Post on 05-Aug-2015
Manajemen Inventory Manajemen Inventory
Elisa Kusrinielisa_kusrini@yahoo.com
MATERI
• Pendahuluan• ABC Analysis• Cycle counting• Teknik Pemesanan• Teknologi dalam inventory
Inventory adalah persediaan barang . Inventory manajemen memfokuskan pada perencanaan dan pengendalian finished goods, raw materials, purchased parts, work-in-progress .
Inventory Management
Rec
eivi
ng
Production Process
Finished Goods
Raw Materials
Workcenter
Work center
WIP
Work center Workcenter
WIP
Inventory Management Locations
Mengapa inventory diperlukan?
• Untuk menjaga independensi operasi • Untuk memenuhi demand yang bervariasi• Untuk fleksibilitas jadwal operasi• Untuk pengaman dari variabilitas pengiriman
raw materials• Untuk mengambil keuntungan diskon
kuantitas.• Untuk Menjaga pengaruh inflasi dan kenaikan
harga
Pressures dalam jumlah inventoryPressures dalam jumlah inventory
Pressure untuk lower inventory
•Inventory investment
•Inventory holding cost
Pressure untuk higher inventory
•Customer service
•Other costs related to inventory: STOCK
OUT
ABC Analysis
• Membagi on-hand inventory ke dalam 3 kategori– Kelas A, Kelas B, kelas C
• Dasar pembagian nilai annual $ volume– $ volume = Annual demand x Unit cost
• Kebijakan dalam ABC analysis– Pengembangan supplier kelas A – Kontrol fisik lebih ketat untuk item kelas A– Forecast A lebih berhati-hati.
% of Inventory Items
Klasifikasi Items dalam ABC
0
20
40
60
80
100
0 50 100
% Annual $ Usage
AABB
CC
Class % $ Vol % ItemsA 80 15B 15 30C 5 55
Contoh 1: KLASIFIKASIKAN ITEM BERIKUT DALAM A,B, ATAU C.
ABC Classification - Contoh
ItemAnnual
Demand Unit CostAnnual Dollar
Volume1 1,000 4,300 4,300,0002 5,000 720 3,600,0003 1,900 500 950,0004 1,000 710 710,0005 2,500 250 625,0006 2,500 192 480,0007 400 200 80,0008 500 100 50,0009 200 210 42,000
10 1,000 35 35,00011 3,000 10 30,00012 9,000 3 27,000
ItemAnnual
Demand Unit CostAnnual Dollar
Volume Classification1 1,000 4,300 4,300,000 A2 5,000 720 3,600,000 A3 1,900 500 950,000 B4 1,000 710 710,000 B5 2,500 250 625,000 B6 2,500 192 480,000 B7 400 200 80,000 C8 500 100 50,000 C9 200 210 42,000 C
10 1,000 35 35,000 C11 3,000 10 30,000 C12 9,000 3 27,000 C
Cycle Counting
• Perhitungan berkala secara fisik barang yang ada digudang.
• Didasarkan pada klasifikasi ABC– Item A dihitung lebih sering (mis harian)
Annual $ VolumeAnnual $ VolumeAABBCC
Contoh: Cycle CountingSebuah perusahaan menerapkan cycle
counting program. Class A items akan dihitung bulanan,Class B items akan dihitung kuartalan dan klas C akan dihitung setengah tahunan.
5% dari stock masuk dalam kategori A, 20% masuk Class B, dan 75% masuk Class C. Jika perusahaan punya 16,000 SKUs (unique inventory items), Berapa banyak item akan dihitung setiap hari? Assumsi ada 200 hari per tahun untuk cycle counting.
NumberNumber of Counts
Class of Items per Item Total Countsof Item per Class per Year per Year
A 800 12 9,600B 3,200 4 12,800C 12,000 2 24,000
Total 16,000 46,400
Example: Cycle CountingThe cycle-counting personnel harus
menghitung 232 inventory items per hari.Jika rata-rata seorang pekerja dapat menhitung 24 items per day,Berapa orang diperlukan untuk menghitung?
• Jumlah pekerja untuk menghitung
= 232/24 = 9.67 or 10 counters
Number of items counted per day=
Number of items per day per counter
Number of items counted per day=
Number of items per day per counter
Inventory Model
Jenis biaya dalam inventory model : Holding costs (biaya simpan)–
berhubungan dengan penyimpanan atau membawa barang dari waktu ke waktu.
Ordering costs(biaya pesan) – berhubungan dengan biaya penempatan pesanan dan penerimaan pesanan.
Holding Costs (biaya simpan)• Obsolescence• Insurance• Extra staffing• Interest• Pilferage• Damage• Warehousing• Etc.
Inventory Holding Costs(Approximate Ranges)
CategoryHousing costs (building rent,
depreciation, operating cost, taxes, insurance)
Material handling costs (equipment, lease or depreciation, power, operating cost)
Labor cost from extra handling
Investment costs (borrowing costs, taxes, and insurance on inventory)
Pilferage, scrap, and obsolescence
Overall carrying cost
Cost as a % of Inventory Value
6%(3 - 10%)
3%(1 - 3.5%)
3%(3 - 5%)
11%(6 - 24%)
3% (2 - 5%)
26%
Inventory Models
• Fixed order-quantity models– Economic order quantity
EOQ adalah ukuran lot terbaik yang dipesan sehingga menghasilkan total biaya pesan yang minimal.
• Fixed order-period models
Membantu menjawab pertanyaan inventory planning !
Membantu menjawab pertanyaan inventory planning !
Berapa banyak dan kapan melakukan pemesanan tergantung dari beberapa faktor antara lain : biaya pesan, biaya kirim, lead time, variasi deman, variasi di bidang produksi dan sebagainya.
Economic Order Quantity (EOQ) merupakan metode untuk menentukan berapa jumlah barang yang harus dipesan sehingga biaya inventorinya minimal.
Reorder Point (ROP) adalah batas jumlah inventori di mana akan dilakukan pemesanan kembali.
How Much? When? To Order
How Much?
When!
Fixed order-quantity /model Q/ Sistem perpetual
Asumi EOQ • Demand diketahui dan tetap • Lead time diketahui dan konstan• Instantaneous receipt of material( barang
datang seketika dan lengkap)• No quantity discounts• Hanya order (setup) cost dan holding cost• No stockouts
EOQ ModelWhen To Order
Reorder Point
(ROP)
Time
Inventory LevelAverageInventory
(Q*/2)
Lead Time
Optimal Order
Quantity(Q*)
EOQ ModelHow Much to Order?
Order quantity
Annual Cost
Holding Cost CurveTotal Cost Curve
Order (Setup) Cost Curve
Optimal Order Quantity (Q*)
Minimum total cost
Persamaan model EOQ
1. Membuat persamaan untuk biaya setup atau biaya pesan
2. Membuat persamaan untuk biaya penyimpanan
3. Menentukan setup cost sama dengan holding cost
4. Menyelesaikan persamaan untuk kuantitas pemesanan optimum.
D = Demand per yearS = Setup (order) cost per orderH = Holding (carrying) cost
d = Demand per dayL = Lead time in days
1. Biaya pesan (Set Up) =Jumlah pesanan x biaya pesan per pesanan
= D/Q x S2. Biaya penyimpanan tahunan = Rata rata
tingkat persediaan x Biaya simpan = Q/2 x H3. menyamakan dua persamaan D/Q x S = Q/2 x H4. Kuantitas pesanan optimal EOQ = √ 2.D.S/H
Optimal Order Quantity
Expected Number of Orders
Expected Time Between Orders Working Days / Year
Working Days / Year
= =× ×
= =
= =
=
= ×
Q*D SH
ND
Q*
TN
dD
ROP d L
2
D = Demand per year
S = Setup (order) cost per order
H = Holding (carrying) cost
d = Demand per day
L = Lead time in days
EOQ Model Equations
Example 2a: Kebutuhan User akan suatu part untuk sebesar 9,600 unit per tahun. Biaya simpan sebesar (Annual Carrying Cost ) $16 per unit, biaya pesan (Ordering Cost ) sebesar $75. Hari kerja 288 hari. Berapa EOQ?
Econmic Order Quantity = Q =2DS
H
=2(9,600)(75)
16= 300
0
Basic EOQ – Example
Example 2b: Berapa kali gudang melakukan pemesanan dalam satu tahun?
Number of Orders Per Year = D
Q=
9,600
300= 32
0
Basic EOQ – Example
Example 2c: berapa panjang antar pesanan(Cycle Time)?
Length of Order Cycle = Q
D=
300
9,600=.03125
therefore
since there are 288 days in the year the
Order Cycle = .03125*288 = 9 days
0
Example 2d: Berapa biaya tiotal dalam satu tahun?
TC Q
2H
D
QS
= $2,400 + $2,400 =
300
216
9 600
30075
800
( ),
( )
$4,
Basic EOQ – Example
Basic EOQ – Example
Penentuan Safety Stock
• Safety Stock (SS) adalah dilema, jika terjadi stock out akan berakibat terganggunya proses produksi dan jika berlebihan akan membengkakan biaya penyimpanan. Oleh karena itu perlu diadakan penyeimbangan (penentuan level yang seimban
• Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan perusahaan melakukan safety stock, yaitu :
1. Biaya atau kerugian yang tinggi yang disebabkan oleh stockout.
2. Variasi atau ketidakpastian permintaan yang meningkat.3. Resiko stock out meningkat.4. Biaya penyimpanan safety stock yang murah
Metode Menentukan Safety Stock Berdasar Intuisi. Besarnya safety stock berdasarkan pengalaman
sebelumnya. Service level tertentu. Ditentukan berdasarkan tingkat
efektifitas perusahaan mensuplai barang Besarnya safety stock biasanya tergantung pada ketidakpastian
pasokan maupun permintaan. Pada situasi normal, ketidakpastian pasokan bisa diwakili oleh standar deviasi lead time dari supplier sedangkan ketidakpastian permintaan diwakili oleh standar deviasi permintaan perperiode.
Interaksi antara permintaan dan lead time pada penentuan safety stock ditunjukkan oleh tabel berikut :
Sdl = Sd × √l
Safety stock ditentukan oleh ketidakpastian permintaan
Sdl = √ (d² × Sl² + l × Sd²)
Safety stock ditentukan oleh interaksi dua ketidakpastian
Sdl = 0
Tidak diperlukan safety stock
Sdl = d × Sl
Safety stock ditentukan oleh ketidakpastian lead time
variabel
permintaan
konstant
konstant Lead time variabel
l = rata-rata periode lead timed = rata-rata permintaan perperiodesl = standart deviasi lead timesd = standart deviasi permintaan per periodeSafety stock (SS) = Z × Sdl Nilai Z diterjemahkan dari keputusan manajemen, jika manajemen
memberikan toleransi terjadinya kekurangan 5 kali untuk setiap 100 siklus pemesanan, berarti service level yang diinginkan adalah 95%. Nilai Z yang berkorelasi dengan service level 95% adalah 1,645
Reorder Point (ROP) = permintaan selama lead time × safety stock = d × l + SS
Contoh : Diketahui lead time pengiriman adalah 5; 4; 6; 4;6 hari dan besarnya permintaan perhari 6;3;4;5;2 ton. Jika service level 95%. Maka : l = 5; d = 4; Sl² = 1 dan Sd² = 2,5
Sdl = √(16 × 1 + 5 × 2,5) = √18,5 = 4,3 SS = 1,645 × 4,3 = 7,07 ton ROP = 4 × 5 + 7,07 = 27,07 ton
Fixed Period Model(model P /sistem periode tetap)
Orders dipesan pada interval tetapInventory sampai pada target maksimum. (Qo
= E = maksimum inventory level = D(T + L) / N. dengan T =interval antar pemesanan (T = 1/M) dengan M : Frekuensi pemesanan. N= Jumlah hari kerja dalam satu tahun. M = D/Q.
Jumlah order bervariasiTdk dilakukan perhitungan stok secara
continu
Inventory dalam Fixed Period System
Sejumlah Qi dipesan pada priode tertentu (p) berdasar pada kebutuhan kuantitas untuk memenuhi target maksimum inventori.
pp pp pp
QQ11 QQ22
QQ33
QQ44
Target maximum
Time
On-
Han
d In
vent
ory
Perbandingan sistem Q and P
Continuous Review System (Q)Sistem dengan jumlah pesanan tetap yang dilakukan pada saat inventory mencapai ROP. Kontrol dilakukan secara kontinyu.
Periodic Review System (P) Sistem dengan interval pemesanan tetap. Sistem dikontrol secara periodik.
Alat Ukur Persediaan
1. Tingkat Perputaran Persediaan (inventory turnover rate): seberapa cepat produk/barang mengalir relatif terhadap jumlah yang rata-rata tersimpan sebagai persediaan.
2. Inventory days of supply: Rata-rata jumlah hari suatu perusahaan bisa
beroperasi dengan jumlah persediaan yang dimiliki.
3. Fill rate(service level): Persentase jumlah item tersedia ketika diminta oleh
pelanggan .
37
38
Inventory MeasuresInventory MeasuresAverage inventory = $2 million
Cost of goods sold = $10 million
52 business weeks per year
= = 5 turns/year$10 million
$2 million
Inventory turns =
= = 10.4 weeks$2 million
($10 million)/(52 weeks)
Weeks of supply =Average inventory value
Weekly sales (at cost)
Annual sales (at cost)
Average inventory value
Teknologi dalam manajemen Inventory
Vendor Managed Inventory (VMI)• Pemesanan ke pemasok dengan cara tradisional mengakibatkan
inefisiensi: -pemasok tidak tahu berapa dan kapan barang akan dipesan
sehingga stock menumpuk -terjadinya perubahan jadwal dari pembeli secara tiba-tiba
mengakibatkan service level rendah dan ‘schedule nervosuness’ • VMI didesign untuk mengatasi cara tradisional hubungan pembeli
pemasok• Perusahaan Pembeli memberikan informasi tentang permintaan
pelanggan, inventory sisa, informasi promosi ,dll.• Dibutuhkan infrastruktur komunikasi dan informasi antara
pemasok-pembeli• Contoh : IBM, Unilever
39
Kesimpulan Fungsi dan jenis-jenis inventori Biaya inventoryABC dan EOQ model adalah model
tradisional yang masih sering dipakai dalam kondisi tertentu
Continuous review system (Q) untuk high-value parts; Periodic review system (P) untuk low value parts
Weeks of Supply dan inventory turns secara luas digunakan untuk ukuran inventory.