Tutorial Klinik Sinus Titu

Post on 14-Apr-2016

72 views 2 download

description

tutklin sinus titu

Transcript of Tutorial Klinik Sinus Titu

ASSALAMUALAIKUM WR. WB

ANATOMIFISIOLOGICARA PEMERIKSAANSINUS PARANASALIS

Titu Parfita Rahayu (112.0221.165)

Pembimbing : Kolonel CKM dr. Budi Wiranto, Sp.THT

Merupakan hasil pneumatisasi tulang-tulang kepala, sehingga terbentuk rongga di dalam tulang.

Semua sinus mempunyai muara (ostium) ke dalam rongga hidungSecara embriologik, sinus paranasal berasal dari invaginasi mukosa rongga hidung dan perkembangannya dimulai pada fetus usia 3-4 bulan, kecuali sinus sfenoid dan sinus frontal.

Sinus maksila dan sinus etmoid telah ada saat anak lahir, sedangkan sinus frontal berkembang dari dari sinus etmoid anterior pada anak yang berusia kurang lebih 8 tahun.

Pneumatisasi sinus sfenoid dimulai pada usia 8-10 tahun dan berasal dari bagian postero-superior rongga hidung. Sinus-sinus ini umumnya mencapai besar maksimal pada usia 15-18 tahun.

Sinus paranasales anterior :

- Sinus Frontalis - Sinus Ethmoidalis

Anterior- Sinus Maxillaris Muara : meatus nasi

medius

Sinus Paranasales posterior :

- Sinus Etmoidales posterior

- Sinus Sphenoidalis Muara : meatus nasi

superior

SINUS MAKSILARIS

SINUS MAKSILARIS

Sinus terbesar vol 6-8 ml (lahir) 15 ml (dewasa)

Berbentuk piramida dan mempunyai dinding

Batasan:

a. Anterior : permukaan fasial os maksila (fosa kanina)

b. Posterior: permukaan infra-temporal maksila

c. Medial : dinding lateral rongga hidung

d. Superior : dasar orbitae. Inferior: prosesus

alveolaris dan palatum. f. Ostium berada di

sebelah superior dinding medial sinus dan bermuara ke hiatus semilunaris melalui infindibulum etmoid.

SINUS MAKSILARIS1.  Dasar sinus sangat berdekatan dengan akar

gigi rahang atas, yaitu P1 dan P2, M1 dan M2, kadang-kadang C dan M3, bahkan akar-akar gigi tersebut dapat menonjol ke dalam sinus.

2.  Sinusitis maksila dapat menyebabkan komplikasi orbita.

3.  Ostium sinus maksila terletak lebih tinggi dari dasar sinus, sehingga drainase kurang baik, lagipula drainase juga harus melalui infundibulum yang sempit. Infundibulum adalah bagian dari sinus etmoid anterior dan pembengkakan akibat radang atau alergi pada daerah ini dapat menghalangi drenase sinus maksila dan selanjutnya menyebabkan sinusitus.

SINUS FRONTALIS

SINUS FRONTALISTerletak di os frontal mulai terbentuk sejak bulan ke empat fetus, berasal dari sel- sel infundibulum etmoid, juga bermuara di hiatus semiluminaris

Mulai berkembang pada usia 8-10 th, ukuran max sd usia 20 th

Kurang lebih 15% orang dewasa hanya mempunyai satu sinus frontal dan kurang lebih 5% sinus frontalnya tidak berkembang.

SINUS FRONTALIS

Tinggi 2,8 cm; lebar 2,4 cm; dalam 2 cm

Bersekat, tepi sinus berlekuk-lekuk.

Berdraenase melalui ostiumnya yang terletak di resesus frontal. Resesus frontal adalah bagian dari sinus etmoid anterior.

SINUS ETMOID

SINUS ETMOIDBagian penting fokus infeksi sinus lainnya

Bentuk seperti piramid, dasarnya dibagian posteriorUkuran ant-post 4-5 cm, tinggi 2,4 cm, lebar 0,5 cm di bag anterior dan 1,5 cm di bag posteriorBerongga-rongga seperti sarang tawon (4-17 sel)

SINUS ETMOIDDiantara konka media dan dinding medial orbita

Berdasarkan letak : sinus etmoid anterior dan sinus etmoid posterior

Dibagian terdepan sinus etmoid anterior ada bagian yang sempit, disebut resesus frontal

SINUS ETMOIDSinus ethmoid

anteriorSinus Ethmoid

Posterior•Sl-sel kecil dan banyak•Terletak didepan lamina basalis•Berhubungan dengan meatus nasalis medius

•Sel-sel besar dan jumlahnya lebih sedikit•Posterior dari lamina basalis•Berhubungan dengan meatus nasalis superior

• Sinus ethmoid anterior terdapat bagian yang sempit : resesus frontal apbl pembengkakan sinusitis frontal

Terdapat penyempitan infundibulum muara

ostium os maksila apbl pembengkakan

sinusitis maksila

SINUS ETMOID• Batas-batas :a. Atap sinus : fovea

ethmoidalis berbatasan dengan lamina kribosa

b. Dinding lateral : lamina papirasea membatasi sinus ethmoid dengan rongga orbita

c. Bag. Belakang: berbatasan dengan sinus sfenoid

SINUS SFENOID

SINUS SFENOID

Terletak di belakang sinus etmoid posterior

Bermuara di resesus sfenoetmoidalis

Dibagi oleh 2 sekat : septum intersfenoid

Tinggi 2 cm; dalam 2,3 cm; lebar 1,7cm; volume 5-7,5 ml

Sinus Sfenoid• Batas:a. Superior: fossa

serebri meia & kelenjar hipofisis

b. Inferior: atap nasofaring

c. Lateral: sinus kavernosa & karotis interna

d. Posterior: fossa serebri posterior didaerah pons

The sphenoid sinus ostium is in the posterior nasal cavity approximately 1.5 cm above the roof of the nasal pharynx. It is generally medial to the superior turbinate

Kompleks Ostio-Meatal Di sepertiga tengah dinding lateral hidung

yaitu di meatus medius, terdpt muara2 saluran dr sinus maksila, sinus frontal & sinus etmoid anterior

Daerah ini rumit & sempit KOM terdiri dari : infundibulum etmoid

(dibelakang prosesus unsinatus), resesus frontalis, bula etmoid, dan sel-sel etmoid anterior dengan ostiumnya, ostium sinus maksila

Transpor Mukosilier

• Seperti pada mukosa hidung, didalam sinus juga terdapat mukosa bersilia dan palut lendir diatasnya. Di dalam sinus, silia bergerak secara teratur untuk mengalirkan lendir menuju ostium alamiahnya mengikuti jalur-jalur yang sudah tertentu polanya

Terdapat 2 aliran :Sinus anterior bergabung di infundibulum ethmoid berjln menuju tepi bebas prosesus

unsinatus & sepanjang dinding medial konka inferior ke nasofaring bagian antero-

inferior muara tuba Eustachius

Sinus posterior bergabung di resesus

sfenoethmoidalis dilirkan ke nasofaring di postero-

superior muara tuba Eustachius

34

Fungsi sinus paranasal

Air conditioning

Penahan suhu

Keseimbangan kepala

Membantu resonansi suara.Peredam perubahan tekanan udara

Produksi mukus

….Fungsi Sinus Paranasal

Sebagai pengatur kondisi udara

Ruang tambahan untuk memanaskan dan mengatur kelembapan udara inspirasi

Tidak didapati pertukaran udara yg definitif antara sinus dan rongga hidung

Mukosa sinus tidak punya kelenjar & vaskularisasi sebanyak mukosa hidung

Penahan suhu

Sinus-sinus besar tidak terletak diantara hidung dan organ yang dilindungi

Membantu Keseimbangan Kepala

Karena mengurangi berat tulang muka

Jika sinus diganti dengan tulang

penambahan berat hanya

sebesar 1%

Membantu Resonansi Udara

Berfungsi sebagai rongga untuk resonansi suara dan mempengaruhi

kualitas suara

Posisi sinus dan ostiumnya tidak memungkinkan sinus berfungsi

sebagai resonator aktif

Peredam perubahan tekanan udara

Bila terdapat perubahan tekanan yang besar dan mendadak misalnya bersin atau membuang ingus

Membantu produksi mukus

Mukus yang

dihasilkan sinus

paranasal lebih

sedikit dari

rongga hidung

membersihkan

partikel yang turut

masuk dengan udara

inspirasi karena

mukus ini keluar

dari meatus medius.

ANAMNESA

ANAMNESIS Pilek berbau Hidung tersumbat Pendengaran terganggu akibat sumbatan tuba Wajah terasa nyeri (Nyeri dahi, pangkal hidung, pipi,

dan tengah kepala) Wajah terasa penuh Post nasal drip Gangguan penghidu Rasa kering di tenggorokan Batuk Nyeri gigi Tanpa demam

PEMERIKSAAN SINUS PARANASAL

PEMERIKSAAN SINUS PARANASAL

Untuk mengetahui adanya kelainan pada sinus paranasal dilakukan:1.Inspeksi dari luar2.Palpasi3.Rinoskopi anterior4.Rinoskopi posterior5.Transiluminasi6.Pemeriksaan radiologi7.sinuskopi.

PEMERIKSAAN SINUS PARANASAL

InspeksiYang diperhatikan adalah adanya

pembengkakan pada muka. Pembengkakan di pipi sampai kelopak mata

bawah yang berwarna kemerah-merahan mungkin menunjukkan suatu sinusitis maksilaris akut.

Pembengkakan di kelopak mata atas mungkin menunjukkan suatu sinusitis frontalis akut.

PEMERIKSAAN SINUS PARANASAL

PalpasiNyeri tekan pada pipi dan nyeri ketuk di gigi menunjukkan adanya sinusitis maksila. Pada sinusitis frontal terdapat nyeri tekan di dasar sinus frontal yaitu pada bagian medial atap orbita. Sinusitis etmoid menyebabkan rasa nyeri tekan di daerah kantus medius.

Palpasi Nyeri tekan pada pipi dan nyeri ketuk di

gigi menunjukkan adanya sinusitis maksila.

Pada sinusitis frontal terdapat nyeri tekan di dasar sinus frontal yaitu pada bagian medial atap orbita. Sinusitis etmoid menyebabkan rasa nyeri tekan di daerah kantus medius.

SINUSITIS MAKSILA

Nyeri tekan pipi

SINUSITIS FRONTAL

Nyeri tekan bagian medial

atap orbita.

SINUSITIS ETMOID Nyeri tekan di daerah kantus medius.

Transiluminasi Untuk memeriksa sinus maksila dan sinus

frontal, bila fasilitas pemeriksaan radiologik tidak tersedia.

Bila terdapat kista yang besar di dalam sinus maksila, akan tampak terang pada pemeriksaan transiluminasi.

Transiluminasi pada sinus frontal hasilnya lebih meragukan. Besar dan bentuk kedua sinus ini seringkali tidak sama. Gambaran yang terang berarti sinus berkembang dengan baik dan normal, sedangkan gambaran yang gelap mungkin hanya menunjukkan sinus yang tidak berkembang.

Transiluminasi Digunakan lampu khusus sebagai

sumber cahaya, pada ruangan gelap. Px sinus maxila: dimasukan sumber

cahaya ke rongga mulut dan bibir dikatupkan sehingga sumber cahaya tidak tampak lagi, setelah beberapa menit tampak daerah orbita terang seperti bulan sabit.

Px sinus frontal: lampu diletakkan didaerah bawah sinus frontal dekat kantus medius dan didaerah sinus frontal tampak cahaya terang.

Transiluminasi

Bila dicurigai adanya kelainan di sinus paranasal,maka dapat dilakukan pemeriksaan radiologik. Posisi rutin yang dipakai ialah posisi Waters, P.A, dan lateral.

Posisi Waters terutama untuk melihat adanya kelainan di sinus maksila, frontal dan etmoid.

Pemeriksaan Radiologik

Posisi posterior anterior untuk menilai sinus frontal

Posisi lateral untuk menilai sinus frontal, sphenoid dan etmoid.

Metode mutakhir yang lebih akurat untuk melihat kelainan sinus paranasal adalah pemeriksaan CT-scan.

Pemeriksaan Radiologik

SINUSKOPI Pemeriksaan ke dalam sinus maksila

menggunakan endoskop. Endoskop dimasukkan melalui lubang yang dibuat di meatus inferior atau di fossa kanina.

Dengan sinuskopi dapat dilihat keadaan di dalam sinus, apakah ada sekret, polip, jaringan granulasi, massa tumor atau kista, bagaimana keadaan mukosa dan apakah ostiumnya terbuka.

SINUSKOPI

TERIMA KASIH