Post on 21-Jan-2021
1
PERANCANGAN PROMOSI PROGRAM TEMATIK
MUSEUM GEDUNG SATE
DESIGNING THEMATIC PROGRAMME PROMOTION
GEDUNG SATE MUSEUM
Alfiani Riezky Puspita Dewi, Sonson Nurusholih, S.Sn., M.Sn,
alfianirr@gmail.com, sonson@telkomuniversity.co.id
Prodi S1 Desain Komunikasi Visual, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom
Abstrakl
Museum Gedung Sate adalahl museum yang memiliki konsep smart museum yang masih
terbilang baru di Indonesia. Menerapkan teknologi digital interactive dalam proses
penyampaian materinya. Namun hingga saat ini masih banyak masyarakat Bandung yang
kurang mengetahui keberadaan serta informasi tentang Museum Gedung Sate. Namun
dengan perancangan promosi yang tepat diharapkan promosi dapat berjalan secara baik
untuk kedepannya. Perancangan promosi ini didukung dengan dasar serta landasan teori
yang tepat, serta data yang didukung dengan metode penelitian Kualitatif dalam
penyusunannya.
Kata Kunci: Promosi, Museum Gedung Sate, Teknologi
Abstract
Gedung Sate Museum is a museum with smart museum concept applied and it is one of the newest
museum in Indonesia. Digital interactive technology is used in this museum, but not many Bandung
citizens know about where this place is and the informations about this place. Hopefully, designing
the right promotional marketing would help to promote gedung sate museum better in the future.
This designing process is based on the right theory, and datas from qualitative method in the making.
Keyword: Promotion, Museum Gedung Sate, Technology
1. Pendahuluan
Gedung Sate, sejak tahun 1980 difungsikan sebagai pusat pemerintahan provinsi Jawa Barat.
Karena digunakan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat untuk bekerja. Memiliki
arsitektur dengan ciri khas tersendiri yaitu dapat dilihat pada menara sentralnya yang terdapat seperti
ornamen tusuk sate yang memiliki makna tersendiri, membuat gedung ini dikenal dengan sebutan
Gedung Sate. Dibangun pada tahun 1920 yang mana pada zaman Hindia Belanda disebut dengan
Gouvernements Bedrijven (GB). Telah berdiri selama ± 98 tahun, tentu Gedung Sate menjadi saksi
bisu perkembangan yang terjadi di wilayah Jawa Barat khususnya wilayah Bandung. Gedung Sate
menyimpan banyak sejarah yang wajib kita ketahui sebagai warga Bandung. Maka dari itu pada
tangga 8 Desember 2017, diresmikanlah Museum Gedung Sate oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad
Heryawan (Aher). Diharapkan dengan dibangunnya Museum Gedung Sate dapat memfasilitasi,
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 1539
2
mengedukasi, serta memberika informasi kepada masyarakat Jawa Barat khususnya Bandung,
tentang Gedung Sate. Sumber didapat berdasarkan observasi atau kunjungan penulis secara
langsung ke Museum Gedung Sate.
Museum adalah salah satu saran edukasi yang efektif dalam membantu proses pembelajaran.
Menjadi saksi bisu yang dapat kita saksikan langsung hingga saat ini, sehingga dapat mempermudah
pemahaman kita dalam melihat gambaran dimasa lalu. Pada saat ini kesadaran masyarakat akan
pentingnya berkunjung ke museum sangat minim terutama diusia 16-25 tahun. Mengingat persepsi
sifat museum dimata kalangan tersebut itu sebuah hal yang kuno dan membosankan. Ditambah
dengan semakinnya menjamurnya tempat wisata yang kekinian atau dapat dikatakan instagramable
di Bandung, masyarakat lebih memilih untuk mengunjungi tempat wisata tersebut dibanding dengan
wisata edukasi khususnya museum. Kurang meratanya penyebaran promosi yang dilakukan pihak
pengelola museum serta minimnya informasi membuat masyarakat kurang mengetahui keberadaan
museum tersebut. Dengan adanya fenomena ini lambat laun keberadaan musuem akan semakin
tersisihkan oleh waktu dan zaman. Untuk mengantisipasi hal tersebut, dibutuhkan strategi promosi
dan media promosi yang tepat untuk masyarakat khususnya dikalangan anak muda untuk
mengenalkan keberadaan museum dengan media komunikasi visual yang tepat dan juga efisien.
Promosi yang sudah dilaksanakan sejauh ini oleh pihak Museum Gedung Sate adalah
melakukan mekanisme promosi melalui sosial media, seperti aktif dalam melakukan daily content
update pada platform Instagram, yang ditautkan dengan akun Twitter, dan Facebook. Serta untuk
laman resmi milik Museum Gedung Sate menyediakan jadwal event yang akan dilaksanakan serta
kolom untuk reservasi kunjungan. Untuk kegiatan event, Museum Gedung Sate sudah melaksanakan
total 2 event dengan skala besar, serta beberapa kali kelas literasi. Untuk media promosi pendukung
disekitar lokasi, terdapat sign system yang terhitung tidak lebih dari 10 buah yang tersebar didalam
kawasan Gedung Sate, standing banner yang berada tepat dipintu masuk museum dan receptionist,
neon box yang terpasang diatas pintu masuk museum, serta flayer dan kartu nama yang terdapat
dimeja receptionist.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, terlihat kurangnya minat masyarakat dalam
melakukan kunjungan ke museum. Serta kurangnya penyebaran informasi menyebabkan terjadi
kurangnya promosi yang dilakukan oleh pihak Museum Gedung Sate. Maka penulis memandang
perlu dilakukan promosi. guna meningkatkan awareness serta minat masyarakat untuk berkunjung
ke museum, khususnya Museum Gedung Sate.
Identifikasi Masalah
1. Setelah melakukan analisis, promosi sejauh ini sudah dilakukan oleh pihak Museum Gedung
Sate. Namun terlihat konten promosi yang dilakukan kurang tepat dan menjadi salah satu
penyebab kurangnya minat untuk berwisata ke museum, sehingga terjadi penurunan jumlah
pengunjung.
2. Temuan lainnya berupa konten media sudah cukup. Namun karena terlihat kurangnya adanya
kegiatan aktifasi, sehingga promosi yang dilakukan hanya berjalan satu arah saja. Sehingga tidak
terjadinya respon balik dari masyarakat.
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 1540
3
Rumusan Masalah
1. Bagaimana merancang strategi kreatif untuk mempromosikan Museum Gedung Sate ?
2. Bagaimana merancang strategi media visual yang tepat dalam mempromosikan Museum Gedung
Sate ?
Tujuan yang mendukung perancangan media promosi sebagai berikut :
1. Membuat rancang strategi kreatif untuk mempromosikan Museum Gedung Sate.
2. Membuat rancangan strategi media visual yang tepat untuk mempromosikan Museum Gedung
Sate.
Dalam menyusun penelitian, penulis menggunakan metode kualitatif. Metode penelitian
kualitatif menurut Creswel (2008) dalam buku Metode Penelitian Kualitatif, suatu penulusuran atau
pendekat yang digunakan untuk meneliti serta memahami gejala yang terjadi. (Semiawan, 2010:7
Dalam menganalisis haril data yang sudah didapat, penulis menggunakan metode analisis
SWOT. SWOT merupakan metode dalam mengevaluasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam
usaha, yaitu: Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats
(ancaman). Tujuan dari metode analisis SWOT ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
kelemahan yang dimiliki oleh produk tersebut, dan seberapa besar peluang yang didapatkan dari
hasil perubahan kelemahan produk tersebut. (Rangkuti, 2009:241)
2. Dasar Pemikiran
2.1 Komunikasil
Komunikasil adalah respons terhadap pesanl yang diterima dalam suatu proses dua orang
atau lebih saling mempengaruhi satu sama lain, dalam membentuk atau melakukan pertukaran
informasi dalam menggunakan media pancaindera atau saluran komunikasi.
Tujuan dari komunikasi adalah mempengaruhi orang lain untuk membangun serta
mengelola berbagai relasi dengan memanfaatkan perbedaan antar jenis pengetahuan dalam
membantu orang lain, maka tujuan dari komunikasi itu sudah tercapai dan berhasil diterapkan dalam
proses_komunikasi.
Strategi komunikasi mengidentifikasi suatu visi dan tujuan komunikasi dalam sebuah
rumusan untuk membentuk komunikasi yang sesuai, dilaksanakan atas dasar ketetapan sejumlah
pilihan_komunikasi. Strategi komunikasi menelaah tahapan riil dalam rangkaian proses komunikasi
dengan berdasarkan penerapan tujuan komunikasi. (Liliweri, 2011:240)
2.2 Pemasaran
Pemasaran adalah sebuah sistem sosial yang terdapat individu atau kelompok dalam
memperoleh produk yang dibutuhkan dengan cara menawarkan, menghasilkan, atau memperbarui
produk yang senilai dengan orang lain. (Kotler dan Keller, 2009:6)
Tujuan dari pemasaran adalah memasarkan produk kepada pihak lain dengan mencari laba
dengan tujuan untuk menghasilkan lebih banyak uang yang didapat. (Kotler, Keller, 2009:18)
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 1541
4
Strategi_pemasaran_adalah strategi yang dilakukan oleh pemasar untuk meraih tujuan atau
sasaran utama dari pemasaran. Strategi_pemasaran menjadi faktor penting dalam proses pemasaran.
Karena strategil pemasaranl meliputi strategil spesifikl_untukl target_lpasar, pemilihan posisi, l
bauran pemasaran serta besarnyal pengeluaranl_pemasaran. l(Kotler, 2004:81)
Menurut McCarthy dalam Kotler & Keller (2009:23), terdapat 4 kelompok besar, yang
disebut empat P tentang pemasaran:
1. Produk (Product)
2. Harga (Price)
3. Tempat (Place)
4. Promosi (Promotion)
2.3 Promosi
Promosi merupakan sebuah aktivitas yang mengkomunikasikan produk dengan sifat
menawarkan dan membujuk kepada audiensi untuk membeli produk tersebut dengan menanamkan
kesan bahwa produk tersebut memiliki keunggulan-keunggulan yang baik dan harus dimiliki.
Baruran promosi atau yang dikenal dengan promotion mix, merupakan sebuah alat yang digunakan
dalam strategi pemasaran. Adapun strategi bauran pemasaran dibagi menjadi beberapa macam yaitu,
periklanan, promosil penjualan, l acaral khususl danl pengalaman, lhubunganl lmasyarakat,
pemasaran langsung, danl penjualanl pribadi. (Kotler & Keller, 2009:23)
Tujuan dari promosi adalah berkomunikasi kepada masyarakat tentang sebuah produk
dengan menumbuhkan baik citra produk tersebut dalam benak konsumen,
memberikanl_informasil_kepadal_masyarakatl_mengenail_hal-hal_yangl menyangkut dengan
produk tersebut seperti harga, kualitas, dll, dengan sifatnya yang membujuk mendorog konsumen
untuk dapat membeli produk tersebut, dan mempertahankan produk agar ada dibenak masysrakat
dengan cara terus mengingat produk tersebut.
Bauranl promosil adalahl sebuah alatl yangl digunakanl olehl perusahaanl dalam strategi
promosi. Dari enam macam strategi dalam bauran pemasaran, perusahaan berusaha membangun
citra baik di masyarakat agar masyarakat tertarik dan mau membeli produk tersebut.
Event marketing adalah program kegiatan yang sengaja dibuat untuk memasarkan produk
(Miroarty, dkk, 2015:601). Menurut Boyatzis, Pendekatan tematik merupakan metode yang
digunakan delam merangkai sebuah acara dengan memiliki bermacam-macam tema yang berbeda,
berlangsung sesuai batas waktu yang sudah ditentukan. (Braun & Clarke, 2006)
2.4 Periklanan (Advertising)
Periklanan adalah bentuk komunikasi dengan menggunakan strategi dalam memberi
informasi seputar produk dengan cara memengaruhi perasaan, pikiran dan tindakan konusmen.
Dengan menggunakan media sebagai perantara dalam mencapai audiensi yang luas serta digunakan
sebagai penghubung antara perusahaan sebagai sponsor produk dengan konsumen.
Strategi kreatif merupakan proses perancangan serta menelusuri fakta untuk menyusun
gagasan kreatif dalam membuat iklan. Tujuan dari perencanaan kreatif periklanan adalah membuat
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 1542
5
iklan yang kreatif untuk menggapai tujuan iklan dengan sebaik mungkin. (Kertamukti, 2017:149-
150)
Dalam kreatif pesan terdapat dua aspek yang meliputi pembuatan pesan kreatif, antara lain:
1. What To Say
Tema iklan yang akan dibuat dengan menyusun strategi dan gagasan kreatif yang
mampu menjamin kesuksesan dari iklan yang akan dibuat. Dalam menentukan what to say
dibutuhkan analisis yang lengkap serta menyeluruh terhadap kondisi produk, harga
produk, target pasar, pesaing, dll. (Kertamukti, 2017:151)
2. How To Say
How to say adalah mengkomunikasikan pesan periklanan yang dikemas dengan cara
tertentu untuk menarik perhatian target pasar. Pada poin ini, menitikberatkan kreativitas iklan.
(Kertamukti, 2017:162)
2.5 Pariwisata
Menurut Koen Meyers (2009) dalam PengetahuanlDasarlIlmulPariwisata,
Pariwisataladalah sebuah aktifitas perjalananlyangldilakukan dalam jangka waktu sementara ke
daerah tertentu bukan untuk menetap, untuk memenuhi hasratluntuk bersenang-senanglrasa ingin
tahu,lmenghabiskan luang, ataultujuan-tujuan tertentu. (Suwena, Widyatama, 2017:17)
Menurut Suwantoro (1997) dalam Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata, Pariwisata adalah
suatu perjalanan bepergian seseoranglataullebih ke tempatllain diluar tempatltinggalnya. Dengan
alasanltertentu tidak untuk menghasilkan uang. (Suwena, Widyatama, 2017:17)
Berdasarkan teori yang dikutip diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pariwisata
adalah sebuah kegiatan yang berupa bepergian atau melakukan perjalanan ke daerah atau tempat
lain, dengan tujuan untuk berlibur atau melepas penat dari kegiatan sehari-hari.
2.6 Desain Komunikasi Visual (DKV)
DesainlKomunikasilVisual merupakanlsenildalam penyamapaian pesaan ataulinformasi
denganlmemanfaatkan bahasalrupa/visual dengan menggunakan medialdesain. Tujuan darillDesain
Komunikasi Visuallladalah informasi yang memberi pengaruh sesuai yang diharapkan oleh
pengiklan kepada target melalui sebuah pesan yang dikirimkan dengan menggunakan media
penyampai berupa desain. (Anggraini, Nathalia, 2014:15)
2.7 Media
Medial adalahl sarana ataul alat yangl digunakanl dalam mengirim pesanl daril
komunikatorl kepadal komunikan. Media dapat beupa pancaindera. Pesan-pesan yang diterima
kemudia diproses kemudian timbulah efek yang menentukan tanggapan balik terhadap pesna yang
diterima. (Cangara, 2015:137)
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 1543
6
Bauran media atai media mix adalah perencanan media yang menjelaskan seperangkat
media yang digunakan dalam mencapai tujuan dalam iklan. Dengan mengkombinasikan beberapa
media untuk mencapai dampak tertentu. (Miroarty, dkk, 2015:280)
Strategi pemilihan media adalah rencana yang digunakan dalam menentukan atau
menciptakan sasaran media yang tepat. Perumusan strategi media memerlukan sifat-sifat dan kinerja
media sehingga diperoleh beberapa media yang paling efektif dari berbagai media yang tersedia.
(Kertamukti, 2017:167)
2.8 Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen bertujuan untuk memahami segala aspek dalam diri konsumen,
digunakan dalam penyusunan strategi pemasaran. (Sutisna, 2002 : 5). Perilaku loyal yang ada dalam
diri konsumen dapat menjadi nilai menguntungkan bagi produsen produk, dikarenakan konsumen
berusaha mendapatkan apa yang mereka inginkan. (Sutisna, 2002 : 4).
Terdapatl beberapal faktorl yangl mempengaruhil perilakul konsumen, l antaral lain: l
1. Konsumen individual.
2. Lingkungan konsumen
3. Stimulasi pemasaran.
4. Evaluasi strategi pasar.
5. Kepuasan konsumen. (Sutisna, 2002:6)
2.9 AISAS
AISAS adalah sebuah metode pengamatan perilakul konsumen secara online yangl
digunakan olehl Dentsu Group dalam mengamati perilaku konsumen. Dinilai lebih sempurna dalam
memperjelas perilaku konsumen. AISASl terbentukl dari Attentionl(perhatian), l Interestl
(ketertarikan), lSearchl (pencarian), lActionl (aksi), danlSharel (berbagi). (Sugiyama and Andree:
2011)
Kerangka berfikir merupakan alur dari proses penelitian perancangan dalam membuat
strategi media promosi serta informasi bagi Museum Gedung Sate. Berikut ini merupakan gambaran
kerangka berfikir :
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 1544
7
Bagan 1.1 Kerangka Berfikir
Sumber : Data Pribadi
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 1545
8
3. Metode, Hasil dan Perancangan
3.1 Konsep Perancangan
Promosi untuk Museum Gedung Sate ini memiliki konsep perancangan, yaitu sebuah
program tematik sebagai kegiatan utama untuk mempromosikan Museum Gedung Sate. Program
tematik ini berlangsung sepanjang 3 bulan, mulai dari bulan Desember hingga Februari. Kegiatan
diadakan dua kali per bulan pada hari minggu, dengan mengangkat tema yang berbeda di setiap
pertemuannya. Dari hasil observasi penulis dengan target audience, terlihat target audience gemar
dengan kegiatan luar ruangan, aktif bersosial media dan update hal kekinian. Kegiatan promosi
melibatkan kerjasama dengan berbagai komunitas di Bandung. Tujuan dari diadakannya program
tematik ini adalah memperkenalkan kepada masyarakat bahwa mempelajari ilmu sejarah saat ini
bukanlah hal yang membosankan khususnya untuk berwisata ke museum. Karena Museum Gedung
Sate, merupakan museum yang mecakup ilmu pembelajaran seputar sejarah Gedung sate dan
perjuangan rakyat Bandung. Dikemas dengan konsep modern museum ditambah sentuhan
tekonologi digital interaktif, yang membawa kita seakan-akan merasakan pengalaman sejarah
dengan balutan teknologi masa kini. Maka dari itu program tematik ini, diharapkan dapat menarik
minat pengunjung untuk berkunjung ke Museum Gedung Sate.
3.2 Konsep Media
Program Tematik
Bulan
Desember Januari Februari
Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Kupas Tuntas! Saksi bisu
terbesar sejarah Bandung
Mari bersatu bela negara,
Untukmu Indonesiaku !
Hayuk diajar aksara sunda
babarengan !
Napak tilas sisi lain
Gouvernements Bedrijven
Wayang dan Kita
Semangat joeang demi
Bumi Pertiwi !
Tabel 3.1 Timeline Media Utama
Sumber: Data pribadi
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 1546
9
Model promosi AISAS beserta timeline yang dibuat oleh penulis, sebagai berikut :
Program Tematik
Bulan
November Desember Januari Februari
Media 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
Billboard
Poster Utama (cetak)
Poster Tematik (digital)
Mobile ads
Adsense ads
Ambient media
QR code
Hastag
Program Tematik
Twibbon
Hastag
Photobooth
Merchandise
Tabel 3.2 Timeline Media Pendukung
Sumber: Data Pribadi
3.3 Konsep Visual
Konsep visual yang digunakan menyesuaikan dengan karakteristik target audience.
Karakteristik illustrasi visual menggambarkan identitas dari Museum Gedung Sate, berupa gambar
puncak gedung sate, serta efek kertas lama yang dapat menambah kesan pengalaman sejarah dan
efek neon untuk menambah kesan teknologi modern. Maka hal tersebut menjadi karakteristik konsep
visual dalam perancangan media promosi ini.
3.4 Hasil Rancangan
3.4.1. Logo
Gambar 3.4.1 Hasil Rancangan Logo Program Tematik
Sumber : Data Pribadi
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 1547
10
3.4.2. Maskot
Gambar 3.4.2 Hasil Rancangan Maskot dari Program Tematik Museum Cultoritivities
Sumber : Data Pribadi
3.4.3. Poster Utama
Gambar 3.4.3 Hasil Rancangan Poster Utama
Sumber : Data Pribadi
3.4.4. Poster Tematik
Gambar 3.4.4 Hasil Rancangan Poster Tematik
Sumber : Data Pribadi
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 1548
11
3.4.5. Billboard
Gambar 3.4.5 Hasil Rancangan Billboard
Sumber : Data Pribadi
3.4.6. Mobile Ads
Gambar 3.4.6 Hasil Rancangan Mobile Ads
Sumber : Data Pribadi
3.4.7. Ambient Media
Gambar 3.4.7 Hasil Rancangan Ambient Media
Sumber : Data Pribadi
3.4.8. Adsense Ads
Gambar 3.4.8 Hasil Rancangan Adsense Ads
Sumber : Data Pribadi
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 1549
12
3.4.9. QR Code
Gambar 3.4.9 Hasil Rancangan QR Code
Sumber : Data Pribadi
3.4.10. Hastag
Gambar 3.4.10 Hasil Rancangan Hastag pada social media
Sumber : Data Pribadi
3.4.11. Twibbon
Gambar 3.4.11 Hasil Rancangan Twibbon
Sumber : Data Pribadi
3.4.12. Photobooth
Gambar 3.4.10 Hasil Rancangan Photobooth
Sumber : Data Pribadi
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 1550
13
4. Kesimpulan
Museum Gedung Sate merupakan salah satu museum yang terbilang baru di Bandung,
maka dari itu museum ini belum banyak diketahui oleh banyak masyarakat khususnya masyarakat
Bandung. Dengan berada dalam kawasan pusat pemerintahan, tidak banyak yang mengetahui bahwa
kawasan tersebut terbuka bagi umum. Serta saat ini banyak menjamurnya tempat wisata kekinian
sehingga masyarakat lebih memilih untuk berkunjung ke tempat wisata kekinian dibanding museum.
Hal itu menambah alasan mengapa Museum Gedung Sate belum banyak diketahui oleh masyarakat.
Museum Gedung Sate manjadi salah satu media pembelajaran sejarah, dengan menggunakan media
teknologi digital interaktif dalam penyampaian materinya. Setelah kurang lebih dua tahun berjalan,
Museum Gedung Sate telah melakukan cukup banyak promosi dengan konten promosi yang
beragam. Namun karena terlihat kurangnya adanya kegiatan aktifasi, sehingga promosi yang
dilakukan hanya berjalan satu arah saja. Sehingga kurang mendapat respon balik dari masyarakat.
Melihat potensi besar yang terdapat di Museum Gedung Sate, maka penulis membuat “Perancangan
Promosi Program Tematik Museum Gedung Sate” sehingga masyarakat dapat lebih mudah dalam
mengenal, mempelajari dan merasakan senangnya dalam mempelajari ilmu sejarah, khususnya
sejarah Gedung Sate.
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 1551
14
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Pustaka
Cangara, H. (PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI). 2015. Jakarta: Rajawali.
Keller, K. (2007,2008,2009). Manajemen Pemasaran (edisi kedua belas jilid 1 ed.). (J. Purba,
Penyunt.) PT Indeks.
Kertamukti, R. (2017). Strategi Kreaktif dalam Periklanan: Konsep pesan, Media, Branding,
Anggaran (Cetakan 2 ed.). Depok: Rajawali Persada.
Moekijat, D. (1991). Kamus Marketing (Cetakan 3 ed.). Bandung: Mandar Maju.
Morissan. (2010). Periklanan. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP.
Nathalia, L. A. (2014, 2016 dan 2018). Desain Komunikasi Visual; Dasar-dasar Panduan untuk
pemula. (I. Fibrianti, Penyunt.) Nuansa Cendekia.
Prof. Dr. Alo Liliweri, M. (2011). Komunikasi: Serba Ada Serba Makna (Edisi1, Cetakan 1 ed.).
Jakarta: Kencana.
Rangkuti, F. (2009). STRATEGI PROMOSI YANG KREATIF. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Sugiyama, K., & Andree, T. (2011). The Dentsu Way. New York: Mc Graw Hill.
Sugiyono. (2015). METODE PENELITIAN PENDIDIKAN (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D). Bandung: Alfabeta.
William Wells, S. N. (2011). Advertising (Edisi kedelapan ed.). (T. W. BS, Penerj.)
Prenadamedia .
Sumber Lain
“Welcome To Gedung Sate”. http://museumgedungsate.org.8 Desember 2017
Fahas, Eva Nuroniatul.2018.“Museum Gedung Sate, Tempat Belajar Sejarah Mirip Markas The
Avengers”.https://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2018/02/10/museum-gedung-sate-
tempat-belajar-sejarah-mirip-markas-avengers-419233.10 Februari 2018
Nilawati, Putri Puspita.2018."Kembali Dibuka, Museum Gedung Sate Langsung Ramai ‘Diserbu’
Pengunjung”.https://jabar.tribunnews.com/2018/06/26/kembali-dibuka-museum-gedung-sate-
langsung-ramai-diserbu-pengunjung.26 Juni 2018
Ramdhani, Dendi.2018.”Melihat Kepingan Sejarah di Museum Gedung
Sate”.https://regional.kompas.com/read/2018/10/19/09105761/melihat-kepingansejarah-di-
museum-gedung-sate.19 Oktober 2018
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 1552