4).

    Organ sasaran: Tidak dilaporkan adanya efek yang nyata terhadap organ sasaran (1).

    Rute paparan

    Paparan jangka pendek

    Terhirup

    Iritasi, kesulitan bernafas (1).

    Kontak dengan kulit

    Iritasi ringan (1)

    Kontak dengan mata

    Membuat menangis (1)

    Tertelan

    Mual, muntah, diare, sakit kepala, pusing, gangguan darah, paralisis, kejang (1)

    Paparan jangka panjang

    Terhirup

  • Tidak tersedia informasi (1).

    Kontak dengan kulit

    Tidak ada informasi adanya efek merugikan yang berarti (1).

    Kontak dengan mata

    Tidak tersedia informasi (1).

    Tertelan

    Tidak ada informasi adanya efek merugikan yang berarti (1).

    5. Stabilitas dan reaktivitas (1)

    Reaktivitas : Stabil pada tekanan dan suhu normal

    Kondisi yang harus dihindarkan : Panas, nyala, percikan, dan sumber nyala lain.

    Hindarkan kontak dengan bahan tancampurkan

    Tancampurkan : Asam, basa, bahan pengoksidasi, oksida logam,

    peroksida, agen pereduksi

    Gliserin dengan

    Asetat anhidrat

    Asam (kuat)

    Basa (kuat)

    Kalsium hipoklorit

    Klorin (cairan)

    Kromium (III) oksida

    Asam hidroflorat + asam

    nitrat

    Hidrogen peroksida

    Timah oksida + asam

    perklorat

    Asam nitrat + asam sulfida

    Pengoksidasi (kuat)

    Kalium klorat

    Kalium permanganat

    Kalium peroksida

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    Reaksi berbahaya yang dikatalisasi oleh fosfor

    oksiklorida

    Tancampurkan

    Tancampurkan

    Dapat menyala secara spontan jika dicampurkan

    Terjadi reaksi eksplosif

    Terjadi reaksi eksplosif

    Campuran yang tidak stabil

    Terjadi ledakan berbahaya

    Terjadi ledakan berbahaya

    Terjadi ledakan berbahaya

    Terjadi reaksi eksplosif

    Terjadi reaksi eksplosif

    Terjadi reaksi eksplosif jika ada kontak

    Terbakar dan menimbulkan ledakan berbahaya

    Natrium hidrida : Reaksi eksotermik kuat

  • Perak perklorat

    Natrium peroksida

    :

    :

    Membentuk garam terlarut yang peka terhadap

    guncangan

    Terbakar dan menimbulkan ledakan berbahaya

    Bahaya dekomposisi : Produk dekomposisi termal: akrolein, oksida

    karbon

    Polimerisasi : Tidak akan terpolimerisasi

    6. Penyimpanan

    Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standard

    yang berlaku (1).

    Simpan dalam wadah tertutup rapat (1,3,5,7).

    Simpan terpisah dari bahan yang tancampurkan (1,3,5).

    Simpan di tempat yang sejuk, kering, dan berventilasi baik (3,5,7).

    Jauhkan dari panas (4).

    7. Toksikologi

    Toksisitas

    Data iritasi (1)

    Iritasi ringan: kulit-kelinci 500 mg/24 jam; iritasi ringan: mata-kelinci 126 mg; iritasi

    ringan: mata-kelinci 500 mg/24 jam.

    Data pada manusia (1)

    TDL0 oral-manusia 1428 mg/kg

    Data pada hewan (1,2,6)

    LD50 oral-tikus (rat) 12600 mg/kg; LC50 inhalasi-tikus (rat) >570 mg/m3/jam; LD50

    intraperitoneal-tikus (rat) 4420 mg/kg; LD50 subkutan-tikus (rat) 100 mg/kg; LD50

    intravena-tikus (rat) 5566 mg/kg; LD50 oral-tikus (mouse) 4090 mg/kg; LD50

    intraperitoneal-tikus (mouse) 8700 mg/kg; LD50 subkutan-tikus (mouse) 91 mg/kg;

    LD50 intravena-tikus (mouse) 4250 mg/kg; LD50 oral-kelinci 27 g/kg; LD50 kulit-kelinci

    >10 g/kg; LD50 intravena-kelinci 53 g/kg; LD50 oral-marmut 7750 mg/kg; TDL0 oral-

    tikus (rat) 16800 mg/kg/28 hari kontinyu; TDL0 oral-tikus (rat) 96 gm/kg/30 hari

    intermittent; TDL0 oral-tikus (mouse) 560 g/kg/8 minggu kontinyu.

    Data Karsinogenik (3)

  • Data hasil pengujian yang dirancang untuk menyelidiki aktivitas peningkatan tumor

    pada mencit jantan melalui menunjukkan bahwa pemberian gliserin secara oral

    sampai dengan 20 minggu menimbulkan sedikit peningkatan pembentukan tumor

    paru. Pada uji yang sama, pemberian gliserin tunggal dalam air minum tidak

    menghasilkan peningkatan tumor relatif terhadap kontrol. Secara keseluruhan, data

    tersebut tidak menunjukkan adanya potensi karsinogenik.

    Data Mutagenik (1,6)

    DNA inhibition limfosit manusia 200 mmol/L; Analisis sitogenetika oral-tikus (rat) 1

    g/kg.

    Data Reproduksi

    TDL0 oral-tikus jantan (rat) 100 mg/kg selama 1 hari; TDL0 intratestikular-tikus jantan

    (rat) 280 mg/kg selama 2 hari; TDL0 intratestikular-tikus jantan (rat) 1600 mg/kg

    selama 1 hari; TDL0 intratestikular-monyet jantan 119 mg/kg selama 1 hari (1,6).

    Berdasarkan penelitian, pemberian gliserol melalui rute intratestikular dapat

    menurunkan spermatogenesis dan menyebabkan hilangnya seluruh sel

    spermatogenik pada tikus (rat), namun tidak mempengaruhi perilaku seksualnya.

    (Wiebe, 1984) (3).

    Uji fertilitas terhadap 64 pria yang bekerja di tempat pembuatan gliserol menunjukkan

    tidak adanya perbedaan yang berarti dalam parameter kualitas sperma, yaitu jumlah

    sperma dan persentase bentuk sperma normal (Venable, 1980) (3).

    Kesimpulan Berdasarkan data yang tersedia, dapat dikatakan bahwa gliserol tidak

    memiliki efek tidak menguntungkan terhadap parameter reproduktif. Tidak terbukti

    adanya teratogenisitas. NOAEL untuk toksisitas perkembangan adalah 1180 mg/kg

    berat badan. Bukti pada pengaruh terhadap efek spermatogenesis berdasarkan

    pemberian secara intratestikular tidak relevan sebagai rute paparan (3).

    Informasi Ekologi

    Toksisitas pada ikan : LC50 (mortalitas) rainbow trout, donalson trout

    (Oncorhynchus mykiss) 54000000 g/L selama

    96 jam (1)

    LC50 golden orfe (Leuciscus idus melanotus)

    >10.000 mg/L (3)

  • LC0 golden orfe (Leuciscus idus) >250 mg/L (3)

    LC50 goldfish (Carassius auratus) >5000 mg/L

    selama 24 jam (3,6)

    LC50 fathead minnow (Pimephales promelas)

    44000 mg/L (6)

    Toksisitas pada invertebrata : EC50 (kelimpahan) kutu air (Daphnia magna)

    >10 g/L selama 24 jam (1,3).

    EC0 kutu air (Daphnia magna) >500 mg/L

    selama 24 jam (3)

    EC50 Daphnia 153.000 mg/L selama 48 jam (3)

    Toksisitas pada alga : Alga merah (Porphyridium cruentum) 4600000

    g/L selama 28 jam (1)

    Tidak ditunjukkan adanya hambatan

    pertumbuhan alga biru (Mycrocystis

    aeruginosa) pada 2900 mg/L gliserol di dalam

    air setelah paparan selama 8 hari (3)

    ECO alga hijau (Scenedesmus quadricauda)-

    >10.000 mg/L selama 8 (3).

    Toksisitas pada

    mikroorganisme

    : NOEC Chlimonas paramaecium >10000 mg/L

    selama 48 jam (3)

    NOEC Clostridium sp. 170000 mg/L (3)

    NOEC Entosiphon sulcatum 3200 mg/L selama

    72 jam (3)

    NOEC Pseudomonas putida >10000 mg/L

    selama 16 jam (3)

    NOEC Uronema pardusci >10000 mg/L selama

    20 jam (3)

    Lingkungan : Relatif tidak toksik terhadap kehidupan akuatik

    (1)

  • 8. Efek Klinis (1)

    Keracunan akut

    Terhirup

    Gliserin: Karena memiliki tekanan uap yang rendah, maka gliserin dianggap tidak

    menimbulkan bahaya terhirup pada suhu kamar normal. Uap atau kabut pada

    konsentrasi yang cukup dapat mengganggu fungsi pernafasan. Pada suhu yang

    meningkat, asapnya dapat menyebabkan iritasi dan dehidrasi membran mukosa.

    Gejala yang ditimbulkan termasuk batuk dan kesulitan bernafas.

    Kontak dengan kulit

    Gliserin: Paparan gliserin pekat dapat menyebabkan efek mulai dari iritasi ringan

    hingga dehidrasi kulit yang diikuti iritasi dan kemerahan. Jarang menimbulkan reaksi

    alergi, tetapi dapat muncul pada individu yang sensitif.

    Kontak dengan mata

    Gliserol: Paparan pada mata manusia dapat mengakibatkan sensasi rasa menyengat

    yang kuat dan terbakar, dengan refleks mata berair dan dilatasi pembuluh

    konjungtiva, namun tidak menimbulkan luka. Paparan ke bagian ruang anterior

    mengakibatkan reaksi inflamasi dan edema kornea disertai kerutan pada permukaan

    posterior dan kerusakan sel-sel endotelium.

    Tertelan

    Gliserol: Menelan 100 mL bahan dapat mengakibatkan sakit kepala, mual, dan

    muntah. Gejala lainnya termasuk iritasi saluran pencernaan, insomnia, pusing, diare,

    dan demam. Dosis tinggi dapat menyebabkan hemolisis, hemoglobinuria,

    hiperglisemia, glikosuria, gagal ginjal, kejang, dan paralisis. Gliserin bertindak

    sebagai diuretik osmotik dan sebagaimana tersebut dapat menurunkan tekanan

    intraokuler dan menyebabkan hipovolemia. Pada hewan pengerat, bahan ini juga

    menyebabkan kegelisahan, sianosis ringan, penurunan tekanan darah, peningkatan

    laju dan jarak pernafasan, diikuti oleh kelemahan, dieresis, tremor, penurunan

    pernafasan, kolaps, kejang klonik, dan koma. Telah dilaporkan adanya efek

    reproduksi pada hewan.

    Keracunan kronik

    Terhirup

  • Gliserin: Tidak tersedia informasi.

    Kontak dengan kulit

    Gliserin: Paparan larutan pekat yang berulang atau jangka panjang dapat

    menyebabkan dermatitis.

    Kontak dengan mata

    Gliserin: Tidak tersedia informasi.

    Tertelan

    Gliserin: Pada sukarelawan manusia yang menelan 30 mL bahan selama 50 hari

    timbul peningkatan rasa haus dan perasaan hangat.

    9. Pertolongan Pertama (1)

    Terhirup

    Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan. Bila perlu

    gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera bawa ke

    rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

    Kontak dengan kulit

    Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci

    dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai

    dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Bila perlu

    segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat (1).

    Kontak dengan mata

    Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal

    dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak

    ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas

    kesehatan terdekat.

    Tertelan

    Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah

    aspirasi. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

    Catatan untuk dokter: Bila paparan melalui penelanan, pertimbangkan kumbah

    lambung. Pertimbangkan pemberian oksigen (1). Berikan pengobatan simptomatis

    dan penunjang (5).

    10. Penatalaksanaan

  • Stabilisasi

    a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin

    pertukaran udara.

    b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan

    cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan

    oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.

    c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.

    d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis:

    Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30 menit,

    jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin diperlukan infus

    kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam.

    Anak-anak: 200-300 g/kg BB.

    Dekontaminasi

    a. Dekontaminasi mata

    Dilakukan sebelum membersihkan kulit:

    - Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke

    sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.

    - Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan

    sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama

    15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.

    - Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.

    - Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.

    - Jangan biarkan pasien menggosok matanya.

    - Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit

    atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.

    b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)

    - Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.

    - Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau

    hangat serta sabun minimal 10 menit.

    - Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas

    secara lembut. Jangan digosok.

    - Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya

    dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.

  • - Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan

    sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak

    menghirupnya.

    - Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.

    11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri

    Batas paparan gliserin (1):

    5 mg/m3 OSHA TWA (partikel yang dapat terhirup)

    15 mg/m3 OSHA TWA (total partikel)

    10 mg/m3 OSHA TWA (total partikel) (vacated by 58 FR 35338, June 30,1993)

    10 mg/m3 ACGIH TWA

    10 mg/m3 UK OES TWA (kabut)

    Metode pengukuran: Penyaring partikel; gravimetrik; NIOSH III # 0500,

    gangguan debu (total), # 0600 (terhirup).

    Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Pastikan

    dipatuhinya batas paparan yang berlaku (1).

    Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran

    pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area

    kerja (1).

    Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia (1).

    Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia (1).

    Respirator: Pada kondisi penggunaan yang sering atau paparan berat,

    kemungkinan diperlukan proteksi saluran pernafasan. Proteksi saluran pernafasan

    diurutkan dari minimum hingga maksimum. Perhatikan petunjuk peringatan

    sebelum penggunaan (1).

    Setiap respirator cartridge kimia yang dilengkapi tabung uap organik (1).

    Setiap respirator cartridge kimia yang dilengkapi masker wajah penuh dan tabung

    uap organik (1).

    Setiap respirator pemurni udara yang bertenaga yang dilengkapi masker wajah

    penuh dan tabung uap organik (1).

    Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan dan

    kesehatan:

  • Setiap respirator pemasok udara yang dilengkapi pelindung wajah penuh dan

    dioperasikan dalam suatu mode perlu tekanan atau tekanan positif lain

    digabungkan dengan pasokan pelepas terpisah (1).

    Setiap alat pernafasan serba lengkap memiliki pelindung wajah penuh (1).

    12. Manajemen Pemadam Kebakaran

    Bahaya ledakan dan kebakaran: Bahaya kebakaran ringan (1).

    Media pemadam kebakaran: Busa tahan alkohol, bahan kimia kering, karbon

    dioksida, semprotan air (1,6).

    Kebakaran kecil: Gunakan serbuk kimia kering (4).

    Kebakaran besar: Gunakan busa tahan alkohol atau basahi dengan semprotan air

    (1).

    Pemadaman kebakaran: Pindahkan wadah dari daerah yang terbakar jika bisa

    dilakukan tanpa adanya risiko. Jangan menyebarkan ceceran atau tumpahan bahan

    dengan aliran air bertekanan tinggi. Buat saluran untuk pembuangan lebih lanjut.

    Gunakan bahan pemadam yang sesuai di sekitar api. Hindarkan menghirup bahan

    atau produk samping pembakaran. Tetaplah diam di tempat yang arah anginnya

    berlawanan dan hindari daerah yang lebih rendah. Air atau busa dapat

    menimbulkan buih (1).

    13. Manajemen Tumpahan

    Hentikan tumpahan jika mungkin dilakukan tanpa adanya risiko.

    Tumpahan sedikit: Serap dengan pasir atau bahan lain yang tidak mudah terbakar.

    Kumpulkan tumpahan bahan dalam wadah yang sesuai untuk pembuangan.

    Hindarkan dari sumber air dan saluran pembuangan. Hindarkan orang yang tidak

    berkepentingan untuk mendekat, isolasi area tumpahan, dan beri larangan masuk

    (1, 4).

    Tumpahan yang banyak/kebocoran: Hentikan kebocoran jika mungkin dilakukan

    tanpa adanya risiko. Jika bahan berbentuk padatan: Gunakan sekop untuk

    mengumpulkan bahan lalu dimasukkan ke dalam wadah yang sesuai untuk

    selanjutnya dibuang. Jika bahan berbentuk cairan: Jangan masukkan air ke dalam

    wadah. Serap tumpahan menggunakan bahan yang inert dan buanglah tumpahan

  • bahan ke dalam tempat pembuangan yang sesuai. Jangan menyentuh tumpahan

    bahan. Untuk mengurangi terbentuknya uap, dapat digunakan semprotan air.

    Hindarkan bahan masuk ke dalam saluran air, ruang bawah tanah, atau area

    tertutup. Hindarkan dari setiap sumber api. Bersihkan tempat yang terkontaminasi

    menggunakan air dan buanglah ke saluran sanitasi (4).

    14. Daftar Pustaka

    1. OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997.

    2. http://msds.chem.ox.ac.uk/GL/glycerol.html (diunduh Juni 2011).

    3. http://www.inchem.org/documents/sids/sids/56815.pdf (diunduh Juni 2011).

    4. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927350 (diunduh Juni 2011).

    5. http://avogadro.chem.iastate.edu/MSDS/glycerine.htm (diunduh Juni 2011).

    6. http://www.chemcas.com/msds/cas/msds59/56-81-5.asp (diunduh Juni 2011).

    7. http://www.alfa.com/content/msds/English/A16205.pdf (diunduh Juni 2011).

    8. http://www.sigmaaldrich.com/catalog/ProductDetail.do?N4=G8773|SIGMA&N5=S

    EARCH_CONCAT_PNO|BRAND_KEY&F=SPEC (diunduh Juni 2011)

    Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional Bidang Informasi Keracunan, Pusat Informasi Obat dan Makanan Badan POM RI, Tahun 2011

    http://msds.chem.ox.ac.uk/GL/glycerol.htmlhttp://www.inchem.org/documents/sids/sids/56815.pdfhttp://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927350http://avogadro.chem.iastate.edu/MSDS/glycerine.htmhttp://www.chemcas.com/msds/cas/msds59/56-81-5.asp