Noise Induced Hearing Loss

Post on 12-Dec-2015

14 views 2 download

description

Semoga bermanfaat :)

Transcript of Noise Induced Hearing Loss

TUTORIAL BLOK 19 SKENARIO BKELOMPOK 10

ANGGOTA KELOMPOK Zana Almira 04011281320007 Adif Syarifalim 04011281320011 Nur Haniyyah 04011381320021 Haidar Adib Balma 04011381320033 Nadya Aviodita 04011381320035 Ratu Rizki Ana 04011381320047 Dedi Yanto Husada 04011181320017 Felicia Linardi 04011181320041 Muhamad Mardian Safitra 04011181320059 Eko Roharto Harahap 04011181320063 Abdiaman Putra Dawolo 04011181320075 Nilam Siti Rahmah 04011181320083 Muhammad Alex Januarsyah04011181320109

SKENARIO B BLOK 19Tn. Amran, 38 tahun, seorang pekerja di pabrik

Batubara, berobat ke poliklinik THT dengan keluhan utama gangguan pendengaran pada telinga kiri yang makin lama bertambah berat sejak 4 bulan yang lalu. Pasien mengeluh sulit untuk mendengar percakapan terutama di tempat ramai, dan telinga kiri terasa berdenging terus-menerus. Riwayat keluar cairan dari telinga (-) Riwayat trauma kepala dan telinga (-) Riwayat menderita darah tinggi disangkal Riwayat menderita kencing manis disangkal. Riwayat bekerja di pabrik Batubara bagian mekanik sudah 9

tahun, dan tidak rutin menggunakan alat pelindung telinga di tempat bekerja.

Status Generalisata: Keadaan umum : Sens compos mentis Tanda vital : Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 82x/menit,

RR 20x/menit, suhu 36,8oC

Status Lokalisata:Pemeriksaan THT: Telinga kanan dan kiri: CAE lapang, membran timpani intak,

refleks cahaya (+) normal Hidung: Kavum nasi kiri dan kanan lapang. Konka licin,

eutrofi, warna merah muda. Pasase hidung +/+ Tenggorok: Arkus faring simetris, uvula di tengah, tonsil T1-T1

tenang, dinding posterior faring tenang.

Pemeriksaan Penala

Telinga kanan Telinga kiri

Rinne (+) (+)

Weber Lateralisasi ke telinga kanan 

SchwabachSama dengan

pemeriksamemendek

PENDAHULUAN

Tuli: Tuli konduktif Tuli saraf (perseptif, sensorineural) Tuli campur (mixed deafness)

Derajat ketulian menurut ISO: Normal : 0 – 25 dB Tuli ringan : 26 – 40 dB Tuli sedang : 41 – 60 dB Tuli berat : 61 – 90 dB Tuli sangat berat : > 90 dB

PEMBAGIAN TELINGA

Telinga Luar Telinga Dalam

Telinga Tengah

FISIOLOGI PENDENGARAN

NOISE INDUCED HEARING LOSS tuli akibat terpapar oleh bising yang cukup keras dalam

jangka waktu yang cukup lama paling sering rusak → organ Corti

Etiologi Pajanan bising yang melebihi nilai ambang batas terus-

menerus dalam jangka waktu lama. Faktor yg mempengaruhi:

intensitas bising, frekuensi, lama pajanan perhari, lama masa kerja, kepekaan individu, umur, dll.

PATOGENESIS Adaptasi

fisiologis, sebagai pertahanan tubuh reversible kembali cepat

Peningkatan ambang dengar sementara (Temporary Threshold Shift) patologis, terjadi perubahan metabolik reversible kembali lambat

Peningkatan ambang dengar menetap (Permanent Threshold Shift) patologis, terjadi kerusakan sel irreversible menetap

sel rambut koklea yang rusak sel rambut koklea normal

GAMBARAN KLINIS Kurang pendengaran, bersifat sensorineural Dapat disertai tinnitus atau tidak Biasanya bilateral, tetapi dapat juga unilateral Jarang menyebabkan tuli derajat sangat berat (profound

hearing loss). Derajat ketulian berkisar antara 40-75 dB Apabila paparan bising dihentikan, tidak dijumpai lagi

penurunan pendengaran yang signifikan Kerusakan telinga dalam mula-mula terjadi pada frekuensi

3000–6000 Hz, di mana kerusakan yang paling berat terjadi pada frekuensi 4000 Hz

DIAGNOSIS• umur• riwayat gangguan pendengaran sebelumnya• gangguan pendengaran terjadi secara perlahan atau tiba-tiba• riwayat gangguan pendengaran pada keluarga, riwayat infeksi

telinga dan gangguan lain• riwayat trauma kepala atau telinga• riwayat penggunaan obat-obat ototoksik, atau riwayat terpajan zat-

zat toksik seperti toluen, benzen dan silen• kegiatan yang berhubungan dengan kebisingan• pernah atau sedang bekerja di lingkungan bising dalam waktu yang

lama

Anamnesis

• Status Generalisata• Status Lokalisata (Pemeriksaan THT)

Pemeriksaan Fisik

• Tes penala (tes Rinne, Weber, dan Schwabach)• Audiometri nada murni• Pemeriksaan OAE (Otoacustic Emission)• Audiologi khusus (SISI, ABLB, MLB, audiometri Bekessy, audiometri

tutur)• Rekrutmen

Pemeriksaan Audiologi

TES PENALA

Tes Rinne Tes WeberTes

SchwabachDiagnosis

+Tidak ada lateralisasi

Sama dengan pemeriksa

Normal

-Lateralisasi ke telinga yang

sakitMemanjang Tuli konduktif

+Lateralisasi ke telinga yang sehat

Memendek Tuli saraf

PEMERIKSAAN AUDIOMETRI

Pada frekuensi 4000 Hz terdapat takik (notch)

PENATALAKSANAAN Pindah lingkungan Bila tidak memungkinkan untuk pindah gunakan alat

pelindung telinga berupa sumbat telinga (ear plugs), tutup telinga (ear muffs) dan pelindung kepala (helmet)

Psikoterapi Pemasangan alat bantu dengar (ABD)

dapat dibantu dengan membaca ucapan bibir (lip reading), mimik dan gerakan anggota badan serta bahasa isyarat

PROGNOSIS Dubia ad malam

Tuli sensorineural koklea bersifat menetap

PENCEGAHAN Program konservasi pendengaran pada lingkungan kerja

1. Identifikasi dan analisis sumber bising2. Kontrol kebisingan dan kontrol administrasi3. Tes audiometri berkala4. Alat pelindung diri5. Motivasi dan edukasi pekerja6. Pencatatan dan pelaporan data7. Evaluasi program

KERANGKA KONSEPTn. Amran, 38 tahun bekerja

di bagian mekanik pabrik batubara

Terpapar dengan bising selama 9 tahun

Kerusakan sel rambut dan stereosilia di organ corti

telinga kiri

Gangguan pendengaran akibat bising pada telinga kiri

Tidak rutin menggunakan alat pelindung telinga

KESIMPULAN

Tn. Amran, 38 tahun mengalami gangguan pendengaran akibat bising pada telinga kiri.

BARAKALLAHU FIIKUM