07_interpretasi Radiologi Sederhana

download 07_interpretasi Radiologi Sederhana

of 13

Transcript of 07_interpretasi Radiologi Sederhana

  • 8/17/2019 07_interpretasi Radiologi Sederhana

    1/13

     Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif

    99

    INTERPRETASI RADIOLOGI SEDERHANA

    Budi Prayitno

    HIPERCCI JATENG/ RSUP DR KARIADI SEMARANG

    A.  Pengertian

    Salah satu pemeriksaan radiologi yang sering dilakukan untuk mendukung

    tegaknya diagnosis penyakit paru adalah foto Rontgen dada atau foto toraks. Foto

    toraks standar terdiri atas pemeriksaan proyeksi postero-anterior (PA) dan lateral,

    dengan posisi pasien berdiri tegak dan inspirasi dalam. Bila pengambilan foto saat

     pasien sedang ekspirasi maka akan tampak bayangan kesuraman pada bagian

     bawah paru dan bayangan jantung akan tampak lebih besar. Rontgen thorak bertujuan untuk pemeriksaan trachea, paru, jantung, esophagus, diagfragma dan

    costae, ruang pleura dan thorak (Sjahriar, 2005).

    B.  Konsep Dasar.

    1. 

     Anatomi Rongga Thoraks

    Kerangka dada yang terdiri dari tulang dan tulang rawan, dibatasi oleh :

    Depan : Sternum dan tulang iga.

    Belakang : 12 ruas tulang belakang (diskus intervertebralis).

    Samping : Iga-iga beserta otot-otot intercostal.

    Bawah : Diafragma

    Atas : Dasar leher.

    Isi :

    a.  Sebelah kanan dan kiri rongga toraks terisi penuh oleh paru-paru beserta

     pembungkus pleuranya.

     b. 

    Mediatinum: ruang di dalam rongga dada antara kedua paru-paru. Isinya

    meliputi jantung dan pembuluh-pembuluh darah besar, oesophagus, aorta

    desendens, duktus torasika dan vena kava superior, saraf vagus dan

    frenikus serta sejumlah besar kelenjar limfe (Pearce, E.C., 1993).

  • 8/17/2019 07_interpretasi Radiologi Sederhana

    2/13

     Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif

    100

    Foto toraks PA/AP yang baik  

    1.  Tidak ada rotasi vertebra torakalis, yaitu prosesus spinosus vertebra torakal

    3 terproyeksi di tengah antara sternoclavicular joint

    2. 

    Sisi medial skapula terproyeksi di luar sangkar iga atau paling tidak

     berimpit dengan sisi lateral iga

    3.  Inspirasi adekuat, bila lengkung diafragma kanan di bawah permukaan

    ujung anterior iga ke-6

    4.  Kontur jantung, diafragma, corakan paru dan bagian posterior iga di balik

     bayangan jantung tampak jelas dan tajam

    5. 

    Seluruh bagian paru jelas terlihat pada film.

    Foto lateral yang baik  

    1.  Seluruh bagian paru tampak jelas pada film

    2.  Corakan vaskular retrokardial, pembuluh darah paru menuju jantung

    terlihat jelas

    3.  Bayangan sternum, vertebra torakalis dan iga terproyeksi lateral

    4.  Rongga retrosternal mempunyai densiti lebih kurang sama dengan ronga

    retrokardial

    Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pembacaan foto toraks

    Menurut Palmer, Cockshott, Hegedus, dan Samuel (1995) ada beberapa hal

    yang perlu diperhatikan saat pembacaan foto thorax, antara lain:

    1.  Apakah proyeksi PA atau AP? Foto AP akan memperlihatkan bayangan

     jantung bertambah besar

    2.  Apakah penempatan label sesuai sisi yang dimaksud, nama penderita,

    tanggal pemeriksaan, posisi jantung, bayangan mammae (pada perempuan)

    3.  Tampak skoliosis?

    4.  Tulang-tulang, alignment (garis tulang), bentuk maupun strukturnya

    5.  Diafragma, sinus kostodiafragma, trakea, aorta

    6.  Hilus, ukuran, massa atau kelenjar yang membesar di hilus

    7.  Jaringan lunak, bayangan mamma terlihat jelas (perempuan)

    8.  Kedua lapangan paru: bersih, massa, kalsifikasi, infiltrat, kaviti, dll

  • 8/17/2019 07_interpretasi Radiologi Sederhana

    3/13

     Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif

    101

    C.  Langkah –  Langkah Pembacaan X Foto Thorak  

    Menurut Peter dan Martin (1989) ada beberapa langkah dalam membaca foto thorax,

    yaitu:

    1.  Perhatikan terlebih dahulu identitas pasien dan nomer rekam medis apakah

    sesuai atau tidak.

    2. 

    Perhatikan tanda R ( Right ) dan L ( Left ) apakah posisi foto rontgen sudah

     benar.

    3. 

    Apakah eksposure sinar X-ray cukup atau berlebih atau kurang. Eksposure

    yang cukup ditandai dengan os vertebralis thorakalis tampak terlihat sampai

    thorakalis ke-5. Eksposure yang berlebih akan menyebabkan hulangnya

    gambaran dari paru sehingga tidak bisa terbaca. eksposure yang kurang akan

    menyebabkan paru tampak putih (radiolusen) sehingga tidak bisa dibaca atau

    misdiagnosis.

    4.  Perhatikan posisi foto rontgen apakah berdiri atau berbaring. Bisa dilihat dari

    letak os scapula.Jika os scapula di lateral maka posisi pasien berdiri. Posisi

     berdiri biasanya dengan proyeksi Posterior-Anterior (PA). Posisi berbaring

    dengan proyeksi Anterior-Posterior (AP)

    5.  Perhatikan apakah foto thorak cukup inspirasi atau tidak. Inspirasi yang cukup

     bisa dilihat dari batas diafragma di antara sela iga 5 dan 6.

    6. 

    Perhatikan jalan napas. Trakea tampak sebagai radioopage diantara os

    vertebralis. Normal berada di tengah os vertebralis.

    7. 

    Perhatikan tulang-tulang clavicula, scapula, sternum dan iga. Apakah terdapatfraktur. Juga lihat sela iga apakah simetris atau mengalami penyempitan atau

    http://1.bp.blogspot.com/-Xq60oo016uI/UwRuYBEvCtI/AAAAAAAAA9g/PSqFaqFGzkQ/s1600/untitled9.JPG

  • 8/17/2019 07_interpretasi Radiologi Sederhana

    4/13

     Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif

    102

     pelebaran. sela iga yang menyempit bisa disebabkan ateletaksis. Sela iga yang

    melebar bisa menggambarkan adanya pneumothorak atau emfisema.

    8.  Lihat posisi diafragma apakah simetris. lihat sudut diafragma dengan sela iga

    (sudut costophrenicus) kanan dan kiri. Normalnya kedua sudut costophrenicus

    tampak tajam. Jika tumpul mungkin terdapat efusi pleura.

    9.  Lihat udara di lambung. Normal terdapat di sebelah kiri bawah foto rontgen

    thorak.

    10. Perhatikan gambaran paru apakah terdapat radio opaque atau radio lusen.

    Gambaran radio lusen dengan air fluid level bisa merupakan efusi plura atau

    kista paru. gambaran radio opaque tanpa gambaran corakan pembuluh darah

     bisa merupakan pneumothorak. konfirmasi dengan pemeriksaan fisik dan

    kalau perlu foto thorak lateral atau dekubitus.

    D.  Cara menilai Jantung pada Chest X-ray

    Palmer et al. (1995) menentukan beberapa langkah dalam menilai Jantung pada

    Chest X ray, yaitu:

    1.  Tentukan terlebih dahulu batas jantung kanan dan kiri. Batas jantung kanan

    normal sejajar dengan garis parasternal kanan. batas jantung kiri normal kira-

    kira sejajar dengan garis mid clavicula kiri.

    2.  Menentukan Cardiac-Thorasic Ratio

    Tentukan rasio cardiac-thorasic (Cardiac Thoracic Ratio). Cardio Thoracic

     Ratio (CTR) = (CR + CL)/TD x 100% Normal pada posisi berdiri < 50% dan

     pada posisi berbaring < 55%. Jika lebih dari itu dikatakan kardiomegali. Jika

    http://www.indmedica.com/journals/images/Biomedical%20Research/021_02_13_fig01.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-WCgHbdkkWok/UwRulJ5wXbI/AAAAAAAAA9o/QwxqRCbnSEw/s1600/untitled2.JPG

  • 8/17/2019 07_interpretasi Radiologi Sederhana

    5/13

     Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif

    103

    terdapat kardiomegali, lihat batas kiri bawah jantung dengan diafragma. Jika

    tampak tertanam ( grounded ) dengan sudut yang tumpul dapat dikatakan

     pembesaran ventrikel kiri. Jika tampak membulat (rounded ) dengan sudut

    yang tajam dapat dikatakan pembesaran ventrikel kanan. Kardiomegali

     berbentuk sepatu boot ( Boot Shape) merupakan gambaran khas penyakit

     jantung hipertensi, kardiomegali berbentuk tabung enlemeyer bisa jadi

    gambaran kardiomiopati atau efusi perikard masif

    Keterangan:

    1. aortic knuckle; 2. main pulmonal artery; 3. left appendage atrium 4. left

    ventricle; 5. right atrium; 6. ascending aorta; 7. superior vein cava; 8. left

    atrium under carina; 9. right ventricle; 10. arcus aorta; 11. bifurcation

     pulmonal artery; 12. left atrium; 13. left ventricle

    Keterangan:

    A. Ascenden aorta, AA. Arcus Aorta, Az. azigous vein, LB. Left Border

    Pulmonal Arteri, PA. Main Pulmonal Artery, LA. Left Atrium, LV. Left

    Ventricle, RA. Right Atrium, S. Superior Vein Cava, SC. Subclavia Artery

    http://2.bp.blogspot.com/-4cr0B1VpOdc/UwRwR3cN8SI/AAAAAAAAA98/OVlfz4BepuE/s1600/untitled3.JPGhttp://4.bp.blogspot.com/-rrO4Q19WHNc/UwRu74Cf0yI/AAAAAAAAA9w/fx77lQdi2PQ/s1600/untitled1.JPG

  • 8/17/2019 07_interpretasi Radiologi Sederhana

    6/13

     Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif

    104

    3.   Nilai struktur jantung, dari batas kiri jantung kita bisa tentukan dari atas ke

     bawah : arcus Aorta-conus Pulmonalis-Atrium kiri-Left Ventrikel (disingkatAPAL). Aorta yang menonjol / prominen bisa jadi mengalami elongatio aorta.

     juga sering ditemukan kalsifikasi aorta, biasanya pada pasien hipertensi

    kronik. Conus pulmonalis merupakan gambaran dari main arteri pulmonal

    yang jika menonjol bisa jadi terdapat hipertensi arteri pulmonal seperti pada

     pasien mitral stenosis, Atrial Septal Defect (ASD) dan Primary Pulmonal

    Hypertension (PPH). Atrium kiri jika membesar akan tampak gambaran

    double contour  yang terlihat di batas jantung kanan. Double contour  terbentuk

    dari gambaran atrium kanan dan atrium kiri yang membesar. Gambaran mitral

    heart configuration  merupakan perpaduan gambaran kardiomegali rounded  

    dengan double contour   yang merupakan ciri khas dari mitral stenosis. Dari

     batas kanan jantung, kita bisa tentukan vena kava superior, aorta ascendens

    dan atrium kanan.

    4.  Selain struktur jantung, kita juga harus menilai pembuluh darah yang terdapat

    di paru. Kardiomegali berbentuk  grounded   dengan gambaran paru cefalisasi

    atau bat wing  bisa jadi gagal jantung kiri disertai edema paru. Kardiomegali

     berbentuk tabung enlemeyer dengan gambaran paru yang bersih merupakan

    gambaran efusi perikard massif atau tamponade jantung.

    E.  Gambaran Chest X-Ray Pada Beberapa Kondisi

    1. 

    Pneumonia

    Pneumonia adalah radang paru yang bisa disebapkan oleh bakteri, virus,

     protozoa, bahan kimia, lesi kanker dan radiasi ion.

    http://2.bp.blogspot.com/-8igcNmO2jeU/UwRxejHZvQI/AAAAAAAAA-I/L1N0YU4p-OY/s1600/untitled4.JPG

  • 8/17/2019 07_interpretasi Radiologi Sederhana

    7/13

     Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif

    105

    Gambaran radiologis :

    Pada foto thorak PA posisi erek tampak infiltrat di parenkim paru perifer yang

    semiopak, homogen tipis seperti awan, berbatas tegas, bagian perifer lebih

    opak dari bagian central. Konsolidasi parenkim paru tanpa melibatkan jalan

    udara mengakibatkan timbulnya air bronkogram. Tampak pelebaran dinding

     bronkiolus (Malueka, 2006)

    2. 

    Tuberculosis

    Tuberkulosis adalah infeksi nekrotik dengan gambaran patologis khas tuberkel

    akibat infeksi bakteri mycobakterium tuberculosis yang terutama sekali

    menyerang pulmo, meskipun juga bisa menyebar dan menyerang organ lain

    seperti ginjal, traktus gastrointestinal, tulang, otak, bahkan organ urogenital.

    Gambaran radiologis ;

    Pada foto thorak polos PA posisi erek tampak gambaran bercak semi opak

    terletak di suprahiller (diatas hilus), peri hiler (sepanjang limfangitis)

     parakardial (disamping cor) dengan batas tak tegas. Tampak pembesaran

    limfonodi di inn. Hilus, inn. Parabronkial inn. Pada fase lanjut tampak garis-

    garis fibrous berupa garis-garis berjalanradier dari hilus kearah luar superior.

  • 8/17/2019 07_interpretasi Radiologi Sederhana

    8/13

     Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif

    106

    TB primer berlokasi dimana saja di parenkim paru, disertai pembesaran

    kelenjar limfe regional. TB post primer: sarang-sarang berkedudukan di

    lapang atas segment apikal lobi bawah, lapang bawah disertai pleuritis.

    Pembesaran kelenjar limfe jarang.

    3.  Pneumotorak

    Pneumothorak adalah suatu keadaan dimana terdapat udara di cavum pleura.

    Gambaran radiologis :

    Ruang pleura sangat translusen dengan tak tampaknya gambaran pembuluh

    darah paru. Biasanya tampak garis putih tegas membatasi pleura viseral yang

    membatasi paru yang kolaps. Paru-paru sendiri mungkin berwarna abu-abu,

     bila sebagian masih berisi udara (relatif radio opaque). Bila kolapsnya lengkap

     pneumothorak ini menekan pulmo sekecil-kecilnya sehingga merupakan

    gambaran suatu bulatan Opaque kecil di daerah hilus. Jantung terdorong

    kearah lain yang berlawanan spatium intercostal melebar, diaphragma

    mendatar dan tertekan kebawah (Malueka, 2006).

    4.  Efusi pleura

    Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat cairan yang berlebih

     jumlahnya didalam cavum pleura.

  • 8/17/2019 07_interpretasi Radiologi Sederhana

    9/13

     Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif

    107

    Gambaran radiologis :

    Pada foto thorak dalam posisi erek, cairan dalam rongga pleura tampak berupa

     perselubungan semiopak, homogen, menutupi paru bawah yang biasanya

    relatif radioopak dengan permukaan atas cekung, berjalan dari lateral atas ke

    medial bawah (miniscus sign).  Meniscus sign  ini merupakan gambaran khas

    seperti garis lengkung, bagian perifer lebih tinggi dari bagian sentral,

     berbentuk konkaf. Garis ini akan analog dengan garis ellis damoiseau yaitu

     batas perpindahan suara pada perkusi dada dari sonor ke redup absolut.

    Penumpukan cairan di cavum pleura menyebapkan garis costofrenicus

    menumpul. Karena cairan mengisi hemithoras maka paru akan terdorong

    kearah sentral / hilus, dan kadang  –  kadang mendorong mediastinum kearah

    kontra lateral. Jika cairan tidak bebas akibat adanya fibrosis diantara pleura

    viceralisdan pareitalis, maka terjadi trapped effusion yang berbentuk seperti

    ada kapsul. Gambaran traped efusion akan sama baik pada posisi AP maupun

    PA. Paru-paru terlihat putih pada foto baring jika cairan banyak hingga

    memenuhi thorak, dan dapat terjadi pergeseran mediastinum dan trakea ke

    kontra lateral (Malueka, 2006)

    5.  ASD ( Atrial Septal Defect )

    Gambaran radiologis :

    Tanda radiologis pada foto thorak tergantung pada derajatnya. Defek yang

    kecil tidak menunjukkan kelainan namun biasanya defek yang besar

    menampilkan tanda-tanda radiologis yang jelas karena pertambahan corakan

    vaskuler paru.

    a.  Corakan vaskuler paru bertambah.

     b. 

    Aortic knob kecilc.  Ukuran jantung normal atau membesar kecil.

  • 8/17/2019 07_interpretasi Radiologi Sederhana

    10/13

     Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif

    108

    d.  Batas kanan jantung menonjol. ( atrium kanan membesar )

    e.  Apeks jantung bulat dan bergeser kekiri.

    f.  Bila terjadi hipertensi pulmonal, arteri pulmonalis sentralis sangat melebar

    kemudian tiba-tiba mengecil.

    (Malueka, 2006 )

    6.  VSD (Ventrikel Septal Defect )

    Gambaran radiologis :

    Foto PA :

    a.  Vaskuler paru meningkat

     b.  Aortik knob normal atau kecil

    c. 

    Apeks jantung bergeser ke kiri dan kebawah.

    d. 

    Pinggang jantung prominen, akibat pembesaran atrium kiri.

    e.  Ukuran jantung umumnya membesar, ada doubel contour di batas kanan.

    Foto lateral :

    a.  Batas posterior menonjol dan mendorong esofagus

     b.  Bronkus kiri terdorong ke posterior

    (Malueka, 2006 )

    7.  TOF (Tetralogy Of Fallot )

    Kelainan jantung yang meliputi ventrikel septal defect, stenosis pulmonal,

    overriding aorta, hipertrofi ventrikel kanan.

  • 8/17/2019 07_interpretasi Radiologi Sederhana

    11/13

     Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif

    109

    Gambaran radiologis :

    a.  Bentuk jantung seperti sepatu

     b.  Pinggang jantung dalam

    c. 

    Bila aorta berbelok kekanan maka arkus aorta dan aorta decenden menjadi

    terletak di sebelah kanan vertebra karena transposisi aorta.

    d.  Sering terjadi dilatasi aorta.

    e. 

    Ventrikel melebar kekiri dengan apeks jantung tampak terangkat

    f.  Vaskularisasi paru berkurang

    g.  Ukuran jantung normal atau membesar.

    (Malueka, 2006)

    F.  CT Scan kepala

    Trauma kepala bisa menimbulkan berbagai macam kondisi, sebagian

    diantaranya bisa berakibat pada kematian yang cepat. Untuk itu diperlukan

     pengetahuan yang cukup mengenai aspek manajemen trauma kepala. Salah satu

     prosedur penanganan trauma kepala adalah penegakan diagnostik yang tepat

    mengenai kondisi diakibatkan trauma kepala. Gambaran dari potongan CT Scan

    kepala memperlihatkan dengan jelas kelainan-kelainan organ kepala danextensinya (Sjahriar, 2005). Dalam CT scan kepala ada beberapa garis penting

    yang harus di ketahui yaitu :

    1.  Orbitomeatal line (radiograpic base line)

    Ini garis yang menghubungkan bagian terluar conthus mata ke meatus

    acusticus externus.

    2.   Infraorbitomeatal line

    Garis yang menghubungkan margo infraorbita ke batas paling atas meatus

    acusticus internus.

  • 8/17/2019 07_interpretasi Radiologi Sederhana

    12/13

     Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif

    110

    3.   Interorbital line

    Ini adalah garis yang menghubungkan kedua pupil kanan dan kiri.

    Gambaran Hematom ada Trauma Kepala 

    1.  Epidural hematom

    Hematom epidural merupakan pengumpulan darah diantara tengkorak dengan

    duramater dikenal dengan istilah hematom ekstradural. Hematom jenis ini

     biasanya berasal dari perdarahan arteriel akibat adanya fraktur linier yang

    menimbulkan laserasi langsung atau robekan arteri-arteri meningens.

    Gambaran radiologis :

    Pada CT scan tampak area hiperdens yang tidak selalu homogen, bentuk

     biconvex sampai planocovex, melekat pada tabula interna dan mendesak

    ventrikel ke sisi kontra lateral. Densitas durameter biasanya jelas. Bila

    meragukan dapat diberikan injeksi media kontras secara IV sehingga tampak

     jelas (Malueka, 2006)

    2. 

    Subdural hematom

    http://lh4.ggpht.com/_I0UHlGxoP6A/SUUb3OTG86I/AAAAAAAAASk/pufh0f0QW1Y/clip_image00242.jpghttp://lh6.ggpht.com/_I0UHlGxoP6A/SUUbnaHXDfI/AAAAAAAAASc/djf9cnrlZpc/clip_image0023.jpg

  • 8/17/2019 07_interpretasi Radiologi Sederhana

    13/13

     Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif

    111

    Perdarahan subdural ialah perdarahan yang terjadi diantara duramater dan

    araknoid. Perdarahan subdural dapat berasal dari:

    a.  Ruptur vena jembatan ("Bridging Vein") yaitu vena yang berjalan dari

    ruangan subaraknoid atau korteks serebri melintasi ruangan subdural dan

     bermuara di dalam sinus venosus dura mater.

     b.  Robekan pembuluh darah kortikal, subaraknoid, atau araknoid.

    Gambaran radiologis :

    Merupakan perdarahan yang terletak di subdural space. Dapat meluas ke

     bagian hemisphere, menimbulkan kompresi cerebri. Tampak gambaran

    hiperdens sickle ( seperti bulan sabit ) dekat tabula interna, terkadang sulit

    dibedakan dengan epidural hematom. Batas medial hematom seperti bergerigi

    adanya hematom di daerah fissura interhemisfer dan tentorium juga

    menunjukkan adanya hematom subdural (Malueka, 2006)

    Kesimpulan

    Intepretasi sederhana gambaran foto thorax dan CT Scan kepala harus dikuasi oleh

     perawat kritis supaya perawat ruang intensif mampu menilai kondisi pasien dan

    segera menentukan tindakan yang tepat untuk pasien baik tindakan mandiri

    keperawatan maupun tindakan kolaboratif medis.

    Daftar Pustaka

    Malueka, R.G. (2007). Radiologi diagnostik . Yogyakarta: Pustaka Cendekia Press

    Palmer, P.E.S., Cockshott, W.P., Hegedus, V., & Samuel E. (1995).  Manual of

    radiographic interpretation for general practitioners  (petunjuk membaca foto

    untuk dokter umum). Jakarta: EGC

    Pearce, E.C. (1993).  Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Cetakan 18. Jakarta:

    Gramedia Pustaka Utama

    Peter, A & Martin, L.W. (1989). Pembuatan gambar diagnostik . Jakarta: EGC

    Sjahriar, R. (2005). Radiologi diagnostik . (2nd Ed). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.