Post on 21-Dec-2015
description
TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
ILMU PENYAKIT JIWA
LAPORAN JOURNAL READING
Generalized Anxiety Disorder (GAD)
from Islamic and Western Perspectives
OLEH :
LANIRA ZARIMA N.
H1A 008 038
DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA
BAGIAN ILMU PENYAKIT JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI NTB
TAHUN 2014
0
DATA JURNAL
Nama Penulis : Che Haslina Abdullah, Hairul Nizam Ismail, Nor Shafrin Hj. Ahmad, dan
Wan Syakira Meor Hissan.
Judul Tulisan : Generalized Anxiety Disorder (GAD) from Islamic & Western Perspectives
(Gangguan Cemas Menyeluruh dari Sudut Pandang Islam dan Barat)
Asal Jurnal : World Journal of Islamic History and Civilization, 2 (1) : 44-52, 2012.
Available from : http://idosi.org/wjihc/wjihc2%281%2912/6.pdf
ABSTRAK
Gangguan cemas menyeluruh adalah gangguan kronis yang ditandai dengan cemas
yang berlebihan serta kekhawatiran dan ketegangan yang dilebih-lebihkan. Kaum Barat
mengelompokkannya sebagai suatu penyakit psikiatrik atau gangguan mental neurosis. Tidak
ada penyebab yang nyata dari gangguan ini, tetapi penelitian menunjukkan bahwa tekanan
dari keluarga, lingkungan sosial, finansial, dan interpersonal merupakan salah satu faktor
penyebab. Gangguan ini memberikan banyak efek negatif secara fisik, contohnya palpitasi,
kurang fokus, dan gangguan tidur. Berdasarkan hal tersebut, maka seseorang dengan
gangguan cemas menyeluruh akan mengalami stress dan depresi. Terapi yang digunakan oleh
psikiater saat ini adalah farmakologi dan psikoterapi.
Islam, di lain pihak, melihat gangguan cemas menyeluruh sebagai penyakit spiritual
dan rohani. Beberapa orang berpendapat bahwa penyakit ini berasal dari dalam diri seseorang
karena adanya campur tangan setan, hasutan, dan kurangnya kepercayaan terhadap Tuhan
karena merasa jauh dari Tuhan. Akibatnya pasien memiliki penyakit jiwa yang membuatnya
merasa stress. Meskipun Islam tidak menyediakan tatalaksana yang spesifik untuk mengobati
gangguan cemas menyeluruh, namun ada beberapa metode yang digunakan oleh pemuka dan
ahli agama Islam untuk mengobati gangguan mental berdasarkan amalan dari Al-Qur’an dan
Hadist serta impelementasinya yang dilakukan oleh pemuka Islam di masa lalu. Hal ini
terbukti sukses dijalani oleh pemuka Islam selama masa emas kejayaan peradaban Islam.
Metode yang dipraktekkan diantaranya adalah kepercayaan penuh kepada Tuhan, berdo’a,
melakukan do’a yang spesifik, merasa bahagia dan sabar menghadapi takdir Tuhan. Ternyata,
mekanisme religius dan spiritual ini memberikan efek yang positif jika dibandingkan dengan
tatalaksana dari Barat yang hanya mengobati pasien secara fisik.
1
PENDAHULUAN
Berdasarkan pandangan Barat, gangguan cemas menyeluruh diklasifikasikan sebagai
suatu penyakit psikiatrik atau gangguan mental neurosis. Penyakit ini juga dikelompokkan
sebagai gangguan cemas. Dari sudut pandang Islam, cemas adalah suatu penyakit spiritual
yang berkembang dari hati dan jiwa. Terdapat banyak penyebab, efek, dan metode
pengobatan yang ditunjukkan oleh pemuka Islam dan kaum Barat. Meskipun ide yang
diberikan oleh kaum Barat dan Islam berbeda satu sama lain, namun keduanya mengakui
bahwa cemas merupakan penyakit serius yang dapat mempengaruhi hidup seseorang. Jadi,
apabila seseorang menemukan dirinya mengalami gangguan cemas menyeluruh, maka orang
tersebut harus menyelesaikan hal tersebut secepatnya.
KONSEP GANGGUAN CEMAS MENYELURUH DARI SUDUT PANDANG ISLAM
DAN BARAT
Definisi Gangguan Cemas Menyeluruh. Berdasarkan “Manual and Statistical
Manual of Mental Disorders”, gangguan cemas menyeluruh adalah kecemasan yang tidak
terkontrol dan ketakutan terhadap suatu aktivitas yang berlangsung selama minimal 1 bulan
atau maksimal 6 bulan. Di samping itu, penyakit ini juga didefinisikan sebagai kekhawatiran
yang berlebihan dan tidak realistis dalam hidup, seperti terlalu prihatin terhadap keadaan
buruk yang menimpa anak (ketika anak tersebut bahkan tidak dalam keadaan yang
membahayakan) atau terlalu khawatir tentang keuangan (tanpa alasan yang jelas). Ketakutan
ini dapat terjadi maksimal selama 6 bulan. Ini adalah diagnosis akhir setelah berbagai
diagnosis gangguan cemas lainnya disingkirkan.
Pada Encyclopedia of Mental Disorders, gangguan cemas menyeluruh didefinisikan
sebagai suatu penyakit kronis, yang dicetuskan oleh penyebab spesifik. Pasien gangguan
cemas menyeluruh mungkin khawatir tentang berbagai masalah dalam kegiatan rutinnya
sehari-hari. Sangat sulit bagi pasien gangguan cemas menyeluruh untuk mengalihkan
perhatiannya dari satu masalah ke masalah lain. Gejala pada gangguan cemas menyeluruh,
diantaranya adalah gangguan tidur, stress, gagal fokus, emosi tidak stabil, dan lelah. Dari
aspek psikologis, gejala utama adalah merasa kacau tentang suatu hal atau memiliki
ketakutan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi tanpa adanya alasan yang jelas.
Berdasarkan pandangan Islam, Islam tidak pernah mendiskusikan gangguan cemas
menyeluruh secara spesifik. Akan tetapi, kecemasan banyak dibicarakan oleh beberapa
pemuka Islam ternama, seperti Al-Razi, Ibnu Kathir, Muhammad ‘Uthman Najati, Hasan
2
Langgulung, dan lain-lain. Salah satu dari mereka yang sering mendiskusikan tentang
kecemasan adalah Al-Ghazali yang ahli dalam bidang spiritual. Menurut Al-Ghazali,
kecemasan adalah penyakit mental yang berkembang dari hati. Perasaan ini tumbuh dari
suatu jiwa seseorang yang tidak sehat. Hal ini sama dengan berbagai penyakit, seperti
kemarahan, kebencian, iri hati, kesedihan, kesombongan, dan lain-lain. Al-Ghazali
mendefinisikan kecemasan sebagai ketakutan terhadap suatu hal yang menyebabkan perasaan
gelisah dan frustasi. Demikian pula Abdul Rahman Muhammad ‘Iswa menyimpulkan bahwa
perasaan cemas yang dijelaskan oleh Al-Ghazali dekat dengan definisi rasa takut.
Meskipun definisi yang dijelaskan oleh kaum Barat dan pemuka Islam berbeda satu
sama lain, namun keduanya memiliki korelasi yang sama. Hal ini mengarah pada suatu
kondisi dimana seseorang yang menderita gangguan mental biasanya sulit mengontrol
emosinya dalam situasi yang sulit. Faktor lingkungan seringkali mempengaruhi jiwa
seseorang yang berefek pada mentalnya. Sebagai contoh, seseorang yang gagal menguasai
emosinya akan mengalami gangguan mental, seperti terlalu senang, menangis, dan
kehilangan harga dirinya. Hal ini dapat berkembang menjadi gangguan cemas menyeluruh.
Jadi jelas bahwa gangguan cemas secara umum disebabkan oleh mental atau emosi yang
tidak stabil. Ini merupakan penyakit jiwa, bukan gangguan mental seperti yang dijelaskan
oleh psikiater dari kaum Barat.
Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Cemas Menyeluruh. Berdasarkan Anxiety
Disorders Association of America, tidak ada faktor penyebab yang jelas pada gangguan
cemas menyeluruh. Alasan yang umum pada anak-anak yang mengalami kecemasan adalah
karena faktor keluarga, kurangnya kemampuan, kejadian di masa lampau, pikiran negatif
terhadap masa depan, membuat kesalahan, dan juga perilaku di sekolah. Peneliti
menyimpulkan bahwa faktor genetik memiliki pengaruh yang besar terhadap kejadian
gangguan cemas menyeluruh. Sebanyak 40-50% remaja dan dewasa mewarisi gangguan
cemas menyeluruh dari kedua orang tuanya. Sistem keluarga dan pengaruh lingkungan juga
memainkan peranan yang signifikan pada penyakit ini. Dua penelitian secara bersama-sama
dihubungkan dengan ketidakseimbangan kimiawi di otak seseorang yang dapat dilihat
sebagai penyebab lain dari gangguan cemas menyeluruh. Ketidakstabilan kimiawi ini
menyebabkan seseorang merasa lebih sensitif, cemas, suka murung, dan depresi yang
mengarah pada gangguan psikosomatik. Akan tetapi, hingga saat ini, kelemahan dari sistem
saraf tetap menjadi perdebatan apakah merupakan salah satu penyebab dari gangguan cemas
menyeluruh.
3
Selanjutnya, tekanan hidup merupakan satu faktor penting pada gangguan cemas
menyeluruh. Masalah yang berhubungan dengan hal tersebut, diantaranya adalah perselisihan
atau perceraian orang tua, kehilangan atau kematian anggota keluarga atau orang yang
dicintai, masalah kesehatan, dan juga masalah keuangan. Stress dan kecemasan sangat
berhubungan. Hal ini terjadi karena stress berkala dan berkepanjangan menyebabkan
timbulnya rasa cemas. Penelitian dari Muhammad ‘Uthman Najati dan Harussani Hj. Zakaria
menemukan bahwa penyakit jiwa ini disebabkan oleh ketakutan atau kecemasan, yang
berkembang dari perilaku seseorang yang meliputi hati dan pikiran yang kosong, kepercayaan
yang lemah, pengaruh nafsu, dan juga efek dari penyakit jiwa. Kebanyakan orang saat ini
lupa akan aspek spiritual dan hal ini memicu timbulnya perasaan frustasi, stress, psikosis,
neurosis, dan phobia. Ahmad Taha menyatakan bahwa penyakit jiwa seperti kecemasan dan
stress merupakan dominasi dari setan melebihi spirit seseorang dan jiwa yang tidak sehat. Hal
ini terjadi karena miskinnya kepercayaan religius dan kurangnya keimanan terhadap Allah
SWT.
Permasalahan yang sama juga didiskusikan oleh Imam Al-Ghazali. Menurut Al-
Ghazali, faktor yang mempengaruhi kecemasan diantaranya adalah ketakutan akan usia tua,
takut mati, takut pada Allah SWT, takut miskin, takut kehilangan status sosial dan pekerjaan,
serta takut berbeda dengan orang lain. Semua ketakutan ini berasal dari ketidaktenangan hati
ketika seseorang tidak percaya sepenuhnya kepada Qada’ dan Qadar yang diatur oleh Allah
SWT, dan tidak memiliki kepercayaan penuh pada Allah SWT.
Pengaruh Gangguan Cemas Menyeluruh. Gangguan cemas menyeluruh biasanya
mempengaruhi aspek fisik dan psikologis. Suatu penelitian dilakukan pada 2 kelompok
subyek di Harvard. Kedua kelompok ini menunjukkan adanya penurunan kualitas hidup pada
kehidupan sosial mereka. Gejala fisik yang ditemukan pada pasien gangguan cemas
menyeluruh, diantaranya adalah kelelahan, berkeringat dingin, dan gangguan tidur. Mereka
cenderung mengira akan terjadi sesuatu yang buruk di masa depan. Terdapat penelitian yang
menunjukkan bahwa remaja seringkali melakukan hal-hal yang buruk dan menerima
informasi negatif mengenai penyakit ini. Selain itu juga, terdapat pengaruh pada pelajar
berupa menunjukkan perilaku yang pasif terhadap pendidikan, seperti tidak tertarik pada
pelajaran, melakukan ujian dengan buruk, dan menghasilkan penilaian kualitas yang rendah.
Terkadang, ketakutan ini juga diikuti oleh ketegangan dari beberapa otot, peningkatan
pergerakan tubuh, gagal fokus pada pekerjaan, dan ketidaksanggupan untuk berpikir rasional.
Pengaruh yang paling kuat untuk seseorang dengan gangguan cemas menyeluruh adalah
4
depresi. Akibat pengaruh psikologis, pasien akan menunjukkan gejala denyut jantung yang
cepat, tekanan darah tinggi, kurang nafsu makan, sesak napas, keringat berlebihan, sering
kencing, dan gangguan tidur. Perubahan ini mengarah pada peningkatan aktivitas sistem saraf
otonom pada tubuh pasien. Sebagai hasilnya, pasien akan merasa tidak tenang dan jiwanya
gelisah.
Islam memandang gangguan cemas menyeluruh sebagai penyakit yang memberikan
pengaruh negatif pada pasien yang mengalami stress dan depresi. Ketika jiwa seseorang tidak
tenang, hal ini akan memberikan implikasi pada pikirannya. Pasien akan memiliki banyak
pikiran negatif. Sebagai hasilnya, pengaruh setan dan nafsunya akan lebih mudah
mempengaruhi jiwa dan pikirannya.
Tatalaksana Gangguan Cemas Menyeluruh. Terdapat dua tatalaksana yang
dipraktekkan di Barat saat ini sebagai usaha untuk membantu mengobati gangguan cemas
menyeluruh, baik dari segi farmakologi maupun psikoterapi, ataupun keduanya. Farmakologi
seringkali diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan kronis. Terdapat berbagai tipe
dari pengobatan yang digunakan untuk mengobati penyakit ini. Pemberian pengobatan
jangka pendek dan jangka panjang bergantung pada gejala dan keadaan seseorang. Reaksi
obat biasanya membutuhkan waktu, dan pasien harus tetap tenang karena dalam penggunaan
obat memerlukan susunan tertentu. Diantara obat yang paling banyak digunakan adalah
Benzodiazepines. Pengobatan ini mungkin merupakan pilihan terbaik untuk mengobati
gangguan cemas menyeluruh pada periode jangka pendek. Walaupun, obat penenang ini tidak
bisa mengurangi gangguan cemas menyeluruh, tetapi dapat mengurangi tingkat kecemasan
melalui penurunan ketegangan otot pasien. Pengobatan ini juga biasanya diberikan untuk
pasien kronis dengan reaksi cepat. Buspirone adalah salah satu contoh Benzodiazepines yang
efektif untuk mengatasi gejala dari kecemasan. Obat anticemas ini secara umum merupakan
obat yang aman untuk terapi gangguan cemas menyeluruh. Obat ini bekerja secara lambat
memberikan efek dalam waktu 2 minggu. Pasien akan mengalami beberapa efek samping,
seperti pusing, sakit kepala, berkeringat, dan gejala gastrointestinal. Pengobatan ini dapat
menenangkan pasien tanpa membuat pasien merasa ketagihan. Di samping itu, terdapat
pengobatan lain yang digunakan secara spesifik untuk mengurangi gangguan cemas
menyeluruh, yaitu Tricyclic Antidepressants, contohnya Imipramine, Nortriptyline, dan
Desipramine. Namun, pengobatan ini juga tidak sepenuhnya dapat menghilangkan
kecemasan. Efek samping penggunaan obat ini adalah mulut kering, konstipasi, dan pikiran
tidak tenang.
5
Selanjutnya, juga terdapat pasien gangguan cemas menyeluruh yang memilih untuk
melakukan psikoterapi, seperti Cognitive Behaviour Therapy (CBT). Terapi ini merupakan
terapi yang paling populer dan efektif untuk pengobatan gangguan cemas menyeluruh jika
dibandingkan dengan terapi yang lain. Psikoterapi ini dibagi menjadi 3 tekhnik, yaitu tekhnik
konsentrasi diri, tekhnik latihan relaksasi, dan tekhnik keahlian mempelajari masalah. Pada
tekhnik konsentrasi diri, pasien belajar melihat suatu masalah yang memberikan respon
cemas dan menemukan lingkungan yang mungkin membahayakannya. Meskipun CBT secara
umum memberikan hasil yang positif, tetapi banyak juga pasien yang tidak berhasil diobati
penyakitnya. Menurut Malik B. Badri, pasien yang mendapatkan pengobatan dari psikoterapi
Barat akan merasa sedikit lebih sakit karena terapi imun yang diberikan oleh psikiater.
Selanjutnya, masalah seperti depresi, kecemasan, perasaan bersalah, dan lain-lain akan
tersisa. Dengan demikian, efektivitas dari CBT untuk mengobati penyakit ini tetap menjadi
perdebatan bagi kaum Barat hingga saat ini.
Selama periode emas pemerintahan Islam, pemuka agama Islam mendiskusikan tentang
konsep dari psikologi, psikiatri, psikoterapi, dan hubungannya terhadap kesehatan mental.
Menurut moralis terkenal seperti Miskawayh, Al-Tusi, dan Al-Ghazali, pengetahuan tentang
tubuh penting, seperti juga jiwa seseorang, yang dapat menjadi sakit dan tidak sehat, sehingga
membutuhkan pengobatan, seperti psikoterapi dan konseling. Sebagai contoh, Abu Bakar
Muhammad Zakaria Al-Razi adalah dokter muslim pertama yang memperkenalkan metode
psikoterapi dan mencapai banyak kesuksesan dalam menemukan definisi, gejala, dan
tatalaksana gangguan mental. Hasil diskusinya tentang kesehatan mental dipublikasikan
dalam bukunya yang berjudul ‘El Mansuri’ and ‘Al Tibb al-Ruhani’. Di lain pihak, Al-Razi
memiliki pandangan bahwa sebagai seorang praktisi kesehatan harus mengetahui tentang
kesehatan tubuh dan mental untuk mencapai kehidupan yang seimbang. Di samping itu, Abu
Zayd Ahmed Ibnu Sahl al-Balkhi dalam bukunya yang berjudul ‘Masalih al-Abdan wa al-
Anfus’ mendiskusikan tentang hubungan antara tubuh dan jiwa, serta menjelaskan tentang
kesehatan psikologis dan spiritual. Di lain pihak, Ibnu Sina dalam bukunya yang terkenal
berjudul ‘al-Syifa’ berdebat tentang teori kesehatan mental dan hubungannya dengan jiwa
seseorang. Kebersihan dan kejernihan hati/jiwa merupakan kunci untuk membangun
kebahagiaan. Kejernihan jiwa secara signifikan memastikan seseorang jauh dari berbagai
penyakit dan depresi. Pada akhir abad ke-9, Ali Ibnu Sahl Rabban al-Tabari, seorang praktisi
kesehatan terkemuka lahir. Dia mengembangkan psikoterapi Islam untuk mengobati pasien
yang menderita gangguan mental. Hal ini disebutkan dalam bukunya yang terkenal yang
berjudul ‘Firdaus al-Hikmah’.
6
Di samping itu, Muhammad ‘Uthman Najati menyatakan bahwa memiliki keyakinan
yang kuat kepada Allah SWT merupakan kekuatan yang dahsyat yang dapat mencegah rasa
cemas atau takut dalam diri seseorang. Imam al-Ghazali juga mendukung pendapat ini bahwa
mengumpulkan kepercayaan dan keyakinan kepada Allah SWT serta memuja Allah SWT
sebagai satu-satunya Tuhan, akan menciptakan rasa saleh kepada Allah SWT yang akan
membuat pikiran menjadi damai. Ketika seseorang sepenuhnya patuh pada Allah SWT,
jiwanya terutama akan mengabdi kepada-Nya. Sebagai hasilnya, seseorang akan memperoleh
berkah dari Allah SWT dan ketenangan pikiran/jiwa juga didapatkan.
Jalan lain untuk mengobati gangguan cemas menyeluruh adalah dengan melaksanakan
Solat. Taha menemukan bahwa Solat yang tercantum dalam perintah AL-Qur’an merupakan
salah satu jalan yang ditempuh dalam proses psikoterapi. Melalui Solat, seseorang dapat
mengekspresikan semua keinginannya dengan meminta bantuan dari Allah SWT dalam
situasi yang sulit. Jika Solat dilakukan dengan ikhlas, maka hal ini dapat membersihkan hati
dan membuat hidup seseorang menjadi lebih tenang, percaya diri, dan teratur. Solat juga
digunakan sebagai obat untuk kecemasan karena akan memberikan nilai positif, seperti
kesabaran, ketabahan, kepuasan hati, dan ketekunan yang dibutuhkan ketika menghadapi
penderitaan dan kekacauan dalam hidup ini.
Selain itu, meditasi juga merupakan praktek yang tidak pernah dilupakan oleh pemuka
agama Islam. Praktek ini memberikan banyak kebaikan dan kekuatan. Manfaatnya adalah
mengontrol keinginan atau hasrat seseorang. Ketika nafsu mempengaruhi kehidupan
seseorang, orang tersebut menjadi tidak tenang dan cemas. Nafsu membuat dunia menjadi
lebih tinggi. Ketika terdapat satu kesalahan yang tidak memuaskan hasrat seseorang, hal itu
akan menyebabkan stress dan kecemasan. Menurut Imam Al-Ghazali, meditasi dapat
memperdalam “ma’rifatullah” (keimanan kepada Allah SWT) di dalam hati yang merupakan
awal dari kejernihan jiwa. Rasullullah SAW juga mempraktekkan meditasi ini ketika beliau
berada di Gua Hira’. Di sini, beliau menemukan kedamaian yang tidak pernah didapatkan
sebelumnya. Beliau juga menerima wahyu pertamanya dari Allah SWT di Gua Hira’. Dengan
demikian, Islam tidak melarang seseorang untuk melakukan meditasi selama hal tersebut
tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Tekhnik efektif tertentu untuk memperkuat jiwa
melalui meditasi dalam Islam akan membantu menghilangkan elemen negatif dari jiwa.
Setelah seluruh ketidakjernihan jiwa dibersihkan, maka kemudian pikiran yang damai akan
terbentuk.
Di samping itu, melakukan Zikir juga dapat membersihkan kotoran jiwa. Hal ini karena
Zikir dapat melindungi hati dari setan. Zikir adalah suatu aktivitas untuk mengingat Allah
7
SWT melalui pikiran kita yang difokuskan dengan kegiatan positif sehingga perasaan cemas
dapat berkurang. Karenanya, jika seseorang mengalami kehilangan kedudukan atau harta
benda, mereka akan selalu mengingat Allah SWT sehingga Allah SWT akan mengembalikan
apa yang hilang itu. Dengan banyak melakukan Zikir juga akan menggerakkan pikiran dan
membuka ruang bagi kedamaian di hati. Zikir biasanya diikuti dengan do’a. Dengan
demikian, jalan yang paling efisien untuk memperkuat hubungan antara Allah SWT dengan
hamba-Nya adalah melalui do’a yang merupakan interaksi langsung diantara keduanya.
Berdo’a dan patuh sepenuhnya pada Allah SWT juga akan melepaskan rasa takut dan cemas
dalam diri seseorang. Hal ini karena orang tersebut percaya bahwa Allah SWT pasti akan
menjawab semua do’anya untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya. Seseorang
yang tidak pernah berhenti berdo’a kepada Allah SWT akan selalu tenang karena percaya
bahwa setiap do’anya akan mendapatkan jawaban dari Allah SWT.
Diantara semua pengobatan terbaik yang disebutkan oleh Imam Al-Ghazali untuk
mengobati penyakit jiwa adalah bersabar dan menerima bahwa semua keadaan yang terjadi
telah diatur oleh Allah SWT. Hal ini memang sulit untuk dilakukan tetapi dapat memberikan
pengaruh yang sangat efektif. Menurut Al-Ghazali, karakteristik ini akan membuat seseorang
merasa tabah menghadapi rintangan dalam hidupnya karena kecintaannya pada Allah SWT.
Di samping itu, jika seseorang merasa sedih akan kesulitan yang dihadapinya dalam hidup,
tetapi mereka tetap dapat berterima kasih dan tabah menghadapi cobaan tersebut, karena
mengetahui bahwa setiap perbuatan yang baik akan mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Hal ini juga berarti bahwa jika seseorang diberikan kemiskinan dan penyakit sebagai cobaan
dalam hidup, mereka tetap tabah menghadapinya. Jika seseorang dapat melakukan hal
tersebut, itu berarti bahwa tidak ada harapan yang buruk yang melanggar ketentuan Allah
SWT selama mereka yakin dan percaya bahwa Allah SWT tidak akan pernah menekan
hamba-Nya. Jika masalah muncul dalam hidup, seseorang akan mempertimbangkan bahwa
terdapat hikmah yang tersembunyi di balik kejadian buruk yang terjadi.
Jadi, pikiran yang positif akan mencegah seseorang dari perasaan cemas. Mungkin juga
semua masalah tersebut adalah ujian hidup karena semua yang terjadi di dunia ini
memerlukan banyak pengorbanan dan perjuangan. Islam mengajarkan umat Muslim untuk
selalu bersabar dan puas dengan kehidupan, dan di waktu yang sama mengevaluasi ujian
yang diberikan oleh Allah SWT sebagai jalan untuk meningkatkan keimanan. Dengan
melakukan hal ini akhirnya akan menghilangkan rasa frustasi dan keputusasaan seseorang
jika mendapatkan masalah. Sebagai balasannya, seseorang akan mendapatkan pahala dari
Allah SWT selama mereka dapat menerima semua ujian yang diberikan dengan hati yang
8
terbuka. Sampai saat ini, tidak ada pengobatan spesifik atau terapi spiritual atau terapi religi
dalam pengobatan penyakit psikiatrik, termasuk gangguan cemas menyeluruh. Sebagian
besar ahli agama di dunia tidak menyangkal adanya peran agama selama hal tersebut efektif
dalam pengobatan kecemasan, depresi, dan stress, jika melihat kemampuannya dalam
mengobati aspek internal dan eksternal. Selanjutnya, pengobatan spiritual memberikan hasil
yang lebih signifikan dibandingkan dengan pengobatan fisik karena penyakit fisik disebabkan
oleh gangguan spiritual.
PENELITIAN PENDAHULUAN
Pada penelitian pendahuluan ini, peneliti mengambil 2 sampel dari Hospital University
Sains Malaysia (HUSM) Kubang Kerian, Kelantan, Malaysia. Data yang diperoleh dari
penelitian pendahuluan ini dianalisis oleh peneliti untuk menemukan elemen penting yang
mungkin ditunjukkan selama proses wawancara dan intervensi. Pada penelitian pendahuluan
ini, kedua pasien menjalani dan mendapatkan intervensi psikoterapi Islam sebanyak 1 kali
selama penilaian sebelum dan sesudah intervensi yang dilakukan oleh psikiater pada rumah
sakit yang sama. Instrumen yang digunakan adalah Hamilton Anxiety Rating Scale
(HARS/HAM-A) dan Analisis Paralel untuk menilai efektivitas dari intervensi psikoterapi
Islam.
ANALISIS DARI PENELITIAN PENDAHULUAN
Profil Pasien, Hasil Post-Intervensi, Perbedaan Skor Total Pre- dan Post-Intervensi
Pasien 1 : Sebelum dilakukan intervensi, wanita ini mengalami stadium 4 (kecemasan
berat) dan skor totalnya adalah 34 (memerlukan perhatian serius). Akan tetapi, setelah
dilakukan intervensi, wanita ini berada pada stadium 1 (kecemasan ringan) dan skor totalnya
menurun menjadi 10. Perbedaan persentase sebelum dan setelah intervensi adalah 70.2%.
Pasien 2 : Sebelum intervensi dilakukan, wanita ini mengalami stadium 4 (kecemasan
berat) dan skor totalnya adalah 44. Akan tetapi, setelah dilakukan intervensi, wanita ini
berada pada stadium 2 (kecemasan ringan-sedang) dengan skor keseluruhan adalah 18.
Penurunan tingkat kecemasan yang tidak terlalu nyata terjadi karena wanita ini tetap
mengalami kecemasan, ketegangan, ketakutan, dan insomnia. Perbedaan persentase sebelum
dan setelah intervensi adalah 59.1%. Hal ini mungkin dapat terjadi karena observasi atau
penilaian dilakukan ketika wanita ini sedang sibuk mempersiapkan ujian akhirnya. Selain itu,
9
hasil ujian akhirnya juga akan diumumkan 3 hari setelah dilakukan observasi atau penilaian.
Dengan demikian, hal ini dapat menjadi faktor utama yang menyebabkan wanita ini tetap
merasa cemas dan berada pada stadium 2 (kecemasan ringan-sedang).
Tabel 1. Profil Pasien
Kriteria Diskusi
Jenis Kelamin
Umur
Status
Tingkat Pendidikan
Riwayat Psikiatri
Hubungan Keluarga
Stabilitas Keluarga
Perempuan
Kedua pasien berusia 25 tahun
Single
Pasien 1 berada pada tahun keempat di Science Dental School
Pasien 2 berada pada tahun kelima di Medical School
Kedua pasien dilaporkan bahwa keluarganya tidak memiliki
riwayat gangguan cemas menyeluruh.
Kedua pasien menyatakan bahwa mereka memiliki hubungan
yang dekat dan intim dengan keluarganya.
Kedua pasien berasal dari keluarga yang stabil dan bahagia.
Tabel 2. Alasan Utama Pasien Mengalami Gangguan Cemas Menyeluruh
Kriteria Diskusi
Faktor Utama
Ide Utama
Kedua pasien menyatakan bahwa faktor kognitif merupakan
penyebab utama gangguan cemas menyeluruh.
Pasien 1 melaporkan bahwa dia sering disalahkan oleh ibunya.
Pasien 2 menegaskan bahwa dia memiliki tingkat kepercayaan
diri yang rendah.
10
Tabel 3. Efek dari Gangguan Cemas Menghindar
Kriteria Diskusi
Efek Utama
Efek Fisik
Efek Spiritual
Tindakan
Kedua pasien terlihat depresi
Pasien 1 menghadapi efek dari ‘flushing’ atau panas tubuh.
Pasien 2 mengalami palpitasi atau dada berdebar-debar.
Kedua pasien mengakui bahwa mereka merasa stress dan tegang.
Pasien 1 akan membicarakan permasalahannya dengan teman atau
mencari di internet.
Pasien 2 akan membaca Al-Qur’an dan terjemahannya.
Tabel 4. Efek dari Pengobatan
Kriteria Diskusi
Pengobatan
Efek Pengobatan
ES Pengobatan
Terapi Lain
Pasien 1 berhenti menerima pengobatan.
Pasien 2 hanya menggunakan obat anti-depresi selama 2 bulan.
Kedua pasien setuju pengobatan dapat mengatasi penyakit.
Kedua pasien sadar bahwa pengobatannya mengandung obat.
Kedua pasien setuju bahwa mereka tidak pernah mencari
pengobatan lain selain pengobatan modern.
Tabel 5. Pengobatan Psikoterapi Islam (Pre/Sebelum)
Kriteria Diskusi
Intervensi
Perhatian
Kedua pasien memiliki pandangan yang sama bahwa intervensi
psikoterapi Islam dapat dipraktekkan.
Kedua pasien setuju untuk berpartisipasi pada intervensi yang akan
dilakukan.
11
Tabel 6. Efek Pengobatan Psikoterapi Islam (Post/Setelah)
Kriteria Diskusi
Intervensi Psikoterapi Islam
Efek Intervensi
Follow-up Psikoterapi
Pasien 1 dan 2 menyatakan bahwa sesi intervensi sangat
menyenangkan dan dapat dijadikan sebagai kebiasaan.
Pasien 1 dan 2 merasa tenang, ditandai dengan stadium
sedang kecemasan.
Kedua pasien mengakui bahwa mereka akan melanjutkan
memoraktekkan terapi ini seperti sebelumnya.
Tabel 7. Hasil Post-Intervensi via Telepon
Pasien 1 Terapi (14-3-2011)
Observasi 1 (21-3-2011) :
“Alhamdullillah, saya melakukan Zikir setelah Solat dan saya hampir
dapat mengingat semuanya.”
Observasi 2 (28-3-2011) :
“Alhamdullillah, saya merasa memiliki energi positif dalam diri saya.
Saya merasa lebih relaks dibandingkan sebelumnya.”
Observasi 3 (4-4-2011) :
“Alhamdullillah, saya merasa lebih baik sekarang. Sekarang saya tidak
tergantung lagi pada obat-obatan.”
Pasien 2 Terapi (17-3-2011)
Observasi 1 (24-3-2011) :
“Saya merasa lebih baik tetapi tidak banyak perubahan.”
Observasi 2 (31-3-2011) :
“Saya tetap mempraktekkannya, tetapi hanya sebagai kegiatan rutin.
Mungkin ujian saya berada di ujung tanduk.”
Observasi 3 (24-4-2011) :
“Saya tetap mempraktekkannya. Sekarang, saya tetap merasa cemas
seperti sebelumnya tetapi kadang saya merasa tenang. Saya rasa
kecemasan saya sudah mulai berkurang.”
12
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan pada kedua pasien ini, jelas bahwa
keduanya mengalami gangguan cemas menyeluruh. Keduanya mendapatkan beberapa
pengobatan untuk mengatasi depresi, tetapi hasil yang didapatkan hanya sedikit implikasi
positif. Akan tetapi, setelah keduanya mendapatkan intervensi dengan menggunakan
psikoterapi Islam, terdapat beberapa perubahan yang terjadi, baik secara fisik maupun mental.
Selain itu, keseluruhan skor menunjukkan penurunan yang signifikan sebelum dan setelah
dilakukan intervensi. Perbedaan tingkat gangguan kecemasan ini dari stadium 4 (kecemasan
berat) menjadi stadium 1 dan 2 (kecemasan ringan-sedang). Lebih lanjut, pasien juga mulai
merasa lebih tenang walaupun intervensi hanya dilakukan satu kali saja oleh peneliti. Oleh
sebab itu, intervensi psikoterapi Islam memberikan efek yang positif terhadap gangguan
cemas menyeluruh. Dengan demikian, peneliti percaya bahwa jika intervensi dilakukan 6 kali
dalam 3 bulan, maka akan lebih potensial untuk pasien mendapatkan kedamaian pada tingkat
yang optimal.
Tabel 8. Analisis Skor Total dan Tingkatan Gejala Pre- dan Post-Intervensi
13
Tabel 9. Perbedaan Persentase (%) antara Pre- dan Post-Intervensi
Skor Pre-Intervensi Skor Post-Intervensi Perbedaan Persentase
Pasien 1
Pasien 2
34 (Stadium 4 - Berat)
44 (Stadium 4 - Berat)
10 (Stadium 1 - Tidak)
18 (Stadium 2 - Ringan)
70.2%
59.1%
KESIMPULAN
Meskipun gangguan cemas menyeluruh berbeda dari sudut pandang Islam dan Barat,
namun keduanya saling berhubungan. Baik pemuka Islam maupun kaum Barat setuju bahwa
gangguan cemas menyeluruh memiliki efek yang sama, walaupun keduanya memiliki
pandangan yang berbeda terhadap definisi, penyebab, dan terapi. Menurut Islam, gangguan
cemas menyeluruh disebabkan oleh gangguan spiritual, sedangkan kaum Barat menyatakan
bahwa gangguan cemas menyeluruh merupakan gangguan mental. Sebagian besar orang yang
menderita penyakit ini akan mengalaminya lagi apabila pengobatan kedokteran modern tidak
dapat mengatasi penyakit ini secara utuh. Metode yang direkomendasikan oleh Al-Qur’an,
Sunnah Rasul, dan praktek dari pemuka agama Islam di masa lalu, dapat dilakukan karena hal
ini ternyata efektif sejak puncak kejayaan peradaban Islam sebelum Masehi. Dengan
demikian, hal ini direkomendasikan pada praktek kedokteran modern untuk melakukan
pengobatan spiritual, seperti psikoterapi Islam. Melalui jalan ini, penyakit jiwa dapat diobati
secara efektif dan hubungan seseorang dengan Tuhan dapat ditingkatkan.
14