Jourding 01 progesterone

Post on 12-Apr-2017

23 views 0 download

Transcript of Jourding 01 progesterone

K A M I S , 1 1 A G U S T U S 2 0 1 6

KEPANITERAAN KLINIK STASE OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH

PERIODE 25 JULI – 02 OKTOBER 2016

Kepaniteraan Klinik Obstetri dan GinekologiRumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih

Universitas Muhammadiyah Jakarta2016

Journal Reading“A Randomized Trial of Progesterone

in Women with Recurrent Miscarriages”

Oleh :Putri Intan Nurrahma

2012730147

Dokter Pembimbing:dr. Aranda Tri P, Sp.OG

• A Randomized Trial of Progesterone in Women with Recurrent MiscarriagesTitle

• A. Coomarasamy, H. Williams, E. Truchanowicz, P.T. Seed, R. Small, S. Queenby, P. Gupta, F. Dawood, Y.E.M Koot, R. Bender Atik, K.W.M. Bloemenkamp, R. Brady, A.L. Briley, R. Cavallaro, Y.C. Cheong, J.J Chu, A. Eapen, A. Eweis, A. Hoek, E.M. Kaijk, C.A.M. Koks, T.-C. Li, M. MacLean, B.W. Mol, J. Moore, J.A. Ross, L. Sharpe, J. Stewart, N. Vaithilingam, R.G. Farquharson, M.D. Kilby, Y. Khalaf, M. Goddijn, L. Regan, dan R. Rai

Author

• The New England Journal of MedicinePublisher

• November, 26th 2015Publish Date

JOURNAL’S IDENTITY

• Abortus berulang didefinisikan sebagai keguguran yang terjadi sebanyak 3 kali atau lebih.• Abortus berulang yang tidak diketahui penyebabnya

dihubungkan dengan kejadian yang merugikan dan konsekuensi psikologi pada wanita dan keluarganya.

LATAR BELAKANG

PROGESTERONE penting untuk mencapai dan mempertahankan kehamilan.

disekresikan secara alami oleh korpus luteum selama paruh kedua siklus menstruasi dan oleh korpus luteum dan plasenta selama awal kehamilan.

mempersiapkan endometrium untuk implantasi embrio.

• Ulasan Cochrane (empat penelitan kecil) risiko signifikan lebih rendah terjadinya abortus pada wanita yang menerima progesterone dibandingkan dengan mereka yang menerima placebo atau tanpa pengobatan.

TUJUAN

Untuk menyelidiki apakah pengobatan dengan progesterone akan meningkatkan kelahiran hidup dan

kelangsungan hidup bayi baru lahir pada wanita dengan abortus berulang yang tidak dapat dijelaskan.

METODEMetode Penelitian• Randomized Control Trial (placebo-controlled trial)

(Progesterone in Recurrent Miscarriage [PROMISE])

Pemantauan Penelitian• Disetujui oleh Badan Regulasi Obat dan Produk Kesehatan

Inggris Raya, the National Research Ethics Service, departemen terkait.

Analisis Statistik• Chi-Square

(*) Wanita berusia 18-39 tahun(*) Secara aktif berusaha untuk hamil secara alami setelah mengalami abortus berulang yang tidak jelas

Kriteria Inklusi

(*) Peserta tidak hamil secara alami selama 1 tahun semenjak diikutkan dalam penelitian ini(*) Memiliki sindrom antifosfolipid atau memiliki keadaan trombofilik(*) Cavum uterus abnormal(*) Abnormal parental karyotype(*) Penyebab abortus berulang yang lain seperti diabetes, tiroid, SLE(*) Menerima heparin berulang(*) Kontraindikasi untuk menggunakan progesterone

Kriteria Eksklusi

Lokasi Penelitian

• RS sepanjang Inggris Raya (36 tempat) dan Belanda (9 tempat)

Regimen Obat• Menerima vaginal suposituria yang mengandung 400 mg

micronized progesterone 2dd1 (Uterogestan, Besins Healthcare) atau diberikan placebo sejak hasil tes urin +

Hasil UkurPrimer

Sekunder

Kelahiran hidup setelah usia kehamilan 24 minggu

• Klinis kehamilan (gestasional sac pada usia kehamilan 6-8 minggu)

• Aktivitas jantung janin pada usia kehamilan 12 minggu

• Abortus (sebelum 24 minggu)• Usia kehamilan saat melahirkan• Kelangsungan hidup neonatal pada 28 hari • Kelainan bawaan (anomali genital

hipospadia)

HASIL AKHIR

PEMBAHASANTerapi progesteron pada trimester pertama kehamilan TIDAK mengakibatkan peningkatan yang signifikan dalam tingkat

kelahiran hidup pada wanita dengan riwayat abortus berulang

Hal ini tidak mendukung temuan sebelumnya dari analisis Cochrane yang menyebutkan adanya manfaat terapi

progesterone pada trimester I kehamilan

KETERBATASAN PENELITIAN• Pada penelitian ini, diberikan preparat progesterone

pervaginam, dosis 400 mg 2x1• Beberapa peneliti telah menyarankan bahwa preparat

intramuskular progesterone dapat memberikan manfaat terapeutik yang lebih besardari preparat pervaginam.• Tidak bisa menjawab apakah suplementasi progesterone bisa

lebih efektif dalam mengurangi risiko abortus jika diberikan selama fase luteal

KESIMPULAN

Tidak adanya peningkatan yang signifikan dalam tingkat kelahiran hidup dengan penggunaan

progesterone pervaginam pada trimester I kehamilan pada wanita dengan abortus berulang.

TERIMA KASIH

MANUAL PLASENTA

INDIKASI MANUAL PLASENTA1. Manual plasenta dilakukan karena indikasi retensio plasenta yang berkaitan dengan :• Plasenta belum lepas dari dinding uterus dikarenakan:• Plasenta adhesive yaitu kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta. • Plasenta akreta yaitu implantasi jonjot korion plasenta hingga memasuki sebagian lapisan miometrium. • Plasenta inkreta, yaitu implantasi jonjot korion plaSenta hingga mencapai/memasuki miometrium. • Plasenta perkreta, yaitu implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan

serosa dinding uterus. • Plasenta inkarserata, yaitu tertahannya plasenta didalam kavum uteri yang disebabkan oleh konstriksi ostium

uteri. 

2. Plasenta sudah lepas, akan tetapi belum dilahirkan dan dapat terjadi perdarahan

3. Mengganggu kontraksi otot rahim dan menimbulkan perdarahan

4. Retensio plasenta tanpa perdarahan dapat diperkirakan• Darah penderita terlalu banyak hilang, • Keseimbangan baru berbentuk bekuan darah, sehingga perdarahan tidak terjadi, • Kemungkinan implantasi plasenta terlalu dalam. 

• Pasang set dan cairan infus RL/NaCl • Jelaskan pada ibu prosedur dan tujuan tindakan • Lakukan anestesia verbal atau analgesia per rektal • Siapkan dan jalankan prosedur pencegahan infeksi • Pastikan kandung kemih kosong karena kandung kemih yang penuh dapat menggeser letak uterus. • Lakukan bila plasenta tidak lahir setelah 30 menit bayi lahir dan telah disertai manajeman aktif kala III. • Dan atau tidak lengkap keluarnya plasenta dan perdarahan berlanjut. • Lakukan persetujuan tindakan medis (informed consent). • Berikan sedatif diazepam 10 mg IM/IV. • Antibiotika dosis tunggal (profilaksis): Ampisilin 2 g IV + metronidazol 500 mg IV, ATAU Cefazolin 1 g IV + metronidazol 500 mg

IV • Cuci tangan dan pasang sarung tangan panjang steril. • Jepit tali pusat dengan klem dan tegangkan sejajar dengan lantai. • Masukkan tangan dalam posisi obstetri dengan menelusuri bagian bawah tali pusat. • Tangan sebelah dalam menyusuri tali pusat hingga masuk ke dalam kavum uteri, sedangkan tangan di luar menahan fundus

uteri, untuk mencegah inversio uteri. Menggunakan lateral jari tangan, disusuri dan dicari pinggir perlekatan (insersi) plasenta. • Tangan obstetri dibuka menjadi seperti memberi salam, lalu jari-jari dirapatkan. • Tentukan tempat implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang paling bawah. • Gerakkan tangan kanan ke kiri dan kanan sambil bergeser ke arah kranial hingga seluruh permukaan plasenta dilepaskan. • Jika plasenta tidak dapat dilepaskan dari permukaan uterus, kemungkinan plasenta akreta. Siapkan laparotomi untuk

histerektomi supravaginal. • Pegang plasenta dan keluarkan tangan bersama plasenta. • Pindahkan tangan luar ke suprasimfisis untuk menahan uterus saat plasenta dikeluarkan. • Eksplorasi untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih melekat pada dinding uterus.• Periksa plasenta lengkap atau tidak, bila tidak lengkap, lakukan eksplorasi ke dalam kavum uteri.

• Berikan oksitosin 10 unit dalam 500 mL cairan IV (NaCl atau Ringer Laktat) 60 tetes/menit + masase fundus uteri untuk perangsangan kontraksi.

• Bila masih perdarahan banyak: o Berikan ergometrin 0,2 mg IMo Rujuk ibu ke rumah sakito Selama transportasi, rasakan apakah uterus berkontraksi baiko Bila tidak, tetap lakukan masase ``dan beri ulang oksitosin 10 unit IM/IVo Lakukan kompresi bimanual atau kompresi aorta bila perdarahan lebih hebat berlangsung