1-Intro

download 1-Intro

of 14

Transcript of 1-Intro

  • 5/20/2018 1-Intro

    1/14

    Dr. Enri Damanhuri Teknik Lingkungan ITB Pendahuluan 1

    Enri Damanhuri Pendahuluan 1DEP ARTM ENTOFENVIR ONME NTALENGINE ERIN G- ITB

    PREPARED BY: DR. ENRI DAMANHURI

    LABORATORY OF SOLIDAN DHAZARDOUSWASTESDEPARTMENTOF ENVIRON MEN TAL ENG INEE RING - ITB

    PENGANTAR PENGELOLAANLIMBAHB3

    INTRODUCTION TOHAZARDOUSWASTEMMANAGEMENT

    MARET 2001

    ISI PADA BAGIAN INI : CONTENT OF THIS SECTION :

    - Latar belakang -Background

    - Penghasil limbah B3 - Generator of hazardous waste

    - Kasus pencemaran limbah B3 -Hazardous waste pollution cases

    - Produk bahan kimia - Chemical products

    - Pengaruh pada kesehatan -Health effects

    - Lintas batas limbah B3 - Transboundary of hazardous

    waste

    REFERENSI :

    1. La Grega, M.D.; Buckin gham, P.L.; Evans, J.C.: Hazardous waste management, Mc Graw-Hil l.

    International Edit ion, 1994

    2. The State Minis try for Environment : Agenda 21 Indonesia Chapter : Hazardous waste management,

    1996

  • 5/20/2018 1-Intro

    2/14

    Dr. Enri Damanhuri Teknik Lingkungan ITB Pendahuluan 2

    Enri Damanhuri Pendahuluan 2DEP ARTM ENTOFENVIR ONME NTALENGINE ERIN G- ITB

    LATAR BELAKANG

    MASALAH LIMBAH MENJADI PERHATIAN SERIUS DARI MASYARAKAT DANPEMERINTAH INDONESIA SEJAK BERKEMBANGNYA INDUSTRI

    KEANEKARAGAMAN JENIS LIMBAH TERGANTUNG PADA AKTIVITASPENGHASIL LIMBAH. SEBAGIAN DARI LIMBAH BERKATEGORI HAZARDOUSWASTE, KHUSUSNYA BERASAL DARI KEGIATAN INDUSTRI, AKTIVITSA

    PERTANIAN, KEGIATAN PEMBANGKIT ENERGI, PERTAMBANGAN & MINYAK,KEGIATAN KESEHATAN, RUMAH TANGGA

    PENGELOLAAN LIMBAH BERBAHAYA DI INDONESIA DIATUR DALAM PP19/99 JUNCTO PP85/99

    KUANTITAS DAN KERAGAMAN LIMBAH BERBAHAYA MENINGKAT DENGAN

    MAJUNYA TEKNOLOGI. DIHASILKAN BAHAN KIMIA BARU. SEBAGIANSANGAT PERSISTEN DAN BERBAHAYA BAGI KESEHATAN MANUSIA.

    LATAR BELAKANG

    Masalah limbah menjadi perhatian serius dari masyarakat dan pemerintah

    Indonesia, khususnya sejak dekade terakhir ini, terutama akibat perkembanganindustri yang merupakan tulang punggung peningkatan perekonomianIndonesia. Penanganan limbah merupakan suatu keharusan guna terjaganyakesehatan manusia serta lingkungan pada umumnya. Namun pengadaan danpengoperasian sarana pengolah limbah ternyata masih dianggap memberatkanbagi sebagian industri.

    Keaneka ragaman jenis limbah akan tergantung pada aktivitas industri sertapenghasil limbah lainnya. Mulai dari penggunaan bahan baku, pemilihan prosesproduksi, pemilihan jenis mesin dan sebagainya, akan mempengaruhi karakterlimbah yang tidak terlepas dari proses industri itu sendiri. Sebagian dari limbahindustri tersebut berkatagori hazardous waste. Tetapi jenis limbah ini berasalpula dari kegiatan lain, seperti dari aktivitas pertanian (misalnya penggunaanpestisida), kegiatan enersi (seperti limbah radioaktif PLTN), kegiatan kesehatan(seperti limbah infectious dari rumah sakit) atau dari kegiatan rumah tangga(misalnya penggunaan batere merkuri). Namun sebagian besar jenis limbahyang dihasikan, biasanya berasal dari kegiatan industri. Limbah berkatagorinon-hazardous tidak perlu ditangani seketat limbah hazardous, w alaupunlimbah tersebut berasal dari industri. Sesuai dengan PP18/99 jo PP 85/99,padanan kata untuk Hazardous Waste yang digunakan di Indonesia adalahLimbah Bahan Berbahaya dan Beracun dan disingkat menjadi Limbah B3.

  • 5/20/2018 1-Intro

    3/14

    Dr. Enri Damanhuri Teknik Lingkungan ITB Pendahuluan 3

    Enri Damanhuri Pendahuluan 3DEP ARTM ENTOFENVIR ONME NTALENGINE ERIN G- ITB

    PENGHASILUTAMALIMBAHBERBAHAYA

    DI AMERIKA SERIKAT (1981) : HAMPIR 90 % DARI LIMBAH BERBAHAYABERASAL DARI INDUSTRI, 70 % DARI KIMIA DAN PETROLEUM

    PENGGUNAAN BAHAN KIMIA ORGANIK YANG TERUS MENINGKAT SETELAHPERANG DUNIA II, MENGAKIBATKAN KENAIKAN TIMBULAN LIMBAH SECARADRAMATIS, DAN MENIMBULKAN MASALAH TOKSISITAS

    PROYEKSI LIMBAH DARI DAMES & MOORE (1990) UNTUK PUSAT PENGOLAHLIMBAH BERBAHAYA DI CILEUNGSI = 1.984.626 TON (PADAT, CAIR DANGAS).

    SURVAI LIMBAH BPPT (1992) PADA INDUSTRI DI OTORITA BATAM : LIMBAHB3 (CAIR DAN PADAT) DARI INDUSTRI RATA-RATA DI BAWAH 5 % DARITOTAL LIMBAH INDUSTRI YANG DIHASILKAN

    PENGHASIL UTAMA LIMBAH BERBAHAYA

    Survai di Amerika Serikat pada tahun 1981 mengungkapkan bahw a hampir 90

    % dari limbah berbahaya yang dikelola berasal dari kegiatan industri, 70 %diantaranya berasal dari industri kimia dan petroleum. Lebih dari 90 % limbahyang berkatagori berbahaya, terutama karena sifat korosifitasnya, merupakanlimbah cair atau aquous liquid w aste. Walaupun limbah itu berasal darikegiatan industri, namun tidak semua berkatagori Limbah B3.

    Studi yang dilakukan oleh Dames & Moore untuk studi kelayakan pusatpengolah limbah berbahaya di Cileungsi menghasilkan proyeksi total limbahberbahaya di daerah Jabotabek pada tahun 1990 sebesar 1.984.626 ton(padat, cair dan gas). Survai limbah B3 yang berasal dari industri-industri diOtorita Batam (1992) menyimpulkan bahw a limbah B3 (cair dan padat) dariindustri rata-rata di baw ah 5 % dari total limbah industri yang dihasilkan

    Revolusi industri dan penggunaan bahan kimia organik yang terus meningkatsetelah perang dunia ke 2, bukan saja mengakibatkan kenaikan timbulan limbahsecara dramatis, namun pula menimbulkan masalah toksisitas dari limbahtersebut. Penemuan minyak (petroleum) pada pertengahan tahun 1880menyebabkan meningkatnya produk kimia organik disertai limbahnya.Masyarakat industri menghasilkan produk mulai dari gasoline, naphta kekerosene. Setelah berakhirnya Perang Dunia II, industri memfokuskan dirinyapada produksi plastik dan pestisida. Di Amerika Serikat misalnya, timbulanlimbah berbahaya pada tahun 1984 diprakirakan sekitar 300 juta ton. Dampakakibat limbah tersebut adalah kontaminasi sumber-sumber air, terganggunya

    kesehataan masyarakat serta penurunan kualitas ekologi lingkungan.

  • 5/20/2018 1-Intro

    4/14

    Dr. Enri Damanhuri Teknik Lingkungan ITB Pendahuluan 4

    Enri Damanhuri Pendahuluan 4DEP ARTM ENTOFENVIR ONME NTALENGINE ERIN G- ITB

    PERKEMBANGAN INDUSTRIINDUSTRIALISASI YANG CEPAT PELUANG MENGURANGI KEMISKINAN MENIMBULKAN DAMPAK NEGATIF AKIBAT LIMBAH

    BAIK SKALA NASIONAL, REGIONAL DAN LINGKUNGAN

    SECARA GLOBAL

    SEKTOR INDUSTRI MENINGKATKAN BEBAN PENCEMARANKUANTITAS CEMARAN : MENINGKATINTENSITAS DAN SIFAT PENCEMARAN : BERUBAH

    PERBANDINGAN ANTARA JUMLAH LIMBAH DENGAN UNIT

    HASIL INDUSTRI : MENINGKAT

    BAHAN PENCEMAR BERBAHAYA DAN BERACUN YANG DIHASILKAN :LOGAM BERAT, SIANIDA, PESTISIDA, CAT DAN ZAT WARNA, MINYAK,

    PELARUT, DAN ZAT KIMIA BERBAHAYA LAIN

    PERKEMBANGAN INDUSTRI

    Sebelum krisis ekonomi 1997, negara-negara di w ilayah Asia dan Pasif ik

    secara keseluruhan memperlihatkan pertumbuhan industri yang kuat biladibandingkan dengan tempat-tempat lain di dunia. Industrialisasi yang cepattelah menciptakan sebuah peluang baru untuk mendistribusikan hasil-hasilpembangunan dengan lebih efektif di negara-negara tersebut, sehinggadapat mengurangi kemiskinan. Walaupun demikian, industrialisasi jugamenimbulkan dampak secara langsung, tidak hanya pada pusat-pusat industridan daerah sekitarnya, tetapi juga pada tingkat nasional, regional danlingkungan secara global. Tingginya jumlah limbah industri yang dihasilkan perunit hasil industri merupakan salah satu dari masalah-masalah utama yangada.

    Secara keseluruhan, sektor industri telah mengakibatkan beban pencemaranmelalui peningkatan kuantitas cemaran dalam jangka w aktu pendek danmenengah. Dalam jangka panjang kuantitas cemaran akan dapat ditekan jikaterjadi perubahan yang drastis dengan adanya industri yang lebih bersihlingkungan, atau jika kontribusi sektor industri itu sendiri menurun. Melaluiperubahan intensitas pencemaran terhadap hasil industri, yaitu berubahnya

    jumlah pencemaran yang ditimbulkan per unit hasil industri. Bahan pencemarberbahaya dan beracun yang dihasilkan oleh industri adalah seperti logamberat, s ianida, pestisida, cat dan zat w arna, minyak, pelarut, dan zat kimiaberbahaya lainnya. Timbulan logam-logam berat dari industri di w ilayah As ia

    dan Pasifik telah dinilai melebihi nilai batas ambang yang aman.

  • 5/20/2018 1-Intro

    5/14

    Dr. Enri Damanhuri Teknik Lingkungan ITB Pendahuluan 5

    Enri Damanhuri Pendahuluan 5DEP ARTM ENTOFENVIR ONME NTALENGINE ERIN G- ITB

    INDUSTRI DI INDONESIA

    SEBELUM KRISIS EKONOMI, INDUSTRI DI INDONESIA BERKEMBANG PESAT. PADAPERMULAAN TAHUN 1970-AN, LEBIH DARI 85% HASIL INDUSTRI INDONESIA BERASALDARI KEGIATAN INDUSTRI YANG BERLOKASI DI PULAU JAWA.

    SEKITAR 55% DARI PUSAT-PUSAT INDUSTRI DI PULAU JAWA BERLOKASI DI DAERAH

    PERKOTAAN, YANG KEMUDIAN NAIK MENJADI 60% PADA TAHUN 1990.DI EMPAT KOTA JAKARTA, SURABAYA, BANDUNG DAN SEMARANG TERDAPATSEKITAR 36% DARI TOTAL INDUSTRI DI PULAU JAWA, YANG SETARA DENGANSEKITAR 27% DARI SELURUH HASIL INDUSTRI INDONESIA.

    LIMBAH BERBAHAYA SELAMA 1970-1990

    MENINGKAT

    INDONESIA : EMPAT KALI

    FILIPINA : DELAPAN KALI

    THAILAND : SEPULUH KALI

    INDUSTRI DI INDONESIA

    Pelepasan bahan berbahaya pada tahun 1990-an di Indonesia, Filipina, dan

    Thailand diprakirakan telah meningkat menjadi sekitar empat, delapan, dansepuluh kali lipat. Intensitas atau perbandingan antara limbah bahan berbahayayang ditimbulkan dengan unit hasil industri secara mencolok juga meningkat,terutama di daerah industrialisasi yang berkembang dengan cepat seperti dinegara-negara ASEAN dan China.

    Pada permulaan tahun 1970-an, lebih dari 85% hasil industri Indonesia berasaldari kegiatan industri yang berlokasi di Pulau Jaw a. Sekitar 55% dari pusat-pusat industri di Pulau Jaw a berlokasi di daerah perkotaan, yang kemudiannaik menjadi 60% pada tahun 1990. Di empat kota saja (Jakarta, Surabaya,Bandung dan Semarang) terdapat sekitar 36% dari total industri di Pulau Jaw a,yang setara dengan sekitar 27% dari seluruh hasil industri Indonesia.

    Perkembangan industri disamping berdampak positif pada perkembanganekonomi, juga menimbulkan dampak negatif tidak hanya pada pusat-pusatindustri dan daerah sekitarnya tetapi juga pada tingkat nasional, regional danlingkungan secara global.

    Menurut World Bank ada 3 pola pertumbuhan industri yang perlu diperhatikan,yaitu :- Kecepatan pertumbuhan sektor industri- Distribusi spasial yang belum merata- Pergeseran jenis industri

    Sektor lain yang berpotensi dampak negatif pada lingkungan adalah kegiatan

    pertambangan - perminyakan, kegiatan medis dan kegiatan pertanian.

  • 5/20/2018 1-Intro

    6/14

    Dr. Enri Damanhuri Teknik Lingkungan ITB Pendahuluan 6

    Enri Damanhuri Pendahuluan 6DEP ARTM ENTOFENVIR ONME NTALENGINE ERIN G- ITB

    BEBAN PENCEMARAN

    INTENSITAS PENCEMARAN LIMBAH B3 DI INDONESIA : SEJAK TAHUN 1970MENINGKAT, DITANDAI DENGAN MENINGKATNYA CEMARAN TOKSIK DAN

    LOGAM-LOGAM BIOAKUMULATIF.

    KONTRIBUSI JAWA TERHADAP CEMARAN TOKSIK RELATIF STABIL (2/3 DARITOTAL CEMARAN)

    LEBIH DARI 75 % : CEMARAN LOGAM BIOAKUMULATIF

    SEKITAR 85 % : TERKONSENTRASI DI PERKOTAANSECARA KESELURUHAN : KONTRIBUSI INDUSTRI TERHADAP PENCEMARAN

    AKAN MENURUN, DARI 70 % (1990) MENJADI 60 % PADA TAHUN 2020, NAMUN

    BEBAN CEMARAN ABSOLUT DIPRAKIRAKAN MENINGKAT 10 KALI

    PRAKIRAAN WHO : SEKITAR 3 JUTA KASUS KERACUNAN PESTISIDA DI DUNIAPERTAHUNNYA. KASUS KEMATIAN KARENA BAHAN INI = 0,00005. SEKITAR 90-99% TERJADI DI NEGARA BERKEMBANG

    BEBAN PENCEMARAN

    Pada daerah perkotaan di Indonesia seperti di Jakarta, Surabaya, Bandung

    dan Semarang, limbah penduduk dan industri telah menurunkan kualitas airsungai bagian hilir seperti Cisadane, Ciliw ung, Kali Surabaya, Kali Berantasdan Citarum. Pada tahun 1990 di pulau Jaw a diprakirakan 70 % industriberlokasi di kaw asan-kaw asan perkotaan dan sekitarnya. Kegiatan industrisangat berpotensi menghasilkan limbah B3, yang diprakirakan akan meningkatkurang dari 200.000 ton pada tahun 1990 dan menjadi sekitar 1 juta ton padatahun 2010.

    Menurut analisa Bank Dunia (1994), di Indonesia akan terjadi pergeserankomposisi industri secara sektoral, yaitu industri proses akan tumbuh lebihlambat dibanding industri perakitan. Dalam hal ini, industri proses dinilai lebihintensif terhadap pencemaran. Dilaporkan pula oleh Bank Dunia bahw aintensitas pencemaran dari limbah berbahaya ternyata cenderung meningkatsejak tahun 1970, yang ditandai dengan meningkatnya cemaran-cemarantoksik dan logam-logam bioakumulatif. Bila strategi pengembangan industri tidakberubah seperti periode tersebut, kontribusi pulau Jaw a terhadap cemaran-cemaran toksik akan cenderung stabil, yaitu sekitar 2/3 dari total cemaran diIndonesia. Lebih dari 75 % diantaranya merupakan cemaran-cemaran logamyang bioakumulatif, dan 85 % diantaranya akan terkonsentrasi di daerahperkotaan. Secara keseluruhan, kontribusi industri terhadap pencemaran akanmenurun, yaitu dari 70 % pada saat ini menjadi 60 % pada tahun 2020, namunbeban cemarannya secara absolut akan meningkat sekitar 10 kali.

  • 5/20/2018 1-Intro

    7/14

    Dr. Enri Damanhuri Teknik Lingkungan ITB Pendahuluan 7

    Enri Damanhuri Pendahuluan 7DEP ARTM ENTOFENVIR ONME NTALENGINE ERIN G- ITB

    KASUSMINAMATAKASUS MINAMATA ADALAH KASUS YANG PALING SERING DITAMPILKAN

    SEJAK DIDIRIKAN PABRIK PUPUK KIMIA DI MINAMATA (1932) SAMPAIDITUTUP SEKITAR 600 TON MERKURI (KATALIS), DIBUANG SECARA

    BERTAHAP KE PERAIRAN MINAMATA

    MELALUI RANTAI MAKANAN YANG PANJANG DAN LAMA, MULAI DARIPLANKTON SAMPAI IKAN YANG DIKONSUMSI MANUSIA, KASUS INI BARU

    TERUNGKAP SETELAH LEBIH DARI 30 TAHUN

    LOGAM MERKURI RELATIF TIDAK BERBAHAYA. YANG BERBAHAYA ADALAHMETIL-MERKURI HASIL BIOTRANSFORMASI DALAM ANAEROB. METIL-MERKUR BERSIFAT BIOKUMULASI, MENYERANG SYARAF DAN OTAK

    KASUS MINAMATA LAMA TERUNGKAP, KARENA KETIDAKTAHUAN MANUSIAAKAN MEKANISME TRANSFORMASI BAHAN YANG DIBUANG KE ALAM

    KASUS MANAMATA

    Kasus Minamata terkenal di dunia bila membicarakan masalah kaitan industri,

    limbah dan kesehatan masyarakat, yang terungkap setelah sekitar 600 tonmerkuri, yang digunakan sebagai katalis dalam proses sebuah industri pupukkimia di Minamata dibuang secara bertahap selama 45 tahun sejak tahun 1932.Merkuri didapat di alam, merupakan logam yang termasuk logam berat, danbanyak digunakan sebagai katalis. Mikroorganisme dalam air akanmengkonversi logam ini menjadi methylmercure, dengan prakiraan 70 - 100tahun akan persistan di alam.

    Sinyal pertama kasus ini datang pada tahun 1950, yaitu sejumlah ikan matitanpa diketahui sebabnya, dilanjutkan dengan penyakit aneh pada kucing.

    Antara tahun 1953 - 1956 gejala yang dikenal sebagai "kucing menari" ditemuipula pada manusia, khususnya anak-anak. Beberapa diantaranya meninggaldunia. Tetapi sampai saat itu tidak seorangpun yang tahu penyebab gejalatersebut. Tahun 1976 sekitar 120 penduduk Minamata meninggal karenakeracunan merkuri dan 800 orang menderita sakit. Tahun 1978 ditemukanbahw a sekitar 1500 penduduk yang diperiksa ternyata diketahui keracunanmerkuri. Akhirnya pembuangan merkuri dari pabrik tersebut dihentikan denganditutupnya pabrik tersebut, dan pemerintah menyatakan bahw a pabrik tersebutadalah penanggung jaw ab penyakit yang berjangkit di Minamata. Pada tahun1979 dua pimpinannya, yang pada saat itu telah berumur 77 tahun dan 68tahun, dihukum masing-masing 2 tahun dan 3 tahun penjara. Disamping itu,korban kasus ini menerima santunan yang dibebankan pada industri tersebut.

  • 5/20/2018 1-Intro

    8/14

    Dr. Enri Damanhuri Teknik Lingkungan ITB Pendahuluan 8

    Enri Damanhuri Pendahuluan 8DEP ARTM ENTOFENVIR ONME NTALENGINE ERIN G- ITB

    KASUS LOVECANALS

    PERATURAN TENTANG LIMBAH BERBAHAYA DI AMERIKA SERIKAT, YAITURESOURCES RECOVERY ACTS (RCRA, 1976), DIPICU AKIBATTERUNGKAPNYA DAMPAK PENGURUGAN LIMBAH BERBAHAYA, SEPERTI

    KASUS LANDFILLING LIMBAH KIMIA DI LOVE CANAL. KONSEP RCRASANGAT MEMPENGARUHI PENGATURAN LIMBAH BERBAHAYA DIINDONESIA

    LOVE CANAL MERUPAKAN LANDFILLING LIMBAH KIMIA DARI INDUSTRIKIMIA YANG BERKEMBANG PESAT DI SEKITAR NIAGARA FALLS. SEKITAR22.000 TON LIMBAH KIMIA, DIANTARANYA 200 TON TRICHLOROPHENOL,

    TELAH DIURUG DI LOKASI INI SEJAK TAHUN 1952. AREA TERSEBUTKEMUDIAN DIJADIKAN DAERAH PEMUKIMAN.

    PRAKIRAAN BIAYA OLEH THE US OFFICE OF TECHNOLOGY ANDASSESMENT UNTUK REMEDIASI SITE TERCEMAR YANG TELAHDIIDENTIFIKASI DI AMERIKA SERIKAT ADALAH SEKITAR US $ 500 MILYAR

    KASUS LOVE CANAL

    Dengan dibangunnya pembangkit listrik tenaga air di Niagara Falls pada tahun

    1890, maka industri menjadi berkembang pesat di daerah tersebut. NiagaraFalls menjadi pusat industri, khususnya industri kimia, yang juga menghasilkanproduk samping seperti khlor dalam jumlah besar. Pengembangan penelitianmenghasilkan alternatif pemanfaatan produk samping ini menjadi bahan organikberkhlor seperti plastik, pestisida dan lainnya, dengan bahan utama minyakbumi. Belum seorangpun yang menyadari bahw a keuntungan dari pestisidaseperti DDT, endrin atau dari bahan organik berklor lainnya akanmendatangkan masalah bagi lingkungan di kemudian hari.

    Pada taPengurugan limbah kimia berbahaya di Love Canal dimulai tahun 1930-an, sesuai peraturan yang berlaku pada saat itu. Sampai tahun 1947 daerahtersebut menjadi lahan pengurugan beragam jenis limbah terutama dari industrisampai tahun 1952. Daerah tersebut kemudian dijadikan permukimanpenduduk. Dampak negatif limbah yang diurug mulai muncul tahun 1958 danberlanjut sampai tahun 1976, dengan munculnya kasus-kasus di permukimantersebut.

    Biaya implementasi sebuah program pengontrolan dan penyediaan saranasebetulnya akan lebih kecil dibandingkan dengan upaya pemulihan lahan yangtidak dikelola secara baik.

  • 5/20/2018 1-Intro

    9/14

    Dr. Enri Damanhuri Teknik Lingkungan ITB Pendahuluan 9

    Enri Damanhuri Pendahuluan 9DEP ARTM ENTOFENVIR ONME NTALENGINE ERIN G- ITB

    PRODUK BAHAN KIMIAPENGGUNAAN KIMIA DALAM KEBUDAYAAN MANUSIA SUDAH DIMULAI SEJAKZAMAN DAHULU. SENYAWA-SENYAWA KIMIA SINTESIS BANYAK DIHASILKAN

    OLEH PERADABAN MODERN. PENGGUNAAN BAHAN-BAHAN KIMIABERKEMBANG PESAT, SEBAGIAN BESAR MERUPAKAN BAHAN BERBAHAYA.

    SETIAP TAHUN SEKITAR 1000 BAHAN KIMIA BARU MASUK PERDAGANGAN.SAMPAI TAHUN 1995, HAMPIR 11 JUTA BAHAN KIMIA TELAH DIIDENTIFIKASI

    BAHAN KIMIA YANG TELAH DIPERDAGANGKAN SEKITAR 63.000 JENIS.

    SEKITAR 50.000 JENIS DIGUNAKAN SEHARI-HARI, 1.500 JENIS UNTUK BAHANAKTIF PESTISIDA, SEKITAR 4.000 JENIS UNTUK BAHAN AKTIF OBAT-OBATAN,DAN 2.500 JENIS UNTUK BAHAN TAMBAHAN. NAMUN BARU BEBERAPARATUS JENIS SAJA YANG TELAH DIEVALUASI DAMPAKNYA TERHADAPKESEHATAN DAN LINGKUNGAN

    PRODUK BAHAN KIMIA

    Penggunaan kimia dalam kebudayaan manusia sudah dimulai sejak zaman

    dahulu. Kimia merupakan salah satu ilmu pengetahuan alam, yang berkaitandengan komposisi materi, termasuk juga perubahan yang terjadi di dalamnya,baik secara alamiah maupun sintetis. Senyaw a-senyaw a kimia sintetis inilahyang banyak dihasilkan oleh peradaban modern, namun materi ini pulalah yangdapat menimbulkan pencemaran lingkungan yang berbahaya. Denganmengetahui komposisi dan memahami bagaimana perubahan terjadi, manusiadapat mengontrol dan memanfaatkannya untuk kesejahteraan manusia.

    Penggunaan bahan-bahan kimia di dunia telah berkembang pesat, yangsebagian besar merupakan bahan berbahaya. Ini ditunjukkan oleh hampir 11

    juta jenis bahan kimia telah diidentif ikasi pada tahun 1995, baik yang terdapat

    di alam maupun yang dibuat oleh manusia, dan hampir setiap tahun 1.000 jenisbahan kimia baru masuk ke perdagangan. Bahan kimia yang telah digunakandan diperdagangkan secara umum sekitar 63.000 jenis, 50.000 jenisdiantaranya digunakan sehari-hari, 1.500 jenis merupakan bahan aktifpestisida, sekitar 4.000 jenis sebagai bahan aktif obat-obatan, dan 2.500 jenisdigunakan sebagai bahan tambahan makanan. Dari sekian banyak bahan kimiatersebut, baru beberapa ratus jenis saja yang telah dievaluasi dampaknyatehadap kesehatan dan lingkungan.

    Perdagangan bahan kimia dunia pada tahun 1991 mencapai nilai 1,2 M US$,40% berkaitan dengan petrokimia. Pemakaian bahan kimia di Indonesia (1991)sekitar 0,46% dari nilai perdagangan dunia.

  • 5/20/2018 1-Intro

    10/14

    Dr. Enri Damanhuri Teknik Lingkungan ITB Pendahuluan 10

    Enri Damanhuri Pendahuluan 10DEP ARTM ENTOFENVIR ONME NTALENGINE ERIN G- ITB

    PENGARUH PADA KESEHATAN

    DARI KARAKTERISASI LIMBAH B3, TERLIHAT BAHWA PENGARUHNYA PADAKESEHATAN DAN KESELAMATAN MANUSIA DAPAT :

    - MENCELAKAN MANUSIA SECARA LANGSUNG DAN BERSIFAT SEGERA BILATERPAPAR : SIFAT MUDAH MELEDAK, MUDAH TERBAKAR, BERSIFAT REAKTIFDAN KOROSIF.

    -BERACUN (TOKSIK) BAGI MANUSIA, BAIK DALAM JANGKA PENDEK (AKUT)MAPUN DALAM JANGKA PANJANG (KRONIS).

    - DAPAT MENIMBULKAN PENYAKIT (MENYEBABKAN INFEKSI). UMUMNYA JENISLIMBAH INI BERASAL DARI KEGIATAN MEDIS (RUMAH SAKIT).

    DARI KETIGA PENGGOLONGAN TERSEBUT, MAKA KELOMPOK YANG BERSIFATTOKSIK, KHUSUSNYA YANG BERSIFAT KRONIS, YANG PERLU MENDAPATPERHATIAN, KARENA PENGARUHNYA TIDAK LANGSUNG ATAU TIDAK TAMPAKSETELAH TERPAPAR.

    PENGARUH PADA KESEHATAN

    Di negara industri, sampai tahun 1800-an sebagian besar bahan yang

    digunakan di rumah dan industri adalah bahan alamiah yang mudah terurai.Dari tahun 1930-an sampai tahun 1950-an, ahli-ahli kimia mulaimengembangkan bahan baru berbasis minyak bumi dengan sifat-s ifat yanglebih baik, salah satunya adalah penemuan organik berhalogen, yaitupenambahan halogen pada minyak bumi. Bahan organik berhalogen ternyatalebih efektif dibanding destilat minyak bumi, disamping mempunyai sifat yanglebih baik, seperti tidak mudah terbakar. Pestisida berhalogen misalnya,dijumpai mempunyai sifat yang lebih baik untuk mengontrol insek, jamur atautanaman pengganggu. Namun kenyataannya, sebagian besar bahan tersebut,adalah sangat persisten di alam, dan berbahaya bagi kesehatan manusia.

    Dari karakterisasi limbah B3, terlihat bahw a pengaruhnya pada kesehatan dankeselamatan manusia dapat dikelompokkan sebagai berikut :

    - Dapat mencelakan manusia secara langsung dan bersifat segera bilaterpapar : sifat mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif dan korosif.

    - Dapat beracun (toksik) bagi manusia, baik dalam jangka pendek (akut) mapundalam jangka panjang (kronis).- Dapat menimbulkan penyakit (menyebabkan infeksi). Umumnya jenis limbah iniberasal dari kegiatan medis (rumah sakit).

    Dari ketiga penggolongan tersebut, maka kelompok yang bersifat toksik,khususnya yang bersifat kronis, yang perlu mendapat perhatian, karena

    pengaruhnya tidak langsung atau tidak tampak setelah terpapar.

  • 5/20/2018 1-Intro

    11/14

    Dr. Enri Damanhuri Teknik Lingkungan ITB Pendahuluan 11

    Enri Damanhuri Pendahuluan 11DEP ARTM ENTOFENVIR ONME NTALENGINE ERIN G- ITB

    PENGARUH KRONIS PADA KESEHATAN

    BAHAN Efek kanker Efek non-kanker

    Timbal (Pb) Tumor ginjal Mengurangi berat bayi, anemia,menaikkan tekanan darah,kerusakan ginjal terbelakang

    Benzene Leukimia Pusing-pusing, sakit kepala,anemia

    Arsen Kanker paru-paru Kerusakan hati, kerusakan syaraf

    Kadmium Kanker paru-paru Kerusakan ginjal, amenia,osteoporosis

    Khromium Kanker Bronchitis, kerusakan ginjal dan

    hati

    Polycyclic Kanker paru-paru, kanker perut,kanker kulit

    Kerusakan hati, dermatitis

    Senyawa organik berkhlor Kanker hati Kerusakan hati, efek neurologis

    PENGARUH KRONIS PADA KESEHATAN

    Di negara industri, sampai tahun 1800-an sebagian besar bahan yang

    digunakan di rumah dan industri adalah bahan alamiah yang mudah terurai.Dari tahun 1930-an sampai tahun 1950-an, ahli-ahli kimia mulaimengembangkan bahan baru berbasis minyak bumi dengan sifat-s ifat yanglebih baik, salah satunya adalah penemuan organik berhalogen, yaitupenambahan halogen pada minyak bumi. Bahan organik berhalogen ternyatalebih efektif dibanding destilat minyak bumi, disamping mempunyai sifat yanglebih baik, seperti tidak mudah terbakar. Pestisida berhalogen misalnya,dijumpai mempunyai sifat yang lebih baik untuk mengontrol insek, jamur atautanaman pengganggu. Namun kenyataannya, sebagian besar bahan tersebut,adalah sangat persisten di alam, dan berbahaya bagi kesehatan manusia.

    Dari karakterisasi limbah B3, terlihat bahw a pengaruhnya pada kesehatan dankeselamatan manusia dapat dikelompokkan sebagai berikut :

    - Dapat mencelakan manusia secara langsung dan bersifat segera bilaterpapar : s ifat mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif dan korosif.

    - Dapat beracun (toksik) bagi manusia, baik dalam jangka pendek (akut) mapundalam jangka panjang (kronis).- Dapat menimbulkan penyakit (menyebabkan infeksi). Umumnya jenis limbah iniberasal dari kegiatan medis (rumah sakit).

    Dari ketiga penggolongan tersebut, maka kelompok yang bersifat toksik,khususnya yang bersifat kronis, yang perlu mendapat perhatian, karena

    pengaruhnya tidak langsung atau tidak tampak setelah terpapar.

  • 5/20/2018 1-Intro

    12/14

    Dr. Enri Damanhuri Teknik Lingkungan ITB Pendahuluan 12

    Enri Damanhuri Pendahuluan 12DEP ARTM ENTOFENVIR ONME NTALENGINE ERIN G- ITB

    EKSPORT LIMBAH BERBAHAYA DARI NEGARA INDUSTRI

    DI NEGARA INDUSTRI

    EKSPOR LIMBAH LEBIH MURAH DIBANDING LIMBAH DI NEGARA SENDIRIPROGRAM 4R SEDANG DIGALAKKAN DI NEGARA BERKEMBANG. LIMBAH MASUKSEBAGAI BAHAN 4R

    PERATURAN/LAW ENFORCEMENT : BELUM KETAT BIAYAPENGELOLAAN : RENDAH

    DI NEGARA BERKEMBANG

    PENYEBAB EKSPOR LIMBAH BERBAHAYA DARINEGARA INDUSTRI KE NEGARA BERKEMBANG

    TUNTUTAN MASYARAKAT AKAN KUALITAS LINGKUNGAN :TINGGIPERATURAN/LAW ENFORCEMENT : KETATBIAYA PENGELOLAAN : TINGGIEKSPOR LIMBAH : KEUNTUNGAN FINANSIAL. Contoh Australia : ekspor 10 tonlimbah menghasilkan devisa Aus $ 120 juta

    EKSORT LIMBAH BERBAHAYA DARI NEGARA INDUSTRI

    Masalah penanganan limbah berbahaya ini juga merupakan obyek dagang

    yang tidak terpuji, misalnya pembuangan limbah berbahaya negara maju kenegara yang sedang berkembang, sehingga biaya pengolahannya dapatditekan.

    Kegiatan perdagangan lintas batas limbah secara internasional, termasukyang berselubung sebagai bahan baku, telah dimulai sejak tahun 1980-an.Pada umumnya, pengiriman limbah tersebut berasal dari negara industrimenuju negara sedang berkembang. Pengiriman limbah dari negara-negaraindustri maju ke negara-negara berkembang ini mula-mula dilakukan dengandiam-diam dan tersembunyi. Kegiatan-kegiatan perdagangan limbah inikemudian mendapat perhatian negara Eropa yang tergabung dalam MEE.Konvensi Lome tahun 1989, antara negara-negara MEE dengan 68 negarabekas jajahan koloninya di Afrika, Karibia dan Pasifik bersepakat melarangkegiatan perdagangan ini.

    Ekspor limbah B3 dan pembuangannya dari negara maju ke negaraberkembang terus meningkat, antara lain disebabkan karena :- Negara-negara maju telah menerapkan berbagai peraturan untuk menanggapipencemaran dengan lebih ketat. Akibat ketatnya peraturan, biaya pengolahanlimbah menjadi meningkat, dan dalam banyak hal akan lebih murah bila dikirimke negara lain (negara berkembang)- Keuntungan devisa negara dari ekspor limbah juga akan berperan- Meningkatnya dorongan untuk mendaur ulang limbah.

  • 5/20/2018 1-Intro

    13/14

    Dr. Enri Damanhuri Teknik Lingkungan ITB Pendahuluan 13

    Enri Damanhuri Pendahuluan 1 3DEPARTMENTOFENVIRONMENTALENGINEERING- ITB

    KONTROLIMPORLIMBAHB3

    MELALUI KEPRES NO. 61 TAHUN 1991, INDONESIA MERATIFIKASI KONVENSI BASEL TENTANGLINTAS BATAS LIMBAH B3

    IMPOR LIMBAH B3 DIATUR SECARA KHUSUS DALAM KEPMENPERINDAG 231/MPP/KP/07/1997,

    DENGAN KETENTUAN:

    - IMPORTIR DARI PRODUSEN (GENERATOR) LIMBAH B3- TERDAPAT KONTRAK JELAS DENGAN EKSPORTIR DI LUAR NEGERI AGAR LIMBAH DAPAT DIKEMBALIKAN DENGAN MUDAH BILA TIDAK SESUAI KONTRAK- SAMPAI SEPTEMBER 2002 MASIH DIPERBOLEHKAN IMPOR SCRAP ACCU BEKAS

    DATA IMPOR-EKSPOR LIMBAH (1999-2000)

    IMPOR - SCRAP ACCU = 30.437.544 TON- KERTAS = 1.690.521.840 TON- SCRAP LOGAM = 1.127.014.560 TON

    EKSPOR - KATALIS BEKAS = 1.395 TON

    PERDAGANGAN LIMBAH BERBAHAYA DI INDONESIA

    Lintas batas limbah, yang dapat berkarakter berbahaya, masuk ke suatu

    negara kadang terselubung sebagai bahan baku misalnya sebagai plastikbekas, seperti yang ters iar melalui masmedia di Indonesia pada tahun 1992.Sebanyak 116 peti kemas limbah B3 seberat 1200 ton berasal dari pelabuhanSingapura, yang terselubung sebagai bahan baku, telah ditemukan dipelabuhan Tanjung Periuk. Limbah yang sengaja diimpor oleh 18 importirnasional dinyatakan tak bertuan oleh Kejaksaan Agung, dan disita olehpemerintah karena tidak ada fihak importir yang bersedia mengambilnya.Limbah tersebut ternyata tidak semuanya berasal dari Singapura, tetapi antaralain berasal dari Belanda dan Jerman. Agaknya kegiatan tersebut sudahberlangsung lama sebelumnya, dan akan terus berlanjut bila pemerintah tidakmelakukan upaya pencegahannya. Menurut Multinational Monitor, June 1992,

    dari 1 Februari sampai 31 Maret 1992 telah dikapalkan sampah plastik dariAmerika Serikat sebanyak 52.227.368 pound dalam 749 pengapalan keberbagai tujuan di Asia

    Dalam hal masalah lintas batas limbah ini, Indonesia telah meratifikasi KonvensiBasel, yang berupaya mengatur ekspor dan impor serta pembuangan limbahB3 secara tidak syah melalui Keputusan Presiden RI No.61/1993 tentangPengesahan Convension on The Control of Transboundary Movements ofHazardous Wastes and Their Disposal.

  • 5/20/2018 1-Intro

    14/14

    Dr. Enri Damanhuri Teknik Lingkungan ITB Pendahuluan 14

    Enri Damanhuri Pendahuluan 14DEP ARTM ENTOFENVIR ONME NTALENGINE ERIN G- ITB

    PERDAGANGAN LIMBAH BERBAHAYA

    2.198.33911INDIA

    344.6116TAIWAN

    273.0716THAILAND

    157.3505SINGAPURA

    5.385.90258FILIPINA

    41.5331PAKISTAN

    561.5307MALAYSIA

    241.8668KOREA

    112.7975JEPANG

    4.952.51850INDONESIA

    37.746.957586HONGKONG

    210.8946CINA

    JUMLAH LIMBAH LBSJUMLAH

    PENGAPALAN

    NEGARA TUJUAN

    EKSPOR LIMBAH PLASTIK DARI USA MEI FEBRUARI 1992