01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1....

111
STUDI PENERAPAN ACTIVE LEARNING PADA BIDANG STUDI PAI DI SLTP ALTERNATIF QARYAH THAYYIBAH KALIBENING TINGKIR SALATIGA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Oleh : Anisatul Mubarokah NIM: 3101099 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2008

Transcript of 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1....

Page 1: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

1

STUDI PENERAPAN ACTIVE LEARNING PADA BIDANG STUDI PAI DI

SLTP ALTERNATIF QARYAH THAYYIBAH KALIBENING TINGKIR

SALATIGA

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1

Oleh :

Anisatul Mubarokah

NIM: 3101099

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2008

Page 2: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

2

DEPARTEMEN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH SEMARANG

Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Km. 2 Ngaliyan Telp. (024) 7601295 Semarang

PENGESAHAN

Nama : ANISATUL MUBAROKAH NIM : 3101099

Judul : STUDI PENERAPAN ACTIVE LEARNING PADA BIDANG

STUDI PAI DI SLTP ALTERNATIF QARYAH THAYYIBAH

KALIBENING TINGKIR SALATIGA

Telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama

Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus dengan predikat

cumlaude / baik / cukup, pada tanggal : 28 Januari 2008

Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (SI)

tahun akademik 2008/2009.

Semarang, 6 Februari 2008

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Drs. Saefuddin Zuhri, M.Ag Syamsul Ma’arif, M.Ag NIP. 150 232 702 NIP. 150 321 619

Penguji Penguji

Dra. Hj. Nur Uhbiyanti, M.Pd Dr. Muslih, M.A NIP. 150 170 474 NIP. 150 276 926

Pembimbing

Drs. Ikhrom, M.Ag NIP. 150 268 786

Page 3: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

3

Drs. Ikhrom, M.Ag Tugurejo RT 02/I No.38 Tugu - Semarang

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp. : 4 (empat) eks. Hal : Naskah Skripsi

A.n. Anisatul Mubarokah Assalamu'alaikum Wr.Wb. Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirim naskah skripsi saudari: Nama : Anisatul Mubarokah NIM : 3101099 Judul : Studi Penerapan Active Learning Pada Bidang Studi PAI di

SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah Kalibening Tingkir Salatiga. Dengan ini, saya mohon kiranya skripsi saudari tersebut dapat segera dimunaqasyahkan. Demikian harap menjadi maklum. Wassalamu'alaikum Wr.Wb. Semarang, Januari 2008 Pembimbing Drs. Ikhrom, M.Ag NIP. 150 268 786

ii

Page 4: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

4

MOTTO

لاَإِنَّ اللَّهفُسِهِما بِأَنوا مريغى يتمٍ حا بِقَوم ريغي

Artinya : Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaannya yang ada pada diri mereka sendiri.1

1 Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahnya, (Semarang: PT. Kumudasmoro

Grafindo, 1994), hlm. 370

Page 5: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

5

Persembahan

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

- Ayahanda Khojari dan ibunda Marwah tercinta yang telah mencurahkan kasih sayang dan motivasinya selama ini dalam

mendidik ananda dengan sabar.

- Kakak-kakakku Isa Anshori, Nakiroh, Khotimah, dan Uswatun kh. yang senantiasa mengerti dan bangunkan penulis dikala lelap

dan sadarkan penulis dikala kalap.

- Adikku tersayang Anton Khumaedi yang selalu memberi semangat dan selalu

mengingatkan penulis.

- Buat mas Agus Salim S.H.I yang telah membantu penulis, dan selalu mengajari

penulis untuk tenang dan optimis. Denganmu ingin ku titi masa depan.

Page 6: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

6

PERNYATAAN

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan

bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh

orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi

satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat

dalam referensi yang di jadikan bahan rujukan.

Semarang, Januari 2008 Deklarator Anisatul Mubarokah NIM. 3101099

Page 7: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

7

ABSTRAK

Anisatul Mubarokah (NIM. 3101099) Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, judul skripsi Studi Penerapan Active Learning Pada Bidang Studi PAI di SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah Kalibening Tingkir Salatiga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1). Penerapan active learning di SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah Kalibening Tingkir Salatiga, (2) untuk mengetahui penerapan active learning pada bidang studi PAI di SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah Kalibening Tingkir Salatiga. Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif lapangan, adapun untuk memperoleh data-data yang dipaparkan dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode observasi, interview dan dokumentasi, yang kemudian akan dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Active learning merupakan pembelajaran yang memposisikan siswa sebagai subyek yang aktif dalam proses belajar mengajar. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam active learning antara lain: 1. Siswa harus benar-benar berperan sebagai subyek pembelajaran, 2.Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa belajar, 3. Metode yang digunakan harus bervariasi disesuaikan dengan materi yang disampaikan, 4. Ruang kelas dibuat sedemikian rupa dengan penataan kursi yang mudah dirubah dan digeser, 5. Media/sarana yang memadai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan active learning pada bidang studi PAI yang ada di sekolah-sekolah, khususnya di SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah Kalibening Tingkir Salatiga telah berjalan dengan baik meskipun dalam aspek media masih kurang memadai yakni masih minimnya buku-buku PAI sebagai penunjang. Namun hal tersebut tidak menurunkan semangat para siswa untuk terus belajar karena tersedianya media internet yang dapat di akses 24 jam secara gratis. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para civitas akademika, para mahasiswa, para pengajar, para peneliti dan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Page 8: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

8

KATA PENGANTAR

بسم االله ا لر حمن ا لر حيم

Puji syukur kehadirat Illahi Rabbi penulis panjatkan, hanya dengan anugrah, nikmat dan karunianya skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa risalahnya untuk seluruh umat manusia. Meski telah melakukan usaha secara maksimal, namun karya ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari pihak-pihak yang kami hormati dan kami sayangi: 1. Prof. Dr. H. Abdul Djamil, M.A selaku Rektor IAIN Walisongo

Semarang. 2. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M.Ed selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang . 3. Bapak Ahmad Bahrudin, S.Ag selaku kepala sekolah SLTP Alternatif

Qaryah Thayyibah Kalibening Tingkir Salatiga. 4. Drs. Abdul Wahid, M.Ag selaku Dosen Wali. 5. Drs. Ikhrom, M.Ag selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu

semata-mata untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun hingga terselesaikannya skripsi ini.

6. Dosen dan seluruh pegawai di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

7. Bapak Masykuri Suyuti, Ibu Siti Rifqoh, S.Ag, Ibu Dwi Nur Yanti, terimakasih atas bantuan selama ini.

8. Keluarga besar HMI Korkom Walisongo Semarang yang telah menjadi komunitas penulis dan memberikan banyak pengalaman berharga untuk penulis.

9. Teman-teman kos: Iis, Haning, Titi, dan Mba Andri yang selalu memberikan semangat kepada penulis.

10. Sahabat-sahabat dekatku LI-FI (Lia –Fia) yang selalu memberi dorongan dan semangat secara tulus, Yuyun yang meskipun jauh tetapi tetap memberikan perhatian terhadap penulis.

11. Muhaimin yang menjadi salah satu tempat nebeng ngetik dan ngeprint, teman-teman di 'Kos Yanto' Wahyu yang sering terganggu karena aktifitas penulis, mas Soegeng, Mukharom S.H.I, Ristam, S.Pd.I, maaf sering ngrepotin kalian.

viii

Page 9: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

9

12. Bapak dan Ibu tercinta terimakasih untuk cinta dan kasih sayang yang telah engkau berikan dan segala pengorbanan baik materi maupun non materi serta do'a yang selalu teruntai dengan ikhlas demi untuk keberhasilan penulis dalam menyelesaikan studi.

13. Kakak-kakakku dan adikku yang selalu memberikan semangat serta dorongan materi dan moral perjuangan kalian tidak akan pernah penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan.

14. Mas Agus Salim yang selalu menjadi pengingatku, bersamamu ingin ku renda masa depan dan semoga cita-cita mulia kita dapat segera terwujud. Amin

Kepada mereka semua tiada yang dapat penulis perbuat untuk membalas kebaikan mereka, kecuali penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih yang sebanyak-banyaknya, serta sekuntum do'a "semoga amal kebaikan mereka semua kepada penulis akan dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang berlipat ganda". Amin

Penulis

Anisatul Mubarokah

Page 10: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

10

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………… ii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….. iii

HALAMAN ABSTRAK………………………………………………….. iv

HALAMAN MOTTO…………………………………………………….. v

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………... vi

HALAMAN DEKLARASI……………………………………………….. vii

HALAMAN KATA PENGANTAR……………………………………… viii

DAFTAR ISI………………………………………………………………. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………... 1

B. Penegasan Istilah…………………………………….……. 4

C. Rumusan Masalah………………………………………… 5

D. Manfaat dan Tujuan Penelitian…………………………….. 5

E. Kajian Pustaka……………………………………………. 6

E. Metodologi Penelitian……………………………………... 6

BAB II ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PAI

A. Active Learning

1. Pengertian Active Learning…………………………... 12

2. Aspek-aspek Yang Mempengaruhi Terjadinya

Active Learning……………………………………… 16

3. Cara-cara Belajar Aktif (Active Learning)…………… 17

4. Strategi-strategi Active Learning dalam Membantu

Siswa Mendapatkan Pengetahuan, Ketrampilan,

dan Sikap Secara Aktif……………………………… 18

5. Jenis-jenis Kegiatan Active Learning………………… 20

6. Prinsip-prinsip Active Learning……………………… 21

x

Page 11: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

11

7. Indikator Fisik Adanya Active Learning

dalam Pembelajaran…………………………………. 22

B. Pendidikan Agama Islam…………………………………. 23

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam…………………. 23

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam…………………….. 24

3. Kurikulum Pendidikan Agama Islam………………..... 24

C. Active Learning dalam Pembelajaran PAI………………… 25

BAB III PENERAPAN ACTIVE LEARNING PADA BIDANG STUDI PAI DI

SLTP ALTERNATIF QARYAH THAYYIBAH KALIBENING

SALATIGA

A. Gambaran Umum SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah

Kalibening Salatiga……………………………………….. 38

1. Sejarah Singkat Perkembangan SLTP Alternatif Qaryah

Thayyibah Kalibening Salatiga………………………… 38

2. Visi dan Misi…………………………………………. 41

3. Struktur Organisai SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah

Kalibening Salatiga, Keadaan Guru, Karyawan

dan Siswa……………………………………………. 41

4. Sarana dan Prasarana………………………………… 44

5. Proses Belajar Mengajar Secara Umum di SLTP Alternatif

Qaryah Thayyibah Kalibening Salatiga………………. 47

B. Penerapan Active Learning dalam Bidan Studi PAI di SLTP

Alternatif Qaryah Thayyibah Kalibening Salatiga…………. 54

BAB IV ANALISIS PENERAPAN ACTIVE LEARNING PADA BIDANG

STUDI PAI DI SLTP ALTERNATIF QARYAH THAYYIBAH

KALIBENING SALATIGA

Analisis Penerapan Active Learning pada Bidang Studi PAI

di SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah Kalibening Salatiga..…… 63

xi

Page 12: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

12

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………… 77

B. Saran-saran……………………………………………… 79

C. Penutup………………………………………………..... 90

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

13

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz, Sholeh dan Abdul Aziz Abdul Madjid, At Tarbiyah Waturuqu At Tadris, Juz I, Mekkah: Darul Ma’arive, t th.

A.M., Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: C.V.

Rajawali, 1992, Ed. 1, Cet. 4. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2002). Ed.V

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1998, Cet. 11.

Bahruddin, Ahmad, Pendidikan Alternatif Qaryah Thayyibah, Yogyakarta:

LkiS, 2007 Budimansyah, Dasim, Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis

Portofolio, Bandung: PT. GENESINDO, 2002, Cet. 1. Daradjat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996. Dawam, Ainurrofiq dan Ahmad Ta’arifin, Manajemen Madrasah Berbasis

Pesantren, ttp: Listafariska Putra, 2005. Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005,

Ed.3. Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Semarang: PT.

Kumudasmoro Grafindo, 1994. De Porter, Bobbi dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan

Belajar Nyaman dan Menyenangkan, terj. Alwiyah Abdurrahman, Bandung: Kaifa, 2002, Ed. 1, Cet. 14.

Gulo, W., Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : PT. Grasindo, 2002. Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Jilid II, Yogyakarta: Andi Offset,

2002. Cet. 27. Harahap, A. Bazar, Kamus Profesional Inggris Indonesia, Indonesia

Inggris, Jakarta: Erlangga, t.th.

Page 14: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

14

Hidayat,”Pembelajaran Ramah Untuk Semua Anak”, http: // www. pikiran-rakyat. Com/ cetak/ 2006/ 06 2006/ 18/ geulius/ konsul paedogogi. Htm.

Kartono, Kartini, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung: CV.

Mandar Maju, 1990. Ladjid, Hafni, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis

Kompetensi, Ciputat: Quantum Teaching, 2005, Cet. 1. Majid, Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, Cet. 2.

Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta,

2000. Moloeng, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2006, Cet. 22. Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake

Sarasin, 1996, Cet.7. Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan

Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. 3.

Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: CV.

Misaka Galiza Anggota IKAPI, 2003, Cet.2. Mulyasa, E., Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK,

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, Cet. 2. Narbuko, Cholid dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi

Aksara, 1997. Nazir, Muhammad, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988. Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2006, Cet. 21. Sanjaya, Wina, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi, Jakarta: Kencana, 2006,Cet. 2.

Page 15: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

15

Silberman, Melvin L, Active Learning : 101 Strategi Belajar Siswa Aktif, terj. Roisul Muttaqien, Bandung: Nusa Media dan Nuansa, 2006, Cet., 3.

Simamora Bachtiar, PembelajaranAktif”,http://www.baldrigeindo.com Singer, Robert N., Motor Learning and Human Performance, New York:

Mac Millan, 1980. Subagyo, P. Joko, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta:

Rineka Cipta, 1991). Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikuuim, Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 1993, Cet.1. Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penelitian Pendidikan,

Bandung: CV. Sinar Baru, 1989.

, Nana dan Wari Suwariyah, Model-model Mengajar CBSA, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1991.

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998).

Tafsir, Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003, Cet.3.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustakan, 1990. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1994, Ed. 2.

Toha, Habib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1996. Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2006. Usman, Husaini dan Purnomo Setiady, Metodologi Penelitian Sosial,

Jakarta: Bumi Aksara, 1996. Wittig, Arno F., Theory and Problems of Psychology of Learning,

America: MC. Grow Hill, 1977.

Page 16: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

16

Yamin, Martinis, Pengembangan Kompetensi Pebelajar, Jakarta: UI Press, 2004, Cet. 1.

, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Ciputat: Gaung Persada Press, 2005, Cet. 3.

Yunus, Mahmud, Metodologi Khusus Pengajaran Agama, Jakarta: PT.

Hidakarya Agung, 1983. Zaini, Hisyam, dkk., Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi,

Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga, 2002.

Page 17: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

17

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Anisatul Mubarokah Tempat/Tanggal Lahir : Brebes, 04 Maret 1982 Alamat : Jl. Kauman No.22 RT 01/I Kluwut, Bulakamba, Brebes

RIWAYAT PENDIDIKAN SDN II Kluwut Kec. Bulakamba Kab. Brebes lulus 1994 MTs Al Hikmah Benda Kab. Brebes lulus 1997 MAN 1 Brebes lulus 2001 Program Strata I Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang masuk 2001

Semarang, 15 Januari 2008 Anisatul Mubarokah NIM. 3101099

.

Page 18: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem pembelajaran tradisional yang masih ada pada saat sekarang ini

perlu dirubah agar sesuai dengan perubahan zaman. Proses pembelajaran

harus lebih memprioritaskan siswa sebagai peran utama dalam proses belajar

mengajar. Siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran karena

siswa merupakan subyek dan aktor dalam proses belajar mengajar.

Proses pembelajaran yang dapat menuntut siswa untuk lebih aktif

hanya dengan melalui kegiatan belajar aktif atau active learning. Active

learning merupakan pembelajaran yang membuat siswa aktif dalam proses

pembelajaran. Dalam active learning, siswa sebagai subyek dan juga aktor

dalam proses pembelajaran sehingga peran siswa menjadi lebih dominan di

dalam proses belajar mengajar (PBM).

Active learning menjadikan siswa sebagai subyek dalam PBM

sehingga mereka tidak lagi dipandang sebagai botol kosong yang siap diisi air

informasi oleh guru. Peran siswa yang lebih dominan dan aktif bukan berarti

telah menjadikan posisi guru pasif, akan tetapi peran guru justru menjadi lebih

aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran.

Guru dalam active learning lebih memposisikan diri sebagai

fasilitator, pembimbing, pendamping, dinamisator dan juga teman dalam

PBM. Dengan demikian tentu akan menghindari sosok guru yang otoriter dan

ditakuti oleh siswa, dan juga dapat menjadikan proses belajar mengajar di

kelas lebih demokratis dan menyenangkan karena tidak ada lagi sekat antara

guru sebagai atasan yang serba tahu dan siswa sebagai bawahan yang harus

diberitahu.

Active learning merupakan model pembelajaran yang menggunakan

pendekatan individual. Setiap individu siswa adalah istimewa dan nomer satu

pada bidang keunggulannya. Makanya dalam proses pembelajaran masing-

1

Page 19: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

2

masing siswa mendapat bimbingan sesuai dengan minat dan bakatnya.

Sehingga siswa mengerti dirinya dan dapat memahami potensi dirinya

sendiri.1

Agar belajar menjadi aktif, siswa harus mengerjakan banyak sekali

tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan

masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit,

menyenangkan, bersemangat, dan penuh gairah. Siswa bahkan sering

meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras

(moving about and thinking aloud ).2

Belajar aktif (active learning) ditandai bukan hanya melalui keaktifan

siswa yang belajar secara fisik namun juga keaktifan mental. Justru, keaktifan

mental merupakan hal yang sangat penting dan utama dalam belajar aktif

dibandingkan keaktifan fisik.3

Pendidikan agama mempunyai kedudukan yang tinggi dan paling

utama, karena pendidikan agama menjamin untuk memperbaiki akhlak siswa

dan mengangkat mereka ke derajat yang tinggi, serta berbahagia dalam hidup

dan kehidupannya. Oleh sebab itu hendaklah seorang guru mengamalkan ilmu

yang diajarkan dan berpegang teguh dengan ajaran agama, janganlah siswa

berbuat sesuatu yang bertentangan dengan perkataannya dan jangan berbuat

sesuatu yang berlawanan dengan akhlak yang diajarkan.4

Siswa mempunyai pikiran yang terbatas dan pengalaman yang sedikit

serta percobaan yang kurang, mereka selalu hidup dengan akal pikirannya

dalam alam yang nyata, yang dapat mereka ketahui dengan salah satu panca

indera.5

1Ainurrofiq Dawam dan Ahmad Ta’arifin, Manajemen Madrasah Berbasis Pesantren,

(ttp: Listafariska Putra, 2005), hlm. 125. 2 Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, terj. Raisul

Muttaqien, (Bandung: Nusamedia dan Nuansa, 2006), Cet. 3, hlm. 9. 3 Martinis Yamin, Pengembangan Kompetensi Pebelajar, (Jakarta: UI Press, 2004),

hlm. 66. 4Mahmud Yunus, Metodologi Khusus Pengajaran Agama, (Jakarta: PT. Hidakarya

Agung, 1983), hlm. 15-16. 5Ibid., hlm. 10.

Page 20: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

3

Oleh sebab itu, Pendidikan Agama Islam (PAI) yang akan diberikan

kepada siswa harus sesuai dengan keadaan mereka, hindarkan proses kegiatan

belajar mengajar dalam keadaan yang tegang, sebab akan terciptanya suasana

yang tidak kondusif dan tidak menyenangkan. Pendidikan agama Islam perlu

diberikan kepada siswa dalam bidang-bidang yang praktis dalam artian yang

mudah dipahami oleh siswa.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) seharusnya

menggunakan active learning dalam proses pembelajarannya, namun pada

realita yang ada tidak seperti itu. Pendidikan Agama Islam (PAI) lebih

cenderung disampaikan dengan metode yang monoton (ceramah) sehingga

siswa kurang menaruh minat dalam mengikuti pelajaran tersebut. Siswa sering

merasa bosan dan jenuh karena mereka lebih banyak duduk dengar catat dan

hafal dalam proses pembelajaran PAI.

Dengan adanya penerapan active learning dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI), diharapkan nantinya tumbuh semangat yang

tinggi pada siswa dalam belajar. Siswa juga tidak lagi merasa cepat bosan dan

yang lebih penting dari itu dengan adanya penerapan active learning dalam

pembelajaran PAI, siswa akan dapat berkembang sesuai dengan minat dan

potensi yang ada pada dirinya.

Penerapan active learning dalam proses pembelajaran PAI pada

lembaga pendidikan di Indonesia akan sangat penting artinya untuk

peningkatan mutu pendidikan di negara ini. Akan tetapi sangat disayangkan,

masih sangat sulit untuk mencari lembaga pendidikan yang benar-benar telah

menerapkan konsep tersebut. Sebatas pengetahuan penulis, konsep active

learning baru diterapkan di sekolah-sekolah swasta bonafide yang terkenal

eksklusif dan mahal.

Dengan pertimbangan latar belakang tersebut penulis sangat tertarik

untuk mengadakan penelitian dengan judul "STUDI PENERAPAN ACTIVE

LEARNING PADA BIDANG STUDI PAI DI SLTP ALTERNATIF

QARYAH THAYYIBAH KALIBENING TINGKIR SALATIGA".

Page 21: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

4

Ketertarikan penulis terhadap SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah

berawal dari sangat seringnya profil sekolah tersebut diekspos diberbagai

media massa baik media cetak maupun media elektronik (televisi). Terlebih

dalam pemberitaanya sering dimuat keunggulan-keunggulan sistem

pembelajaran yang berlangsung di sekolah tersebut termasuk penerapan

sistem active learning dalam proses pembelajaran PAI.

B. PENEGASAN ISTILAH

Dalam penelitian ini, untuk menghindari kesalahpahaman dan untuk

lebih memahami permasalahan yang akan dibahas, maka penulis perlu

menjelaskan istilah-istilah yang terdapat pada judul sebagai berikut:

1. Studi

Studi berarti penelitian ilmiah, kajian, telaah. Studi merupakan suatu

pendekatan untuk meneliti gejala-gejala sosial dengan menganalisis satu

kasus secara mendalam dan utuh.6 Dalam hal ini studi yang akan

dilakukan oleh peneliti adalah tentang penerapan sistem pembelajaran

active learning pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di SLTP

Alternatif Qaryah Thayyibah Desa Kalibening Kecamatan Tingkir Kota

Salatiga.

2. Penerapan

Penerapan berasal dari kata dasar "terap" yang mendapat imbuhan "pe-an".

Jadi penerapan berarti proses, cara, perbuatan menerapkan.7

3. Active Learning

Active atau aktif berarti giat (bekerja, berusaha), menjalankan kewajiban

dengan rajin, bersemangat dan bersungguh-sungguh.8

6 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustakan, 1990), hlm. 860 7 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Ed.3,

hlm. 1180. 8 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), Ed. 2, hlm. 19.

Page 22: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

5

Learning berarti belajar. Belajar adalah suatu proses yang berlangsung di

dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku

dalam berfikir, bersikap dan berbuat.9

Jadi, active learning dapat didefinisikan sebagai suatu proses belajar yang

berlangsung dalam diri seseorang yang berimbas pada perubahan tingkah

laku yang relatif permanen yang mencakup aspek pola pikir (kognitif),

aspek sikap (afektif) maupun perbuatan (psikomotorik) dengan penuh

semangat atau bersungguh-sungguh.

Sedangkan Martinis Yamin mendefinisikan belajar aktif sebagai usaha

manusia untuk membangun pengetahuan dalam dirinya.10

4. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah usaha bimbingan dan asuhan

terhadap anak didik agar dapat memahami apa yang terkandung dalam

Islam secara keseluruhan, menghayati makna dan maksud serta tujuannya,

dan dapat mengamalkannya.11

C. RUMUSAN MASALAH

Dari uraian latar belakang diatas, maka penulis mencoba untuk

mengemukakan permasalahan yang ada yaitu; bagaimana penerapan active

learning pada bidang studi PAI di SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah

Kalibening Tingkir Salatiga?

D. MANFAAT DAN TUJUAN PENELITIAN

Dalam mengadakan penelitian ini, penulis sangat berharap akan

memperoleh manfaat baik dari segi teoritis (keilmuan) maupun dari segi

praktis (terapan). Adapun manfaat penelitian ini dari segi teoritis adalah:

1. Sebagai sumbangan wacana keilmuan tentang active learning

2. Sebagai sumbangan pemikiran dalam upaya aktualisasi pada masalah

active learning.

9 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Grasindo, 2002), hlm. 8. 10 Martinis Yamin, op.cit., hlm. 66. 11 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 86.

Page 23: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

6

Adapun dari segi praktis adalah:

Di harapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan/ pertimbangan para guru

PAI dalam melaksanakan proses pembelajaran yang lebih efektif dan lebih

memberi ruang gerak bagi siswa di dalam belajar.

Sedangkan yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengkaji bagaimana penerapan active learning di SLTP Alternatif

Qaryah Thayyibah Kalibening Tingkir Salatiga.

2. Untuk mengkaji bagaimana penerapan active learning pada bidang studi

PAI di SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah Kalibening Tingkir Salatiga.

E. KAJIAN PUSTAKA

Dalam rangka mewujudkan penulisan skripsi yang profesional dan

mencapai target yang maksimal, maka penulis mencoba menampilkan judul

skripsi yang ada relevansinya dengan judul skripsi penulis sebagai bahan

perbandingan. Hal ini untuk menghindari terjadinya persamaan obyek dalam

penelitian ini, antara lain sebagai berikut:

Buku literatur dengan judul Strategi Pembelajaran Berbasis

Kompetensi penulis Drs. Martinis Yamin berisi tentang strategi

membelajarkan siswa. Dalam buku tersebut dijelaskan bagaimana siswa

belajar dan strategi-strategi pembelajaran.

Judul Skripsi tentang "Pengaruh Pendekatan CBSA terhadap hasil

belajar Afektif Siswa di SLTP At-Thohiriyah Semarang pada bidang studi PAI

kelas I Cawu I tahun ajaran 2000/2001". Karya Ali Mahmudi 4196042/2002.

dalam skripsi ini peneliti banyak menyoroti pendekatan CBSA serta hasil

belajar afektif siswa, yang hanya menekankan pada penggunaan metode dan

pendekatan pembelajaran aktif.

Skripsi karya Khodlirin NIM 3101130 dengan judul Pendidikan

Pembebasan Kaum Marginal Berbasis Komunitas (Studi Kasus SLTP

Alternatif Qaryah Thayyibah Kalibening Salatiga). Karya ini mengkaji tentang

pengelolaan pendidikan di SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah Kalibening

Salatiga yang berdasarkan kolektifitas dan memanfaatkan segala sumber daya

Page 24: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

7

yang ada dalam masyarakat Kalibening sehingga menghasilkan sebuah

pendidikan yang murah akan tetapi berkualitas.

F. METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu cara yang ditempuh dalam

mencari, menggali, mengolah dan membahas data dalam suatu penelitian

ataupun penyusunan skripsi.

Penelitian dalam kajian skripsi ini adalah termasuk penelitan lapangan

(field reseach), maka metode penulisan skripsi yang dipakai adalah:

1. Sumber Data

Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subyek

darimana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan

kuisioner/wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data

disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-

pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan.12

Ada dua bentuk sumber data dalam penelitian ini yang akan penulis

jadikan sebagai pusat informasi pendukung data yang dibutuhkan dalam

penelitian. Sumber data tersebut adalah:

a. Sumber data primer

Data primer adalah data yang pokok yang berkaitan dan diperoleh

secara langsung dari obyek penelitian. Sedangkan sumber data primer

adalah sumber data yang dapat memberikan data penelitian secara

langsung.13 Yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini

adalah Kepala Sekolah, Guru PAI, Siswa dan Bagian Kurikulum di

sekolah SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah Kalibening Tingkir Salatiga.

b.Sumber data sekunder

Data sekunder adalah jenis data yang dapat dijadikan sebagai

pendukung data pokok. Dapat pula didefinisikan sebagai sumber yang

12 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2002), Ed. V, hlm. 107 13 Joko P. Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1991), hlm. 87-88

Page 25: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

8

dapat memperkuat data pokok.14 Data ini diperoleh sebagai penunjang

yang berupa buku-buku referensi, majalah, atau surat kabar.

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan beberapa metode

untuk mendapatkan hasil yang maksimal, yaitu:

a. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan

sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam arti yang luas

observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang

dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung.15

Teknik observasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah teknik observasi partisipatif, dimana pada prosedur teknik

observasi jenis ini observer atau pengamat benar-benar mengambil

bagian (ikut berpartisipasi) dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan

oleh para subyek yang di observasi (subyek yang diobservasi-

observee). Dengan kata lain observer ikut aktif berpartisipasi dalam

aktifitas.16

Observasi ini penulis gunakan dalam rangka menggali data

tentang gambaran umum SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah

Kalibening Tingkir Salatiga dan aktivitas belajar mengajar disana.

Dalam penerapannya, observasi yang peneliti laksanakan mencakup

observasi dalam kelas (penelitian tindakan kelas) dan observasi yang

dilakukan diluar kelas, hal tersebut dimaksudkan agar data yang

diperoleh benar – benar akurat dan komprehensif. Selain itu dalam

observasi awal yang sudah peneliti lakukan ternyata proses

pembelajaran PAI di SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah berlangsung

di dalam dan di luar kelas.

14 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998),

hlm.85 15 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid II (Yogyakarta: Andi Offset, 2002), Ed. 2,

Cet. 27, hlm.136. 16 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial,(Bandung: CV. Mandar Maju,

1990), hlm.162.

Page 26: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

9

b. Interview

Interview yaitu proses tanya jawab dalam penelitian yang

berlangsung secara lisan yang mana dua orang atau lebih bertatap

muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau

keterangan-keterangan.17

Metode interview ini dilakukan untuk mendapatkan informasi

terhadap data-data yang berkaitan dengan kondisi sekolah yang

ditujukan kepada pihak yang berhubungan dengan data tersebut,

seperti kepala sekolah, guru dan tata usaha sekolah.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui

dokumen-dokumen.18

Metode dokumentasi ini penulis gunakan untuk memperoleh

data tentang sejarah berdirinya SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah

Kalibening Tingkir Salatiga, struktur organisasi, letak geografis dan

keadaan sarana dan prasana.

3. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis

catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan

pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya

sebagai temuan bagi orang lain. Sedangkan untuk meningkatkan

pemahaman tersebut analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya mencari

makna (meaning).19

Setelah data-data yang berkaitan dengan permasalahan diatas

terkumpul, kemudian data-data tersebut dianalisis. Adapun analisis yang

peneliti gunakan adalah analisis deskriptif kualitatif.

17 Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara,

1997), hlm. 83. 18 Husaini Usman dan Purnomo Setiady, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi

Aksara, 1996), hlm. 73. 19 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin,

1996), Cet.7, hlm. 104.

Page 27: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

10

Dalam analisis deskriptif, laporan penelitian akan berisi kutipan-

kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data

tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto,

video tape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi

lainnya. Pada penulisan laporan demikian, peneliti menganalisis data yang

sangat kaya tersebut, dan sejauh mungkin dalam bentuk aslinya. Hal itu

hendaknya dilakukan seperti orang merajut sehingga setiap bagian ditelaah

satu demi satu. Pertanyaan dengan kata tanya, mengapa, alasan apa dan

bagaimana terjadinya akan senantiasa dimanfaatkan oleh penulis. Dengan

demikian, peneliti tidak akan memandang bahwa sesuatu itu sudah

memang demikian keadaannya.20

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif,

yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala atau

peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang.21

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

kelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem atau suatu

kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang

diselidiki.22

Pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non-

hipotesis atau non statistik, sehingga dalam langkah penelitiannya tidak

perlu merumuskan hipotesis.23 Penelitian ini mempunyai ciri khas yang

terletak pada tujuannya, yakni mendeskripsikan tentang segala sesuatu

yang berkaitan dengan seluruh kegiatan.

20 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2006), Cet. 22, hlm. 11. 21 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV.

Sinar Baru, 1989), hlm.64. 22 Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), hlm.63. 23 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:

Rineka Cipta, 1998), Cet. 11, hlm. 245.

Page 28: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

11

Dengan menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif, melalui

penelitian ini diharapkan di temukan data-data kualitatif tentang penerapan

active learning pada bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI) di

SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah Kalibening Tingkir Salatiga.

Page 29: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

12

STUDI PENERAPAN ACTIVE LEARNING PADA BIDANG STUDI PAI DI

SLTP ALTERNATIF QARYAH THAYYIBAH KALIBENING TINGKIR

SALATIGA

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1

Oleh :

Anisatul Mubarokah

NIM: 3101099

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2008

Page 30: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

13

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz, Sholeh dan Abdul Aziz Abdul Madjid, At Tarbiyah Waturuqu At Tadris, Juz I, Mekkah: Darul Ma’arive, t th.

A.M., Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: C.V.

Rajawali, 1992, Ed. 1, Cet. 4. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2002). Ed.V

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1998, Cet. 11.

Bahruddin, Ahmad, Pendidikan Alternatif Qaryah Thayyibah, Yogyakarta:

LkiS, 2007 Budimansyah, Dasim, Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis

Portofolio, Bandung: PT. GENESINDO, 2002, Cet. 1. Daradjat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996. Dawam, Ainurrofiq dan Ahmad Ta’arifin, Manajemen Madrasah Berbasis

Pesantren, ttp: Listafariska Putra, 2005. Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005,

Ed.3. Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Semarang: PT.

Kumudasmoro Grafindo, 1994. De Porter, Bobbi dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan

Belajar Nyaman dan Menyenangkan, terj. Alwiyah Abdurrahman, Bandung: Kaifa, 2002, Ed. 1, Cet. 14.

Gulo, W., Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : PT. Grasindo, 2002. Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Jilid II, Yogyakarta: Andi Offset,

2002. Cet. 27. Harahap, A. Bazar, Kamus Profesional Inggris Indonesia, Indonesia

Inggris, Jakarta: Erlangga, t.th.

Page 31: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

14

Hidayat,”Pembelajaran Ramah Untuk Semua Anak”, http: // www. pikiran-rakyat. Com/ cetak/ 2006/ 06 2006/ 18/ geulius/ konsul paedogogi. Htm.

Kartono, Kartini, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung: CV.

Mandar Maju, 1990. Ladjid, Hafni, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis

Kompetensi, Ciputat: Quantum Teaching, 2005, Cet. 1. Majid, Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, Cet. 2.

Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta,

2000. Moloeng, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2006, Cet. 22. Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake

Sarasin, 1996, Cet.7. Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan

Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. 3.

Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: CV.

Misaka Galiza Anggota IKAPI, 2003, Cet.2. Mulyasa, E., Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK,

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, Cet. 2. Narbuko, Cholid dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi

Aksara, 1997. Nazir, Muhammad, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988. Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2006, Cet. 21. Sanjaya, Wina, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi, Jakarta: Kencana, 2006,Cet. 2.

Page 32: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

15

Silberman, Melvin L, Active Learning : 101 Strategi Belajar Siswa Aktif, terj. Roisul Muttaqien, Bandung: Nusa Media dan Nuansa, 2006, Cet., 3.

Simamora Bachtiar, PembelajaranAktif”,http://www.baldrigeindo.com Singer, Robert N., Motor Learning and Human Performance, New York:

Mac Millan, 1980. Subagyo, P. Joko, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta:

Rineka Cipta, 1991). Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikuuim, Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 1993, Cet.1. Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penelitian Pendidikan,

Bandung: CV. Sinar Baru, 1989.

, Nana dan Wari Suwariyah, Model-model Mengajar CBSA, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1991.

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998).

Tafsir, Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003, Cet.3.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustakan, 1990. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1994, Ed. 2.

Toha, Habib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1996. Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2006. Usman, Husaini dan Purnomo Setiady, Metodologi Penelitian Sosial,

Jakarta: Bumi Aksara, 1996. Wittig, Arno F., Theory and Problems of Psychology of Learning,

America: MC. Grow Hill, 1977.

Page 33: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

16

Yamin, Martinis, Pengembangan Kompetensi Pebelajar, Jakarta: UI Press, 2004, Cet. 1.

, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Ciputat: Gaung Persada Press, 2005, Cet. 3.

Yunus, Mahmud, Metodologi Khusus Pengajaran Agama, Jakarta: PT.

Hidakarya Agung, 1983. Zaini, Hisyam, dkk., Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi,

Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga, 2002.

Page 34: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

17

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Anisatul Mubarokah Tempat/Tanggal Lahir : Brebes, 04 Maret 1982 Alamat : Jl. Kauman No.22 RT 01/I Kluwut, Bulakamba, Brebes Jenjang Pendidikan: SDN II Kluwut Kec. Bulakamba Kab. Brebes lulus 1994 MTs Al Hikmah Benda Kab. Brebes lulus 1997 MAN 1 Brebes lulus 2001 Program Strata I Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2001

Semarang, 15 Januari 2008 Anisatul Mubarokah NIM. 3101099

.

Page 35: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

12

BAB II

ACTIVE LEARNING DAN PEMBELAJARAN PAI

A. Active Learning

1. Pengertian Active Learning

Istilah active atau aktif dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki

arti giat (dalam melaksanakan pekerjaan), menjalankan kewajiban dengan

rajin, bersemangat dan bersungguh-sungguh.1 Sedangkan learning secara

etimologi berasal dari kata learn yang berarti belajar atau mempelajari.2

Secara terminologi Robert N. Singer mengemukakan bahwa “learning

is reflected or inferred by a relatively permanent change in performance or

behavioral potential resulting from practice or past experience in the

situation.3

Menurut Singer belajar adalah refleksi/ kesimpulan dari sesuatu yang

relatif tetap berubah dalam perbuatan/tingkah laku yang mungkin akibat dari

kenyataan/pengalaman masa lalu dalam suatu keadaan.

Sedangkan Morgan dalam bukunya Introduction to Psychology (1978)

sebagaimana dikutip Ngalim Purwanto menyatakan bahwa belajar adalah

setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai

suatu hasil dari latihan atau pengalaman.4

1Dediknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Cet. 3, hlm.

23. 2A. Bazar Harahap, Kamus Profesional Inggris Indonesia, Indonesia Inggris, (Jakarta:

Erlangga, t.th), hlm. 117. 3Robert N. Singer, Motor Learning and Human Performance, (New York, Mac Millan:

1980), hlm. 9. 4M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2006), Cet. 21, hlm. 84.

12

Page 36: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

13

Arno F. Wittig mengemukakan “Learning can be defined as any

relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire that

occurs as a result of experience5

Belajar dapat di definisikan sebagai sesuatu yang relatif tetap berubah

dalam sebuah susunan tingkah laku yang di lakukan yang terjadi sebagai suatu

hasil dari pengalaman.

Ustadz Abdul Aziz yang merupakan tokoh ahli pendidikan,

mendefinisikan belajar sebagai berikut:

ييراغت فيها فيحدث سابقة خبرة على يطرأ المتعلم ذهن فى تغيير هو ألتعلم

6جديدا

Artinya: ”Belajar adalah suatu perubahan pada diri orang yang belajar karena pengetahuan lama, kemudian terjadilah perubahan yang baru.”

Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung dalam diri

seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berfikir,

bersikap dan berbuat.7

Menurut Ausubel (1968), dalam teori bermaknanya sebagaimana yang

dikutip Martinis Yamin menjelaskan bahwa belajar merupakan proses

mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam

struktur kognitif seseorang.8

Dari beberapa definisi belajar yang telah dipaparkan di atas, maka

dapat diambil pemahaman bahwa belajar adalah suatu proses aktivitas yang

5Arno F. Wittig, Theory and Problems of Psychology of Learning, (America: MC. Grow

Hill, 1977), hlm. 2. 6Sholeh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Madjid, At Tarbiyah Waturuqu At Tadris, Juz

I, (Mekkah: Darul Ma’arive, t th), hlm. 169. 7W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Grasindo, 2002), hlm. 8. 8Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Ciputat: Gaung Persada

Press, 2005), Cet. 3, hlm. 103.

Page 37: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

14

dilakukan dengan sengaja (sadar) dan berimplikasi pada perubahan tingkah

laku yang relatif tetap dan permanen melalui latihan dan pengalaman.

Proses belajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien bilamana

siswa berusaha secara aktif untuk mencapainya. Siswa dituntut untuk lebih

berperan aktif di dalam proses pembelajaran. Peran siswa dalam kegiatan

tersebut tidak hanya sebagai obyek namun juga sebagai subyek dalam proses

pembelajaran. Karena peranannya yang lebih dominan dari pada guru,

sehingga seorang siswa tidak hanya sekedar duduk, dengar, catat dan hafal

dalam proses pembelajaran. Dengan melalui belajar aktif (active learning)

diharapkan keaktifan siswa menjadi lebih optimal sehingga tujuan

pembelajaran yang telah direncanakan dapat tercapai.

Adapun pengertian belajar aktif (active learning) adalah sesuatu usaha

manusia untuk membangun pengetahuan dalam dirinya.9

Active leraning juga dapat didefinisikan sebagai model pembelajaran

yang menggunakan pendekatan individual.10 Maksudnya adalah bahwa setiap

siswa adalah istimewa dan nomor satu pada bidang keunggulannya. Dalam

pembelajarannya masing-masing siswa mendapat bimbingan sesuai dengan

minat dan bakatnya. Sehingga siswa akan dapat mengenali dirinya dan dapat

memahami potensi dirinya sendiri.

Istilah active learning mengacu pada teknik instruksional interaktif

yang mengharuskan siswa melakukan pemikiran tingkat tinggi seperti

analisis, sintesis dan evaluasi.11

Jadi, active learning atau Belajar Aktif merupakan suatu proses belajar

yang berlangsung dalam diri seseorang yang berimbas pada perubahan

tingkah laku yang mencakup aspek pola pikir (kognitif), aspek sikap (afektif)

9Martinis Yamin, Pengembangan Kompetensi Pebelajar, (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 2004), Cet. 1, hlm.66.

10Ainurrafiq Dawam dan Ahmad Ta'arifin, Manajemen Madrasah Berbasis Pesantren, (tt.p: Listafariska Putra, 2005), Cet.2, hlm.125.

11BachtiarSimamora,“PembelajaranAktif”,http://www.baldrigeindo.com, Selasa 17 April 2007

Page 38: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

15

maupun berbuat (psikomotorik) dengan penuh semangat atau bersungguh-

sungguh.

Konsep active learning pada dasarnya berimplikasi pada learning

society atau learning community, dimana sekolah atau lembaga pendidikan

tidak terfokus pada ruang kelas saja, melainkan siswa juga diajak membangun

kehidupan yang dibangun dalam bentuk sebuah komunitas yang

mencerminkan semua aspek kehidupan yang nantinya akan dihadapi dalam

masyarakat.

Adapun konsep dasar active learning antara lain:

a) Menciptakan sejak dini nuansa pembelajaran yang aktif (menciptakan

semangat kerja sama dan saling ketergantungan, menciptakan minat awal

dalam pokok bahasan)

b) Meramaikan suasana kelas dengan diskusi, tanya jawab, permainan-

permainan, bermain peran, sosiodrama, belajar dengan teman sebaya,

belajar mandiri dan sebagainya.

c) Memahami secara cermat bahwa rentang waktu perhatian siswa itu singkat

dan kemampuan mereka untuk duduk dengan tenang terbatas.12

Perbedaan mendasar antara pendidikan tradisional dan modern terletak

pada perlakuan guru terhadap siswanya. Dalam sistem pendidikan tradisional,

keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar kurang diperhatikan.

Perbedaan individual siswa juga diabaikan dalam pengajaran tradisional. Hal

tersebut menjadikan siswa pasif dalam proses belajar mengajar. Karena siswa

masih memakai cara belajar dengan sistem belajar yang lama yaitu cara

duduk, dengar, catat dan hafal (DDCH). Sekarang perlu adanya perombakan

dalam sistem pembelajarannya yang lebih memperhatikan peran siswa agar

menjadi lebih aktif. Perubahan sistem pendidikan dan pengajaran yang ada

harus yang memperhatikan kedudukan siswa agar dapat berperan sebagai

12Ibid.

Page 39: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

16

obyek dan sekaligus subyek pendidikan. Dengan adanya perubahan sistem

pembelajaran yang sesuai dengan perubahan zaman maka di harapkan siswa

akan lebih dominan dari pada seorang guru, karena di sini siswa akan dituntut

lebih aktif dalam proses belajar mengajar.

Adapun yang membedakan antara belajar aktif dan belajar pasif adalah

jika belajar aktif itu belajar apa saja dari setiap situasi, menggunakan apa yang

dipelajari untuk keuntungan siswa, mengupayakan agar segalanya terlaksana

dan bersandar pada kehidupan. Sedangkan belajar pasif, tidak dapat melihat

potensi belajar, mengabaikan kesempatan untuk berkembang dari suatu

pengalaman belajar, membiarkan segalanya terjadi dan menarik diri dari

kehidupan.13

Proses terjadinya belajar aktif adalah guru memberikan informasi

kepada siswa dan menyuruh siswa untuk berpikir berdasarkan informasi

tersebut kemudian siswa memberikan jawaban mengenai pendapatnya

berdasarkan atas hasil pemikiran mereka sendiri setelah mereka berdiskusi

dengan temannya. Selanjutnya guru memberikan umpan balik kepada siswa.

Agar hal ini terjadi perlu diciptakan situasi belajar yang memungkinkan siswa

dapat saling bertanya jawab.14

Belajar akan lebih bermakna dan bermanfaat apabila siswa dapat

menggunakan semua alat indra yang dimilki dan sekaligus mampu mengolah

informasi dan ditambah dengan melakuakn sesuatu. Seorang guru harus

mampu mengkondisikan siswa untuk bisa belajar secara aktif dengan tidak

hanya menekankan pada salah satu dari tiga modalitas yang ada (visual,

auditorial dan kinestetik).

13Bobbi De Porter & Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan belajar Nyaman

dan Menyenangkan, terj. Alwiyah Abdurrahman, (Bandung: Kaifa, 2002), Ed. 1, Cet. 14, hlm. 55

14Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikuuim, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993), Cet.1, hlm.119.

Page 40: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

17

Siswa akan mampu belajar secara aktif ketika mereka dapat

menggunakan tiga modalitas dalam belajarnya. Sehingga siswa akan lebih

mudah menyerap informasi yang ada.

Melalui modalitas visual, siswa akan belajar dengan lebih baik bila

melihat orang lain melakukan sesuatu atau melihat gambar-gambar yang

mereka pelajari. Ketika menggunakan modalitas auditorial, siswa sangat

mengandalkan kemampuan mendengarnya untuk belajar dan mengingat. Agar

belajar dapat berlangsung secara aktif maka dibutuhkan satu modalitas lagi

yaitu modalitas kinestetik. Dengan modalitas ini siswa dapat merasakan

belajar lebih mudah dan efektif melalui keterlibatan langsung dengan aktifitas

baik dengan sentuhan, gerakan, melakukan, mengalami maupun mencoba-

coba sesuatu.15

2. Aspek-aspek yang Mempengaruhi Terjadinya Active Learning

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan

mengembangkan bakat yang dimilikinya, berfikir kritis, dan dapat

memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Disamping itu guru juga dapat merekayasa sistem pembelajaran secara

sistematis sehingga merangsang keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

Adapun aspek-aspek terjadinya active learning menurut Mc. Keachie

(Dimyati, 2002: 119) sebagaimana yang dikutip Martinis Yamin antara lain

yaitu:

a) Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran.

b) Tekanan pada aspek afektif dalam belajar

c) Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, terutama yang berbentuk

interaksi antar siswa

d) Kekompakan kelas sebagai kelompok belajar

15Hisyam Zaini, dkk., Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga, 2002), hlm.114-116

Page 41: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

18

e) Kebebasan belajar yang diberikan kepada siswa kesempatan untuk berbuat

serta mengambil keputusan penting dalam proses pembelajaran.

f) Pemberian waktu untuk menanggulangi masalah pribadi siswa, baik

berhubungan ataupun tidak berhubungan dengan pembelajaran.16

3. Cara-cara Belajar Aktif (Active Learning)

Interaksi dalam pembelajaran sangat penting ketika kelompok yang

terdiri dari laki-laki dan perempuan, atau kelompok yang terdiri dari anak-

anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda-beda.

Sebagai seorang siswa yang memiliki kewajiban belajar tentu tahu

bagaimana cara belajar yang baik yang antara lain dapat dilakukan melalui

membaca dan menulis, visualisasi, praktek/gerakan tubuh, atau dengan

menggunakan musik. Sebagian siswa ada yang senang belajar dengan cara

bekerja atau memecahkan masalah soal secara individu, namun bagi

sebagian yang lain lebih senang belajar dengan cara berinteraksi dengan

yang lain untuk menemukan jalan keluar. Jadi pada dasarnya siswa belajar

dengan berbagai cara.

Ada banyak cara agar siswa dapat belajar secara aktif, sebagaimana

yang disinggung oleh Hidayat bahwa belajar aktif dan partisipatori dapat

dilakukan dengan berbagai cara antara lain :

a) Verbal atau linguistik (berbicara atau berbahasa), pada alur ini sebagian

siswa berpikir dan belajar melalui kata, memory dan mengingat kembali

secara lisan dan tulisan.

b) Logika atas matematika, pada alur ini sebagian siswa berpikir dan

belajar melalui pemikiran dan perhitungan. Mereka dengan mudah bisa

menggunakan angka, mengenali pola abstrak, dan melakukan

pengukuran yang tepat.

16Martinis Yamin, op. cit., hlm. 62

Page 42: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

19

c) Visual/spasial (penglihatan atau orientasi bagian), pada alur ini sebagian

siswa menyukai seni seperti menggambar, melukis atau memahat.

Mereka bisa membaca peta grafik, dan diagram dengan mudah.

d) Tubuh/kinestetik (gerakan otot atau tulang), pada alur ini sebagian siswa

belajar melalui gerakan tubuh, permainan dan drama.

e) Musik atau irama, pada alur ini sebagian siswa belajar paling baik

melalui bunyi, irama/ritme, harmonisasi suara dan alunan musik.

f) Antar pribadi, pada alur ini sebagian siswa lebih mudah belajar dalam

kelompok melalui kerja kelompok. Mereka menyenangi kegiatan

kelompok, mudah memahami situasi sosial, dan mereka bisa menjalin

hubungan dengan orang lain dengan mudah.

g) Dalam diri, pada alur ini sebagian siswa belajar paling baik melalui

konsentrasi pribadi dan cerminan diri. Mereka bekerja sendiri dengan

mudah dan paham akan perasaan sendiri dan mengetahui kekuatan dan

kelemahahan diri.

h) Alami, pada alur ini siswa belajar sendiri melalui lingkungan alam

sekitar secara langsung.17

4. Strategi-strategi Active Learning dalam Membantu Siswa Mendapatkan

Pengetahuan, Ketrampilan dan Sikap Secara Aktif.

Strategi merupakan pola umum rentetan kegiatan yang harus

dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.18

Dalam konteks pembelajaran berdasarkan KBK yang berpusat pada

siswa, strategi dapat dikatakan sebagai pola umum yang berisi tentang

rentetan kegiatan yang dapat dijadikan pedoman (petunjuk umum) agar

kompetensi sebagai tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal

17Hidayat,”Pembelajaran Ramah Untuk Semua Anak”, http: // www. pikiran-rakyat. Com/ cetak/ 2006/ 06 2006/ 18/ geulius/ konsul paedogogi. Htm, Kamis 19 April 2007.

18Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencana, 2006),Cet. 2, hlm. 99.

Page 43: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

20

Pada dasarnya strategi pembelajaran yang tepat akan membina siswa

untuk berfikir mandiri, kreatif dan sekaligus adaptif terhadap situasi yang

terjadi dan yang mungkin terjadi.

Dalam konteks KBK, pembelajaran diarahkan untuk mengembangkan

kemampuan dalam mengetahui, memahami, melakukan sesuatu, hidup dalam

kebersamaan, dan mengaktualisasikan diri. Dengan demikian, kegiatan

pembelajaran perlu :

1) Berpusat pada siswa

2) Mengembangkan kreativitas siswa

3) Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang

4) Bermuatan nilai, etika, estetika, logika dan kinestetika dan

5) Menyediakan pengalaman belajar yang beragam.19

Agar siswa belajar secara aktif, guru bisa menciptakan strategi belajar

yang tepat guna, sehingga mereka mempunyai motivasi yang tinggi untuk

belajar. Motivasi yang seperti ini akan dapat tercipta jika guru dapat

meyakinkan siswa akan kegunaan materi pembelajaran. Demikian juga guru

harus dapat menciptakan situasi sehingga materi pembelajaran selalu tampak

menarik dan tidak membosankan.20

Pembelajaran aktif atas informasi, keterampilan dan sikap berlangsung

melalui proses penyelidikan atau proses bertanya. Siswa dikondisikan dalam

sikap mencari (aktif) bukan sekedar menerima (reaktif). Dengan kata lain

mereka mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada

mereka atau pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan sendiri, mereka

mengupayakan pemecahan masalah yang diajukan oleh guru. Mereka tertarik

untuk mendapatkan informasi atau menguasai keterampilan guna

menyelesaikan tugas yang diberikan kepada mereka, dan mereka dihadapkan

19Ibid., hlm. 102-103. 20E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. 2., hlm. 123

Page 44: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

21

pada persoalan yang membuat mereka tergerak untuk mengkaji apa yang

mereka nilai dan yakini. Semua ini terjadi jika siswa dilibatkan dalam tugas

dan kegiatan yang secara halus mendesak mereka untuk berpikir, bekerja dan

merasa.

Kita dapat membuat jenis-jenis kegiatan ini dengan menggunakan

teknik antara lain:

a) Kegiatan belajar dalam satu kelas penuh

b) Menstimulasi diskusi

c) Pengajuan pertanyaan

d) Belajar bersama

e) Pengajaran sesama siswa

f) Belajar secara mandiri

g) Pembelajaran afektif

h) Pengembangan ketrampilan.21

5. Jenis-jenis Kegiatan Active Learning

Dalam proses pembelajaran active learning, banyak macam kegiatan

yang dapat dilakukan agar siswa menjadi lebih aktif, yaitu:

1) Kegiatan diskusi kelompok atau diskusi kelas

2) Penelitian oleh siswa terhadap lingkungan sekitar atau dokumentasi

3) Tanya jawab antara siswa dengan guru atau antara siswa dengan siswa

4) Melakukan percobaan atau uji coba

5) Karyawisata

6) Belajar dengan modul atau lembar kerja

7) Merangkum isi buku

8) Studi kasus

9) Mengarang atau menulis makalah

21Melvin L. Silberman, Active Learning : 101 Strategi Belajar Siswa Aktif, terj. Roisul Muttaqien, (Bandung: Nusa media dan nuansa, 2006), Cet., 3, hlm. 123.

Page 45: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

22

10) Bermain peran22

Kegiatan-kegiatan tersebut saling berhubungan satu sama lain,

sehingga dalam tiap pembelajaran dapat dilakukan bermacam-macam

kegiatan.

6. Prinsip – prinsip Active Learning

Dalam active learning ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan

yaitu:

a. Perhatian dan motivasi merupakan syarat penting dalam proses belajar

mengajar. Tanpa adanya perhatian dan motivasi maka hasil belajar tidak

akan berlangsung

b. Kebanyakan kegiatan belajar di dominasi oleh informasi dari guru.

Informasi itu berlangsung sebagai stimulus. Usahakan informasi itu

mudah diterima, dengan cara banyak mengulang, siswa diminta

mengulangnya berkali-kali.

c. Belajar adalah suatu proses yang aktif, bila siswa tidak atau kurang

dilibatkan, maka hasil belajar yang dicapai akan rendah. Bentuk

keterlibatan siswa itu ialah adanya perhatian, menginternalisasi informasi,

aktif dalam memecahkan masalah, dan lain-lain.

d. Peneguhan diperlukan dalam proses belajar. Setiap langkah pengajaran

yang menimbulkan kepuasan pada siswa, akan cenderung diulang bila

diperlukan. Ini berarti guru harus mengusahakan agar setiap stimulus yang

di berikan memuaskan kebutuhan siswa, supaya siswa bersedia

mempelajari tingkah laku (stimulus) tersebut.

e. Pikiran manusia sanggup menyimpan informasi dalam jumlah yang tidak

terbatas. Karena informasi itu begitu banyak maka pengaturan dan

22 Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi,

(Ciputat: Quantum Teaching, 2005), Cet. 1, hlm. 120-121

Page 46: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

23

penempatannya harus benar, sehingga informasi itu mudah digunakan bila

diperlukan.23

7. Indikator Fisik adanya Active Learning dalam Pembelajaran

Indikator fisik yang kelihatan secara lahiriah adanya active learning

dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

1). Segi Siswa

a. Keinginan, keberanian menampilkan minat, kebutuhan dan

permasalahan yang dihadapinya

b. Keinginan dan keberanian serta kesempatan untuk berpartisipasi dalam

kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar

c. Penampilan berbagai usaha belajar dalam menjalani dan

menyelesaikan kegiatan belajar sampai mencapai hasil

d. Kemandirian belajar.

2). Segi Guru

a. Usaha mendorong, membina gairah belajar dan berpartisipasi dalam

proses pengajaran secara aktif

b. Peranan guru yang tidak mendominasi kegiatan belajar siswa

c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut cara dan

keadaan masing-masing

d. Menggunakan berbagai metode mengajar dan pendekatan multi media.

3). Segi Program

a. Tujuan pengajaran sesuai dengan minat, kebutuhan serta kemampuan

siswa

b. Program cukup jelas bagi siswa dan menantang siswa untuk melakukan

kegiatan belajar.

4). Segi Situasi

23Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), Cet. 3, hlm. 147

Page 47: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

24

a. Hubungan erat antara guru dan siswa, siswa dengan siswa, guru dengan

guru, serta dengan unsur pimpinan sekolah

b. Siswa bergairah belajar.

5). Segi Sarana Belajar

a. Sumber belajar yang cukup

b. Fleksibilitas waktu bagi kegiatan belajar

c. Dukungan media pengajaran

d. Kegiatan belajar di dalam maupun di luar kelas.24

B. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian

Zakiyah Daradjat membuat definisi sebagaimana dikutip Abdul Majid

dan Diah Andayani bahwa Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk

membina dan mengasuh siswa agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam

secara menyeluruh, lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat

mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.25

Lain halnya Zakiyah Daradjat di dalam GBPP PAI di sekolahan umum

sebagaimana yang dikutip Muhaimin dijelaskan bahwa Pendidikan Agama

Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini,

memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, dan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan

untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat

beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.26

Dari uraian di atas dapat ditarik satu pemahaman bahwa Pendidikan

Agama Islam (PAI) merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam

24Ibid., hlm. 146 25Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi:

konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. 2, hlm. 120.

26Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 3, hlm. 75-76.

Page 48: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

25

rangka mempersiapkan siswa untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan

ajaran islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah

ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Di dalam GBPP PAI sebagaimana yang dikutip Muhaimin dkk. bahwa

secara umum PAI bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman,

penghayatan, dan pengamalan siswa tentang agama Islam, sehingga menjadi

manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta

berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.27

3. Kurikulum Pendidikan Agama Islam

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Kurikulum berfungsi sebagai

wahana untuk mewujudkan tujuan pendidikan, pada masing-masing

jenis/jenjang/satuan pendidikan yang pada gilirannya merupakan pencapaian

tujuan pendidikan nasional.28

Dengan demikian, pengertian kurikulum PAI adalah bahan-bahan

pendidikan agama berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang

dengan sengaja dan sistematis di berikan kepada siswa, dalam rangka

mencapai tujuan PAI. Kurikulum Pendidikan Agama Islam merupakan alat

untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam.

Dalam penerapannya, penentuan materi atau bahan kurikulum PAI

harus mempertimbangkan kesesuaiannya dengan tingkat perkembangan siswa.

27Ibid., hlm. 78. 28Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: CV. Misaka Galiza

Anggota IKAPI, 2003), Cet.2, hlm.30

Page 49: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

26

Pada tingkatan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama kurikulum PAI harus

mencakup hal - hal sebagai berikut:

a. Memperluas cakrawala berpikir siswa tentang pentingnya nilai-nilai

agama dalam kehidupan

b. Menanamkan nilai kejuangan kepada siswa agar memiliki pribadi yang

kokoh, berdedikasi, dan loyal terhadap agamanya

c. Memperkenalkan sejarah perkembangan agama dan penyiar-penyiarnya,

berikut tantangan dan balasan yang dihadapinya dalam menegakkan ajaran

agama Islam

d. Menanamkan ajaran agama Islam sebagai basis peningkatan akhlak

masyarakat menuju pendewasaan diri siswa

e. Menanamkan nilai - nilai agama yang relevan dengan kebutuhan siswa,

baik dibidang ekonomi, politik, sosial, dan budaya.29

C. Active Learning dalam Pembelajaran PAI

Selama ini Pendidikan Agama Islam (PAI) kurang mendapatkan

perhatian yang serius baik dari kalangan guru maupun kalangan siswa. Siswa

sering menganggap PAI sebagai pelajaran sulit, membosankan dan menjenukan.

Masalah tersebut tidak lepas dari cara penyampaian materi yang monoton dalam

proses belajar mengajar (PBM). Pembelajaran PAI sering menjadikan ceramah

sebagai satu-satunya metode yang diterapkan dalam PBM. Padahal cara tersebut

kurang efektif ketika diterapkan dalam pembelajaran PAI.

Untuk menjawab permasalahan ini, sebenarnya perlu dilakukan

perombakan mendasar dalam kurikulum PAI sesuai dengan tuntutan

perkembangan zaman. Salah satunya adalah dengan mendesain ulang sistem

pembelajaran PAI sehingga siswa memiliki minat yang tinggi terhadap pelajaran

PAI, dan yang lebih penting lagi tujuan dari PAI yaitu untuk meningkatkan

29Ibid., hlm. 37

Page 50: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

27

keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan siswa tentang agama

Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada

Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara, dapat tercapai.

Pada tataran praktis, strategi pembelajaran active learning bisa

menjadi solusi yang tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran PAI, karena

active learning merupakan sistem pembelajaran yang memposisikan siswa lebih

aktif sehingga siswa tidak hanya menjadi 'pendengar setia' di dalam kelas. Dalam

strategi pembelajaran active learning proses pembelajaran menekankan proses

pendidikan yang berorientasi pada siswa, bukan kepada guru sehingga siswa

dapat berperan dan diberdayakan secara aktif dalam konteks pembelajaran dan

dalam konteks kehidupan bermasyarakat secara lebih luas.

Dalam sistem pendidikan yang ideal siswa hendaknya di beri ruang

untuk lebih aktif sehingga mampu menumbuhkan motivasi instrinsik yang tinggi,

sehingga siswa mampu mengambil inisiatif, dan hendaknya siswa memulai

(secara psicology) dalam proses belajar mengajar. Siswa bukan hanya aktif

mendengarkan dan melihat permainan seorang guru di depan kelas, melainkan

mereka yang seharusnya memulai permainan dalam proses belajar mengajar.

Dalam sistem active learning, proses belajar selayaknya dipahami

bahwa waktu adalah milik siswa, sehingga siswalah yang seharusnya banyak

diberi kesempatan untuk berfikir dan berbicara, namun ini bukan berarti peran

seorang guru menjadi pasif di dalam kelas, guru hendaknya menajadi

pembimbing dan fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar.30

Dengan penerapan active learning dalam pembelajaran PAI, siswa di

harapkan tidak hanya sebatas mengetahui materi-materi yang disampaikan oleh

guru, akan tetapi tiga aspek (kognitif, afektif dan psikomotorik) dalam diri siswa

dapat tercapai secara optimal. Dari segi kognitif keberhasilan siswa biasanya

30Habib Toha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hlm. 131

Page 51: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

28

dilihat dengan bertambahnya pengetahuan siswa terhadap materi PAI yang telah

disampaikan oleh guru. Dari segi afektif keberhasilan belajar di ukur dalam taraf

sikap dan nilai, dengan adanya penerapan active learning dalam pembelajaran

PAI aspek afektif dapat dilihat ketika siswa sedang bertingkah laku seperti

berakhlak mulia, disiplin dan mentaati norma-norma yang ada. Sedangkan untuk

psikomotorik keberhasilan belajar siswa dapat terlihat dalam bentuk skill atau

keahlian yakni dengan adanya kemampuan siswa dalam mempraktikan hasil

belajarnya dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk yang tampak misalnya

dalam melakukan ibadah shalat yang baik dan benar atau dalam membaca Al

Qur’an dengan baik dan benar.

Penerapan active learning dalam proses pembelajaran PAI dapat

dilihat dalam beberapa aspek sebagai berikut;

1. Kurikulum PAI

Penyusunan kurikulum PAI yang active learning harus

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Di susun dengan menggunakan prinsip-prinsip manajemen yang fleksibel

dan dinamis agar memungkinkan setiap siswa untuk berkembang sesuai

dengan potensinya masing-masing dan tuntutan eksternal yang dihadapi.

Jika inti pokok ajaran agama Islam meliputi akidah (masalah keimanan),

syari'ah (masalah keislaman), dan ihsan (masalah akhlak), maka desain

kurikulum PAI selayaknya juga diarahkan kepada ketiga aspek tersebut.

Masalah keimanan (akidah) bersifat iktikad batin. Dengan keimanan siswa

dapat diajarkan tentang keesaan Allah. Masalah keIslaman (syari'ah) dapat

mengantarkan siswa dengan amal sholeh dalam rangka mentaati semua

peraturan dan hukum Allah, mengatur hubungan antara manusia dengan

Allah, dan mengatur pergaulan hidup dan kehidupan manusia. Masalah

ihsan (akhlak) mengajarkan siswa tentang amalan yang bersifat pelengkap

atau penyempurna bagi kedua amal (akidah dan syariah) dan mengajarkan

tentang tata cara pergaulan hidup manusia.

Page 52: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

29

b. Kurikulum PAI harus bisa memberikan peluang kepada para siswa untuk

belajar dengan gaya berbeda oleh karena itu kurikulum PAI harus mampu

menyajikan pilihan dalam belajar secara fleksibel.

c. Perumusan kurikulum PAI sebaiknya meliputi aspek pendidikan sebagai

fenomena kemanusiaan dan fenomena sosial budaya oleh karena itu PAI

dapat berperan secara lebih kontekstual, strategic dan fungsional dalam

kerangka perubahan sosial – budaya yang sedemikian cepat.

d. Kurikulum PAI harus mampu memberikan jaminan ke arah tercapainya

tujuan pembelajaran, yaitu untuk mendorong para siswa agar dapat

berpikir dan bertindak secara mandiri, kreatif dan mampu beradaptasi.31

2. Siswa

Siswa adalah salah satu komponen yang sentral dalam proses

belajar mengajar di dalam kelas. Di dalam proses belajar mengajar siswa

sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, tujuan dan kemudian ingin

mencapainya secara optimal. Jadi dalam proses belajar mengajar komponen

paling utama yang perlu mendapat perhatian adalah siswa, bagaimana

keadaan dan kemampuannya, setelah itu baru guru menentukan komponen-

komponen yang lain. Dengan kata lain, tidak tepat jika dikatakan siswa hanya

sebagai obyek dalam proses pembelajaran. Pendapat yang mengatakan dan

menempatkan siswa sebenarnya tidak tepat dan sudah usang. Sebab mereka

terpengaruh pada konsep “tabula rasa”, dimana siswa tersebut di ibaratkan

sebagai kertas putih yang dapat di isi tulisan sekehendak hati para

pengajarnya.32

Siswa dalam PAI yang active learning berperan sebagai subyek

dalam proses pembelajarannya, karena siswa merupakan individu yang

31Mukhtar, op.cit, hlm. 36-46 32Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: C.V Rajawali, 1992),

Ed. 1, Cet.4, hlm. 109.

Page 53: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

30

memiliki kepentingan untuk belajar. Dari segi siswa, penerapan active

learning dalam PAI bercirikan sebagai berikut;

Pertama, PAI memungkinkan siswa untuk berkembang secara

intelek (cerdas), berpengetahuan, kaya dengan ide, kemampuan bergerak, dan

bersikap menurut tata cara dan aturan agama Islam.

Kedua, PAI menumbuhkan pribadi siswa yang kreatif, aktif dan

lebih bermoral.

Ketiga, PAI bisa menjadikan siswa lebih kompetitif (berdaya

saing) tanpa harus kehilangan akar kepribadiannya.

3. Guru

Dalam sistem active learning tidak hanya siswa yang dituntut

untuk menjadi subyek yang aktif, seorang guru-pun harus berperan ekstra

aktif dalam proses pembelajaran. Akan tetapi yang perlu di ingat makna aktif

disini berbeda dengan makna aktif pada sistem pembelajaran 'tradisional'.

Makna aktif dalam pembelajaran active learning bukan berarti guru menjadi

aktor yang paling mendominasi dalam proses pembelajaran, aktif disini lebih

bermakna bahwa guru harus berperan secara aktif sebagai fasilitator dan

pembimbing belajar.

Sebagai fasilitator belajar, peran guru adalah memberikan tugas –

tugas belajar kepada siswa, menunjukkan cara siswa belajar, menunjukkan

dan menyediakan bahan dan sumber belajar, menjelaskan hasil belajar yang

harus diperoleh siswa, menunjukkan kekurangan-kekurangan siswa dalam

proses belajarnya serta cara memperbaikinya.33

Adapun peran guru sebagai pembimbing belajar adalah menjadi

tempat bertanya bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar, memberikan

bantuan belajar kepada siswa, menunjukkan jalan pemecahan masalah yang

dihadapi siswa, memperbaiki kesalahan yang dilakukan oleh siswa,

33Nana Sudjana dan Wari Suwariyah, Model-model Mengajar CBSA, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1991), hlm. 27

Page 54: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

31

memberikan dorongan dan motivasi belajar melalui penghargaan dan atau

teguran, memeriksa hasil pekerjaan siswa, dan memberikan tugas-tugas

sebagai kegiatan tindak lanjut dari proses pembelajaran.34

Peran guru PAI dalam menjalankan profesinya memikul

tanggungjawab lebih jika dibanding dengan guru bidang studi yang lain,

karena disamping dituntut profesional dalam menjalankan profesinya, guru

PAI juga harus memiliki integritas moral dan akhlak yang benar-benar bisa

dipertanggungjawabkan baik kepada siswa ataupun kepada masyarakat secara

umum.

Guru agama sebagai pendidik profesional memiliki tugas yang

banyak, tugas tersebut ada yang terikat dengan dinas dan ada pula yang tidak

terikat oleh kedinasan, misalnya bentuk pengabdian seorang pendidik.

Apabila dikelompokkan, ada empat tugas pokok pendidik agama Islam, yaitu

tugas dalam bidang profesi kependidikan Islam, tugas kemanusiaan, tugas

menegakkan etika moral dan tugas dalam bidang kemasyarakatan / sosial.

Guru PAI harus peka dan tanggap terhadap perubahan-perubahan,

pembaharuan serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

seiring dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dan zaman. Guru agama

sebagai pendidik yang profesional hendaknya mampu mengantisipasi hal-hal

tersebut sehingga apa yang disampaikan kepada siswa selalu berkenan di hati

siswa dan bersifat up to date.

Guru agama sebagai pengemban amanah pembelajaran PAI

haruslah orang yang memiliki pribadi yang saleh. Hal ini merupakan

konsekuensi yang logis karena dialah yang akan mencetak anak didiknya

menjadi anak shaleh. Dalam active learning seorang guru PAI harus bisa

berperan sebagai:

34Ibid.

Page 55: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

32

a. Peran guru sebagai pembimbing, peran ini sangat berkaitan erat dengan

praktek keseharian. Untuk bisa menjadi seorang pembimbing, seorang

pendidik harus mampu memperlakukan para siswa dengan menghormati

dan menyayangi (mencintai).

b. Peran guru sebagai model (uswah), Dalam aktivitas dan proses

pembelajaran, termasuk pembelajaran PAI, proses pembelajaran yang

berlangsung di kelas ataupun diluar kelas memberikan kesan segalanya

terhadap siswa. Karakteristik pendidik selalu di teropong dan sekaligus

dijadikan cermin oleh siswa-siswanya. Pada intinya, pendidik yang

memiliki kedekatan dengan lingkungan siswa di sekolah akan dijadikan

contoh oleh siswanya. Karakter pendidik yang baik seperti kedisiplinan,

kejujuran, keadilan, kebersihan, kesopanan, ketulusan, ketekunan, kehati-

hatian, akan selalu direkam dalam pikiran siswa dan dalam batas waktu

tertentu akan diikuti oleh mereka.

c. Peran guru sebagai penasehat, seorang pendidik memiliki jalinan ikatan

batin atau emosional dengan para siswa yang diajarnya. Dalam hubungan

ini pendidik berperan aktif sebagai penasehat. Peran pendidik bukan hanya

menyampaikan pelajaran di kelas lalu menyerahkan sepenuhnya kepada

siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikannya tersebut.

Namun, lebih dari itu, ia juga harus mampu memberi nasihat bagi siswa

yang membutuhkannya, baik diminta maupun tidak.35

Guru tidak akan dapat mengajarkan apapun kepada siswa, ia hanya

dapat memberikan petunjuk kepada siswa bagaimana belajar. Disini letak

fungsinya seorang guru, ia memiliki tanggungjawab untuk merangsang siswa

dalam belajar dengan menyajikan bahasa yang jelas, menantang dan dengan

sederet organisasi, sehingga siswa terbantu untuk memperoleh ide-ide, fakta-

fakta dan kecakapan. Sehingga siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses

35Mukhtar, loc.cit., hlm. 93-96

Page 56: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

33

pembelajaran. Dimana dengan banyak metodik, sub pokok bahasan yang

tentunya akan tercipta suasana yang tidak membosankan.

م ذْتخنِي اتتا لَيقُولُ يهِ ييدلَى يع الظَّالِم ضعي مويبِيلاً وولِ سسالر ٢٧{ع{

لَقَد أَضلَّنِي عنِ الذِّكْرِ بعد إِذْ جاءنِي وكَانَ } ٢٨{ياويلَتى لَيتنِي لَم أَتخِذْ فُلَاناً خلِيلاً

)٢٩ :٢٧ ناا لفرق. (}٢٩{الشيطَانُ لِلْإِنسانِ خذُولاً

Artinya: “Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang dzalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: “Aduhai kiranya "dulu" saya mengambil jalan bersama-sama Rasul". Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur’an ketika al Qur’an itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia”. (QS. Al Furqon : 27 – 29)36

Dalam firman tersebut diatas telah dijelaskan bahwa keaktifan

seseorang dalam memperoleh petunjuk akan kembali pada pilihannya sendiri.

Penjelasan ini mengisyaratkan bahwa siswa dalam proses pembelajaran pada

akhirnya akan kembali pada kemauan siswa itu sendiri. Jadi dalam proses

belajar tersebut menuntut siswa untuk menangkap suatu materi pelajaran.

Keaktifan itu ditunjukan dengan adanya perkembangan, perhitungan, kejelian,

terhadapm apa saja yang harus menjadi miliknya dari pelajaran tersebut, agar

dalam hasil belajar yang ingin dicapai oleh siswa dapat menggambarkan hasil

usaha yang dilakukan oleh guru dalam memfasilitasi dan menciptakan kondisi

kegiatan belajar mengajar.

4. Media / Sarana Prasarana

Selain faktor kurikulum, siswa, dan guru, penerapan active

learning dalam bidang studi PAI tidak akan berjalan secara optimal tanpa

36Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Semarang: PT. Kumudasmoro

Grafindo, 1994 ), hlm. 563

Page 57: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

34

ditunjang dengan tersedianya media/sarana dan prasarana yang memadai.

Pada paparan terdahulu telah dijelaskan bahwa salah satu indikator penerapan

active learning dalam proses pembelajaran adalah tersedianya sarana belajar

yang memadai.

Sebenarnya media/sarana prasarana pembelajaran PAI cakupan

atau jangkauannya sangat luas, yakni baik terdapat di kelas/sekolah atau di

luar kelas/sekolah. Media pembelajaran yang terdapat di kelas/sekolah dapat

berbentuk bahan bacaan, alat audio visual seperti film, rekaman pendidikan,

tape recorder, overhead projector, handycam, dan sebagainya.37

Adapun media pembelajaran yang terdapat di luar kelas/sekolah

bersumber dari kegiatan atau pengalaman masyarakat. Pada lingkungan

keluarga, media pembelajaran PAI yang digunakan untuk mengembangkan

belajar siswa adalah penanaman pola hidup sederhana, rendah hati, tepat janji,

memiliki kasih sayang, dan lain sebagainya. Pada lingkungan sekolah media

pembelajaran PAI yang digunakan misalnya, buku, majalah, surat kabar,

praktek ibadah, dan perayaan-perayaan keagamaan. Pada lingkungan

masyarakat tempat siswa tersebut berada, pilihan media pembelajaran PAI

yang di anggap tepat adalah dengan melibatkan partisipasi siswa dalam

berbagai aktivitas keagamaan, kontrol sosial masyarakat terhadap siswa,

sampai pembentukan sifat dan sikap siswa dalam masyarakat.

5. Metode

Dalam konteks pembelajaran PAI, banyak metode pembelajaran

yang dapat digunakan sehingga siswa ditempatkan pada posisi yang aktif.

Metode – metode pembelajaran tersebut tentunya disesuaikan dengan materi

yang disampaikan karena tidak semua materi dapat disampaikan dengan

metode yang sama. Jadi dalam penerapan active learning pada bidang studi

37 Mukhtar, loc.cit., hlm. 115

Page 58: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

35

PAI metode yang digunakan harus bervariasi disesuaikan dengan materi yang

akan di sampaikan.

Ruang lingkup PAI meliputi tujuh unsur pokok yaitu: keimanan,

ibadah, akhlak, Al Qur'an, muamalah, syari'ah dan tarikh. Agar tujuan

pembelajaran PAI dalam setiap unsur dapat di capai maksimal, penggunaan

metode active learning mutlak dibutuhkan. Penerapan metode active learning

dalam pembelajaran PAI dapat dipaparkan sebagai berikut:

1) Metode pengajaran yang digunakan dalam materi tentang keimanan

Tujuan unsur pokok keimanan terutama berkaitan dengan ranah cognitive

(unsur pikiran) dan afective. Oleh karena itu metode yang dapat dipakai

adalah: metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode

resitasi, dan metode karyawisata

2) Metode pengajaran yang digunakan dalam materi tentang ibadah.

Tujuan unsur pokok ibadah terutama berkaitan dengan ranah cognitive dan

psycomotor walaupun ranah affective tidak dapat ditinggalkan. Oleh

karena itu metode yang mungkin dapat dipakai adalah: metode ceramah,

metode tanya jawab, metode demonstrasi, dan metode latihan (drill).

3) Metode pengajaran yang digunakan dalam materi tentang akhlaq

Tujuan unsur akhlaq adalah unsur pokok ranah cognitive dan affektive

oleh karena itu metode yang dapat dipakai adalah: metode ceramah,

metode tanya jawab, dan metode sosiodrama.

4) Metode pengajaran yang digunakan dalam materi tentang Al Qur'an

Tujuan unsur pokok Al Qur'an lebih banyak menyangkut ranah cognitive

dan psychomotor, sehingga metode yang ditekankan adalah: metode

latihan (drill), metode demonstrasi, metode ceramah, dan metode resitasi.

5) Metode pengajaran yang digunakan dalam materi tentang mu'amalah

Tujuan unsur pokok muamalah menyangkut ranah cognitive, affective dan

psychomotor. Oleh karena itu metode yang dapat digunakan adalah

metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi dan metode resitasi.

Page 59: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

36

6) Metode pengajaran yang digunakan dalam materi tentang syari'ah

Tujuan pokok syari'ah pada umumnya menyangkut ranah cognitive dan

affective. Oleh karena metode yang dapat dipergunakan adalah: metode

cermah, tanya jawab, diskusi dan metode demonstrasi.

7) Metode pengajaran yang digunakan dalam materi tentang tarikh

Unsur pokok tarikh menyangkut ranah cognitive dan affective. Oleh

karena itu metode yang dapat dipergunakan adalah: metode ceramah,

metode tanya jawab, metode diskusi dan metode karya wisata.38

6. Lingkungan

Proses pembelajaran terjadi manakala siswa berinteraksi dengan

lingkungan belajar. Lingkungan belajar bisa berupa manusia seperti, guru,

siswa, dan lain sebagainya. Lingkungan belajar yang dapat menumbuhkan

active learning adalah lingkungan yang kaya akan sumber belajar. Artinya,

kelas harus merupakan laboratorium belajar bagi anak. Dalam active learning,

kelas sebagai ruang belajar siswa harus dapat diatur sedemikian rupa, letak

kursi dan meja harus dapat dirubah- ubah sesuai keinginan dan kesepakatan

siswa dengan guru sehingga guru dapat dengan mudah memantau.

Dengan terciptanya lingkungan yang kaya akan sumber belajar,

proses belajar bagi siswa diharapkan tidak hanya berhenti pada learning to

know (belajar untuk tahu) saja, akan tetapi juga harus learning to do (belajar

untuk berbuat), dan bahkan sampai pada learning to be (belajar untuk

membangun jati diri yang kokoh) dan learning to live together (belajar untuk

hidup bersama secara harmonis).39

Lingkungan yang kondusif untuk bisa berlangsungnya

pembelajaran yang ideal tentunya tidak hanya lingkungan dalam arti yang

sempit (ruang kelas), dalam menciptakan lingkungan yang kondusif pada

38Hafni Ladjid, Op. Cit., hlm. 31-35 39Dasim Budimansyah, Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio,

(Bandung: PT. GENESINDO, 2002), Cet.1, hlm. i

Page 60: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

37

pembelajaran PAI harus dilakukan secara sistematis dan menyeluruh. Di

lingkungan sekolah, untuk menciptakan lingkungan yang kondusif dapat

dilakukan dengan menerapkan pendekatan modelling atau exemplary atau

uswah, yaitu dengan mensosialisasikan dan menciptakan lingkungan sekolah

untuk menghidupkan dan menegakkan nilai-nilai akhlak dan moral yang benar

melalui model dan keteladanan. Ketiga pendekatan tersebut membutuhkan

kerjasama yang sinergis antara pihak siswa, guru, pengelola sekolah dan juga

lingkungan masyarakat sekitar tempat domisili sekolah.40

40Mukhtar, loc.cit., hlm. 115

Page 61: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

38

Page 62: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

38

BAB III

PENERAPAN ACTIVE LEARNING PADA BIDANG STUDI PAI DI SLTP

ALTERNATIF QARYAH THAYYIBAH KALIBENING SALATIGA

A. Gambaran Umum SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah Kalibening

Salatiga

1. Sejarah Singkat Perkembangan SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah

Kalibening

Sekolah Alternatif Qaryah Thayyibah Kalibening merupakan

sebuah lembaga yang berdiri pada bulan Juli 2003.1 Berdirinya SLTP

Alternatif Qaryah Thayyibah tidak lepas dari dua nama yang sangat

berperan di dalamnya. Nama pertama adalah Ahmad Bahruddin, beliaulah

motor penggerak sekolah tersebut yang pada waktu itu menjabat sebagai

ketua Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah (SPPQT) dan sekaligus

sebagai ketua RW. Nama kedua yang tidak bisa dilupakan dari sejarah

berdirinya SLTP Alternatif QT. adalah Serikat Paguyuban Petani Qaryah

Thayyibah yang merupakan organisasi gabungan dari kelompok-kelompok

petani di 13 daerah sekitar Salatiga dan Semarang. Sebagai organisasi

yang memberdayakan komunitasnya, SPPQT mempunyai banyak agenda,

salah satunya pada penguatan pendidikan alternatif untuk rakyat dalam

rangka pemberdayaan desa. Sebelum 2003, kegiatan yang dilakukan

SPPQT hanya sebatas training dan pelatihan-pelatihan.

Pada awal berdiri kondisi sekolah SLTP Alternatif Qaryah

Thayyibah masih sederhana sekali. Pada waktu itu sekolah tersebut hanya

memiliki 12 siswa anak dari 30 orang warga yang dikumpulkan. Bagi

mereka para orang tua siswa yang tidak mau menyekolahkan anak mereka

beralasan karena tidak ingin anaknya dijadikan kelinci percobaan pada uji

coba sekolah tersebut. Adapun bagi yang mampu lebih memilih sekolah

formal lain yang sudah ada.

1 Dokumen Tentang Sejarah SLTP Alternatif QT, data diambil pada tanggal 11

April 2007

38

Page 63: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

39

Sekolah SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah (QT) merupakan

jenjang sekolah lanjutan tingkat pertama yang berdiri karena disebabkan

adanya keprihatinan masyarakat terhadap biaya pendidikan yang semakin

mahal. Bagi masyarakat sekitar Desa Kalibening yang mayoritasnya

bermata pencaharian sebagai petani sangat merasa tidak mampu untuk

memasukkan anak-anak mereka ke sekolah umum. Menurut pak Bahrudin,

untuk biaya hidup sehari-hari saja susah apalagi untuk membiayai sekolah

anak-anaknya yang semakin mahal. Padahal keinginan mereka agar anak-

anaknya dapat menambah pendidikan yang lebih sehingga nantinya bisa

menjadi anak yang berguna bagi masyarakat sangat besar.

Melihat keprihatinan yang dirasakan masyarakatnya, kemudian

seorang Bahruddin yang pada waktu itu sebagai ketua SPPQT sekaligus

ketua RW terpacu untuk segera mendirikan sekolah yang dicita-citakannya

yaitu sekolah dengan biaya murah tetapi kualitas pendidikannya tidak

kalah dari sekolah pada umumnya.2

Maka kemudian pada tahun ajaran baru 2003, berdirilah sekolah

yang dicita-citakannya yaitu SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah yang

pada waktu itu hanya memiliki 12 siswa. Para siswa tersebut tidak belajar

di gedung sekolah seperti pada umumnya, melainkan belajar di rumah

biasa. Rumah tersebut tidak lain adalah rumah pendirinya. Yang

membedakan antara rumah penduduk dengan rumah yang dijadikan

sebagai sekolah tempat belajar adalah adanya menara besi setinggi 40

meter sebagai ciri khas sekolah QT. Menara tersebut merupakan jaringan

internet yang dapat di akses selama 24 jam secara gratis. Dari sinilah

siswa-siswa QT menikmati lompatan proses belajar yang luar biasa

melebihi anak-anak seusianya di sekolah-sekolah reguler lainnya. Sekolah

QT. tidak pernah putus dengan jaringan informasi dunia. Para siswa

memiliki semangat yang tinggi untuk menggunakan internet guna

2 Ibid.

Page 64: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

40

menghapuskan rasa haus mereka akan ilmu. Hasilnya, sekolah QT. dapat

menjadi lebih unggul dibandingkan dengan sekolah induknya.3

Maksud istilah alternatif yang terdapat pada sekolah tersebut

adalah guna menciptakan pendidikan yang lebih bermutu, tidak eksklusif

untuk kalangan tertentu dan lebih terbuka dan terjangkau bagi masyarakat

luas. Sedangkan Qaryah Thayyibah memiliki makna sebagai desa yang

indah, beradab dan berkeadilan. Hal itu merupakan bagian dari semangat

SPPQT.4 Agar sekolah Alternatif Qaryah Thayyibah statusnya bisa diakui,

maka pada awal mula di resmikannya sekolah ini didaftarkan sebagai

SLTP terbuka yang menginduk pada SLTPN 10 Salatiga. Dengan

demikian ijazah yang nantinya diterima siswa-siswa QT. adalah ijazah

SLTP N 10. Kurikulum yang dipakai sekolah ini adalah sesuai dengan

kurikulum nasional yang diterapkan di sekolah-sekolah pada umumnya.

Menurut kepala SLTP Alternatif QT., pokok-pokok bahasan yang ada di

SLTP tersebut mengacu pada kurikulum nasional. Menurutnya, dalam

pelaksanaannya lebih mempraktekkan kurikulum berbasis kompetensi

(KBK).5 Sebab dengan jumlah siswa yang dibatasi dalam setiap kelas,

maka semua guru akan mampu mengetahui dan memberikan penilaian

sikap serta kemampuan belajar siswa dari A-Z.

Kini, sekolah yang mayoritasnya anak petani ini telah

berkembang pesat. Tidak hanya memiliki SLTP saja, akan tetapi juga telah

memiliki SLTA. Jumlah siswanya juga mengalami peningkatan dari tahun

ke tahun secara pesat. Siswa yang ada kini tidak hanya berasal dari

keluarga miskin dan masyarakat sekitar Kalibening. Namun juga berasal

dari keluarga mampu dan datang dari luar salatiga seperti dari Yogyakarta,

Cilacap, Cirebon, Temanggung, dan bahkan dari kota metropolitan

3 Data diperoleh dari hasil wawancara dengan Bapak Masykuri Suyuti Ketua

Komite SLTP Alternatif Qoryah Thayyibah pada tanggal 16 April 2007 4 Data diperoleh dari hasil wawancara dengan Bapak Bahrudin Kepala SLTP

Alternatif Qoryah Thayyibah pada tanggal 11 April 2007 5 Ibid.

Page 65: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

41

Jakarta. Latar belakang orang tua mereka kini juga beragam, ada yang

sebagai pegawai negeri, pedagang, pengusaha dan bahkan dosen. Siswa

yang berasal dari luar salatiga biasanya mereka memilih untuk tinggal d

pondok pesantren atau bahkan hidup bersama keluarga angkat dari dusun

Kalibening, Salatiga.

Upaya dan usaha yang dirintis sejak awal berdirinya sekolah ini,

saat ini sudah menampakkan hasil. Terbukti dengan banyaknya prestasi

dan penghargaan yang tidak tampak yang diberikan oleh masyarakat

berupa kepercayaan atau antusiasme, pengakuan masyarakat berupa

kepercayaan orang tua atau masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di

SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah.

2. Visi dan Misi6

a. Visi : Mewujudkan pendidikan yang murah dan berkualitas bagi

masyarakat desa Kalibening pada khususnya dan masyarakat Indonesia

pada umunya..

b. Misi :

1. Terciptanya pendidikan yang murah, berkualitas dan bisa dimasuki

oleh semua masyarakat (eksklusif) tanpa memandang status sosial

maupun status ekonomi.

2. Terbangunnya generasi bangsa yang berkembang berdasarkan

potensi dan kompetensi diri yaitu; memiliki kebenaran,

bertanggung jawab, kritis dan berkeahlian.

3. Struktur Organisasi SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah Kalibening

dan Keadaan Guru, Karyawan Serta Siswa

a. Struktur Organisasi

Struktur organisasi sekolah atau madrasah dibuat dalam rangka

pengaturan aktifitas sekolah agar semua kegiatan dan proses belajar

mengajar dapat berjalan dengan baik dan lancar. Begitu juga SLTP

Alternatif Qaryah Thayyibah mengatur dan mengkoordinasi seluruh

elemen dan staf sekolah agar sesuai dengan job dan diskription yang ada.

6 Ibid.

Page 66: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

42

Yang menjadi perbedaan dengan struktur organisasi dengan sekolah lain,

struktur organisasi SLTP QT sangat simpel dan tidak terlalu banyak orang,

menurut pak Bahrudin lebih baik sedikit tapi mau berjuang dari pada

banyak tapi cuma numpang nama.

STRUKTUR ORGANISASI7

SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah

Desa Kalibening Kec. Tingkir - Salatiga

Sekretaris Komite 1. M. RIDWAN 2. FATIMAH

Bendahara Komite

SITI AMINAH

Sie. Administrasi

SYAEMURI

Sie. Keuangan

NURUL MUNAWAROH

Sie. Kesiswaan

ZUHADI IRFAN

Sie. Umum

MAKSUM

Kepala Sekolah

BAHRUDDIN

Ketua Komite 1. MASYKURI SUYUTI 2. MISKIYAH

b. Keadaan Guru

7 Dokumen Tentang Struktur Organisasi SLTP Alternatif Qoryah Thayyibah diambil pada tanggal 16 April 2007

Page 67: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

43

Jumlah guru di SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah adalah 15

orang. Lebih jelasnya tentang guru SLTP Alternatif QT sebagai berikut:8

Guru Pamong TKBM SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah

No Kode Guru

Nama Guru Pamong Usia Pendidikan Terakhir Mata Pelajaran

Yang Diampu

01 A Ahmad Darrojatul Qubro

SMA 1 Salatiga Matematika dan Fisika

02 B Agung Mawardi, S.E 38 FE. UNDIP Semarang

IPS Ekonomi dan Geografi

03 C Andi Gatot, S.E. FH. UMS Surakarta IPS Sejarah

04 D Bahruddin 38 FT. PAI IAIN Salatiga Penjaskes

05 E Dwi Nuryanti, S.PdI FT. Inggris STAIN

Salatiga

Bhs Inggris Ekstra

06 F Khomsatun, S.H FH UNDIP Semarang Bahasa Indonesia

07 G Mahsun Azmi, S.Ag FT. Bhs Arab IAIN

Salatiga

Mulok Bhs Jawa

08 H Mujab, S.Ag 30Smt tunggu Pasca Sarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Mulok Komputer

09 I Nailil Muna Smt Akhir UGM Yogya Bhs Inggris dan Seni Lukis

10 J Dr. Puji Lestari FK. Airlangga Surabaya Mulok Tata boga

11 K Ir. Ruth Murtiasih Subodro

Pertanian UKSW SalatigaIPA Biologi

12 L Dra. Siti Fatimah FT. PAI IIQ Wonosobo PPKN dan Mulok Bhs

Arab

8 Ibid.

Page 68: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

44

13 M Dra. Siti Rifqoh FT. Bhs Arab IAIN Salatiga

Pendidikan Agama Islam

14 N Suma’iyyah D II IAIN Salatiga Mulok Bhs Jawa dan Tata Boga

15 O Ummi Hannah, S.Ag FT. PAI IAIN Salatiga

Seni Suara

c. Keadaan Siswa

Jumlah siswa di SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah dari tahun

ketahun mengalami peningkatan. Adapun yang menyebabkan

bertambahnya jumlah siswa SLTP Alternatif QT antara lain adanya

peningkatan prestasi pada sekolah SLTP Alternatif QT dan peningkatan

mutu dalam proses pembelajaran dengan strategi active learning.9

Di sekolah SMP Alternatif Qaryah Thayyibah, pembagian kelas

tidak menggunakan kelas satu, dua, ataupun tiga. Tetapi tiap kelas

memiliki nama sendiri-sendiri yang merupakan inisiatif dari siswa. Hal ini

bertujuan untuk menghilangkan sekat antara kelas yang tinggi dan rendah.

Nama-nama kelas di SMP Alternatif QT adalah sebagai berikut:

1) Kelas Ahmad Dahlan dan Hasyim Asy'ari untuk kelas satu

2) Kelas Full Colour, Paradise dan Creative Kids untuk kelas dua

3) Kelas IDEALS untuk kelas tiga

4. Sarana dan Prasarana

a. Sarana

Letak dan lokasi suatu sekolah menjadi sebuah pertimbangan

bagi orang tua siswa untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tertentu,

9 Data diperoleh dari hasil wawancara dengan Bapak Bahrudin Kepala SLTP

Alternatif Qoryah Thayyibah pada tanggal 11 April 2007

Page 69: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

45

dan SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah memiliki letak dan lokasi strategis

karena dekat dengan perkampungan.

Sekolah SLTP Alternatif QT sangat berbeda dengan sekolah-

sekolah pada umumnya. Sekolah pada umumnya memiliki gedung yang di

dalamnya ada banyak ruang belajar yang lazim disebut ruang baik untuk

kelas, guru, kepala sekolah, perpustakaan, laboratorium, dan kamar kecil.

Di depannya agar tampak berbeda dengan bangunan lain ada papan nama

sekolah. Di dekat papan biasanya ada lapangan terbuka yang cukup luas

yang digunakan untuk upacara dan olah raga. Bahkan juga dibangun pagar

disekelilingnya agar menjadi nyaman, tertib, dan aman agar dapat

memperlihatkan kewibawaan sekolahnya.10

Ketika menengok secara langsung sekolah SLTP Alternatif QT,

pasti akan terpana karena sampai di sana tidak akan ditemukan adanya

papan nama sekolah dan gedung sekolah seperti lazimnya gedung sekolah

pada umumnya. Memang benar adanya, sekolah tersebut tidak memiliki

papan nama lembaga, tidak ada tiang bendera, tidak ada lapangan luas

yang biasa digunakan untuk upacara dan olah raga.

Namun yang akan ditemukan adalah sebuah rumah yang di

dalamnya banyak anak-anak usia sekolah yang sedang melakukan

berbagai macam aktifitas layaknya orang yang sedang belajar. Anak-anak

tersebut tidak lain adalah siswa-siswa SLTP Alternatif QT. Mereka sedang

melaksanakan proses belajar mengajar. Rumah yang mereka tempati

adalah sebagai sekolah mereka. Rumah tersebut merupakan rumah pendiri

yang sekaligus sebagai kepala sekolah SLTP Alternatif QT. Di rumah

tersebut tempat belajar siswa-siswa SLTP Alternatif QT. Rumah itu tidak

jauh beda dengan rumah-rumah pada umumnya. Namun yang

membedakannya, rumah itu kini berubah fungsi.11

Ada beberapa ruangan yang kini menjadi fasilitas belajar siswa.

Di dalam rumah tersebut yang berfungsi sebagai kelas terdapat banyak

10 Data diperoleh dari Observasi pada tanggal 11 April 2007 11 Ibid

Page 70: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

46

kursi belajar, white board, radio, tape recorder, dan juga beberapa

komputer. Dinding ruang kelas penuh dengan pajangan yang merupakan

hasil karya ilmiah siswa yang hampir semuanya berbahasa inggris.

Adapula beberapa piagam penghargaan dan juga hasil prestasi belajar

siswa. Ciri khas yang menonjol pada rumah tersebut adalah adanya menara

besi setinggi sekitar 40-an meter yang merupakan jaringan internet.12

Tepatnya lokasi SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah adalah SLTP

Alternatif Qaryah Thayyibah JL. R. Mas Said no.12 Desa Kalibening,

Kecamatan Tingkir, Kabupaten Salatiga atau sekitar 3 km dari pusat kota

Salatiga. Karena memiliki lokasi yang strategis ditengah masyarakat

perkampungan sehingga sangat mudah dijangkau oleh kendaraan sepeda

motor atau berjalan kaki.

b. Fasilitas sekolah13

1). Gedung

a). Ruang kelas 6

b). Ruang Kepala Sekolah 1

c). Ruang Guru 1

d). Ruang Perpustakaan 1

e). Ruang Ibadah (musholla) 1

f). Kamar Mandi 4

g). Ruang Tamu 1

2). Kelengkapan Kelas

a). Kursi Siswa 100

b). Meja Kursi Guru 6 stell

c). Meja kursi Kepala Sekolah 1 stel

d). Meja Kursi Tamu 3 set

e). Almari 3

f). Rak Buku 4

g). Komputer 7 unit

12 Data diperoleh dari hasil wawancara dengan Bapak Bahrudin Kepala SLTP Alternatif Qoryah Thayyibah pada tanggal 11 April 2007

13 Op.cit

Page 71: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

47

h). Keyboard 1 unit

i). Note Book 3 unit

j). Alat Musik 1 set

3). Jaringan Internet 24 jam

4). Laboratorium Lingkungan sekitar

5). Handy Came 2 unit

5. Proses Belajar Mengajar Secara Umum di SLTP Alternatif Qaryah

Thayyibah

SLTP Alternatif QT mengemas konsep dasar pendidikan secara

modern dengan menggunakan trade mark community based schooling

sebagai metodologi pembelajarannya. Para siswa juga memperoleh Bahasa

Inggris secara intensif sebagai ”makanan” sehari-hari siswa di sekolah.

Dan biasanya setiap pagi siswa selalu sarapan dengan English Morning.

Materi tersebut yang menjadikan sekolahnya selalu lebih unggul dalam

pelajaran Bahasa Inggrisnya. Karena memang materi ini diberikan lebih

banyak dari pada di sekolah-sekolah pada umumnya. Bahasa Inggris

adalah bekal mereka dalam mencari informasi di internet.14

Sasaran proses pembelajaran aktif (active learning) adalah siswa,

karena siswalah sebagai subyek yang paling berkepentingan untuk belajar

dan terus belajar. Siswa harus diberi ruang dan waktu yang seluas-luasnya

agar bisa leluasa berimajinasi, berekspresi, dan mengenali potensinya.

Mereka terus dimotivasi untuk mengembangkan potensinya termasuk

dalam menggali nilai-nilai moralitas dan nilai-nilai universal kehidupan,

sehingga pada saatnya nanti mereka dapat menemukan sendiri kematangan

hidup.15

Di SLTP QT. ini dalam semua pelajaran dan hampir pada semua

tahapan belajar merupakan peran aktif dari siswa, guru benar-benar

14 Data hasil wawancara dengan Dwi Nuryanti, Fasilitator Pelajaran Bahasa Inggris

di SLTP Qaryah Thayyibah pada tanggal 20 april 2007 15 Data diperoleh dari hasil wawancara dengan Bapak Bahrudin Kepala SLTP

Alternatif Qaryah Thayyibah pada tanggal 11 April 2007

Page 72: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

48

berperan sebagai fasilitator, pengarah, motivator. Bahkan sampai pada

evaluasi hasil karya dalam belajar juga merupakan kreasi mereka sendiri,

guru tidak pernah memberikan penilaian secara numerik.16

Ketika peran siswa menjadi lebih aktif, maka bukan berarti guru

menjadi pasif. Guru lebih berperan untuk menemani, mendampingi,

menyemangati siswa dalam mengembangkan potensi dan kapasitasnya.

Guru tidak menempatkan diri sebagai narasumber yang hebat dan harus

memindahkan ilmu ke otak siswa, tetapi sebagai pendamping dan bagian

dari siswa untuk belajar bersama. Guru sebagai pelayan murid bukan

sumber kebenaran yang harus di gugu dan ditiru. Guru harus menyadari

bahwa masing-masing siswa memiliki kelebihan yang justru tidak dimiliki

oleh guru itu sendiri.

Dalam rekruitmen calon guru, sejak awal pihak sekolah sudah

membangun komitmen dengan calon guru tersebut untuk mau belajar

dengan para siswa, maka di sekolah SLTP QT. muncul satu prinsip guru

yang murid dan murid yang guru, satu prinsip yang menggambarkan

egaliterian dalam belajar. Jadi tidak ada yang lebih pintar, yang ada hanya

mengetahui lebih dahulu dari yang lain. Prinsip tersebut juga membangun

suasana yang sangat cair dan dinamis di sekolah.

Ruang lingkup proses pembelajaran aktif (active learning) di

SLTP Alternatif QT. meliputi : waktu efektif sekolah (06.00-13.30 WIB),

waktu di luar jam efektif, dan waktu jam ekstra kurikuler.

1). Waktu Efektif Sekolah

Kegiatan paling pokok di sekolah adalah menerima sejumlah mata

pelajaran bagi siswa, dan menyampaikan sejumlah mata pelajaran bagi

guru di SLTP Alternatif QT., kegiatan tersebut berlangsung kondusif

dengan pembelajaran aktif. Melalui strategi pembelajaran aktif dalam

menyampaikan materi menjadikan proses belajar mengajar berlangsung

16 Data diperoleh dari hasil Observasi pada tanggal 20 April 2007

Page 73: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

49

efektif dan efisien. Karena strategi tersebut memberikan kesempatan besar

bagi siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Dalam menyampaikan materi, guru biasanya menggunakan metode

yang bervariasi. Hal tersebut bertujuan agar siswa tidak merasakan

kebosanan dan kejenuhan dalam belajarnya. Ketika jam belajar mulai,

untuk dapat mengkondisikan suasana kelas dan menumbuhkan semangat

dan konsentrasi siswa biasanya guru menyampaikan sebuah cerita atau

permasalahan kepada siswa. Tema yang diambil disesuaikan dengan

materi yang akan diberikan. Karena siswalah yang berkepentingan untuk

belajar, maka seorang guru harus memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengusulkan tema apa yang ingin mereka pelajari. Hal tersebut

berasumsi bahwa belajar pada dasarnya harus dikembalikan pada orang

yang melakukannya.

Hal-hal yang terlihat dalam pembelajaran aktif (active learning)

yang diterapkan di SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah adalah sebagai

berikut:

a) Adanya keterbukaan bagi siswa untuk mengungkapkan pendapatnya

b) Adanya kebebasan dalam belajar yang menjadikan siswa tidak merasa

tertekan , terpaksa ataupun dipaksa

c) Peran aktif siswa sangat dominan di kelas

d) Penggunaan metode yang bervariasi menjadikan suasana belajar tidak

menjenuhkan dan tidak membosankan

e) Suasana ruang kelas yang diatur sedemikian rupa menjadikan siswa

leluasa bergerak

f) Guru berperan sebagai teman, sahabat, dan pendamping dalam

memfasilitasi siswa belajar yang menjadikan interaksi antara keduanya

terjalin akrab

g) Belajar tidak hanya berlangsung di ruang kelas saja, akan tetapi bisa

dimana saja tergantung keinginan dan kesepakatan siswa dan guru

h) Adanya usaha guru untuk mendorong siswa agar tidak takut salah dan

berani menanggung resiko

Page 74: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

50

i) Tumbuhnya kreatifitas guru dalam penyampaian dan kreatifitas siswa

dalam merespon sejumlah materi pelajaran.17

2). Waktu di Luar Jam Efektif

a. Sebelum Jam Efektif

Sebelum jam efektif belajar berlangsung, siswa di SLTP Alternatif

Qaryah Thayyibah membiasakan adanya kegiatan rutin English Morning.

Kegiatan seperti ini merupakan ”makanan” mereka sehari-hari di sekolah

sebagai ”sarapan paginya”. Biasanya kegiatan seperti ini berlangsung

mulai jam 06.00 WIB. Waktu tersebut sangat berarti bagi mereka untuk

memulai aktifitasnya sebagai pelajar.

English Morning merupakan ”hidangan” pembuka bagi siswa-

siswa SLTP Alternatif QT yang telah dikemas sedemikian rupa oleh guru

Bahasa Inggris mereka yaitu ibu Dwi Nuryanti. Bahasa Inggris merupakan

materi penting di sekolah tersebut karena sebagai modal untuk mencari

informasi tentang ilmu pengetahuan di internet. Jadi waktu yang diberikan

juga lebih banyak dibandingkan dengan sekolah-sekolah pada umumnya.

Jadi jangan heran bila siswa-siswa SLTP Alternatif QT begitu lancar

dalam berkomunikasi dengan Bahasa Inggris. Setiap memulai belajar

mereka juga terbiasa berdo'a dengan menggunakan bahasa tersebut.

Sekolah ini juga sangat menganjurkan siswanya untuk memiliki kamus

Bahasa Inggris sebagai pedoman untuk mencari kata-kata yang sulit

artinya. Bahkan ada beberapa siswa yang pernah menjajal kemampuan

mereka untuk mengikuti kompetensi Bahasa Inggris yang diadakan oleh

lembaga pendidikan lain.18

Materi english Morning langsung dipandu oleh guru Bahasa

Inggris, biasanya pada saat para siswa QT. sampai di sekolah mereka

langsung bercakap-cakap dengan temannya dengan menggunakan Bahasa

Inggris. Di sekolah ini tidak ada bunyi bel sebagai tanda masuk kelas

17 Data diperoleh dari hasil Observasi Kelas pada tanggal 24 April 2007 18 Ibid.

Page 75: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

51

ataupun tanda pergantian jam pelajaran, yang biasa jadi acuan adalah jam

dinding yang menempel di ruang kelas, dan terkadang juga tidak menjadi

acuan yang mutlak.

Bahasa Inggris sudah menjadi ”menu” sehari-hari bagi siswa SLTP

QT, tidak hanya untuk komunikasi keseharian antar siswa, ketika mereka

berdo’a pada awal pelajaran di kelas juga menggunakan Bahasa Inggris.

Menu sarapan English Moorning menjadi pemicu awal para siswa SLTP

QT dalam belajar.19

b. Waktu Istirahat

Waktu istirahat merupakan waktu untuk merilekskan sejenak

pikiran setelah dari pagi melakukan aktifitas belajar. Biasanya jam sekolah

di SLTP QT adalah pukul 09.00. Pada jam tersebut para siswa melakukan

sarapan pagi bersama yang telah disediakan. Mereka sarapan pagi bersama

di rumahnya mbok lam yang kebetulan rumahnya tepat dibelakang sekolah

tersebut. Sarapan pagi ini memang dirancang sehingga selalu bisa

dilakukan secara bersama-sama, dan biasanya menu sarapan pagi selalu

berbeda, tetapi ada satu yang memang harus selalu disediakan yaitu

sayuran. Menu sarapan pagi juga dirancang sendiri oleh para siswa,

sarapan pagi menjadi media untuk mempraktikan pelajaran tentang nutrisi

yang merupakan bagian dari materi muatan lokal yang diberikan sekolah.

Untuk sarapan pagi, para siswa menjalankan iuran yang besarnya

sudah disepakati bersama. Iuran tersebut dibayar setiap hari disesuaikan

dengan kemampuan para orang tua. Iuran yang dibayar setiap hari berupa

uang makan, uang cicilan komputer dan gitar, dan uang tabungan yang

sewaktu-waktu dibutuhkan.

Waktu istirahat selain diisi dengan aktifitas sarapan pagi bersama,

juga diisi dengan aktifitas lain seperti, mengakses internet, main musik,

memperdalam materi dengan berdiskusi. Selama di lapangan, peneliti

19 Ibid.

Page 76: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

52

melihat bahwa waktu istirahat mereka benar-benar digunakan untuk hal-

hal yang bermanfaat dan menambah wawasan.

Secara umum kegiatan belajar yang berlangsung setiap hari di

SLTP QT terbagi menjadi 5 fase, seperti yang tercantum dalam tabel

sebagai berikut :

Tabel Kegiatan Belajar Siswa SLTP QT

yang Berlangsung Setiap Hari20

FASE

WAKTU

KETERANGAN

AKTIFITAS

Fase I

Pkl. 06.00 s/d 07.00 English Morning: merupakan ”menu” awal dan rutin dijalankan oleh para siswa QT, fase ini berlangsung di kelas masing-masing, semua siswa ”harus” menggunakan Bahasa Inggris dalam berkomunikasi, english morning biasanya didampingi oleh siswa dari kelas Creative Kids (kelas I SMU)

Fase II

Pkl. 07.00 s/d 09.30 Knowledge: mencoba menggali pengetahuan umum yang biasanya mengambil dari standar kompetensi kurikulum nasional.

Fase III

Pkl. 10.00 s/d 12.00 Forum: berkumpulnya beberapa anak yang memiliki minat sama seperti peminat bahasa mandarin.

20 Data diperoleh dari hasil Observasi Kelas dan Luar Kelas pada tanggal 24 April

2007

Page 77: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

53

Fase IV

Pkl. 12.00 s/d 13.30 Private: pada fase ini aktifitas terpulang pada pribadi masing-masing.

Fase V

Pkl. 13.30 s/d 15.00 Refleksi Bersama: pada fase ini semua siswa dari kelas I s/d III dan SMU berkumpul di Masjid untuk berjamaah sholat dzuhur dilanjutkan baca tartil Qur’an dan berembug bersama tentang masalah-masalah yang dihadapi terutama dalam hal agama.

3). Ekstra Kurikuler

a. Waktu Jam Ekstra Kurikuler

Kegiaan ekstra kurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan

diluar jam efektif siswa, atau biasanya dilakukan setelah pulang sekolah.

Kegiatan tersebut biasanya bertujuan untuk mengembangkan bakat, minat

dan potensi siswa. Di sekolah SLTP QT tidak ada ketentuan yang mutlak

tentang kegiatan tersebut.

Waktu belajar yang tertera dalam jadwal sekolah tersebut memang

dimulai pukul 07.00 dan diakhiri pada pukul 13.30, hal ini tentu seperti

sekolahan sebagaimana pada umumnya, akan tetapi waktu yang sekitar 6

(enam) jam tersebut bagi siswa disana ternyata masih sangat kurang. Ini

dibuktikan dengan melihat kenyataan bahwa sebelum jam pelajaran

dimulai yaitu pukul 07.00 ternyata pukul 06.00 siswa sudah berada di

sekolah melakukan aktifitas belajar yaitu english morning, dan pada siang

harinya setelah jam pelajaran selesai sebagian besar siswa kembali ke

sekolah untuk melakukan aktifitas belajar sesuai dengan keinginan

mereka.

Kegiatan belajar di luar jam pelajaran menjadi kebiasaan yang

selalu dilaksanakan oleh para siswa SLTP Qaryah Thayyibah, apa yang

Page 78: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

54

berjalan disana menunjukan minat belajar yang luar biasa. Belajar bagi

mereka tanpa batas waktu, bahkan sering sampai larut malam dan tidak

jarang sebagian dari mereka menginap di sekolah karena begitu asyiknya

belajar.21

b. Materi Ekstra Kurikuler

Hadirnya kembali para siswa QT. setelah jam pelajaran selesai

(Pkl.13.30) menunjukan semangat belajar yang luar biasa, bagi mereka

belajar di QT. tidak mengenal batasan waktu. Sejauh pengamatan penulis

kembalinya para siswa ke sekolah memang melakukan aktifitas yang

sangat positif untuk bertambahnya pengetahuan mereka, secara formal

memang tidak tercantum materi ekstra kurikuler, akan tetapi banyak

aktifitas ekstra (diluar jam pelajaran) yang pada waktu itu dilakukan oleh

para siswa seperti;

1. Bermain musik

2. Meng - akses internet

3. Diskusi dengan guru yang masih di sekolah

4. Menterjemah buku ke dalam bahasa Indonesia

5. Membuat karya tulis seperti novel

6. Menulis skenario film

7. Bermain drama.22

B. Penerapan Active Learning dalam Bidang Studi PAI di SLTP Alternatif

Qaryah Thayyibah.

Seperti pada pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris pelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI) juga mendapatkan porsi besar dalam

pelaksanaannya. Jika merujuk pada jadwal yang ada untuk kelas II (agar lebih

mudah menyebutnya) sebenarnya pelajaran PAI hanya diberikan pada hari

Selasa dan hari Jum’at dengan jumlah total empat jam pelajaran dalam satu

minggu, akan tetapi realitasnya, setiap hari para murid SLTP QT. selalu

21 Ibid. 22 Ibid.

Page 79: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

55

mendapatkan materi PAI yaitu (seperti yang telah dipaparkan diatas) pada

setiap pukul 13.30 s/d pukul 15.00 (kecuali hari Jum’at) semua murid SLTP

QT. plus murid SMU berkumpul di Masjid sekolah untuk melakukan aktifitas

sholat dzuhur berjama’ah dilanjutkan dengan baca tartil Al Qur’an dan diskusi

bersama terutama masalah agama.

Proses belajar - mengajar bidang studi PAI di SLTP Alternatif Qaryah

Thayyibah berlangsung di dalam dan di luar kelas. Untuk menentukan apakah

proses belajar akan berlangsung di dalam atau di luar kelas tergantung dari

permintaan dan kesepakatan siswa, jika siswa sudah merasa jenuh untuk

belajar di dalam kelas maka dengan kesepakatan siswa proses pembelajaran

bisa dilakukan di luar kelas, tempat favorit yang biasanya digunakan untuk

kegiatan belajar di luar kelas adalah di masjid dan di rumah masyarakat

sekitar.23

a). Penerapan Active Learning Dalam Bidang Studi PAI di Dalam Kelas

Tata ruang kelas akan sangat berpengaruh terhadap kenyamanan

siswa dalam belajar oleh karena itu kelas harus di desain sedemikian rupa

sehingga memungkinkan active learning berjalan dengan baik. Untuk satu

kelas yang ideal, siswa yang ada dalam satu kelas tidak boleh lebih dari 30

siswa, dan sebaiknya dalam kelas tidak menggunakan meja agar

penataannya bisa lebih mudah disesuaikan dengan metode pembelajaran

yang digunakan.

Kenyamanan kelas untuk belajar nampaknya sangat diperhatikan

oleh pengelola SLTP Alternatif QT. Semua ruang kelas di SLTP Alternatif

QT di desain dengan model yang sangat dinamis, tanpa meja, tanpa ada

lemari, hanya ada kursi lipat yang jumlahnya di kelas tersebut 22 buah

dengan yang penulis duduki dan papan tulis white board yang posisinya

memungkinkan untuk selalu di geser. Penataan kursi dibuat setengah

melingkar, hal tersebut dimaksudkan agar semua siswa dapat saling

23 Data diperoleh dari hasil Observasi pada tanggal 8 Mei 2007

Page 80: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

56

melihat sehingga ketika diskusi memungkinkan semua siswa untuk aktif.

Jumlah siswa maksimal setiap kelas di SLTP Alternatif QT. hanya 20

orang, dengan jumlah ini seorang guru akan lebih bisa menguasai kondisi

kelas dalam proses pembelajaran, dan yang lebih penting lagi guru akan

bisa memonitor perkembangan tiap-tiap siswa.

Selain akan menciptakan kelas dinamis yang akan sangat

menunjang dalam proses pembelajaran, dengan penataan kelas dengan

model minimalis juga akan menghemat anggaran karena tidak perlu

mengeluarkan anggaran untuk membeli perlengkapan kelas berupa meja

dan almari. "Jadi, sekali mendayung dua pulau sekaligus dapat dilampaui"

ucap pak Bahrudin.

Selain penataan ruang belajar yang mengutamakan kelas yang

dinamis, banyaknya media belajar (seperti buku pelajaran) yang mudah

dijangkau oleh siswa, juga akan sangat membantu terlaksananya active

learning. Aspek ini yang penulis amati masih sangat minim di SLTP

Alternatif QT. media belajar yang berupa buku-buku PAI misalnya, tidak

tersedia di dalam kelas, buku-buku penunjang belajar siswa hanya berada

di perpustakaan (itupun dalam jumlah yang terbatas).

Media belajar yang paling banyak di dalam kelas adalah hasil

karya siswa yang dipajang hampir di seluruh dinding kelas. Hasil karya

siswa yang dipajang dan mudah dilihat tersebut sangat memacu siswa

untuk mau membuat karya tulis yang bentuknya beraneka ragam. "Untuk

pembelajaran PAI, dengan adanya ruang untuk menunjukkan karya siswa,

sangat berpengaruh terhadap motivasi para siswa untuk membuat karya

yang berkaitan dengan masalah keagamaan terutama permasalahan yang

kontemporer, hal ini tentunya sangat positif untuk perkembangan wawasan

siswa" ucap bu Rifqoh.

Dalam sistem active learning tidak hanya siswa yang dituntut

untuk menjadi subyek yang aktif, seorang guru-pun harus berperan ekstra

aktif dalam proses pembelajaran. Akan tetapi yang perlu di ingat makna

aktif disini berbeda dengan makna aktif pada sistem pembelajaran

Page 81: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

57

'tradisional'. Makna aktif bagi seorang guru dalam active learning bukan

berarti guru menjadi aktor yang paling mendominasi dalam proses

pembelajaran, aktif disini lebih bermakna bahwa guru harus berperan

secara aktif sebagai fasilitator dan pembimbing belajar. Peran guru sebagai

fasilitator dan pembimbing menuntut seorang guru untuk terus belajar,

baik belajar yang berkaitan dengan materi maupun memperkaya

pengetahuan mengenai berbagai macam metode pembelajaran sehingga

seorang guru benar-benar bisa profesional. Posisi guru sebagai fasilitator

dan partner belajar dalam pembelajaran PAI di SLTP Alternatif QT. benar-

benar dijalankan.

Hari itu adalah hari Selasa tanggal 8 Mei 2007, pertanda waktu di

tembok ruang kelas II sudah menunjukkan pukul 07.00. Tanpa ada bel

tanda ganti jam pelajaran pada pukul 07.05 seorang guru masuk ke

ruangan kelas sederhana yang kira – kira luasnya 4 x 6 m², nama guru

tersebut adalah Siti Rifqoh atau biasanya para murid memanggil dengan

bu Rifqoh guru PAI di sekolah SLTP Alternatif QT.24

Pada waktu itu adalah jadwal pelajaran PAI di ruang kelas II

dimana penulis berada. Seperti hari-hari biasanya, sebelum pelajaran

dimulai bu Rifqoh selalu mempersiapkan skenario pembelajaran dan

bahan untuk mengajar. Pada waktu itu materi yang diberikan mengenai

ibadah, dan materi tersebut sebagai kelanjutan dari materi sebelumnya

yang belum selesai. Bu Rifqoh membuka pelajaran dengan memberikan

lemparan pertanyaan-pertanyaan yang ada hubungannya dengan materi

sebelumnya dan materi yang akan disampaikan. Hal tersebut dimaksudkan

untuk memancing siswa agar perhatian mereka bisa terfokus, dan agar

mereka memiliki motivasi dan minat yang tinggi. Tanya jawab akhirnya

berlangsung dengan sangat aktif, para siswa begitu antusias dalam

menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Suasana pembelajaran

benar-benar menjadi hidup, dan pada waktu itu ada salah satu siswa yang

24 Data diperoleh dari hasil Observasi Kelas pada tanggal 8 Mei 2007

Page 82: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

58

bernama Aslam, dia melemparkan pertanyaan "bu, bagaimana sholatnya

orang yang berada di kutub, karena sepengetahuan saya di kutub waktunya

kan tidak sama seperti di sini?"

Bu Rifqoh tidak langsung memberikan jawaban, pertanyaan justru

dikembalikan ke kelas. "Siapa yang mau menanggapi pertanyaan ini

silahkan?", suasana kelas sesaat hening, selang beberapa detik Fina

mengangkat tangan "kalau menurut saya orang yang di kutub tidak wajib

sholat lima waktu bu karena disana waktu siang lebih panjang daripada

waktu malam jadi susah untuk menentukan waktunya". Meskipun jawaban

yang diberikan fina terkesan ngawur akan tetapi bu Rifqoh tidak langsung

menghakimi dengan menyalahkan jawaban tersebut.

Dalam active learning menghargai jawaban siswa menjadi prinsip

yang harus dipegang oleh seorang guru. Langsung memfonis salah atas

tanggapan yang diberikan oleh siswa akan sangat berpengaruh terhadap

keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat. Oleh karena itu

meskipun tanggapan seorang siswa terkesan ngawur seorang guru harus

bisa menyikapinya dengan bijak, pada waktu itu bu Rifqoh justru memberi

kesempatan selama sepuluh menit kepada Fina untuk mencari jawaban

atas permasalahan tersebut. Tersedianya akses internet selama 24 jam di

SLTP Alternatif QT. tentunya sangat membantu untuk memecahkan setiap

permasalahan yang ada.

Dari penelusuran lewat media internet yang dilakukan oleh Fina,

ditemukan jawaban bahwa untuk umat Islam yang tinggal di daerah yang

abnormal misalkan waktu malam lebih panjang jika dibanding waktu

siang, untuk menentukan waktu sholatnya disesuaikan dengan daerah

terdekat yang normal, misalkan bagi umat muslim yang tinggal di Negara

Belanda, Inggris, dan negara – negara Skandinavia mengikuti waktu sholat

dan puasa dengan waktu Boerdoek (Perancis bagian selatan), yang terletak

di garis parallel 45 dari garis Lintang Utara. Demikian juga bagi

masyarakat Islam yang tinggal di Amerika Utara mengikuti waktu shalat

dan puasa dengan waktu Halifak atau Portland (Canada).

Page 83: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

59

Paparan oleh Fina diakhiri dengan membacakan satu dalil yang

memungkinkan adanya rukhshoh/ dispensasi bagi masyarakat Islam yang

tinggal di daerah-daerah abnormal untuk mengikuti waktu shalat dan puasa

dari daerah normal dan terdekat. Hadits Nabi riwayat Bukhari, Muslim, Al

– Nasa-I, dan Ahmad yang artinya: “Hendaklah kamu permudah,

janganlah kamu persulit. Dan Hendaklah kamu gembirakan, jangan kamu

bikin mereka lari menjauh”.

Setelah Fina selesai mempresentasikan hasil penelusurannya, lalu

bu Rifqoh menyampaikan materi tentang sholat dikutub untuk melengkapi

penjelasan yang sudah ada. Metode ceramah digunakan ketika

memberikan materi sebagai pengantar diskusi bagi siswa. Dalam proses

pembelajaran PAI yang berlangsung pada saat itu, Ternyata bu Rifqoh

tidak hanya menggunakan metode ceramah saja, akan tetapi beliau juga

mencoba mendemonstrasikan bagaimana cara sholat lengkap dengan

bacaan-bacaannya. Dan kemudian para siswa mengikuti apa yang telah di

demonstrasikan oleh bu Rifqoh.

Kondisi kelas seperti ini berlangsung setiap hari, karena

penyampaian semua materi pelajaran di SLTP QT menggunakan prinsip

yang sama yakni menempatkan siswa sebagai subyek aktif dalam belajar

dan guru hanya sebagai pendamping, fasilitator, pengarah dan teman. Oleh

karena itu ruang gerak bagi siswa untuk berargumentasi, mencari

informasi, berdebat, berkreasi benar – benar sangat luas, siswa di berikan

kebebasan untuk ber-ekspresi dan guru membimbing.25

Secara khusus dengan penerapan metode active learning dalam

bidang studi PAI di SLTP QT di harapkan siswa tidak hanya sebatas

mengetahui tentang nilai-nilai agama akan tetapi mampu menghayati dan

mengamalkan agama dalam kehidupan sehari–hari, bertanggungjawab atas

perilakunya bisa menghormati orang tua dan tentunya bisa bermanfaat

bagi masyarakat. Jika hal tersebut bisa tercapai itulah yang menjadi nilai

25 Data hasil wawancara dengan Siti Rifqoh, Fasilitator Pelajaran Agama Islam di

SLTP Qaryah Thayyibah pada tanggal 8 Mei 2007

Page 84: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

60

tertinggi dari para siswa SLTP QT, yaitu penilaian baik di hadapan

manusia dan penilaian mulia di hadapan Allah, bukan hanya penilaian

subyektif oleh seorang guru.

Meskipun kondisi kelas sangat dinamis, bukan berarti kelas tidak

bisa membosankan jika belajar di kelas dirasa sudah sampai pada titik

jenuh, biasanya proses belajar dilangsungkan di luar ruang kelas, jika

untuk pelajaran PAI sendiri kegiatan di luar kelasnya biasanya

berlangsung di mushola/masjid yang berada di sekitar desa Kalibening.26

b). Penerapan Active Learning Dalam Bidang Studi PAI di Luar Kelas

Seperti yang sudah disampaikan diatas bahwa proses pembelajaran

PAI tidak hanya berlangsung di dalam kelas, akan tetapi juga berlangsung

diluar kelas yang biasanya mengambil tempat di masjid atau mushalla

yang berada di sekitar desa Kalibening. Selain untuk mengatasi kejenuhan,

belajar di luar kelas juga dimaksudkan agar para siswa benar-benar bisa

"menyatu" (tidak tercerabut dari akar budaya lokalnya) dengan masyarakat

dengan mengetahui permaslahan-permasalahan yang ada di masyarakat

secara langsung. Lingkungan Kalibening benar-benar menjadi

laboratorium yang hidup bagi siswa SLTP Alternatif QT.

Jadwal out class waktunya tidak pasti, tempat belajar akan

berlangsung di dalam atau di luar kelas sepenuhnya siswa yang

menentukan. Guru hanya mempersiapkan perangkat baik materi maupun

metode yang akan digunakan, tentunya belajar diluar kelas metodenya

harus disesuaikan dengan kondisi yang ada.

Selain hari Selasa jadwal pelajaran PAI kelas II SLTP Alternatif

QT. adalah hari Jum'at tepatnya jam ketiga dan keempat yaitu setelah

jadwal rutin hari Jum'at pada jam pertama dan kedua yaitu jam olah raga

bersama. Sehari sebelumnya sudah diagendakan untuk pelajaran PAI hari

Jum'at tanggal sebelas Mei 2007 akan diisi dengan kunjungan ke rumah

26 Data hasil wawancara dengan Fina Afidatushoffa, siswa kelas II SLTP Qaryah

Thayyibah pada tanggal 8 Mei 2007

Page 85: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

61

seorang tokoh agama desa Kalibening dilanjutkan dengan sholat Jum'at

bersama di Masjid yang letaknya persis didepan rumah tokoh agama

tersebut.27

Sehari sebelumnya Aslam selaku koordinator kelas sudah

mengkonfirmasikan kepada bapak Mohammad Ridwan (tokoh agama yang

akan dikunjungi) tentang rencana kedatangan mereka ke rumah dengan

maksud ingin belajar langsung dari pak Ridwan tentang sejarah Islam di

Indonesia. Permasalahan sejarah Islam di Indonesia di pandang sangat

penting karena dari situ mungkin dapat dirunut bagaimana sejarah Islam di

desa Kalibening sehingga 100% penduduk desa Kalibening adalah

penganut Islam.

Proses pembelajaran PAI diluar kelas merupakan salah satu wujud

dari misi SLTP Alternatif QT. yang ingin mendidik siswanya bersama

dengan masyarakat yang selalu bergerak untuk melakukan kerja-kerja

pendidikan secara dinamis sesuai dengan hakikat pendidikan yang

sepanjang hayat. Sejak awal berdirinya penggagas SLTP Alternatif QT.

konsisten dalam menerapkan pandangan tentang pentingnya dorongan dan

keterlibatan siswa untuk mampu menghubungkan konsep yang dipelajari

dengan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Metode pembelajaran PAI diluar kelas dalam realisasinya tidak

jauh berbeda dengan proses pembelajaran di dalam kelas, perbedaanya pak

Mohammad Ridwan menjadi narasumber dan bu Rifqoh berposisi sebagai

moderator. Meskipun terkesan santai akan tetapi para siswa yang pada

waktu itu ikut datang ke rumah pak Mohammad Ridwan membawa

berbagai macam data mengenai tema yang akan dikaji yang merupakan

hasil pencarian melalui internet. Data-data itulah yang menjadi acuan

mereka dalam berdiskusi. Metode yang digunakan lebih pada metode

diskusi dan tanya jawab.

27 Data diperoleh dari hasil Observasi pada tanggal 11 Mei 2007

Page 86: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

62

Meskipun dalam prakteknya sebenarnya tidak jauh beda dengan

ketika belajar di kelas akan tetapi proses pembelajaran yang berlangsung

di rumah pak Ridwan sangat bermanfaat bagi siswa. Proses pembelajaran

yang seperti ini akan lebih mendekatkan siswa dengan masyarakat dan

pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

Page 87: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

63

BAB IV

ANALISIS PENERAPAN ACTIVE LEARNING PADA BIDANG STUDI PAI

DI SLTP ALTERNATIF QARYAH THAYYIBAH KALIBENING

SALATIGA

Analisis Penerapan Active Learning Pada Bidang Studi PAI di SLTP

Alternatif Qaryah Thayyibah Kalibening Salatiga

SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah (QT) di Kalibening Salatiga bisa

menjadi model sekolah ideal yang sangat dibutuhkan oleh kebanyakan

masyarakat Indonesia. Meskipun murah akan tetapi sekolah QT. mampu

menyelenggarakan pendidikan yang bermutu dan berdaya saing. Kehadiran

sekolah ini seolah-olah menjadi kritik bagi para penyelenggara pendidikan di

negara Indonesia yang selalu mengidentikkan sekolah yang berkualitas berarti

harus mahal.

Sekolah SLTP Alternatif QT. merupakan jenjang sekolah lanjutan

tingkat pertama yang berdiri disebabkan adanya keprihatinan masyarakat

terhadap biaya pendidikan yang semakin mahal. Bagi masyarakat sekitar Desa

Kalibening, yang mayoritasnya bermata pencaharian sebagai petani sangat

merasa tidak mampu untuk memasukkan anak-anak mereka ke sekolah umum.

Menurut pak Bahrudin, untuk biaya hidup sehari-hari saja susah apalagi untuk

membiayai sekolah anak-anaknya yang semakin mahal. Padahal keinginan

mereka agar anak-anaknya dapat menambah pendidikan yang lebih tinggi

sangat besar sehingga nantinya bisa menjadi anak yang berguna bagi

masyarakat.

Untuk bisa menciptakan lembaga pendidikan yang berkualitas seperti

QT. membutuhkan kerjasama dari semua elemen masyarakat. Seorang

Bahrudin tentunya tidak akan mampu menciptakan lembaga pendidikan

berkualitas tanpa adanya dukungan dari unsur masyarakat lain seperti dari

pengusaha, tokoh masyarakat di Kalibening, masyarakat sekitar dan

pemerintah.

63

Page 88: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

64

Kerjasama tersebut dapat dilihat pada proses awal pendirian QT. dan

pada jalannya pengelolaan. Sekolah Alternatif Qaryah Thayyibah Kalibening

merupakan sebuah lembaga yang berdiri pada bulan Juli 2003.1 Berdirinya

SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah tidak lepas dari dua nama yang sangat

berperan di dalamnya. Nama pertama adalah Ahmad Bahruddin, beliaulah

motor penggerak sekolah tersebut yang pada waktu itu menjabat sebagai ketua

Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah (SPPQT) dan sekaligus sebagai

ketua RW. Nama kedua yang tidak bisa dilupakan dari sejarah berdirinya

SLTP Alternatif QT. adalah Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah

yang merupakan organisasi gabungan dari kelompok-kelompok petani di 13

daerah sekitar Salatiga dan Semarang. Sebagai organisasi yang

memberdayakan komunitasnya, SPPQT mempunyai banyak agenda, salah

satunya pada penguatan pendidikan alternatif untuk rakyat dalam rangka

pemberdayaan desa. Sebelum 2003, kegiatan yang dilakukan SPPQT hanya

sebatas training dan pelatihan-pelatihan.

Maksud istilah alternatif yang terdapat pada sekolah tersebut adalah

guna menciptakan pendidikan yang lebih bermutu, tidak eksklusif untuk

kalangan tertentu dan lebih terbuka dan terjangkau bagi masyarakat luas.

Sedangkan Qaryah Thayyibah memiliki makna sebagai desa yang indah,

beradab dan berkeadilan. Hal itu merupakan bagian dari semangat SPPQT.2 Selain ditunjang dengan fasilitas yang modern seperti akses internet

selama 24 jam (yang merupakan sumbangan dari pengusaha internet asal

Salatiga), perangkat komputer, lap top, handy came, perlengkapan alat musik

dan perlengkapan modern lainnya., kualitas di QT. dapat terwujud karena

ditunjang dengan adanya sistem pembelajaran yang modern. Tanpa ditopang

dengan sistem pembelajaran yang modern fasilitas teknologi yang ada tidak

akan banyak bermanfaat bagi para siswa.

1Dokumen Tentang Sejarah SLTP Alternatif QT, data diambil pada tanggal 11 April 2007 2Data diperoleh dari hasil wawancara dengan Bapak Bahrudin Kepala SLTP Alternatif

Qaryah Thayyibah pada tanggal 11 April 2007

Page 89: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

65

Sebagai sebuah lembaga pendidikan yang lahir sebagai "kritik"

terhadap kondisi pendidikan di Indonesia, QT. benar-benar menerapkan sistem

pembelajaran lain dari yang lain. Di sekolah pada umumnya guru menjadi

sosok yang sangat dominan dalam proses pembelajaran dan bahkan guru

menjadi sosok yang menyeramkan di mata siswa, sehingga ketika di sekolah

seorang siswa bukannya enjoy dengan proses pembelajaran akan tetapi selalu

dalam kondisi yang mencekam. Dengan kondisi seperti ini jangan diharapkan

siswa akan bisa memahami materi pelajaran.

Kondisi pembelajaran seperti itulah yang coba diganti dengan

menerapkan satu sistem pembelajaran modern yaitu sistem pembelajaran yang

bisa membuat siswa enjoy, fun dan bahkan selalu ingin belajar. Jika

menggunakan parameter ini SLTP Alternatif QT. bisa dikatakan sudah sangat

berhasil, karena di sekolah ini siswa belajar jauh lebih lama di banding dengan

sekolah pada umumnya, bahkan banyak siswa yang sampai menginap

disekolah agar terus bisa belajar.

Sistem pembelajaran modern inilah yang dinamakan dengan sistem

active learning, inti dari sistem pembelajaran active learning adalah posisi

siswa yang tidak hanya sebagai obyek pasif namun sebagai subyek aktif dalam

proses pembelajaran. Karena posisinya yang aktif, seorang siswa tidak hanya

sekedar duduk, dengar, catat dan hafal dalam proses pembelajaran.

Sistem pembelajaran active learning bermuara pada filsafat

kontruktivisme sebagai landasan berpikir aktif di mana pengetahuan dibangun

oleh manusia sedikit demi sedikit dan pada tahapan selanjutnya siswa

diajarkan secara aktif untuk berusaha memecahkan masalahnya sendiri

sehingga peran guru dijadikan sebagai peran pemberi fasilitas.

Di samping itu, kontruksivisme menekankan beberapa aspek yang

diberikan untuk memberikan pengertian dan pemahaman pengetahuan, yaitu:

Pertama, problematik, dalam hal ini kegiatan pembelajaran memiliki

persoalan yang dibahas atau dipecahkan oleh siswa. Kedua, discovery dan

inquiry, dimana siswa didorong untuk dapat mengkaji dan menemukan hal-hal

baru, artinya ada kewajiban guru selaku penyedia fasilitas untuk mendorong

Page 90: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

66

siswa secara kreatif agar siswa termotivasi untuk melakukan penjelajahan dan

penemuan atas problem yang dihadapi dengan mnyediakan akses atas buku

dan atau media lain seperti internet sebagai sumber informasi. Ketiga, sharing,

yaitu berbagi pengalaman antar individu dalam memecahkan masalah.3

Active Learning merupakan salah satu strategi pembelajaran yang

memiliki sejumlah cara atau metode untuk dapat mengaktifkan peran siswa

dalam proses pembelajaran. Active Learning sebagai strategi pembelajaran

yang tidak hanya menekankan keaktifan siswa dari segi fisik melainkan juga

dari segi mental. Aktif mentalnya justru lebih penting dari pada aktif fisiknya.

Active Learning juga tidak hanya sebatas pembelajaran yang hanya melihat

pengaturan tempat duduk siswa, tetapi harus diperhatikan pula intensitas

keterlibatan siswa dalam belajar.

Pada penerapannya sistem pembelajaran ini membutuhkan beberapa

komponen yang saling menunjang, komponen-komponen tersebut seperti

siswa, guru, metode pembelajaran, bahan/materi, tujuan pembelajaran, sarana

dan lingkungan. Dari semua komponen pembelajaran aktif tersebut, di SLTP

Alternatif QT. dapat dikatakan sudah sangat memadai oleh karena itu tidak

mengherankan jika suasana belajar di SLTP QT. sangat dinamis.

Hampir semua mata pelajaran di SLTP QT. disampaikan dengan

menggunakan strategi active learning, termasuk dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI). Di sekolah yang terletak di desa Kalibening

Kec. Tingkir Kota Salatiga ini pelajaran PAI mendapat porsi yang besar. Jika

merujuk pada jadwal yang ada untuk kelas II (agar lebih mudah menyebutnya)

sebenarnya pelajaran PAI hanya diberikan pada hari Selasa dan hari Jum’at

dengan jumlah total empat jam pelajaran dalam satu minggu, akan tetapi

realitasnya, setiap hari para murid SLTP QT. selalu mendapatkan materi PAI

yaitu pada setiap pukul 13.30 s/d pukul 15.00 (kecuali hari Jum’at) semua

murid SLTP QT. plus murid SMU berkumpul di Masjid sekolah untuk

3Ahmad Bahruddin, Pendidikan Alternatif Qaryah Thayyibah, (Yogyakarta: LKiS, 2007),

hlm. 12-13.

Page 91: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

67

melakukan aktifitas sholat dzuhur berjama’ah dilanjutkan dengan baca tartil

Al Qur’an dan diskusi bersama terutama masalah agama.

Meskipun di luar jadwal pelajaran, kegiatan shalat dzuhur berjama'ah

yang dilanjutkan dengan baca tartil Al Qur’an dan diskusi, kegiatan yang

sifatnya rutin ini sudah berjalan dengan baik, tanpa dikomando oleh guru para

siswa bisa berinisiatif dengan membuat jadwal diskusi yang tersusun rapi.

Kegiatan yang sifatnya rutin tersebut bisa menjadi media pembelajaran PAI di

lingkungan sekolah yaitu dengan melaksanakan praktek ibadah bersama-sama.

Kegiatan yang sifatnya rutin tersebut akan sangat bermanfaat bagi siswa

ketika kembali pada lingkungan masyarakat dalam mengajarkan kebersamaan

dan kedisiplinan.

Pada lingkungan sekolah, untuk menciptakan lingkungan yang

kondusif dapat dilakukan dengan menerapkan pendekatan modelling atau

exemplary atau uswah, yaitu dengan mensosialisasikan dan menciptakan

lingkungan sekolah untuk menghidupkan dan menegakkan nilai-nilai akhlak

dan moral yang benar melalui model dan keteladanan. Ketiga pendekatan

tersebut membutuhkan kerjasama yang sinergis antara pihak siswa, guru,

pengelola sekolah dan juga lingkungan masyarakat sekitar tempat domisili

sekolah.4 Aktivitas shalat dzuhur secara berjamaah yang dilanjutkan dengan

membaca Al Qur'an dan berdiskusi masalah agama merupakan upaya

penciptaan lingkungan yang kondusif pada pembelajaran PAI secara

sistematis dan menyeluruh di SLTP QT.

Pembelajaran PAI di SLTP Alternatif QT. berlangsung di dalam dan di

luar kelas, dan untuk menentukan tempat berlangsungnya pembelajaran

sepenuhnya diserahkan kepada siswa, lagi-lagi guru hanya memfasilitasi,

mengarahkan (tanpa mendominasi) dan mempersiapkan perangkat-

perangkatnya.

Pada pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas, agar strategi

active learning dapat berjalan dengan baik, kelas harus di desain sedemikian

4Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: CV. Misaka Galiza Anggota IKAPI, 2003), Cet.2, hlm.123

Page 92: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

68

rupa sehingga memungkinkan siswa untuk bergerak secara aktif, dan

memungkinkan guru untuk memantau semua siswa tanpa terkecuali. Oleh

karena itu untuk kelas yang ideal dalam active learning biasanya siswa yang

ada dalam satu kelas tidak lebih dari 30 siswa, dan sarana yang digunakan,

seperti kursi menggunakan kursi lipat karena mudah di pindah dan tanpa meja

agar siswa dapat dengan mudah untuk melakukan aktifitas di dalam kelas.

Desain tempat duduk yang ideal dalam active learning adalah desain tempat

duduk yang memungkinkan bagi seorang guru untuk memantau semua siswa

yang ada dalam kelas. Oleh karena itu formasi tempat duduk dalam active

learning biasanya berupa setengah lingkaran atau membentuk formasi huruf

"U".

Penataan ruang kelas di SLTP QT. sangat memperhatikan aspek

kenyamanan siswa dalam melakukan aktifitas belajar di kelas. Dalam setiap

kelas di SLTP QT. maksimal terdapat 22 set kursi lipat tanpa meja, penataan

kursi pada saat pelajaran PAI berlangsung dibuat setengah lingkaran dengan

posisi guru berada di depan bagian tengah. Dengan penataan seperti itu guru

bisa dengan leluasa memonitor semua siswa, dan bagi siswa sangat leluasa

bergerak. Dengan desain kelas seperti itu juga akan sangat menunjang

keaktifan siswa dalam mengikuti jalannya pembelajaran PAI.

Selain akan menciptakan kelas dinamis yang akan sangat menunjang

dalam proses pembelajaran, dengan penataan kelas dengan model minimalis

juga akan menghemat anggaran karena tidak perlu mengeluarkan anggaran

untuk membeli perlengkapan kelas berupa meja dan almari. "Jadi, sekali

mendayung dua pulau sekaligus dapat dilampaui" ucap pak Bahrudin.

Tersedianya media belajar di dalam kelas yang mudah dijangkau oleh

siswa sangat penting dalam menunjang proses pembelajaran aktif. Media

belajar yang dimaksud adalah media yang berisi informasi yang berhubungan

dengan pelajaran. Media belajar tersebut bisa berupa buku-buku, majalah,

surat kabar, hasil karya siswa, perangkat komputer dan lain sebagainya yang

intinya dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi siswa.

Page 93: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

69

Aspek ini yang penulis amati masih sangat minim di SLTP Alternatif

QT., pada mata pelajaran PAI media belajar yang berupa buku-buku PAI

misalnya, tidak tersedia di dalam kelas, buku-buku penunjang belajar siswa

hanya berada di perpustakaan (itupun dalam jumlah yang terbatas).

Media belajar yang paling banyak di dalam kelas adalah hasil karya

siswa yang dipajang hampir di seluruh dinding kelas. Hasil karya siswa yang

dipajang dan mudah dilihat tersebut sangat memacu siswa untuk mau

membuat karya tulis yang bentuknya beraneka ragam. Untuk pembelajaran

PAI, dengan adanya ruang untuk menunjukkan karya siswa, sangat

berpengaruh terhadap motivasi para siswa untuk membuat karya yang

berkaitan dengan masalah keagamaan terutama permasalahan yang

kontemporer, hal ini tentunya sangat positif untuk perkembangan wawasan

siswa.

Meskipun media belajar yang berupa buku pelajaran di SLTP QT.

masih sangat minim, akan tetapi bukan berarti para siswa di QT. ketinggalan

informasi dari dunia luar, karena mereka bebas mengakses internet selama 24

jam. Menurut penulis jaringan internet yang dimiliki oleh SLTP QT. menjadi

media belajar yang utama bagi para siswa.

Dengan penggunaan sarana internet yang memungkinkan siswa untuk

berinteraksi dengan komunitas internasional, telah memberi dua keuntungan.

Pertama, komunikasi dengan wilayah asing menjadikan siswa tertantang

untuk menguasai alat komunikasinya. Kedua, memperkenalkan dunia digital

yang sebenarnya cukup murah karena tidak harus tersusun dalam lembaran

cetakan kertas yang butuh biaya banyak.5

Peran vital internet dalam proses pembelajaran PAI di SLTP QT. dapat

dilihat ketika dalam proses pembelajaran PAI ada permasalahan tentang

bagaimana waktu sholat bagi kaum muslim yang berada di belahan bumi yang

pembagian waktunya tidak normal. Dalam waktu yang tidak begitu lama

jawaban dari permasalahan tersebut bisa ditemukan dengan mencari informasi

5Ahmad Bahruddin, op.cit., hlm. 20

Page 94: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

70

melalui jaringan internet. Jaringan internet benar-benar telah menjadi media

pembelajaran yang sangat penting di SLTP QT.

Proses pembelajaran di SLTP QT. juga sangat ditunjang dengan

masing-masing siswa yang memiliki komputer dirumahnya. Untuk memiliki

komputer orang tua para siswa di SLTP QT. tidak perlu membeli secara tunai,

karena sekolah memfasilitasi. Untuk memiliki satu unit komputer, tiap hari

siswa hanya membayar Rp. 1000 (seribu rupiah).6

Selain media pembelajaran, penggunaan metode pembelajaran yang

tepat juga sangat menentukan efektifitas active learning, kesalahan dalam

memilih metode akan sangat berpengaruh terhadap tercapainya tujuan

pembelajaran yang sudah di rencanakan. Dalam konteks pembelajaran PAI,

banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan sehingga siswa

ditempatkan pada posisi yang aktif. Metode-metode pembelajaran tersebut

tentunya disesuaikan dengan materi yang disampaikan karena tidak semua

materi dapat disampaikan dengan metode yang sama. Jadi dalam penerapan

active learning pada bidang studi PAI metode yang digunakan harus

bervariasi disesuaikan dengan materi yang akan di sampaikan. Metode

pembelajaran diskusi menjadi metode yang paling banyak diterapkan dalam

proses pembelajaran di SLTP QT., termasuk dalam pembelajaran PAI.

Pemilihan metode diskusi dalam pembelajaran karena dengan metode

tersebut menuntut siswa untuk aktif, baik aktif di dalam kelas yaitu dengan

memberikan tanggapan atau pertanyaan, juga aktif diluar kelas yaitu

mendorong siswa aktif membaca untuk menambah pengetahuan. Aktif di

dalam kelas akan melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat dan

mempertanggungjawabkan pendapatnya, aktif diluar kelas akan mendorong

siswa untuk belajar dan terus belajar.

Dalam menyampaikan materi di kelas nampaknya guru di SLTP QT.

sangat memahami kesiapan siswa dalam menerima materi, oleh karena itu

sebelum masuk ke materi inti seorang guru di SLTP QT. selalu melakukan

6Hasil Wawancara dengan Bapak Mohamad Ridwan (wali murid), pada tanggal 11 April

2007

Page 95: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

71

pemanasan / warming up dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa.

Hal ini bertujuan agar perhatian siswa benar-benar terfokus terhadap materi

yang akan diberikan, setelah semua siswa di kelas sudah benar-benar fokus

guru baru memulai memberikan materi pelajaran sesuai dengan rencana

pembelajaran yang telah dipersiapkan.

Untuk tetap menjaga tingkat konsentrasi siswa, guru menggunakan

metode yang bervariasi. Dalam pembelajaran PAI metode yang sering dipakai

untuk mencairkan suasana kelas/ice breaking biasanya dengan menunjuk

siswa untuk mendemonstrasikan materi yang sedang diberikan. Pilihan

metode tersebut tentunya disesuaikan dengan materi yang disampaikan.

Proses pembelajaran dapat berlangsung efektif manakala dilaksanakan

oleh guru yang profesional dan dijiwai semangat profesionalisme yang tinggi.

Guru profesional adalah guru yang memiliki keahlian yang memadai, rasa

tanggung jawab yang tinggi, serta memiliki rasa kebersamaan. Mereka mampu

melaksanakan fungsi-fungsinya sebagai pendidik yang bertanggung jawab

mempersiapkan siswa bagi peranannya dimasa depan.7

Dalam sistem active learning tidak hanya siswa yang dituntut untuk

menjadi subyek yang aktif, seorang guru-pun harus berperan ekstra aktif

dalam proses pembelajaran. Akan tetapi yang perlu di ingat makna aktif disini

berbeda dengan makna aktif pada sistem pembelajaran 'tradisional'. Makna

aktif dalam pembelajaran active learning bukan berarti guru menjadi aktor

yang paling mendominasi dalam proses pembelajaran, aktif disini lebih

bermakna bahwa guru harus berperan secara aktif sebagai fasilitator dan

pembimbing belajar.

Peran guru PAI dalam menjalankan profesinya memikul

tanggungjawab lebih jika dibanding dengan guru bidang studi yang lain,

karena disamping dituntut profesional dalam menjalankan profesinya, guru

PAI juga harus memiliki integritas moral dan akhlak yang benar-benar bisa

7Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja

GrafindoPersada, 2006), hlm. 179

Page 96: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

72

dipertanggungjawabkan baik kepada siswa ataupun kepada masyarakat secara

umum.

Guru PAI harus peka dan tanggap terhadap perubahan-perubahan,

pembaharuan serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

seiring dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dan zaman. Guru agama

sebagai pendidik yang profesional hendaknya mampu mengantisipasi hal-hal

tersebut sehingga apa yang disampaikan kepada siswa selalu berkenan di hati

siswa dan bersifat up to date.

Di SLTP QT. guru di perankan sebagaimana mestinya, yaitu sebagai

teman atau sahabat yang memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran. Hal

yang mendasar di kembangkan di SLTP QT. adalah mengembalikan

pembelajaran pada pemilik aslinya yaitu para siswa.

Dari model guru yang menempatkan dirinya sebagai sahabat, teman

dan fasilitator yang semestinya, aktifitas pembelajaran di SLTP QT. menjadi

sangat dinamis dan mampu menghasilkan tingkat minimal dalam hal

pelanggaran siswa, karena semua diatur dan disepakati oleh dan untuk para

siswa sendiri secara partisipatif, sehingga guru tidak harus bertindak melewati

batas kewenangannya yaitu selalu memarahi dan apalagi harus menghukum.

Pada pembelajaran PAI di SLTP QT. seorang guru PAI benar-benar

bisa menunjukkan sebagai sosok yang pantas untuk ditiru oleh siswa.

Meskipun hubungan antara siswa dan guru PAI sangat dekat akan tetapi bukan

berarti para siswa tidak bersikap hormat terhadap gurunya.

Dalam proses pembelajaran PAI, guru tidak pernah mencela apa yang

disampaikan oleh siswa meskipun pendapat siswa sering ngawur apalagi

sampai menghukum siswa. Hubungan antara guru dengan siswa di SLTP QT.

benar-benar sangat mendukung untuk terciptanya pembelajaran yang aktif.

Guru tidak pernah merasa lebih pintar dari siswa, dan guru tidak segan untuk

mau belajar dari siswa, oleh karena itu dalam rekruitmen guru, calon guru

harus benar-benar mau memegang komitmen guru yang siswa, siswa yang

guru.

Page 97: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

73

Salah satu parameter yang bisa digunakan untuk melihat sejauhmana

active learning di laksanakan dalam prose pembelajaran adalah dengan

melihat bagaimana siswa dalam proses pembelajaran. Indikator fisik yang

dapat dilihat secara lahiriah adanya active learning dalam proses pembelajaran

dari aspek siswa adalah: Satu, keinginan, keberanian menampilkan minat,

kebutuhan dan permasalahan yang dihadapinya. Kedua, keinginan dan

keberanian serta kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan persiapan,

proses, dan kelanjutan belajar. Ketiga, penampilan berbagai usaha belajar

dalam menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar sampai mencapai hasil.

Keempat, kemandirian dalam belajar.

SLTP QT. Memberikan penekanan pada siswa sebagai aktor yang

bebas. Artinya tidak ada keharusan untuk menterjemahkan kebudayaan atau

peradaban yang dominan untuk menjadi kebudayaan terjemahan yang dipaksa.

Di SLTP QT. siswa diberi kepercayaan untuk merasa bangga dengan yang

dimilikinya tanpa harus merasa terpaksa atau dipaksa sebagai bagian dari

komunitas yang memperkaya hasanah hidupnya selama ini, dan siswa

diupayakan untuk maksimalkan sikap adaptif pada akhir dari seluruh proses

pembelajaran mereka.8

Siswa-siswa di SLTP QT. Memang sangat menikmati sekolahnya.

Bersekolah memang sesuatu yang menyenangkan. Guru bukan penguasa

otoriter di dalam kelas, namun sebagai teman belajar. Mereka bebas

menanyakan sesuatu kepada gurunya, sering dalam proses belajar PAI di

kelas, belum lagi sang guru mengucap sepatah kata, siswa sudah langsung

menanyakan sejumlah pertanyaan berkaitan dengan materi pelajaran yang

telah dipelajari sebelumnya.

Siswa di SLTP QT. Sangat terbiasa mengemukakan pendapatnya

langsung kepada teman dan guru, tentang suatu materi pelajaran yang diterima

pada saat itu atau sebelumnya bahkan mereka cenderung hyperactive sehingga

sebuah masalah atau pertanyaan guru akan dijawab dengan segudang jawaban

yang masih bisa dinalar.

8Ahmad Bahruddin, op.cit., hlm. 15

Page 98: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

74

Pengelola SLTP QT. menginginkan pengetahuan agama tidak hanya

sekedar menjadi sebatas pengetahuan bagi siswa, oleh karena itu dalam

kegiatan pembelajaran siswa dibiasakan untuk bisa mempraktikan apa yang

mereka pelajari, salah satu wujud dari hal tersebut adalah dengan

membiasakan shalat dzuhur secara berjama'ah di masjid sekolah. Pembiasaan

ini merupakan upaya sistematis untuk menghidupkan dan menegakkan nilai-

nilai akhlak dan moral yang benar melalui model dan keteladanan.

Selain berlangsung di dalam kelas proses pembelajaran PAI juga

berlangsung di luar kelas. Tidak ada jadwal yang pasti kapan pembelajaran

PAI dilangsungkan di luar kelas, semua tergantung kesepakatan siswa. Jika

memang para siswa sudah merasa jenuh belajar di kelas maka dengan

kesepakatan siswa belajar bisa dilaksanakan di luar kelas.

Tempat yang biasanya digunakan untuk proses pembelajaran PAI di

luar kelas adalah masjid, musholla, rumah tokoh agama di Kalibening, dan di

alam terbuka. Pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekitar

memiliki keuntungan ganda yaitu: pertama, proses belajar akan terasa

menyenangkan oleh karena itu siswa tidak cepat bosan, kedua, siswa benar-

benar akan mengenali lingkungannya sehingga mereka tidak akan tercerabut

dari budayanya.

Bagi kalangan SLTP QT. Pendidikan itu diperuntukkan bagi siswa

yang sedang belajar dan masyarakat sebagai pusat pembelajaran. Hal ini

terjadi karena pendidikan adalah proses humanisasi, atau siswa yang sanggup

mencapai perwujudan dirinya sendiri sesuai dengan kemampuan dasar dan

keunikan dirinya sendiri. Dan karena manusia memiliki dorongan untuk

mengarahkan dirinya pada tujuan yang positif.

Oleh karena itu, masyarakat sesungguhnya merupakan bagian yang

tidak terpisah dari hakikat dan realitas kehidupan. Pengetahuan harus menjadi

satu dari kegiatan pendidikan supaya proses kemanusiaannya berjalan dalam

jalur kehidupannya sendiri. Sebuah pendidikan tidak harus mengasingkan

bahkan memenjarakan siswa dengan dirinya sendiri maupun komunitasnya

Page 99: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

75

dengan alasan apapun karena hakikat pendidikan adalah pembebasan, yakni

kebebasan manusia untuk menjadi dirinya sendiri.

Dengan prinsip seperti itu, maka tidak mengherankan jika masyarakat

sekitar dengan segala keunikannya bagi siswa SLTP QT. menjadi

'laboratorium raksasa' yang kaya akan informasi dan sumber belajar yang tidak

akan pernah habis untuk dipelajari. Gayungpun bersambut, masyarakat desa

Kalibening tidak pernah merasa keberatan dengan keberadaan SLTP QT.,

bahkan mereka menaruh harapan besar terhadap SLTP QT., sehingga anak-

anak mereka bisa mendapatkan pendidikan yang berkualitas dengan biaya

yang murah. Tidak jarang ketika para siswa SLTP QT. mengadakan kegiatan

di luar sekolah, warga yang ditempati akan memberikan suguhan berupa snack

ataupun makan tanpa diminta oleh pihak sekolah.

Metode pembelajaran PAI di SLTP QT. di luar kelas sebenarnya sama

dengan metode pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas yaitu metode

dengan mengutamakan keaktifan siswa. Perbedaannya ketika pembelajaran di

luar kelas biasanya yang menjadi partner dalam belajar berasal dari luar

sekolah. Partner belajar mereka di luar kelas seperti tokoh masyarakat di desa

Kalibening, dan materi yang di bahas biasanya merupakan permasalahan-

permasalahan keagamaan yang ada di masyarakat lingkungan sekolah,

contohnya masalah sejarah perkembangan Islam di desa Kalibening yang

terbilang unik karena dari sekian desa/kelurahan di Kecamatan Tingkir hanya

Kalibening yang penduduknya 100% beragama Islam.

Secara umum penerapan active learning dalam proses pembelajaran

PAI di SLTP Alternatif QT. sebenarnya sudah berjalan dengan baik, akan

tetapi penulis melihat ada beberapa hal yang masih kurang. Dalam

pengamatan yang penulis lakukan siswa terlalu diberikan kebebasan sehingga

pada posisi tertentu peran guru menjadi kurang optimal dan sebagai imbasnya

adalah guru menjadi figur yang kurang di hormati oleh para siswa. Akan tetapi

kondisi seperti itulah yang mungkin di kehendaki oleh para pengelola SLTP

Alternatif QT. yaitu benar-benar mengembalikan belajar sebagai hak siswa,

Page 100: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

76

guru hanya sebagai pendamping, fasilitator, pembimbing dan teman. Guru

tidak menjadi sosok yang harus selalu “digugu” dan “ditiru”.

Terlepas dari permasalahan di atas SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah

merupakan satu bentuk pendidikan yang fenomenal yang merupakan hasil

karya masyarakat lokal (local genius) secara kolektif yang memiliki niat mulia

untuk menciptakan pendidikan yang murah dan berkualitas bagi semua

kalangan.

Page 101: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

77

Page 102: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

78

Page 103: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

77

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di bab-bab sebelumnya dapat diambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Strategi pembelajaran active learning adalah sebuah proses

pembelajaran yang memposisikan siswa sebagai subyek yang aktif

dalam pembelajaran. Agar bisa dijalankan dengan baik dan maksimal,

penerapan active learning harus di dukung oleh beberapa aspek

dengan indikator fisik sebagai berikut:

1). Segi siswa; a). keinginan, keberanian menampilkan minat,

kebutuhan dan permasalahan yang dihadapinya, b). Keinginan

dan keberanian serta kesempatan untuk berpartisipasi dalam

kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar, c). penampilan

berbagai usaha belajar dalam menjalani dan menyelesaikan

kegiatan belajar sampai mencapai hasil, d). kemandirian belajar.

2). Segi Guru; a). usaha mendorong, membina gairah belajar dan

berpartisipasi dalam proses pengajaran secara aktif, b). Peranan

guru yang tidak mendominasi kegiatan belajar siswa, c). memberi

kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut cara dan keadaan

masing-masing, d). menggunakan berbagai metode mengajar dan

pendekatan multi media.

3). Segi Program; a). tujuan pengajaran sesuai dengan minat,

kebutuhan serta kemampuan siswa, b). program cukup jelas bagi

siswa dan menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar.

4). Segi Situasi; a). hubungan erat antara guru dan siswa, siswa

dengan siswa, guru dengan guru, serta dengan unsur pimpinan

sekolah, b). siswa bergairah belajar.

77

Page 104: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

78

5). Segi Sarana Belajar; a). sumber belajar yang cukup, b).

Fleksibilitas waktu bagi kegiatan belajar, c). dukungan media

pengajaran, d). kegiatan belajar di dalam maupun di luar kelas.

2. Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) juga bisa

diterapkan strategi pembelajaran active learning, akan tetapi dalam

pelaksanaannya perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut;

1). Siswa diposisikan sebagai subyek yang aktif dalam pembelajaran

2). Peran guru tidak bersifat dominan tetapi lebih sebagai fasilitator,

pembimbing, pendamping.

3). Penggunaan metode yang bervariasi dan harus disesuaikan dengan

materi yang akan di sampaikan.

4). Ruang kelas didesain sedemikian rupa sehingga memungkinkan

siswa untuk leluasa bergerak, dan guru bisa leluasa dalam

memantau semua siswa.

5). Media pembelajaran baik didalam maupun diluar kelas harus

memadai.

3. Active Learning dalam pembelajaran PAI di SLTP Alternatif Qaryah

Thayyibah dengan menggunakan parameter seperti tersebut diatas

menurut penulis sudah terlaksana dengan baik

a) Adanya keterbukaan bagi siswa untuk mengungkapkan

pendapatnya

b) Adanya kebebasan dalam belajar yang menjadikan siswa tidak

merasa tertekan , terpaksa ataupun dipaksa

c) Peran aktif siswa sangat dominan di kelas

d) Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga

suasana belajar tidak menjenuhkan dan tidak membosankan

e) Suasana ruang kelas yang diatur sedemikian rupa menjadikan

siswa leluasa bergerak

Page 105: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

79

f) Guru berperan sebagai teman, sahabat, dan pendamping dalam

memfasilitasi siswa belajar yang menjadikan interaksi antara

keduanya terjalin akrab

g) Belajar tidak hanya berlangsung di ruang kelas saja, akan tetapi

bisa dimana saja tergantung keinginan dan kesepakatan siswa dan

guru.

h) Adanya usaha guru untuk mendorong siswa agar tidak takut salah

dan berani menanggung resiko

i) Tumbuhnya kreatifitas guru dalam penyampaian dan kreatifitas

siswa dalam merespon sejumlah materi pelajaran.

j) Tersedianya sarana pembelajaran yang modern seperti komputer,

lap top, handy came, akses internet selama 24 jam, dan yang tidak

kalah pentingnya adalah adanya dukungan dari lingkungan

masyarakat sekitar.

B. Saran-saran

Mengingat pentingnya belajar aktif yang merupakan salah satu

cara untuk meningkatkan hasil belajar dan mengembangkan potensi siswa.

Maka dalam hal ini penulis mengharapkan beberapa hal yang berhubungan

dengan masalah tersebut diatas :

1. Dalam penerapan dan pelaksanaan active learning di SLTP Alternatif

Qaryah Thayyibah secara umumnya dan PAI pada khususnya, yang

telah dilaksanakan agar lebih ditingkatkan lagi dengan lebih

menekankan pada keaktifan siswa dan kreatifitas guru dalam

menggunakan metode agar suasana belajar menjadi menyenangkan

dan tercapai suatu pembelajaran yang efektif, efisien, dan menjadi

lebih hidup.

2. Perlu adanya peningkatan sarana dan prasarana yang lebih baik lagi

seperti media pembelajaran berupa buku-buku pelajaran PAI,

perpustakaan yang lebih memadai, laboratorium, bangunan gedung

Page 106: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

80

yang lebih memadai sehingga siswa dapat melaksanakan aktifitas

belajarnya dengan optimal.

C. Penutup

Alhamdulillah, yang tak terhingga kepada Allah SWT. Yang

telah melimpahkan hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dengan

segala daya dan upaya yang ada dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Apa yang penulis sampaikan di dalamnya hanyalah sebagaian

kecil dari ilmu-Nya yang tertuang disamudera ilmu yang itupun masih

juga tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan, untuk itu kritik dan

saran demi kesempurnan tulisan ini sangat penulis harapkan.

Meskipun skripsi ini tersusun dalam kesederhanaan, harapan

penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca yang

budiman, sehingga dapat menjadi penggugah hati yang lebih jauh dan luas

dalam rangka melangkah yang positif, serta semoga Allah SWT.

Senantiasa melimpahkan petunjuk serta bimbingannya kepada kita.

Sehingga kita semua dapat menggapai ketentraman lahir dan batin untuk

mengabdi kepada-Nya.

Page 107: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

1

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz, Sholeh dan Abdul Aziz Abdul Madjid, At Tarbiyah Waturuqu At Tadris, Juz I, Mekkah: Darul Ma’arive, t th.

A.M., Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: C.V.

Rajawali, 1992, Ed. 1, Cet. 4. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2002). Ed.V

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1998, Cet. 11.

Bahruddin, Ahmad, Pendidikan Alternatif Qaryah Thayyibah, Yogyakarta:

LkiS, 2007 Budimansyah, Dasim, Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis

Portofolio, Bandung: PT. GENESINDO, 2002, Cet. 1. Daradjat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996. Dawam, Ainurrofiq dan Ahmad Ta’arifin, Manajemen Madrasah Berbasis

Pesantren, ttp: Listafariska Putra, 2005. Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005,

Ed.3. Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Semarang: PT.

Kumudasmoro Grafindo, 1994. De Porter, Bobbi dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan

Belajar Nyaman dan Menyenangkan, terj. Alwiyah Abdurrahman, Bandung: Kaifa, 2002, Ed. 1, Cet. 14.

Gulo, W., Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : PT. Grasindo, 2002. Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Jilid II, Yogyakarta: Andi Offset,

2002. Cet. 27. Harahap, A. Bazar, Kamus Profesional Inggris Indonesia, Indonesia

Inggris, Jakarta: Erlangga, t.th.

Page 108: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

2

Hidayat,”Pembelajaran Ramah Untuk Semua Anak”, http: // www. pikiran-rakyat. Com/ cetak/ 2006/ 06 2006/ 18/ geulius/ konsul paedogogi. Htm.

Kartono, Kartini, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung: CV.

Mandar Maju, 1990. Ladjid, Hafni, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis

Kompetensi, Ciputat: Quantum Teaching, 2005, Cet. 1. Majid, Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, Cet. 2.

Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta,

2000. Moloeng, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2006, Cet. 22. Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake

Sarasin, 1996, Cet.7. Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan

Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. 3.

Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: CV.

Misaka Galiza Anggota IKAPI, 2003, Cet.2. Mulyasa, E., Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK,

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, Cet. 2. Narbuko, Cholid dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi

Aksara, 1997. Nazir, Muhammad, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988. Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2006, Cet. 21. Sanjaya, Wina, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi, Jakarta: Kencana, 2006,Cet. 2.

Page 109: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

3

Silberman, Melvin L, Active Learning : 101 Strategi Belajar Siswa Aktif, terj. Roisul Muttaqien, Bandung: Nusa Media dan Nuansa, 2006, Cet., 3.

Simamora Bachtiar, PembelajaranAktif”,http://www.baldrigeindo.com Singer, Robert N., Motor Learning and Human Performance, New York:

Mac Millan, 1980. Subagyo, P. Joko, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta:

Rineka Cipta, 1991). Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikuuim, Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 1993, Cet.1. Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penelitian Pendidikan,

Bandung: CV. Sinar Baru, 1989.

, Nana dan Wari Suwariyah, Model-model Mengajar CBSA, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1991.

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998).

Tafsir, Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003, Cet.3.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustakan, 1990. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1994, Ed. 2.

Toha, Habib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1996. Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2006. Usman, Husaini dan Purnomo Setiady, Metodologi Penelitian Sosial,

Jakarta: Bumi Aksara, 1996. Wittig, Arno F., Theory and Problems of Psychology of Learning,

America: MC. Grow Hill, 1977.

Page 110: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

4

Yamin, Martinis, Pengembangan Kompetensi Pebelajar, Jakarta: UI Press, 2004, Cet. 1.

, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Ciputat: Gaung Persada Press, 2005, Cet. 3.

Yunus, Mahmud, Metodologi Khusus Pengajaran Agama, Jakarta: PT.

Hidakarya Agung, 1983. Zaini, Hisyam, dkk., Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi,

Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga, 2002.

Page 111: 01 FILE COVER - UIN Walisongolibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain... · 2013. 1. 16. · penulis lupakan sepanjang hayat dikandung badan. 14. Mas Agus Salim yang

5

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Anisatul Mubarokah Tempat/Tanggal Lahir : Brebes, 04 Maret 1982 Alamat : Jl. Kauman No.22 RT 01/I Kluwut, Bulakamba, Brebes

RIWAYAT PENDIDIKAN SDN II Kluwut Kec. Bulakamba Kab. Brebes lulus 1994 MTs Al Hikmah Benda Kab. Brebes lulus 1997 MAN 1 Brebes lulus 2001 Program Strata I Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang masuk 2001

Semarang, 15 Januari 2008 Anisatul Mubarokah NIM. 3101099

.