Post on 14-Dec-2018
Strukturalisme: Bahasa, struktur, &
Masyarakat
Psikologi kebahasaan: Bahasa, Budaya, &
Pikiran
Pasca Strukturalisme: Bahasa bukan refleksi
dari realitas
1. Strukturalisme: Langue – Parole; Penanda-petanda; Sintagmatik-Paradigmatik
StrukturBahasa
StrukturKesadaran
StrukturMasyarakat
Langue-parole
• Langue: konsep dasar Bahasa berbentuk abstrak, hasil kesepakatan tentang sistem Bahasa dan nilaiyang ada dalam pikiran manusia.
• Parole: bentuk konkret dari Bahasa yang diciptakan oleh penutur, denganmengkombinasikan kode Bahasa (misal: bicara)
• Bahasa lahir dari relasi antara strukturmasyarakat, struktur Bahasa, dan strukturkesadaran masyarakat
Relasi makna sintagmatik dan paradigmatik
→
• Paradigmatik: relasi horizontal; relasi makna dalam satu frasa atau kalimat
• Sintagmatik: relasi vertilal; relasi antarkata yang memiliki kemungkinan untuk menduduki posisi yang sama dalam struktur kalimat
2. Psikologi Kebahasaan: Bagaimana individu menggunakanbahasa, untuk dirinya, pikirannya dan emosinya dibentuk dan ditransformasikan melalui interaksi sosial
Sapir-Whorf Teorema
ada hubungan kuat antarabahasa, budaya, dan pikiranseorang penutur
Budaya
Pikiran
Bahasa
Linguistik Kognitif: Kategorisasi linguistik merefleksikan dan/atauberpengaruh pada kategori mental (metafora, emosi)
Kritik terhadap strukturalisme:1. Teks bukan refleksi realitas; tidak ada kebenaran dibalik teks;
interaksi interpretant teks adalah produktivitas; satu teks memilikirelasi dengan teks lainnya
2. Tidak ada struktur atau system Bahasa yang tetap; Bahasa tidakteratur, & tidak stabil; tidak ada struktur tetap anatara petanda dan penanda, petanda dapat menjadi penanda
3. Kesadaran distrukturkan dalam bahasa
Komponen Tanda
Signified
Signifier
Dyadic Model (Saussure)
Signifier/penanda is physical, sensual
Signified/petanda is psychological
Komponen Tanda
Dyadic Model (Saussure)
Signifier/penanda is physical, sensual
Signified/petanda is psychological
Commonsense dictates that the signified, the concept, is primary.
Signifier is physical, sensual
Signified is psychological
Dyadic Model (Saussure)
Signifier/penanda is physical, sensual
Signified/petanda is psychological
Penanda dan petandaSignifier and signified
Object in the real world orspeaker’s mind
Penanda dan petandaSignifier and signified
Signifier/penanda is physical, sensual
Signified/petanda is psychological
Representamen is physical,sensual
Interpretant is meaning fromdecoding representamen
Triadic Model(Peirce)
Object in the real world orspeaker’s mind
Tiga Cara Merepresentasi Objek (Peirce)
• Symbol• Diciptakan dengan sewenang-wenang, hanya berdasar
kesepakatan• Harus dipelajari – disepakati• Bahasa (secara umum), alfabet, tanda baca, angka, kode
morse, rambu2 lalu lintas
• Icon– Diciptakan atau mengimitasi petanda
– Terdapat kesamaan dengan penanda (dalam beberapaderajat kualitas)
– Potret diri, kartun, sound effect
• Index– Tercipta akibat penanda
– Asap, memar, suara ketukan pintu, tulisan tangan
Semiotika sebagai system makna
• Secara esensial, tanda tidak memiliki keterkaitan mutlakdengan objek (alam)
• Makna terbangun secara structural dan relasional (tidakbersifat referensial)
• Tanda saling terkait dengan tanda lainnya
• Tanda memformalkan ‘citra’ objek, dan digenerelasisasikandalam system yang abstrak
Wacana?• Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki
gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi dan terbesar(Linguistik)
~ Konsep dan gagasan
~ Persyaratan gramatikal
~ Kohesif atau serasi
• Wacana adalah rangkaian kalimat yang serasi, yang menghubungkan proposisi satu dengan proposisi lain, kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan
• discourse is constituted by a group of sequences of signs, in so far as they are statements, that is, in so far as they can be assigned particular modalities of existence (Foucault 1972:107)
Analisis Wacana?
• Analisis wacana digunakan untuk menemukan apa yang benar-benar dimaksudkan orang ketika mereka mengatakan ini atau itu, atau menemukan realitas di balik wacana
• Analisis wacana mempelajari bahasa dalam pemakaian; semua jenisteks tertulis dan data lisan; dari percakapan sampai dengan bentuk-bentuk percakapan yang sangat melembaga
•Kenapa wacana haru dianalisis?
•Wacana = Bahasa
•Bahasa = menciptakan masyarakat (dan budaya)
•Wacana (Bahasa) = alat politik ~ politik Bahasa ~ language games
• “pertarungan wacana”
•Wacana = perilaku social = praktik sosial
• Kenapa wacana haru dianalisis?
• Wacana = Bahasa
• Bahasa = menciptakan masyarakat (danbudaya)
• Wacana (Bahasa) = alat politik ~ politik Bahasa ~ language games
• “pertarungan wacana”
• Wacana = perilaku social = praktik sosial
“suku primitif”Primitif: dalam keadaan yang sangat sederhana; belum maju(tentang peradaban; terbelakang): kebudayaan --; 2 sederhana; kuno (tidak modern tentang peralatan)
Demokrat: Demo Jangan AnarkisRabu, 28 Maret 2012 12:02 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua DPP Partai Demokrat, Herman Khaeron berharap, aksi unjuk rasa yang diprovokasisalah satu partai politik diharapkan tidak anarkis dan menimbulkan keresahan di masyarakat. ''Saya bukan anti demonstrasi, karena demonstrasi merupakan bagian proses penyampaian aspirasi,'' katanya kepada wartawan, Rabu(28/3).
Menurutnya, jangan sampai demonstrasi mengarah ke hasutan, fitnah dan keluar dari rambu-rambu kepatutan dan bahkan menuju anarkis. Jika begitu, maka tidak ada jalanlain, aparat penegak hukum harus mengambil sikap yangtegas dan memproses pihak yang memprovokasi.
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/03/28/m1kwnz-demokrat-demo-jangan-anarkis
Anarkis?
• anarkis anar.kis[n] (1) penganjur (penganut) paham anarkisme; (2) orang yg melakukan tindakan anarki
• anarki anar.ki[n] (1) hal tidak adanya pemerintahan, undang-undang, peraturan, atauketertiban; (2) kekacauan (dl suatu negara)
• anarkisme anar.kis.me[n] ajaran (paham) yg menentang setiap kekuatan negara; teori politik ygtidak menyukai adanya pemerintahan dan undang-undang
• PANGANDARAN, KOMPAS.com – Sosok Susi Pudjiastuti dikenal oleh para nelayan KabupatenPangandaran dan Ciamis sebagai pengepul ikan yang berani membeli dengan harga tinggi. Nelayanpun merasa terbantu dengan adanya standar pembelian tinggi yang ditawarkan perempuan yang kini menjadi menteri Kelautan dan Perikanan RI tersebut.
“Bu Susi itu paling berani beli ikan nelayan dengan harga tinggi. Misalnya begini, biasanya ikanLayur per kilogramnya dua ribu, nah Bu Susi berani beli dari nelayan ikan itu sepuluh ribu per kilogramnya. Alasan Bu Susi, beli dengan harga tinggi ke nelayan karena akan dijual kembali ke luarnegeri,” terang Dadang (52), salah seorang nelayan saat ditemui di sekitar Pantai TimurPangandaran, Rabu (29/10/2014).
Dadang bersama rekan nelayan lainnya mengaku mengenal sosok Susi yang dulu selalu terjun kepantai untuk membeli ikan hasil tangkapan. Tak sungkan-sungkan, kata Dadang, Susi selalumembawa sendiri hasil pembelian ikannya dari para nelayan untuk dibawa ke rumahnya. Padahal, warga setempat mengetahui bahwa Susi berasal dari keluarga yang berkecukupan.
“Bu Susi itu orangnya tidak merasa sebagai orang kaya, dengan kami mudah berbaur dan bergaulseperti warga biasa lainnya,” kata dia.
Para nelayan di lokasi setempat pun berharap kepada Susi Pudjiastuti untuk bisa membawaperubahan nasib nelayan di seluruh Indonesia. Warga Pangandaran pun optimistis kepemimpinanSusi di Kementerian Kelautan dan Perikanan akan mampu menunjukkan jati diri Indonesia sebagainegara kepulauan dengan wilayah lautnya yang luas.
“Saya yakin Susi jadi menteri akan mampu membawa perubahan, apalagi Indonesia memilikiwilayah laut luas yang kaya akan hasil alamnya,” ungkap Asep (35), salah seorang pengelolarestoran sea food di lokasi Objek Wisata Pangandaran.
Merokok di Istana, Menteri Susi Contoh Revolusi Mental Tidak Baikhttp://news.okezone.com/read/2014/10/28/337/1057780/merokok-di-istana-menteri-susi-contoh-revolusi-mental-tidak-baik
JAKARTA - Anggota Fraksi PPP DPR, Okky Asokawati, menyayangkan sikap MenteriKelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang merokok usai pengumuman kabinet di halaman Istana Merdeka Jakarta.
"Sangat menyayangkan sikap menteri Susi Pujiastuti serta menteri-menteri lainnyayang merokok secara vulgar di ruang publik seperti area Istana Kepresidenan," ujarOkky dalam keterangan yang diterima redaksi Okezone, Selasa (28/10/2014).
Menurut dia, merokok bukanlah contoh revolusi mental yang baik. Revolusi mental yaitu dari sikap yang tidak baik menjadi baik.
"Aksi Menteri Puji dan sejumlah menteri lainnya menjadi catatan awal yang tidakbagus," tuturnya.
Analisis Wacana Kritis? (AWK)Critical Dicsourse Analysis? (CDA)
• “kritis” = menganalisis “yang tidak beres” dalam masyarakat
• Ketidakberesan akibat ketidakadilan, ketidaksetaraan, diskriminasi, ketidakbebasan
• CDA/AWK menganalisis ketidak beresan dalam masyarakat, akibatketidakadilan, ketidaksetaraan, diskriminasi, dan ketidakbebasandengan mencari sumber dan sebabnya, serta bentuk-bentukperlawanan yang mungkin
• Wacana menurut pandangan kritis: system pengetahuan yang memberi informasi tentang teknologi social dan teknologimemerintah yang merupakan betnuk kekuasaan dalam masyarakatmodern
pengetahuan kekuasaanKebenaran
wacana
Modernisme Postmodernisme
Yakin akan kebenaran, kemajuan, kepastian, kontril diri, kemampuanmeramalkan, dan masyarakat yang rasional
Menerima kontingensi, ambiguitas, dan ketidakpastian. Memperhitungkan ‘language game’
Caranya? (prinsip dasar bentuk analisis CDA)
1. Menganalisis hubungan semiosis dan unsur social (bagaimanasemiosis menentukan/mereproduksi/mengubah hubungankekuasaan yang tidak seimbang dan juga proses ideologisasi)
2. Hubungan itu menuntut analsisi Karena logika dan dinamikamasyarakat tidak selalu transparan, bahkan menyesatkan
3. Logika dan dinamika yang dominan perlu di tes, dan ditantang olehmasyarakat. Lalu, identifikasi kemungkinan mengatasinya
4. Mengambil jarak terahadap data. Meletakan data tetap padakonteksnya, klarifikasi posisi politik partisipan, dan focus padarefleksi diri dalam penelitian
Unsur Wacana
1. Subjek yang menyatakan
2. Kepada siapa disampaikan
3. Dunia atau wahana yang mau direpresentasikan
4. Temporalitas, konteks waktu
Prinsip dasar analisis wacana
a. Teks & konteks
b. Keberurutan & intertekstualitas
c. Konstruksi & strategi
d. Peran kognisi social (persinggunan wacana & mind – representasikolektif)
e. Aturan penggunaan kategori-kategori penganalisis (pemanfaatananggapan umum)
f. Interdiskursivitas (style, genre, discourse)
4 LNGKAH CDA (Foirclough)
1. Fokus pada ‘ketidakberesan social’ – dalam aspek semiotica. Pilih satu topik (misal: terorisme, diskriminasi, perburuhan, dll)b. Teoretisasi topik (misal: kajian terorisme dari perspektif ekonomi, budaya, politik, dst)
2. Mengidentifikasi hambatan-hambatan untuk menangani ‘ketidakberesansocial’a. Analisis hubungan dialektik dengan unsur social lainnyab. Seleksi teks, dan focus pada tujuanc. Analsisi teks (linguistic & semiotik/struktur)
3. Mempertimbangakan apakah tatahan social ‘membutuhkan’ ketidakberesansocial tersebut?a. Menghubungkan antara konsisi ‘factual’ dengan ‘yang seharusnya’ (ideal)b. Menghubungkan ‘ketidakberesan’ dengan ideologi pemilik kuasa (dominan)
4. Mengidentifikasi cara-cara yang mungkin untuk mengatasi hambatan-hambatan itu
Dimensi CDA
1. Teks
~ mengacu ke bentuk wicara, tulisan, grafik, dan kombinasinya
1. Praktik diskursif~ Bentuk produksi dan konsumsi teks
2. Praksis social
~ Pemaknaan intertekstualitas, peristiwa social – tertanam dalamtujuan, jaringan, dan praksis budaya social lainnya
Konsep-konsep umum
• Ideologi
• Hegemoni
• Theory of Communicative Action
• Encoding-Decoding
• Political-economy
• Feminisme
• Pasca-kolonialisme (ras dan etnis)
Ideologi: False consciousness Merepresentasikan relasi imajiner antara individu dengan kondisi eksistensi realnyaKepentinganCommon sense atau kepercayaan
Hegemoni:Dominasi melalui konsen/kesepakatanMelibatkan kemauan dan kesepakatan aktif dari merekayang tersubordinasi dengan menerimanya sebagaicommon sense dan alamiah
Theory of Communicative Action:
- Kepentingan sebagai ideologi Klaim kebenaran dalam rasiokomunikasi. - Rasionalisasi kekuasaan dan krisis legitimasi “ruang public”
Lifeworld Klaim Kebenaran
Dunia Objektif True or False
Dunia Sosial Appropriateness
Dunia Ekspresif Authenticity
Komprehensif Klaim komprehensif
Encoding-decoding
The mediated communication
event as meaningful social
discourseENCODING
1: communication codes
of all kinds
2: structures and codes
of medium and of genre
DECODING
1: communication codes
of all kinds
2: structures and codes
of medium and of genre
Frameworks of Knowledge Frameworks of Knowledge
Social Realm
Social practice
Concepts of social
& personal nature
and relations
Cultural norms
World-view
Social Realm
Social practice
Concepts of social
& personal nature
and relations
Cultural norms
World-view
Material Practices
Relations of
production
Technical infra-
structure
Political/economic
structures
Conditions of
production
Material Practices
Relations of
production
Technical infra-
structure
Political/economic
structures
Conditions of
production
H
I
S
T
O
R
Y
-Political-economy-Sistem ekonomi dan politik masyarakat/negara dimana media hidup-Budaya dominan dan nilai sosial-Konflik nasional/kultural-Kepemilikan dan ukuran media
• Perhatikan keseluruhan organisasiteks
• Periksa~ Citra apa yang ingin dibangun Aqua?
~ Bagaimana representasi citra yang ingin dibangun?
~ Siapa yang dipinggirkan?
~ Apa yang didiamkan?
• Cari jalinan teks~ Penilaian
~ Representasi
~ Hubungan
~ identifikasi