03. peran community organizer

16
Briefing Paper Pebruari 2012 #Community Organizing PERAN COMMUNITY ORGANIZER 1. Pengantar GF ATM mengembangkan kerangka kerja Kerangka community system strengthening (CSS) berkolaborasi dengan berbagai pihak yaitu UNAIDS, WHO, UNICEF, World Bank, Measure Evaluation, Coalition of the Asia Pacific Regional Networks on HIV/AIDS (7 Sisters), International HIV/AIDS Alliance, USAID Office of HIV/AIDS, and US Office of the Global AIDS Coordinator, UNDP Burkina Faso, Ministry of Health & Social Welfare Tanzania. CSS bertujuan untuk memperkuat sistem masyarakat sehingga mampu berkontribusi dalam pembangunan kesehatan guna tercapainya tujuan nasional dan memastikan bahwa hak kesehatan masyarakat dapat terwujud. Hal ini berkaitan dengan pencegahan, pengobatan dan perawatan, mitigasi dampak dan penciptaan lingkungan yang kondusif. Pengertian sistem komunitas dapat kita rujuk dari kerangka kerja CSS yang telah dikeluarkan Global Fund dengan arti sebagai berikut : Sistem penguatan masyarakat (community system strengthening) merupakan sebuah pendekatan yang mampu memberikan informasi, memberdayakan dan mengkoordinasikan masyarakat dan organisasi berbasis masyarakat, kelompok ataupun struktur sosial. Pelibatan berbagai pihak dimasyarakat akan mendorong mereka untuk berkonstribusi pada keberlanjutan jangka panjang terkait isu kesehatan dan intervensi lainnya ditingkat komunitas dan memberikan lingkungan yang kondusif halhal yang ingin dicapai. Sistem penguatan masyarakat bertujuan untuk melibatkan orang yang terdampak langsung dengan masalah kesehatan (HIV, tuberclosis, malaria dan masalah kesehatan lainnya) agar terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian dari layanan dan kegiatan yang terkait dengan pencegahan, pengobatan, dan care&support. CSS merupakan bagian dari sub sistem kesehatan dan saling terkait dengan upaya kesehatan. CSS sangat berperan dalam upaya meningkatkan akses layanan kesehatan dan meningkat kualitas pelayanan. Disamping itu, CSS juga dapat berperan pada area advokasi, penggerakan masyarakat dan membangun jaringan antar komunitas. CSS juga bisa berperan dalam memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan layanan kesehatan yang berkeadilan dan berkualitas. Penggiat dari masyarakat sipil juga dapat berperan secara sistematis, terorganisir dalam mengubah kebijakan publik untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mewujudkan hak kesehatan bagi masyarakat. Disamping itu juga berperan

description

 

Transcript of 03. peran community organizer

Page 1: 03. peran community organizer

Briefing Paper Pebruari 2012 

   

 #Community Organizing   

PERAN COMMUNITY ORGANIZER  1. Pengantar GF ATM mengembangkan kerangka kerja Kerangka community system strengthening (CSS) berkolaborasi dengan berbagai pihak yaitu UNAIDS, WHO, UNICEF, World Bank, Measure Evaluation, Coalition of  the Asia Pacific Regional Networks on HIV/AIDS  (7 Sisters),  International HIV/AIDS Alliance, USAID Office of HIV/AIDS, and US Office of the Global AIDS Coordinator, UNDP Burkina Faso, Ministry of Health & Social Welfare Tanzania. 

 CSS bertujuan untuk memperkuat sistem masyarakat sehingga mampu berkontribusi dalam  pembangunan  kesehatan  guna  tercapainya  tujuan  nasional  dan memastikan bahwa  hak  kesehatan  masyarakat  dapat  terwujud.  Hal  ini  berkaitan  dengan pencegahan, pengobatan dan perawatan, mitigasi dampak dan penciptaan lingkungan yang kondusif. 

Pengertian  sistem  komunitas  dapat  kita  rujuk  dari  kerangka  kerja  CSS  yang  telah dikeluarkan Global Fund dengan arti sebagai berikut :  

Sistem  penguatan  masyarakat  (community  system  strengthening)  merupakan sebuah  pendekatan  yang  mampu  memberikan  informasi,  memberdayakan  dan mengkoordinasikan  masyarakat  dan  organisasi  berbasis  masyarakat,  kelompok ataupun  struktur  sosial.  Pelibatan  berbagai  pihak  dimasyarakat  akan mendorong mereka  untuk  berkonstribusi  pada  keberlanjutan  jangka  panjang  terkait  isu kesehatan dan  intervensi  lainnya ditingkat komunitas dan memberikan  lingkungan yang kondusif hal‐hal yang ingin dicapai. 

Sistem penguatan masyarakat bertujuan untuk melibatkan orang yang terdampak langsung  dengan  masalah  kesehatan  (HIV,  tuberclosis,  malaria  dan  masalah kesehatan lainnya) agar terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian dari  layanan dan kegiatan yang terkait dengan pencegahan, pengobatan, dan care&support.  

CSS merupakan bagian dari  sub  sistem kesehatan dan  saling  terkait dengan upaya kesehatan.  CSS  sangat  berperan  dalam  upaya  meningkatkan  akses  layanan kesehatan  dan  meningkat  kualitas  pelayanan.  Disamping  itu,  CSS  juga  dapat berperan  pada  area  advokasi,  penggerakan masyarakat  dan membangun  jaringan antar  komunitas.  CSS  juga  bisa  berperan  dalam  memantau  dan  mengevaluasi penyelenggaraan layanan kesehatan yang berkeadilan dan berkualitas.  

Penggiat  dari masyarakat  sipil  juga  dapat  berperan  secara  sistematis,  terorganisir dalam  mengubah  kebijakan  publik  untuk  menciptakan  lingkungan  yang  kondusif untuk mewujudkan  hak  kesehatan  bagi masyarakat.  Disamping  itu  juga  berperan 

Page 2: 03. peran community organizer

Page 2 of 13 

untuk menghilangkan diskriminasi, marjinalisasi, kriminalisasi atau ekspolitasi yang timbul dari sosial budaya masyarakat. 

Sistem  kesehatan  juga  tidak  dapat  terpisah  dari  masyarakat.  Sistem  kesehatan adalah  adalah  aset  masyarakat  yang  merupakan    bagian  dari  hubungan  antara individu,  keluarga  dan  masyarakat  yang  dalam  menyelenggarakan  upaya.  Dalam hubungannya  terlihat  adanya    sinergi  dan  keterkaitan  antara  sistem  kesehatan, sistem  masyarakat  dan  kesejahteraan  sosial.  Dalam  pelaksanaannya  seringkali terjadi  tumpang  tindih  antara  ketiga  sistem  tersebut.  Oleh  sebab  itiu,  perlu dilakukan  pendekatan  kreatif  dan  inovatif  untuk mendorong masyarakat  terlibat aktif dalam sistem kesehatan dan sosial.  

Keterkaitan  antara  sub  sistem  kesehatan,  sub  sistem masyarakat  dan  sub  sistem jaminan sosial dan pembiayaan kesehatan dapat dilihat pada bagan berikut :  

 

 Salah  satu  cara  untuk  memperkuat  masyarakat  terutama  kelompok  komunitas terdampak HIV dan AIDS melalui pengorganisasian komunitas. 

Secara  umum  pengorganisasian  komunitas  didefenisikan  :  suatu  proses  untuk membangun  kekuatan  masyarakat  dengan  melibatkan  anggota  masyarakat sebanyak  mungkin  melalui  proses  menemukan  permasalahan,  merumuskan alternatif pemecahan masalah serta membangun tata kehidupan yang  lebih baik, berdasarkan  aspirasi,  keinginan,  kekuatan  dan  potensi  yang  tumbuh  dalam masyarakat. 

Dalam upaya membantu masyarakat membangun kekuatan secara partisipatif untuk menemukan  masalah,  merumuskan  pemecahan  masalah  serta  melaksanakannya dibutuhkan  peran  seorang  fasilitator  yang  dikenal  dengan  istilah  community organizer.  

Page 3: 03. peran community organizer

Page 3 of 13 

2. Peran community organizer.  

Dalam  upaya membangun  kekuatan  komunitas  secara  partisipatif  agar  komunitas mampu mengatasi mereka  sendiri  berdasarkan  aspirasi,  keinginan,  kekuatan  dan potensi  yang  tumbuh  dalam  masyarakat,  maka  seorang  community  organizer memiliki beberapa peran, yaitu  

 a. Memberdayakan Komunitas Terdampak (affected group)  

  Dalam  kerja‐kerja  yang  berkaitan  dengan  pengembangan  masyarakat,  banyak pengertian yang digunakan untuk memberikan arti   kata “pemberdayaan”. Namun, dalam konteks kesehatan, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT diartikan sebagai berikut :  

Suatu kondisi masyarakat yang  memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk mengenali, mencegah,  dan mengatasi  permasalahan  kesehatan  yang dihadapi,  sehingga  dapat  bebas  dari  gangguan  kesehatan,  baik  yang disebabkan  oleh  penyakit,  lingkungan  dan  perilaku  yang  tidak  mendukung untuk hidup sehat.  

 Kesehatan  yang  dimaksud  adalah  keadaan  sehat  baik  secara  fisik,  mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. (UU No 36/2009 pasal 1)  

Dalam  melakukan  pemberdayaan  komunitas  dalam  konteks  kesehatan  harus memperhatikan azas pembangunan kesehatan di negara ini, yaitu : Pembangunan  kesehatan  diselenggarakan  dengan  berazaskan perikemanusiaan,  keseimbangan,  manfaat,  perlindungan,  penghormatan terhadap  hak  dan  kewajiban,  keadilan,  gender,  dan  nondiskriminatif  dan norma‐norma agama. (UU No 36/ 2009 pasal 2) 

 Dalam  membangun  kekuatan  komunitas  Community  Organizer  menyiapkan pengetahuan dan  ketrampilan  yang dibutuhkan,  antara  lain  komunikasi, negosiasi, mediasi, fasilitasi dinamika kelompok, berpikir kritis.   Pemberdayaan  komunitas  terdampak  ini  bertujuan  agar  mereka  terlibat  dalam perencanaan,  pelaksanaan,  pemantauan  dan  penilaian  dari  layanan  dan  kegiatan 

Page 4: 03. peran community organizer

Page 4 of 13 

yang  terkait dengan pencegahan, pengobatan dan perawatan  yang  terkait dengan program penanggulangan HIV dan AIDS.   b. Representasi Komunitas Terdampak  

  Peran representasi berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan Community Organizer dalam  berinteraksi  dengan  pihak  luar  demi  kepentingan  komunitas  terdampak. Kegiatan  representasi  antara  lain memperoleh  berbagai  sumber  daya  (informasi, ketrampilan, dana), advokasi, membangun opini publik, bekerjasama dengan media, membangun jaringan. Peran  representasi  ini  umumnya  dilakukan  pada  tahap‐tahap  awal  pemberdayaan (tahap  pembelajaran),  dimana  komunitas  terdampak  belum memiliki  kepercayaan diri untuk berinteraksi langsung dengan  pihak luar.  c.Mendampingi Komunitas Terdampak  

  

Salah  satu  peran  penting  Community  Organizer  adalah  menyiapkan  komunitas terdampak untuk mampu terlibat aktif dalam berbagai kegiatan. Peran ini merupakan tahap lanjut dari ‘pembelajaran’ komunitas untuk mandiri. Pada tahap ini, komunitas dengan  partisipasi  aktif  telah  menyelenggarakan  semua  kegiatan  mulai  dari perencanaan, perumusan solusi, menyusun rencana aksi, dan memantau dan menilai kegiatan yang mereka lakukan.  Dalam tingkat lanjut, komunitas terdampak sudah mencoba untuk melakukan dialog, negosiasi  ataupun  mengeluarkan  opini  kepada  pihak  luar.  Selain  itu,  kelompok 

Page 5: 03. peran community organizer

Page 5 of 13 

terdampak  mulai  didorong  untuk  meyuarakan  kebutuhan  mereka  kepada pemerintah.   

 d. Negosiasi  

  UU No  36/2009 menyatakan  dalam mewujudkan  derajat  kesehatan  yang  setinggi‐tingginya, pemerintah bertanggungjawab atas :  ketersediaan lingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik maupun sosial bagi masyarakat  

ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat 

ketersediaan  akses  terhadap  informasi,  edukasi,  dan  fasilitas  pelayanan kesehatan. 

memberdayakan  dan mendorong  peran  aktif masyarakat  dalam  segala  bentuk upaya kesehatan. 

ketersediaan  segala  bentuk  upaya  kesehatan  yang  bermutu,  aman,  efisien  dan terjangkau. 

pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui sistem jaminan sosial nasional bagi upaya kesehatan perseorangan. 

 Dalam  mendorong  pemerintah  melaksanakan  tanggungjawab  yang  telah diamanatkan  UU,  maka  Community  Organizer  dapat  berperan  menjaga  dan mengawal  kebijakan  dan  anggaran  yang  berkaitan  dengan  program  kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan program penanggulangan HIV/AIDS. Peran  ini di negara  maju,  dikenal  dengan  istilah  Interest  groups  (di  Amerika  Serikat  dikenal dengan Lobbyist, sedangkan di  Inggris dikenal dengan kelompok penekan).  Interest groups  adalah  kelompok‐kelompok  masyarakat  yang  berusaha  mempengaruhi kebijakan publik melalui proses pendekatan (lobby) ke tokoh‐tokoh yang berwenang membuat  kebijakan.  Interest  group  berfungsi  untuk  menjalin  dan  memelihara hubungan  dengan  pemerintah  (eksekutif  dan  legistatif)  terutama  bertujuan  untuk mempengaruhi penyusunan undang‐undang dan regulasi.  

Peran  ini  akan  membantu  aksi‐aksi  yang  dilakukan  komunitas  terdampak  pada tingkat grass root. 

 

Page 6: 03. peran community organizer

Page 6 of 13 

e. Mediasi  

  Community  Organizer  berperan  secara  sistematis,  terorganisir  dalam  mengubah kebijakan publik untuk menciptakan  lingkungan  yang  kondusif untuk mewujudkan hak kesehatan bagi masyarakat. Disamping  itu  juga berperan untuk menghilangkan diskriminasi,  marjinalisasi,  kriminalisasi  atau  ekspolitasi  yang  timbul  dari  sosial budaya masyarakat. 

Isu HIV dan AIDS  sangat melekat dengan  isu moral,  sehingga acapkali orang‐orang yang terinfeksi HIV mendapat  label  ’manusia tidak bermoral’,  ’dikutuk Tuhan”, dan cap  buruk  lainnya.  Cap  buruk  ini  secara  langsung  ataupun  tidak  langsung memberikan  dampak marjinalisasi  dan  diskiriminasi  baik  kepada  kelompok  rawan HIV maupun orang yang terinfeksi HIV. 

Dalam  upaya  menciptakan  lingkungan  yang  kondusif  dan  menghilangkan diskriminasi,  marjinalisasi,  kriminalisasi  atau  ekspolitasi  yang  timbul  dari  sosial budaya  masyarakat,  Community  Organizer  menjalankan  peran  mediasi  dengan mengkaji persoalan yang muncul dan  faktor penyebabnya. Umumnya konflik yang muncul antar komunitas berkaitan dengan : 

Konflik  terkait  informasi.  Banyak  kejadian,  pihak‐pihak  yang  berkonflik  tidak memiliki  informasi  yang memadai,  atau  bahkan  tidak memiliki  informasi  yang sama tentang suatu situasi. 

Konflik  menyangkut  sumber  daya.  Konflik  menyangkut  sumber  daya  materi seperti  lahan, uang atau benda‐benda  lain. Namun, kadang‐kadang pihak‐pihak mempertikaikan  sumberdaya  tertentu,  lebih  didorong  faktor  relasi  atau kebutuhan psikologis. Misalnya  salah  satu  ’penguasa’  lokasi  tersinggung akibat kekuasaannya dilecehkan. 

Konflik  terkait  relasi.  Dalam  hubungan  keluarga,  organisasi  atau  struktur masyarakat  orang  seringkali  berbeda  pendapat.  Namun  kadang‐kadang ketergantungan  yang  tercipta  akibat  adanya  relasi  dapat melahirkan  dimensi destruktif (merusak), jika adanya perbedaan pendapat ataupun pandangan tidak diselesaikan. 

Konflik  terkait  kepentingan  dan  kebutuhan.  Manusia  memiliki  berbagai kebutuhan  baik  kebutuhan  dasar  (sandang,  pangan,  papan)  hingga  yang  lebih 

Page 7: 03. peran community organizer

Page 7 of 13 

tinggi  (harga  diri,  identitas  diri,  aktualisasi  diri).  Seringkali  kebutuhan  dan kepentingan ini menjadi sumber konflik. 

Konflik  terkait Struktur. Struktur masyarakat dan organisasi menentukan siapa yang  memiliki  akses  pada  kekuasaan  atau  sumber  daya,  siapa  yang  wajib memberi  hormat  kepada  siapa,  dan  siapa  yang  memiliki  kewenangan  untuk membuat  keputusan.  Konflik  yang  terkait  struktur  seringkali  melibatkan persoalan tentang keadilan. 

Konflik  terkait  nilai‐nilai  hidup.  Berbagai  nilai  hidup  dan  keyakinan  dibentuk oleh pengalaman hidup dan keyakinan  (iman kepercayaan). Ancaman  terhadap nilai‐nilai hidup  seseorang  seringkali dipandang  sebagai ancaman  terhadap  jati diri, sehingga konflik yang berkaitan dengan nilai hidup biasanya yang paling sulit dipecahkan. 

 f. Peneladanan (Modeling)  

  Ife  &  Tesoriero  (2006)  menyatakan  pemberdayaan  bertujuan  meningkatkan keberdayaan  dari mereka  yang dirugikan.  Konsep  pemberdayaan  ini menekankan pada dua hal penting keberdayaan dan yang dirugikan yang merupakan bagian yang tidak bisa lepas dari perspektif keadilan sosial dan hak asasi manusia. 

Bicara  pemberdayaan,  maka  tidak  bisa  lepas  dengan  kekuasaan.  Dalam  struktur masyarakat  dan  organisasi,  ’kekuasaan’  akan menentukan  kepemilikan  dan  akses sumber daya dan sekaligus mengatur distribusi atas sumberdaya yang ada. 

 

 

Page 8: 03. peran community organizer

Page 8 of 13 

Pemberdayaan dapat dicapai melalui : 

a. kebijakan  dan  perencanaan  dengan  cara  mengembangkan  atau  mengubah struktur‐struktur dan lembaga‐lembaga untuk mewujudkan akses yang lebih adil kepada  sumber  daya,  layanan  dan  kesempatan  untuk  berpartisipasi  dalam kehidupan masyarakat.  

b. Aksi  sosial  dan  politik  dengan menekankan  perjuangan  dan  perubahan  politik untuk meningkatkan kekuasaan. 

c. Pendidikan  dan  penyadaran  kritis  dengan  menekankan  pentingnya  proses edukatif untuk memberdayakan masyarakat. 

 Dalam  konteks  pemberdayaan  komunitas  terdampak  dengan mempertimbangkan sosial budaya maka pemberdayaan yang relevan yang digunakan melalui pendidikan dan  penyadaran  kritis.  Salah  satu metode  penyadaran  kritis  dengan menerapkan konsep Pendidikan Kaum Tertindas  karya Paulo freire (1972). Community Organizer harus mampu mentransformasikan  ’ruh’  pendidikan  kaum  tertindas  dalam  setiap aktivitas yang dilakukan. Ruh ’pendidikan bagi kaum tertindas’ tersebut adalah : 

 Cinta merupakan bentuk keberanian bukan ketakutan, maka cinta adalah pemihakan kepada orang lain. 

Mencintai adalah pemihakan pada perjuangan kaum tertindas. Perjuangan  bagi pembebasan 

Pembebasan hanya bisa dicapai dengan dialog Dialog menuntut kerendahan hati. 

Dialog menuntut keyakinan pada kemampuan manusia. Keyakinan pada fitrahnya untuk menjadi manusia seutuhnya 

tanpa adanya kelas atau strata. Dialog membutuhkan harapan 

Harapan untuk mencapai kesempurnaan sebagai manusia Dan yang terakhir, dialog membutuhkan pemikiran kritis. 

Pemikiran kritis memandang realitas sebagai proses perubahan dan berkelanjutan Demi mencapai proses memanusiakan manusia. 

 Community Organizer dalam menerapkan pendidikan dan penyadaran kritis kepada komunitas  terdampak  harus  mampu  memfasilitasi  dialog  yang  bertujuan  untuk memanusiakan  kelompok  terdampak.  Pengetahuan  dan  ketrampilan  community organizing dalam memfasilitasi pendidikan dan penyadaran  kritis merupakan  ’seni tersendiri’  sehingga  kerap  kali  perkataan  dan  tingkah  laku  seorang  Community Organizer menjadi model bagi pihak lain. 

Bandura (1997) menyatakan bahwa seseorang mempelajari bentuk dan tingkah laku atau pemikiran baru hanya dengan mengobservasi tingkah  laku orang  lain. Teori  ini kemudian dikenal dengan Social Learning Theory. Salah satu premis dalam teori  ini adalah seseorang anak seringkali belajar melakukan apa yang dilakukan orang, bukan yang orang katakan. 

Seringkali Community Organizer adalah model bagi kelompok terdampak Oleh sebab itu, Community Organizer harus mampu menjaga integritas dan kredibilitasnya. 

Page 9: 03. peran community organizer

Page 9 of 13 

g. Berjejaring (Networking)  

  

Berjejaring  berarti  membangun  jalinan  hubungan  dengan  berbagai  pihak  dan memanfaatkan  mereka  untuk  menghasilkan  perubahan.  Namun,  berjejaring  juga berpotensi  menimbulkan  berbagai  masalah,  misalnya  terciptanya  ’elit‐elit tersembunyi’ dalam jaringan. Oleh sebab itu, salah satu peran Community Organizer adalah mampu membangun dan memelihara jaringan. 

Dalam membangun  jaringan  kerja,  community organizer harus mampu melakukan analisa kebutuhan dan analisa stakeholder untuk memutuskan model  jaringan yang akan dibangun, apakah koalisi, aliansi atau jaringan kerja (networking). 

Koalisi  :  sekelompok  orang  atau  organisasi  bekerja  sama  untuk  mencapai visi/goal tertentu. Dalam koalisi, komitmen yang dibangun dalam jangka panjang untuk berbagi peran dan tanggungjawab serta sumber daya. 

Aliansi  :  sekelompok orang  atau organisasi bekerja  sama dalam  jangka pendek untuk mencapai tujuan kegiatan tertentu. 

Jaringan  kerja  (networking)  :  sekumpulan  orang  atau  organisasi  yang memiliki ketertarikan  atau  kepedulian  yang  sama  terhadap  satu  isu  untuk  berbagi informasi  dan  ide.  Masing‐masing  orang  atau  organisasi  yang  terlibat  dalam networking tidak saling bergantung (independen) baik secara struktural atau pun sumber daya. 

 

 

Page 10: 03. peran community organizer

Page 10 of 13 

Ada  3  (tiga)  prinsip  yang  harus  diperhatikan  Community  Organizer  dalam membangun jaringan, yaitu akuntabilitas, transparan dan partisipasi. 

Akuntabilitas Akuntabilitas  adalah  Kewajiban  moral  atau  hukum  yang  melekat  pada  individu, kelompok  atau  organisasi  untuk  menjelaskan  bagaimana  dana,  peralatan,  atau kewenangan yang diberikan pihak ketiga digunakan  Individu ataupun organisasi harus dapat menjelaskan bagaimana dia menggunakan sumberdaya dan apa yang dicapai  sebagai pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan dan penerima manfaat.  Transparansi Transparansi adalah :  keputusan  yang  diambil  dan  pelaksanaannya  dilakukan  dengan  cara  atau 

mekanisme yang mengikuti aturan atau regulasi yang ditetapkan oleh lembaga.  informasi  yang  berkaitan  dengan  organisasi  tersedia  secara mudah  dan  bebas 

serta bisa diakses oleh mereka yang  terkena dampak kebijakan yang dilakukan oleh organisasi tersebut. 

 Partisipasi 

Keterlibatan semua orang dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program  organisasi.  Partisipasi  merupakan  salah  satu  point  penting  untuk memastikan  jaringan  kerja  yang  dibangun  dapat  berjalan  efektif.  Seringkali  dalam perjalanannya,  sekelompok  individu membentuk  ’elit  tersembunyi’ dan mengambil alih  jaringan  untuk  kepentingan  pribadi  atau  kelompok.  Pada  tahapan  seperti  ini biasanya partisipasi yang dijalankan merupakan partisipasi semu ataupun pasif. 

Community Organizer harus memahami konsep partisipasi dari berbagai perspektif. Saat  ini ada 2  (dua) perspektif mengenai partisipasi,  yaitu partisipasi  sebagai  cara (alat) dan partisipasi sebagai tujuan. 

Perbedaan kedua perspektif disajikan Oakley (1991) sebagai berikut : 

 

PARTISIPASI SEBAGAI CARA  PARTISIPASI SEBAGAI TUJUAN 

1. Partisipasi digunakan untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. 

2. Upaya pemanfaatan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan program atau proyek. 

3. Penekanan pada mencapai tujuan program/proyek dan tidak pada aktivitas partisipasi itu sendiri. 

1. Memberdayakan rakyat untuk berpartisipasi dalam pembangunan mereka sendiri. 

2. Menjamin peningkatan peran rakyat dalam inisiatif‐inisiatif pembangunan. 

3. Fokus pada peningkatan kemampuan rakyat untuk berpartisipasi bukan sekedar mencapai tujuan proyek yang sudah ditetapkan sebelumnya. 

4. Partisipasi dipandang sebagai proses 

Page 11: 03. peran community organizer

Page 11 of 13 

PARTISIPASI SEBAGAI CARA  PARTISIPASI SEBAGAI TUJUAN 

4. Partisipasi umumnya jangka pendek.

5. Partisipasi sebagai cara merupakan bentuk pasif dari partisipasi. 

6. Umumnya digunakan dalam program‐program pemerintah dengan pertimbangan untuk menggerakkan dan melibatkan masyarakat dalam meningkatkan efisiensi sistem penyampaian/distribusi. 

jangka panjang. 

5. Partisipasi sebagai tujuan merupakan bentuk aktif dari partisipasi. 

 

 

 

Dari Mengingat bahwa  kata ”partisipasi ” bisa menghasilkan banyak arti, maka perlu adanya penekanan makna substansi terhadap partisipasi, antara lain : 

Uphoff  &  Cohen  (1979),  partisipasi  berarti  rakyat  memiliki  peran  dalam pembuatan keputusan.  

Pearse  &  Stifel  (1979),  partisipasi  berarti  rakyat  memiliki  kendali  terhadap sumber daya dan institusi. 

Gahi  (1999),  partisipasi  sebagai  proses  pemberdayaan  yang  dilakukan  oleh kaum  terpinggirkan  (marjinal)  akibat  adanya  perbedaan  relasi  kekuasaan diantara kelompok‐kelompok di masyarakat.  

Kannan  (2002),  partisipasi  harus  mencakup  kemampuan  rakyat  untuk mempengaruhi kegiatan‐kegiatan pembangunan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya. 

Dari konsep diatas terlihat bahwa kata ’partisipasi’ sebagai hal yang baik dan dengan mudahnya untuk langsung diterima. Hal ini bisa berbahaya dan sekaligus naif, karena seperti  konsep  pembangunan  lainnya,  makna  ’partisipasi’  itu  sendiri  sulit  untuk langsung dipahami dan dilaksanakan pada tatanan implementasi. 

Makna partisipasi sering dipergunakan sesuai dengan kepentingan dan agenda yang berlangsung dalam kehidupan masyarakat dan pembuatan keputusan secara politis.  

Misalnya, pemerintah daerah yang  ingin mengimplemetasikan  suatu program baru dan  telah  mengetahui  bahwa  program  tersebut  menjadi  pro  dan  kontra  di masyarakat.  Sebagian  kelompok  menerima  program  tersebut  dan  sebagian  lagi menolak program tersebut. Pemerintah daerah akan melihat PARTISIPASI sebagai hal perlu  namun  sekaligus  penghambat.  Pemerintah  membutuhkan  dukungan masyarakat  untuk  melegitimasi  kebijakan  terhadap  program  baru,  namun  harus mengeluarkan  energi  yang  besar  (waktu,  uang  dan  tenaga)  untuk  menyakinkan kelompok‐kelompok yang menentang program tersebut. 

Dalam  dinamika  seperti  ini,  strategi  yang  digunakan  pemerintah  daerah  adalah melakukan partisipasi samaran. Pemerintah akan mengundang kelompok‐kelompok 

Page 12: 03. peran community organizer

Page 12 of 13 

masyarakat  yang  dapat  menjadi  representatif  untuk  mendukung  program pemerintah. Selama proses  ’partisipasi’  tersebut pemerintah daerah mengkooptasi kelompok dengan demikian akan mengurangi dan meminimalkan resistensi terhadap program baru pemerintah. 

Dalam contoh ini, partisipasi digunakan untuk memelihara kekuasaan. Menggunakan partisipasi  untuk mendapatkan  kekuatan  sama  artinya  berpegang  pada  kekuasaan untuk menindas pihak lain. 

Partisipasi berubah menjadi  ’TIRANI BARU’,  karena digunakan untuk mendapatkan kekuatan secara tidak adil dan tidak sah, yang menghasilkan sesuatu yang mengarah pada ketidakberdayaan yagn lebih parah. 

Untuk  mencegah  partisipasi  menjadi  TIRANI,  maka  Community  Organizer  harus memiliki  pengetahuan  dasar  tentang  makna  PARTISIPASI  untuk  menciptakan partisipasi  penuh  dari warga  negara  dalam  pembuatan  keputusan  dalam  program pembangunan. 

Arnstein  (1969) memperkenalkan model  ”tangga  partisipasi warga  negara”,  untuk memperjelas  konsep partisipasi  yang dibutuhkan untuk pemberdayaan bagi warga negara, seperti gambar berikut : 

 

Page 13: 03. peran community organizer

Page 13 of 13 

Tipologi  diatas  menggambarkan  bahwa  PARTISIPASI  dapat  berkisar  antara MANIPULASI  oleh  pemengang  kekuasaan  sampai  warga  negara  yang  memiliki KONTROL terhadap keputusan‐keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka. 

 

STUDI KASUS : 

Dalam  program  penanggulangan  HIV  dan  AIDS,  pengorganisasian  komunitas merupakan salah satu metode yang digunakan, misalnya dalam area pencegahan HIV melalui  transmisi  seks  dengan  pembentukan  pokja  lokasi  yang merupakan  bagian dari intervensi struktural. 

Pengorganisasian  komunitas  dilakukan  pada  lokasi‐lokasi  ’transaksi  seks’  yang bertujuan untuk meningkatkan penggunaan kondom konsisten dan pemeriksaan IMS dan HIV bagi pekerja seks dan pelanggannya. 

Para fasilitator pengorganisasian komunitas mengklaim bahwa proses yang dilakukan secara partisipasif. 

Pertanyaan refleksi: 

Mengacu pada 2  (dua) perspektif partisipasi, yaitu partisipasi sebagai cara atau partisipasi  sebagai  tujuan, model partisipasi yang mana yang diterapkan dalam pembentukan pokja dan aturan lokal mengacu pada? 

Mengacu pada  tangga partisipasi warga negara  (model Arnstein), pada  jenjang manakah partispasi yang digunakan dalam pembentukan pokja dan aturan lokal 

 

 

  

  

Sumber :  Jim Ife & Frank Tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi, 2006. 

Paulo freire, Pendidikan Kaum Tertindas, 1972 

Page 14: 03. peran community organizer

Kesehatan dalam perspektif Negara Indonesia (UU 36/2009) 

KESEHATAN  

Keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. (pasal 1)  

AZAS  

Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berazaskan perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat, perlindungan, penghormatan  terhadap hak dan kewajiban, keadilan, gender, dan nondiskriminatif dan norma‐norma agama. (pasal 2)  

TUJUAN  Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi‐tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara social dan ekonomis. (pasal 3)  

MASYARAKAT  PEMERINTAH HAK  KEWAJIBAN  TANGGUNGJAWAB 

Setiap orang berhak atas kesehatan (pasal 4)  1. Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi‐tingginya. 

2. Kewajiban sebagaimana pada ayat 1), pelaksanaannya meliputi upaya kesehatan perseorangan, upaya kesehatan masyarakat dan pembangunan berwawasan kesehatan. 

(pasal 9) 

1. Pemerintah bertanggungjawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat. 

2. Tanggungjawab Pemerintah sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dikhususkan pada pelayanan publik. 

(pasal 14)     

Page 15: 03. peran community organizer

MASYARAKAT  PEMERINTAH HAK  KEWAJIBAN  TANGGUNGJAWAB 

1. Setiap  orang  mempunyai  hak  yang sama  dalam  memperoleh  akses  atas sumber daya dibidang kesehatan 

2. Setiap  orang  mempunyai  hak  dalam memperoleh pelayanan kesehatan yagn aman, bermutu dan terjangkau. 

3. Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggungjawab menentukan  sendiri pelayanan  kesehatan  yang  diperlukan bagi dirinya sendiri.  (pasal 5) 

Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upaya memperoleh lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi maupun sosial.  (pasal 10) 

Pemerintah bertanggungjawab atas ketersediaan lingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik maupun sosial bagi masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi‐tingginya. (pasal 15) 

Setiap  orang  berhak  mendapatkan lingkungan  yang  sehat  bagi  pencapaian derajat kesehatan (pasal 6) 

Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan, mempertahankan dan memajukan kesehatan yang setinggi‐tingginya (pasal 11) 

Pemerintah bertanggungjawab atas ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi‐tingginya. (pasal 16) 

Setiap orang berhak mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggungjawab (pasal 7) 

Setiap orang berkewajiban menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan bagi orang lain yang menjadi tanggungjawabnya. (pasal 12) 

Pemerintah bertanggungjawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi‐tingginya (pasal 17) 

Setiap orang berhak memperoleh  informasi tentang  kesehatan  dirinya  termasuk tindakan  dan  pengobatan  yang  telah maupun yang akan diterimanya dari  tenaga kesehatan (pasal 8) 

1. Setiap orang berkewajiban turut serta dalam program jaminan kesehatan sosial. 

2. Program jaminan social sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang‐undangan. 

(pasal 13)   

Pemerintah bertanggungjawab memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan. (pasal 18) 

Page 16: 03. peran community organizer

MASYARAKAT  PEMERINTAH HAK  KEWAJIBAN  TANGGUNGJAWAB 

    Pemerintah bertanggungjawab atas ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien dan terjangkau. (pasal 19) 

    1. Pemerintah bertanggungjawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui sistem jaminan sosial nasional bagi upaya kesehatan perseorangan. 

2. Pelaksanaan system jaminan social sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang‐undangan. 

(pasal 20)