02. Penderita Geriatrik Dan

24
PENDERITA GERIATRIK DAN ASESMEN GERIATRIK Edu S. Tehupeiory SUB-BAGIAN REUMATOLOGI BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN, MAKASSAR

Transcript of 02. Penderita Geriatrik Dan

  • PENDERITA GERIATRIK DAN ASESMEN GERIATRIKEdu S. TehupeiorySUB-BAGIAN REUMATOLOGI BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM DR. WAHIDIN SUDIROHUSODOFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN, MAKASSAR

  • PENDAHULUANIt is not enough for a great nation to have added new years of life. Our objective must be to add new life to those yearsJ.F.KennedyPhysicians with an optimistic and supportive attitude can help elderly patients to maintain a relatively enjoyable and healthy life A,H Samiy

  • Assesmen geriatri Suatu analisis multi-disiplin yang dilakukan oleh seorang gerioatrist atau suatu tim interdisipliner geriatri atas seorang penderita usia lanjut untuk mengetahui kapabilitas medis, fungsional, dan psiko-sosial agar dapat dilakukan penatalaksanaan menyeluruh dan berkesinambungan .

    Analisis multi-disiplin ini perlu oleh karena penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiah dibandingkan penyakit pada golongan populasi lain (Gambar).

  • Model medikModel geriatrik (bio-psiko-sosial)Gambar 1. Perbedaan skematik penderita dewasa dan lanjut usia

  • Dari kedua model pada gambar diatas, jelaslah mengapa tata cara diagnosis seperti digunakan pada penderita dewasa muda ( yang berdasarkan model medik). Tidak dapat dipakai pada penderita lanjut usia dan harus digunakan tata cara diagnosis khusus yang disebut sebagai assesmen geriatri.

  • Tim interdisipliner dalam definisi asesmen geriatri harus beranggotakan :- Dokter yang mengetahui penyakit organ/sistem.- Tenaga sosio-medik yang meneliti keadaan sosial/lingkungan penderita.- Tenaga perawat yang meng-ases dan mengadakan upaya keperawatan pada penderita.

  • Tugas masing-masing anggota tim tersebut diatas sebagai berikut :- Asesmen lingkungan /sosial : Petugas sosio-medik- Asesmen fisik : Dokter/perawat- Asesmen psikis: Psiko-geriatris- Ases. fungsional/disabilitas: Dokter/terapis rehab

    Asesmen geriatri yang terarah dan terpola mis/under diagnosis terhindar Asesmen geriatri merupakan perangkat penting dalam praktek geriatri.

  • Pelaksanaan asesmen geritri (Kane et al, 1074; Hadi Martono 1994 )Hal yang harus diingat pada pengerjaan asesmen geriatri tersebut adalah:- Form harus mudah dimengerti dan dikerjakan.- Kegunaan dan tujuan dari pembuatan form tersebut harus jelas.- Form Harus bisa digunakan oleh berbagai anggota tim.

  • Pada dasarnya sebuah asesmen lengkap geriatri yang baik haruslah dapat mengungkapkan kelainan-terutama fungsional-dari semua organ atau sistema penderita usia lanjut secara keseluruhan.Bukan saja fungsi yang bersifat organ fisik, akan tetapi juga fungsi kejiwaan dan fungsi sosial penderita.Untuk itu pedoman berikut mungkin dapat membantu

  • Anamnesia (Kane et al; Hadi Martono, 1994)Awal anamnesis serupa dengan semua anamnesis yang lain, yaitu berupa identitas penderita, tetapi pertanyaan-pertanyaan berikutnya dilakukan dengan lebih terinci dan terarah, sebagai berikut :

  • Identitas penderita : nama, alamat, umur, perkawinan, anak (jumlah, jenis kelamin dan berapa yang masih tinggal bersama penderita), perkerjaan, keadaan sosial ekonomi.Termasuk dalam bagian ini adalah anamnesis mengenai faktor risiko sakit, yaitu usia sangat lanjut (> 70 tahun), duda hidup sendiri, baru kematian orang terdekat, baru sembuh dari sakit/pulang opname, gangguan mental nyata, menderita penyakit progresif, gangguan mobilitas, dan lain-lain.

  • Anamnesis tantang obat, baik sebelum sakit ini atau yang diminum dirumah, baik yang berasal dari resep dokter atau yang dibeli bebas (termasuk jamu-jamuan).Penilaian sistem : bagian ini berbeda dengan anamnesis penderita golongan umur lain, karena tidak berdasarkan model medik (tergantung pada keluhan utama). Harus selalu diingat bahwa pada usia lanjut, keluhan tidak selalu menggambarkan penyakit yang diderita, seringkali justru memberikan keluhan yang tidak khas. Penilaian sistem dilaksanakan secara urut, misalnya mulai dari sistema syaraf pusat saluran nafas atas dan bawah seterusnya sampai kulit integumen, dan lain-lain.

  • Untuk mendapatkan jawaban yang baik, seringkali diperlukan alo-anamnesis dari orang/keluarga yang merawatnya sehari-hari.- Anamnesis tentang kebiasaan yang merugikan kesehatan (merokok, mengunyah tembakau, minum alkohol, dan lain-lain)- Anamnesis tentang berbagai gangguan yang terdapat : menelan, masalah gigi, gigi palsu, gangguan komunikasi/bicara, nyeri/gerak yang terbatas pada anggota badan, dan lain-lain.

  • Kepribadian perasaan hati, kesadaran dan afek (alo-anamnesis atau pengamatan) konfusio, curiga/bermusuhan, mengembara, gangguan tidur atau keluhan malam hari, daya ingat, dan lain-lain. Apabila dapatan dari anamnesis ini membingungkan atau mencurigakan, perlu dicatat untuk dapat dilaksanakan asesmen khusus kejiwaan atau bahkan konsultasi psiko-geriatrik.Riwayat tantang problema utama geriatri (sindrom geriatrik) : pernah stroke, TIA/RIND, hipotensi ortostatik, jatuh, inkontinensia urin/alvi, dementia, dekubitus, patah tulang.

  • B. Pemeriksaan Fisik.Pemeriksaan fisik dimulai dengan pemeriksaan tanda vital (seperti pada golongan umur lain), walaupun rinciannya mungkin terdapat beberapa perbedaan, antara lain :Pemeriksaan tekanan darah, harus dilaksanakan dalam keadaaan tidur, duduk dan berdiri, masing-masing dengan selang 1-2 menit, untuk melihat kemungkinan terdapatnya hipotensi ortostatik. Kemungkinan hipertensi palsu juga harus dicari (dengan perasat Osler).

  • Pemeriksaan fisik untuk menilai sistem, pemeriksaan organ dan sistem ini perlu disesuaikan dengan tingkat kemampuan pemeriksa/dokter.Bila yang melakukan perawat, tentu saja tidak serinci dokter umum, yang pada gilirannya tidak serinci hasil pemeriksaan fisik oleh dokter spesialis.Yang penting adalah bahwa pemeriksaan secara sistem ini menghasilkan dapatan ada/tidaknya gangguan organatau sistem (walaupun secara kasar).

  • Pada pelaksanaannya dilakukan pemeriksaan fisik dengan urutan seperti pada anamnesis penilaian sistem, yaitu :- Pemeriksaan syaraf kepala.- Pemeriksaan panca indera, saluran nafas atas, gigi- mulut.- Pemeriksaan dada, paru-paru, jantung, dan seterusnya sampai pada pemeriksaan ekstremitas, refleks-refleks, kulit-integumen.

  • Dengan perkataan lain, pemeriksaan organ-sistem adalah melakukan pemeriksaan mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki secara sistematis, tanpa melihat apakah terdapat keluhan pada organ/sistem ini atau tidak.

  • C. Pemeriksaan Tambahan.Pemeriksaan tambahan disesuaikan dengan kemampuan ekonomi penderita, tingakh keahlian pemeriksa (perawat/dokter umum/dokter spesialis), tetapi minimal harus mencakup pemeriksaan rutin usia lanjut.Dinegara industri maju, yang dianggap rutin pada usia lanjut adalah :- Foto toraks, EKG.- Laboratorium : - darah/urin/feses rutin. - gula darah, lipid, fungsi hati, fungsi ginjal. - fungsi tiroid (T3, T4, TSH) - Kadar serum B6, B12 (dinegara barat disebut sebagai SMA = Serum Multiple Analysis 20)

  • Apabila terdapat kecurigaan adanya kelainan yang belum jelas atau diperlukan tindakan diagnostik/terapetik lain, dapat dilakukan konsultasi/rujukan kepada disiplin lain, yang hasilnya dapat dievaluasi oleh tim.

  • D. Pemeriksaan FungsiPelaksanaan asesmen fungsi fisik dan psikis penderita dapat dibagi beberapa jenis :- Aktivitas hidup sehari-hari (AHS dasar).- Aktivitas hidup sehari-hari (AHS instrumental).- Kemampuan mental dan kognitif.

  • KesimpulanPenderita geriatri berbeda dengan penderita dewasa muda lainnya, baik dari segi penyebab, perjalanan, maupun gejala/tanda penyakitnya.Stieglitz (1954) telah dengan jelas menggambarkan perbedaan tersebut.Secara umum penderita populasi lanjut usia digambarkan sebagai model geriatrik atau model bio-psiko-sosial, sedangkan penderita populasi lain sebagai model medik.Sebagai akibatnya, tatacara diagnostik pada penderita geriatrik (yang disebut sebagai asesmen geriatri) berbeda dengan tatacara diagnostik pada populasi lainnya.

  • Penatalaksanaan penderita geriatri juga memerlukan kerjasama suatu tim multi-disiplin yang bekerja secara inter-disiplin.Tatalaksana holistik pada penderita geriatri bukan saja terlihat dari aspek diagnosis dan tatakerja tim, tetapi juga harus diperlihatkan dalam penatalaksanaan pelayanan kesehatan baik secara vertikal maupun hosrisontal.Asesmen dan tim geriatri tersebut berbeda bila pelaksanannya dilakukan ditingkat kesehatan dasar dan tingkat rujukan lengkap.