07.Asap Cair ISBN

download 07.Asap Cair ISBN

of 22

Transcript of 07.Asap Cair ISBN

  • 8/17/2019 07.Asap Cair ISBN

    1/22

    MEMPRODUK SI CUK A ASAP CAIR)

    UNTUK K ESEHATAN TANAMAN

    CORRYANTI

    dan

    FRIDA E.ASTAN TI

    PUSLITBANG PERUM PERHUTANI - CEPU

    2015

  • 8/17/2019 07.Asap Cair ISBN

    2/22

    MEMPRODUK SI CUK A ASAP CAIR)

    UNTUK K ESEHATAN TANAMAN

    CORRYANTI

    dan

    FRIDA E.ASTANTI

    PUSLITBANG PERUM PERHUTANI - CEPU

    2015

  • 8/17/2019 07.Asap Cair ISBN

    3/22

    i

    Memproduksi Cuka (Asap Cair) Untuk Kesehatan Tanaman

    Penulis :

    Corryanti dan Frida E. Astanti

    ISBN : 978-602-0853-02-4

    Desain Sampul dan Tata letak :

    Corryanti dan Edi Purwanto

    Penerbit :

    Puslitbang Perum Perhutani Cepu

    Redaksi :

    Jl. Wonosari Batokan Tromol Pos 6

    Cepu 58302 Jawa Tengah

    Telp : 0296 - 421233

    Fax : 0296 - 422439Web : www.puslitbangperhutani.com

    Email : [email protected]

      puslitbang.dokinfo@ gmail.com

    Cetakan : Kedua, 2015

    : Memproduksi Cuka (Asap Cair) Untuk Kesehatan Tanaman

    Cetakan : Pertama, 2014

    : Memproduksi Cuka Untuk Kesehatan Tanaman

    Dilarang menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini, tanpa seijin Puslitbang Perhutani.

  • 8/17/2019 07.Asap Cair ISBN

    4/22

    PENGANTAR K APUSLITBAN G

    Mengenalkan cuka (asap cair) kepada pembaca, sesungguhnya bukan merupakan hal yangbaru, karena teknologi cuka kayu, yaitu cairan hasil proses kondensasi (pengembunan) ini mulai

    banyak dikenali orang di lapangan, dan disadari sebagai bio-teknis yang ramah lingkungan.

    Upaya Puslitbang dalam memproduksi dan mengujicobakannya pada semai dan bibit tanaman

    kehutanan perlu diinfo-tularkan kepada petugas di lapangan, sehingga harapan mengelola hutan

    secara lestari dan ramah lingkungan ini secara praktis teknis menjadi bagian budaya penyiapan

    tanaman yang sehat dan kuat.

    Semoga bermanfaat.

    Cepu, Maret 2015

    Kepala Puslitbang

    SUWARNO

    ii

  • 8/17/2019 07.Asap Cair ISBN

    5/22

    PENGANTAR PENULIS

    Buku cuka kayu dalam terbitan pertama mendapatkan respon yang baik dari masyarakatpengguna di lapangan. Dalam bahasa sehari hari, pemahaman cuka kayu ini ternyata lebih pas bila

    diganti dengan asap cair. Dengan demikian terbitan kedua ini mengganti istilah cuka kayu dengan

    asap cair.

     Asap cair mengandung asam yang memiliki multi-fungsi bagi tanaman, baik sebagai biopestisida

    maupun menambah hara tertentu. Teknik memproduksi cuka kayu kami adopsi dari inovasi peneliti

    Puslitbang Keteknikan Pengolahan Hasil Hutan Kementerian Kehutanan.

    Produk asap cair merupakan obsesi kami kelak dapat menjadi bagian dari manajemen, persemaian

    hingga pengelolaan tanaman hutan di lapangan. Pengenalan asap cair menjadi penting, ketika

    inovasi ini mulai dikenal luas di kalangan petugas lapangan di persemaian di wilayah kerjaPerhutani.

    Buku ini memberikan sekelumit pencerahan tentang asap cair, agar bekerja dengannya dapat

    dibekali pemahaman tentang fungsi, manfaat, memproduksi dan menggunakannya.

    Salam

    Penulis

    Corryanti

    iii

  • 8/17/2019 07.Asap Cair ISBN

    6/22

    DAFTAR ISI

      HALAMAN

    PENGANTAR KAPUSLITBANG .............................................................................. i

    PENGANTAR PENULIS ........................................................................................... ii

    DAFTAR ISI............................................................................................................... iii

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... iv

    DAFTAR TABEL........................................................................................................ v

    BAB 01.PENDAHULUAN.......................................................................................... 1

    BAB 02. APA ITU CUKA (ASAP CAIR)? .................................................................. 2

      A. Pengertian Cuka (Asap Cair) ................................................................... 2

      B. Manfaat Cuka (Asap Cair)........................................................................ 4

    BAB 03. PENYIAPAN BAHAN DAN ALAT PEMRODUKSI CUKA (ASAP CAIR)...... 6 

    BAB 04. UJI COBA PENGGUNAAN CUKA (ASAP CAIR) PADA TANAMAN

    KEHUTANAN ............................................................................................. 9

    BAB 05. PENUTUP ................................................................................................. 11

    DAFTAR BACAAN ................................................................................................... 12

     

    iii

  • 8/17/2019 07.Asap Cair ISBN

    7/22

    DAFTAR GAMBA R

      Halaman

    Gambar 01. Macam-macam bahan baku input membuat Cuka (Asap Cair).................. 4

    Gambar 02. Komponen instalasi membuat Cuka (Asap Cair)........................................ 7

    Gambar 03. Tahap kerja membuat Cuka (Asap Cair)..................................................... 8

    Gambar 04. Tampilan bibit penyakit dumping off  dan bercak daun ............................... 9

    Gambar 05. Bibit terserang bercak ................................................................................ 10

    iv

  • 8/17/2019 07.Asap Cair ISBN

    8/22

    DAFTAR TAB EL

      Halaman

    Tabel 01. Senyawa kimia cuka (asap cair) asal kayu pinus ( pinus merkusii ) ................................ 3

    Tabel 02. Hara dalam cuka (asap cair) asal kayu pinus ( pinus merkusii ) ..................................... 3

    Tabel 03. Contoh manfaat cuka (asap cair) dalam kehidupan ..................................................... 5

    Tabel 04. Analisa biaya pembuatan instalasi cuka (asap cair) ...................................................... 6

    v

  • 8/17/2019 07.Asap Cair ISBN

    9/22

    01. PENDAHULUAN

    Pengalaman mengusahakan tanaman selalu saja menyisakan pekerjaan rumah menghadapi masalah

    kesehatan tanaman. Adalah menjadi tanggungjawab kita bersama secara terus menerus, tiada pernah

    berhenti untuk menemukan cara paling efektif mengatasi hama dan penyakit pada tanaman kehutanan.

    Dinamika lingkungan hidup memicu terjadinya perubahan iklim, dilanjutkan dengan perubahan cuaca,

    sehingga memicu perubahan siklus hidup hama dan penyakit, bahkan meningkatkan keragaman hama

    dan penyakit yang muncul di sekitar tanaman kita. Salah satu cara paling bijak mengatasi hama dan

    penyakit pada tanaman adalah mencari potensi alam di sekitar tanaman untuk dijadikan penawar (obat)

    bagi kesehatan tanaman.

    Penggunaan bahan-bahan kimiawi berbahaya dan beracun, dewasa ini tidak saja membahayakan

    tanaman dan tanah tempat tumbuh, tetapi juga mengancam kesehatan manusia. Oleh karena itu,pendekatan yang bersikap ramah terhadap lingkungan kini menjadi trend yang disukai masyarakat.

     Asap Cair adalah salah satu potensi yang terdapat di sekitar tanaman, yang dapat dimanfaatkan untuk

    mengatasi masalah kesehatan tanaman. Asap Cair diharapkan akan bisa menjadi bagian dari prosedur

    kerja dalam pembibitan di persemaian.

    Tujuan dari penggunaan asap cair secara praktis di lapangan, yaitu:

    1. Memberikan pilihan solusi untuk mengatasi masalah kesehatan tanaman.

    2. Menghasilkan satu terobosan baru dalam prosedur pembibitan dengan sentuhan kerja yang

    bersahabat dengan lingkungan (eco-friendly ).

    Pendahuluan1

  • 8/17/2019 07.Asap Cair ISBN

    10/22

    02. APA ITU CUKA (ASAP CAIR)?

    a. Pengertian Cuka (Asap Cair)

     Asap Cair yang diperkenalkan di sini adalah produk cair, berasal dari kondensasi (pengembunan)

    asap proses karbonisasi materi yang berlignoselulosa. Asap cair ini mengandung tiga komponen

    utama, yaitu asam asetat, fenol, dan alkohol . Asap cair biasa dikenal dengan istilah lain, yaitu cuka

    kayu. Penamaan cuka karena senyawa yang mendominasi (sekitar 50 per sen) adalah asam asetat,

    CH COOH.

    Bahan dasar untuk membuat asap cair ini bisa divariasikan, tergantung limbah yang tersedia di

    sekitar. Misalnya, konus buah pinus, tempurung kelapa, limbah kayu gergajian, daun kayu putih

    limbah, dan sebagainya, maka bisa saja menamakannya berturut-turut cuka konus, cuka tempurung

    kelapa, cuka kayu gergajian, cuka limbah kayu putih, dan lain-lain.

     Asam asetat dalam sehari-hari digunakan sebagai pengawet makanan, sehingga dapat menghambat

    pertumbuhan mikroorganisme yang berkembang. Alkohol merupakan senyawa yang berfungsi

    sebagai denaturasi protein, sehingga dapat merusak membran sel. Sementara fenol adalah senyawa

    desinfektan yang dapat menghambat aktivitas enzim. Dengan memahami manfaat senyawa kimia

    yang ada dalam asap cair, memungkinkan asap cair ini berfungsi dalam banyak kegunaan, mulai dari

    bahan kesehatan tanaman, meningkatkan produktivitas ternak, pembasmi bau tak sedap, kesehatan,

    farmasi dan kecantikan.

    Di Jepang, pengembangan teknologi pembuatan asam kayu semakin pesat, dan dimanfaatkan

    dalam keseharian hidup masyarakatnya, dari sebagai pengawet makanan hingga pengobatan

    sejumlah penyakit. Sifat asam cuka dapat menjadi inhibitor   (penghambat) pertumbuhan

    mikroorganisme yang mengancam tanaman, seperti fungi, bakteri dan lainnya; di sisi lain asap cair

    mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman, sehingga dapat menggantikan (alternatif)

    penambah hara makro dan mikro bagi tanaman. Sebuah penelitian, dilakukan oleh mahasiswa S3 di

    IPB, asap cair dapat dijadikan pilihan stimulan untuk memproduksi getah pada tanaman pinus.

    Walau hasil produksi getahnya belum sebesar diberi stimulansia anorganik, penggunaan asap cair

    dapat diandalkan sebagai bagian dari mengelola hutan secara ramah lingkungan dan lestari

    (berkesinambungan).

    Apa itu Cuka (Asap Cair)? 2

    3

  • 8/17/2019 07.Asap Cair ISBN

    11/22

    Apa itu Cuka (Asap Cair)?

    3

    Tabel 01.

    Senyawa kimia cuka (asap cair) asal kayu pinus (Pinus m erkus ii )

    Sumber : Hasil analisis Puslitbang Hasil Hutan Bogor Nomor KT.9/VIII/P3KKPHH-6/2011 

    <

     

    Pupuk cair

    organik

     

    (SK Mentan Th

    2006)

     

    pH

     

    3,62

     

    3,74

     

    3,91

     

    4,16

     

    4 - 8

     

    C- organik (%)

     

    0,71

     

    0,99

     

    1,11

     

    1,06

     

    > 4,5

     

    N (%) 0,01

     

    0,02

     

    0,04

     

    0,10

     

    P (ppm)

     

    4,26

     

    1,91

     

    1,91

     

    2,24

     

    < 5

     

    K (ppm)

     

    8,34

     

    6,14

     

    7,19

     

    10,04

     

    350

  • 8/17/2019 07.Asap Cair ISBN

    12/22

    b. Manfaat Cuka (Asap Cair)

    Memproduksi asap cair dapat dilakukan bersamaan dalam proses membuat arang (pengarangan). Asap

    cair dapat berasal dari materi berupa kayu-kayu limbah atau sebetan (potongan kayu) yang tak terpakai,

    seperti dari bahan bangunan, limbah industri gergajian, ranting-ranting kayu yang terbuang sebagai

    limbah, konus (rumah buah), tempurung kelapa limbah, dan lain-lain.

    Kayu Pinus - l imbah

    Tempurung ke lapal imbah Indust r i kayu

    Konus (kerucut ) p inus

     

    Gambar 01.

    Macam-macam bahan baku input membuat cuka (asap cair)

     

    Dengan bahan baku yang berasal dari limbah, pembuatan asap cair akan mudah dipraktikkan di tengah

    kegiatan sehari-hari masyarakat, dan dapat menghasilkan pendapatan dengan cepat. Dari sisi modal dan

    penyiapan bahan baku, memproduksi asap cair tidaklah semahal membuat pestisida, misalnya. Karena bahan

    baku asap cair berasal dari materi di sekitar, maka pemanfaatannya pun dijamin aman akan bahan berbahaya

    dan beracun (B3).

    Cuka kayu mulai banyak dimanfaatkan di dunia pertanaman, karena telah terbukti mampu meningkatkan

    kesehatan tanaman, dan dapat menggantikan pupuk kimia dengan dosis tertentu. Secara umum asap cair

    yang bersifat asam ini dapat berfungsi sebagai anti-bakteri, anti-fungi, anti-metanogenesis, dan anti-oksidan.

    Apa itu Cuka (Asap Cair)?

    4

  • 8/17/2019 07.Asap Cair ISBN

    13/22

    Tabel 3.

    Contoh manfaat cuka (asap cair) dalam kehidupan

    Apa itu Cuka (Asap Cair)?

     

    1.

     

    Insektisida/ pembasmi rayap, semut,nyamuk

     

    Disemprotkan pada tempat yang terserang rayap, dosis 15-20 cc/lb

    2.

     

    Memicu pertumbuhan tanaman

     

     jati

    secara vegetatif

    Disemprotkan ke daun, dosis 20 cc/lt setiap 2 minggu ATAU d isemprotkan ke

    akar 

     

    tanaman,

     

    dosis 20 cc/lt setiap 2 minggu

    3.

     

    Pengganti formalin

     

    Untuk mengawetkanmakanan, dan tidak berbahaya bagi tubuh manusia.

    4.

     

    Obat penyakit kulit dan penetral

    bau badan

     

    Penyakit kulit seperti kudis, rasa gatal, anti inspeksi. Caranya dioleskan pada kulit

    yang sakit/ bermasala, dan diulang sampai tiga hari sekal i.

    5.

     

    Penyehat ternak kambing

     

    kambing yang diminumkan asap cair tingkat kesuburannya lebih besar dari

    kambing biasa.

     

    6. Pembersih dan penghilang bau tak

    sedap kandang ternak

    Bisa langsung disiramkan saja, atau dicampurkan ke makanan atau minuman

    ternak dengan dosis wajar.

    7. Manfaat lain-lain Pembersih kaca mata.

     Anti Jamur Pada pakaian.

    Menghilangkan karat.

    Bahan dasar bahan bangunan seperti CAT dan LEM.

    Sumber : N.Jaojah, Teknologi Pembuatan Arang & Cuka Kayu (Wood Vinegar ), 2012.

    No Manfaat Keterangan penggunaan

    5

  • 8/17/2019 07.Asap Cair ISBN

    14/22

    03. PENYIAPAN BAHAN DAN ALAT PEMRODUKSI CUKA (ASAP CAIR)

      a. Penyiapan alat/ instalasi pemroduksi cuka (asap cair)

    Instalasi asap cair dapat dibangun di dekat lokasi tempat kita tinggal atau tempat kita bekerja sehari-

    hari. Komponen yang akan dirakit pun tidak membutuhkan modal besar.

      Dimulai dari menyiapkan satu drum (bekas) yang sudah dilubangi bagian dasarnya dengan

    diameter lubang sekitar 1,5 cm. Untuk komponen proses pendinginan disiapkan cerobong atau

    sungkup yang anti-karat, dan pipa besi atau paralon berdiameter 3 cm sepanjang 6 m. Tungku

    pembakar kayu atau materi input terbuat dari batu bata. Bahan-bahan tersebut tidaklah memakan

    biaya yang tinggi, terhitung menghabiskan tidak lebih dari 1,7 juta rupiah.

    3Dengan menggunakan drum dapat menampung volume input sekitar 0,2 m , dan akan menghasilkan asap cair

    sekitar 12 liter. Bila teknik ini dikembangkan lebih efisien, produktivitas cuka bisa lebih banyak.

    Penyiapan bahan dan alat pemroduksi cuka (asap cair)

    Tabel 04.Biaya penyiapan instalasi cuka (asap cair)

    *) Harga berdasarkan Tarif Biaya Perhutani tahun 2014

    6

    7

    8

    6

  • 8/17/2019 07.Asap Cair ISBN

    15/22

    Drum

    Cerobong bawah

    Pipa besi 2 lapis,berukuran 2,5 cmdan 5 cm

    Instalasi Asap Cair 

    Cerobong atasTungku (pawon)

    Gambar 02.Komponen instalasi membuat cuka (asap cair)

    Penyiapan bahan dan alat pemroduksi cuka (asap cair)

    7

  • 8/17/2019 07.Asap Cair ISBN

    16/22

    b. Pembuatan cuka (asap cair)

      Kayu yang sudah kering disusun dalam drum sampai terisi hampir penuh.

    Pipa yang menempel pada drum dihubungkan dengan cerobong, dan cerobong ini dihubungkan dengan

    pipa pendingin.

    Setelah semua pekerjaan di atas siap, tungku mulai dinyalakan. Setelah tungku mengeluarkan asap tebal

    sekitar 5 menit drum ditutup dan diatur sedemikian rupa, agar asap tidak ke luar. Biasanya dicukupi dengan

    tanah lempung.

    Sekitar 25 menit akan ke luar cairan bewarna bening, secara berangsur angsur cairan yang ke luar

    berwarna hitam. Warna cairan hitam ini menandakan asap cair telah ke luar semua dari pengasapan kayu.

    Tumpukan kayu didalam drum dapat dijadikan arang, dengan menutup tungku rapat.

    Penyiapan bahan dan alat pemroduksi cuka (asap cair)

    Setelah 25 menit akan keluar cairanberwarna kuning.

    Asap cair dalam kemasan

    Gambar. 03

     

    Tahap kerja membuat cuka (asap cair)

     

    Kayu yang sudah kering

    dimasukkan dalam drum 

    8

    Bahan dalam drumdibakar sampai

    mengeluarkan asap

    Drum ditutup sampaiselesai prosespembakaran

  • 8/17/2019 07.Asap Cair ISBN

    17/22

    04. UJI COBA PENGGUNAAN CUKA (ASAP CAIR) PADA TANAMAN KEHUTANAN 

    Praktik memanfaatkan asap cair sudah mulai dikenalkan sejak tahun 2008 kepada petugas

    persemaian di lapangan wilayah Perhutani yang memiliki persemaian pinus.

     Ancaman pembibitan pinus sejak dulu hingga hari ini masih berkutat pada penyakit lodoh (damping off )

    dan penyakit bercak daun. Serangan besar-besaran kedua penyakit ini mampu mematikan bibit pinus

    hingga 50 per sen (akibat lodoh), misal kasus di persemaian di KPH Kedu Utara, tahun 2010; dan

    bercak daun hingga 75 persen, contoh di KPH Banyumas Barat, tahun 2014.

    Pemberian asap cair pada benih dan media tabur bahkan dapat menurunkan kematian semai pinus akibat

    lodoh hingga 45 persen.

    Pemberian asap cair menunjukkan aksi solusi yang bersifat multi level pengendalian; tidak hanya

    mencegah, tetapi juga mengendalikan dan memberantas ancaman hama dan penyakit.

    Pengamatan hasil aplikasi penyemprotan asap cair menumbuhkan kecambah benih pinus dalam waktu

    serempak.

    Uji coba penggunaan cuka (asap cair) pada tanaman kehutanan

    Gambar. 04Tampilan bibit terkena penyakit damping of f (gambar kiri)

    dan bercak daun (gambar kanan)

    9

  • 8/17/2019 07.Asap Cair ISBN

    18/22

    Hasil pemberian asap cair sejak awal kegiatan penyapihan secara rutin dapat menekan kematian semai di

    bedeng pemeliharaan. Kematian pada awal sapihan disebabkan oleh penyakit lodoh, sedangkan kematian

    setelah semai berkayu disebabkan oleh penyakit bercak daun. Efektivitas perlakuan asap cair dibandingkan

    perlakuan rutin (kontrol): menekan kematian sebesar 75%.

      Penyiraman asap cair pada media sapih secara rutin dapat menurunkan kematian semai pinus hingga siap

    tanam mencapai 15 per sen. Perlakuan ini ditandai mampu menandingi perlakuan pembanding yang

    menggunakan Dithane. Di sisi lain, fungisida dithane seyogyanya sudah dilarang beredar memakainya,

    karena bahan aktif yang dikandungnya termasuk bahan kimia berbahaya dan beracun (B3).

    Kegiatan penyemprotan disarankan dicampur dengan perekat (dosis 1 cc/L) bila dilakukan musim hujan.

    Pencampuran komponen ini dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas perlakuan.

    Gambar. 05Bibit terserang bercak

    Tampilan bibit pinus sebelum (kiri) dan sesudah di beri perlakuan cuka (asap cair) (kanan)

    Uji coba penggunaan cuka (asap cair) pada tanaman kehutanan

    10

    Efektivitas asap cair terhadap kesehatan bibit yang menjanjikan ini, memicu peneliti mencobanya pada bibit

     jenis lain, seperti jati dan kayu putih dan ditambah dengan pupuk hayati yang sangat ramah terhadap lingkungan.

  • 8/17/2019 07.Asap Cair ISBN

    19/22

    05. PENUTUP

    Pemanfaatan asap cair untuk menyehatkan bibit tanaman di persemaian dapat dijadikan alternatif solusi

    mengatasi ancaman hama dan penyakit serta menambah hara pada proses pembibitan tanaman

    kehutanan.

    Semangat mengelola hutan berbasis pada tindakan yang ramah lingkungan semakin disukai masyarakat

    dan menjadi keharusan dalam standar pengelolaan hutan sejak dari persemaian. Oleh karena itu temuan-

    temuan inovatif yang bersahabat dengan lingkungan diharapkan bisa menjadi kebijakan operasional.

    Pada saatnya kebiasaan berperilaku ramah lingkungan akan berdampak pada efisiensi biaya pembibitan

    dengan hasil yang lebih menjanjikan.

    Penutup11

  • 8/17/2019 07.Asap Cair ISBN

    20/22

    BAHAN BACAAN

     Anonimus, 2008. Laporan Penelitian 'Penanganan penyakit bercak daun bibit Pinus merkusii (aplikasi cuka kayu

    dan daconyl)'. Puslitbang Perhutani Tahun 2008.

     Anonimus, 2009. Laporan Penelitian 'Aplikasi cuka kayu untuk optimalisasi persemaian pinus'. Puslitbang

    Perhutani Tahun 2009.

     Anonimus, 2011. Laporan Penelitian 'Pengendalian hama dan penyakit dengan cuka kayu pada semai Pinus

    merkusii '. Puslitbang Perhutani Tahun 2011.

    Corryanti, 2014. Jangan tunda lagi, Menggunakan Cuka kayu. Majalah Bina Edisi 08 Oktober 2014.

    12

  • 8/17/2019 07.Asap Cair ISBN

    21/22

    SEK ILA S TENTANG PENYUSUN

    CORRYANTI 

    ' Be r semanga t sampa i akh i r ' , i t u l a h yang se l a l uditanamk an Corry, pangg ilan akrabnya, kepada teman- 

    temanny a. Selalu ingin tahu, mau belajar dalam bany ak

    hal , sekal i pun kul iahnya sudah mentok dalam level S3.

    Minatnya pada banyak bidang, membuatnya sela lu

    senang memb icarakan topik- topik yang s edang menjadi

    isu. Menjabat sebagai Kepala Biro Kelola SDH di

    Pusl i tbang t idak menjadikannya bangga di atas awang- 

    awang, karena jabatan in i dirasakan lebih banyak

    menimba amal dan m engupayakan dapat menyebarkan

    ilmu , maka sebalikn ya jabatan baginya adalah amanah

    dan kesempatan terbaik.

    FRIDA ERMI ASTANTI 

    Perempuan Pati yang lahir pada 22 Februari 1977 ini,

    menamatkan pendid ikan terakhirnya pada Jurusan Farmasi

    Universitas 17 Agustus Semarang (1999). Dengan bekal

    pendid ikan itu, ia mu lai menapaki karirnya sebagai penelit i di

    Pusli tb ang Perum Perhutani sejak 1999. Perjalanan panjang

    dia lalui dengan sabar dan teku n, mulai dari sebagai tenaga

    harian di tahun 1999, teknis i di p enelit ian, dan sejak 2011

    hingga sekarang ia mulai mengemban jabatan sebagai

    penelit i .

    Bidang yang digelut i adalah hama dan p enyaki t di beberapa

    kom oditas tanaman sepert i jat i , pinus, sengon , kayu put ih

    dan banyak lagi.

    Terus belajar, serta semangat memperbaiki dir i selalu

    di tunjukkan o leh Fr ida, sehingga ia bisa mencontohkan

    sesuatu yang baik bagi teman-temannya.

  • 8/17/2019 07.Asap Cair ISBN

    22/22

    PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGANPERUM PERHUTANI

    Jl. Wonosari Batokan Tromol Pos 6 Cepu 58302 Jawa Tengah

    Tlp : 0296-421233/ Fax : 0296-422439Web : www.puslitbangperhutani.com

    Email : [email protected] d ki f @ il

    ISBN 978-602-0853-02-4